odontoma Mekanisme Penyakit • Tumor odontogenik yang paling sering ditemukan • Terolong tumor agresif dengan karakteristik pertumbuhan benign (tidak terjadi metastase) • Berasal dari sisa epitelium odontogenik enamel organ atau dental lamina • Ada 4 tipe : – Solid/multicystic type – Extra-osseous/peripheral type – Desmoplastic type – Unicystic type • Dapat menjadi ganas Gambaran klinis • Predelesi pada pria, lebih sering ditemukan pada ras afrika/amerika • Usia umumnya berkisar antara 20-50 tahun • Pertumbuhannya lambat, dapat terjadi asimetri wajah, pembengkakan pada leher, gingiva, atau palatum keras • Mukosa pelapis lesi umumnya normal, namun gigi yang terlibat biasanya berpindah tempat dan menjadi goyang • Ketika lesi membesar, pada palpasi terasa seperti permukaan keras tulang atau krepitus apabila tulang menipis • Apabila lesi merusak permukaan tulang diatasnya, maka lesi dapat terasa lunak dan fluktuatif • Apbila lesi bertambah besar, dapat menyebabkan terjadinya ekspansi struktur sekitarnya • Rekurensi sering terjadi pada kasus penderita usia tua atau pada lesi multilokuler Gambaran Radiologis • Lokasi : sekitar 80% berkembang pada daerah molar ramus mandibula, tapi dapat meluas ke area simfisis. Lesi yang terdapat pada maksila umumnya pada daerah molar ketiga dan meluas ke sinus maksilaris dan nasal floor. • Batas : umumnya berbatas jelas dan dilapisi tepi kortikal (well defined/well corticated). Tepi umumnya berlekuk, pada lesi multilokuler dapat berbentuk scalloped border, pada daerah maksila umumnya ill defined • Bentuk – Multicystic dapat berbentuk honeycomb atau soap-bubble appearance – Unicystic umumnya berbentuk sirkuler • Struktur Internal – Solid/multicystic type : radiolusen dengan septa radiopak – Unicystic type : radiolusen, kadang sulit dibedakan dengan lesi radiolusen lain – Desmoplastic : struktur dapat berbentuk tulang sklerotik ireguler menyerupai bone dysplasia atau bone forming tumor • Efek jaringan sekitar: – Umumnya gigi bersebelahan berpindah tempat, goyang, dan terjadi resorbsi akar – Terjadi ekspansi struktur sekitar, menipisnya lempeng kortikal berdekatan dan meninggalkan bentuk “egg shell” tipis dari tulang. – Lesi pada maksila dapat terjadi ekstensi ke sinus paranasal, orbita, atau dasar tulang tengkorak. Unicystic ameloblastoma yang berkembang dari oklusal gigi molar dua kiri bawah dan meluas menyebabkan ekspansi yang melibatkan body dan ramus mandibula hingga sigmoid notch, leher condylus, serta menyebabkan displacement gigi molar kedua rahang bawah dan resorbsi akar dari gigi molar pertama rahang bawah kiri (Courtesy E. J. Burkes, DDS, Chapel Hill, NC.) Potongan dari gambaran radiografik panoramik menunjukan gambaran multilokuler dari ameloblastoma pada angulus mandibula, dengan ekstensi (panah solid) dan resorpsi gigi bersebelahan (panah kosong). Occlusal film menunjukan ekspansi dari ameloblastoma menuju korteks lingual yang meninggalkan bentukan permukaan eggshell tipis dari permukaan tulang luar (ditunjukan anak panah) Differential Diagnosis • odontogenic keratocyst : OKC umumnya tidak menimbulkan ekspansi struktur sekitar • giant cell granuloma : umum terjadi pada usia yang lebih muda dan septa lebih berbentuk granuler atau ill-defined • odontogenic myxoma : septa myxoma umumnya memiliki karakteristik satu atau dua septa yang tipis, tajam, dan lurus. Serta cenderung tumbuh disepanjang tulang dan tidak terjadi ekspansi • ossifying fibroma : Septa pada ossifying fibroma biasanya lebar, granuler, ill defined, dan sering terdapat trabekula kecil dan ireguler. are usually • Dentigerous cyst : lesi tidak selalu menimbulkan resorpsi akar gigi bersebelahan, dan episenter kista selalu pada CEJ Tatalaksana • Paling umum : surgical resection • Lesi kecil dapat dihilangkan melalui intraoral • Terapi radiasi dapat dilakukan pada tumor yang tidak dapat dioperasi, terutama pada daerah posterior maksila Case Report
Approach and Treatment of Giant
Luminal Unicystic Ameloblastoma Unicystic Ameloblastoma • Merupakan salah satu tumor odontegenik • Tampilan klinis dan radiograf menyerupai kista odontogenik • Dapat dibedakan secara histopatologis berdasarkan epitel pelapis • Umumnya terjadi pada posterior mandibula • Gambaran radiologis berupa lesi radiolusen single unilokuler, kadang berhubungan dengan mahkota gigi molar 3 yang tidak erupsi • Lesi umumnya tumbuh lambat, lokal invasif, dapat menyebabkan deformitas tulang dan pembengkakan yang disertai nyeri • Dapat terbagi menjadi 3 klasifikasi berdasarkan histopatologis : Luminal, intraluminal, dan mural. • Tatalaksana dan prognosis ditegakkan berdasarkan tipe tersebut • Tatalaksana dapat berupa : enukleasi, marsupialisasi, dan reseksi dari area yang terkena Case • Wanita Brazil berusia 12 tahun, tanpa kelainan sistemik. Mengeluhkan adanya pembesaran pada daerah wajah tanpa rasa sakit sejak 8 bulan yg lalu. Pemeriksaan ekstra oral menunjukan adanya lesi ekspansif unilateral pada kanan bawah wajah. Pemeriksaan intra oral menunjukan bahwa lesi melibatkan body dan angulus mandibula yang berhubungan dengan molar ketiga • Foto panoramik menunjukan adanya lesi radiolusen unilokuler yang meluas dari body, angulus, dan ramus ascendence kanan mandibula, dan terdapat perpindahan posisi gigi molar 2 dan molar 3. CT scan menunjukan bahwa lesi menyebabkan ekspansi pada aspek bukal dan lingual tulang kortikal dengan area fenestrasi. • Needle aspiration dilakukan untuk mengevaluasi konten lesi. Biopsi insisional dilakukan untuk pemeriksaan histopatologis. • Differential diagnosa : unicystic ameloblastoma atau kista dentigerous. Berdasarkan pemeriksaan histopatologis ditegakkan diagnosa unicystic ameloblastoma. • Dilakukan dekompresi setiap hari menggunakan irigasi dengan saline steril yang dicampur chlorhexidine digluconate 0,12% untuk membersihkan debris dan dekontaminasi lokasi. • Setelah 5 bulan dekompresi, lesi mengecil dan diamati secara radiografik, dan didapatkan adanya pembentukan baru tulang pada daerah tepi lesi • Untuk meningkatkan progress dan menurunkan resiko rekurensi, dilakukan enukleasi penuh diikuti osteotomi daerah perifer dan cryotherapy • Follow up pasien selama 6 bulan dan tidak didapatkan adanya tanda tanda rekurensi • Spesimen histopatologis menunjukkan adanya kapsul fibrous yang dilapisi nonkeratinized stratified epithelium yang memberi gambaran spongiosis, reversed polarization dari lapisan basal, dan area yang menyerupai stellate reticulum. Kapsul fibrous terdiri dari jaringan ikat padat, memberi gambaran infiltrasi inflamatori lymphoplasmalytic tingkat moderate – severe disertai area hemorrhagic. Diskusi • Lesi radiolusen unilokuler batas jelas yang meliputi body, angulus, dan ramus ascendence mandibula, menyebabkan displacement gigi 47, 48. Pasien usia muda, asimptomatis, terdapat resorbsi akar, predelesi pada mandibula. Deskripsi ini sesuai dengan deskpripsi lesi unicycstic ameloblastoma yang terdapat pada literatur. • Secara HPA : • tipe luminal umumnya dilapisi seluruhnya atau sebagian oleh epitelium ameloblastik • Tipe intraluminal memberi gambaran nodul ameloblastik yang mendesak masuk kearah lumen kista • Tipe mural memberi gambaran dinding kista yang diinfiltrasi ameloblastoma. • Berdasarkan gambaran kasus, maka ditegakkan diagnosis tipe luminal • Terdapat konsensus yang menyatakan bahwa ameloblastoma harus diterapi secara radikal, namun menimbang pasien yang masih berumur 12 tahun, maka perawatan yang dipilih adalah perawatan konservatif • Pada kasus ini perawatan meliputi dekompresi menggunakan alat fleksibel pada tempat dilakukannya insisi biopsi, yang kemudian diikuti enukleasi dan osteotomi daerah perifer untuk meminimalisir rekurensi. • Folow up pasien 6 bulan tanpa tanda tanda relaps Kesimpulan • intervensi awal yang melibatkan operasi secara konservatif dengan kombinasi terapi lokal tambahan seperti nitrogen cryotherapy, peripheral osteotomy, dan exodontia seharusnya menjadi pilihan terapi pertama untuk ameloblastoma pada penderita usia muda. Pendekatan seperti ini umumnya memberi hasil yang baik dari segi estetik, psikologis, dan fungsional dibandingkan terapi reseksi
Pembedahan Skoliosis Lengkap Buku Panduan bagi Para Pasien: Melihat Secara Mendalam dan Tak Memihak ke dalam Apa yang Diharapkan Sebelum dan Selama Pembedahan Skoliosis