Anda di halaman 1dari 44

DENTINOMA & SEMENTOMA

Pembimbing:
drg. Enny Wilianti, M. Kes
drg. Theodora, Sp. Ort

Penyusun: drg. Wahyuni Dyah Parmasari, Sp. Ort

Kelompok E Bangil
Bill Beril (6710169
Sistri Ajeng GM 16710116

LAB/SMF ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
2018 11
DEFINISI

Dentinoma adalah neoplasma yang terdiri dari epithelial


odontogenik, jaringan ikat immature, dan dentin irregular
atau dentin dysplastic (WHO,1971)

Cementoma merupakan neoplasma/tumor jinak pada


rahang yang berasal dari jaringan mesenkim dan
berhubungan dengan ligament periodontal (WHO, 1971)

2
WHO 1971:

• Wanita = laki-laki
Dentinoma • Mandibula > maksila

• Wanita > laki-laki


• Wanita kulit hitam
Sementoma • Usia < 25 th
• Mandibula > maksila
33
Dentinoma
dan
Sementoma

Belum diketahui
secara pasti
(Eversole, 2001).

44
DENTINOMA

• Paling sering pada mandibula


• Sering terjadi pembengkakan pada waktu yang bervariasi,
• Nyeri
• Perforasi mukosa
• Infeksi

SEMENTOMA

• Asimptomatik sampai tidak ada gejala


• Rasa sakit (-)
• Pertumbuhan lambat
• Dapat menyebabkan ekspansi rahang dan pembengkakan
pada regio gigi yang terlibat
• Secara tidak langsung ditemukan pada pemeriksaan
radiografis gigi
55
Cementoma diklasifikasikan oleh
WHO, 1971 menjadi 4 bagian :
Benign cementoblastoma/ true
cementoma

Periapikal cemental dysplasia

Cementifying fibroma

Gigantiform cementoma

66
• Pemeriksaan Radiografi
Sementoma terdiri 3 stadium:
1. Stadium 1 : fase osteolitik, jaringan ikat dan terlihat radiolusen
bulat batas jelas, sama dengan granuloma atau kista. Untuk
membedakannya, apabila warna gigi normal, gigi vital dan tidak
ada riwayat trauma/ pulpitis, kemungkinan besar adalah
cementoma.
STADIUM I
Fase Osteolitik

7 7
2. Stadium 2 : fase osteoblastik, mulai tampak kalsifikasi
(tampak radiopak) di tengah lesi, kadang kadang tampak
seperti hipersementosis. Resorpsi akar yang biasanya terjadi
pada tumor jinak/sklerosis tulang tidak pernah terjadi pada
cementoma.
STADIUM I
Fase Osteoblastik

8
3. Stadium 3 : fase mature, kalsifikasi yang terjadi makin komplit.
Gambaran khasnya adalah adanya space radiolusen yang
memisahkan massa kalsifikasi dengan tulang normal disekitarnya. .
Gambaran radiopak dibatasi radiolusen (bentuk seperti bulan sabit
dengan apek gigi pada bagian konkafnya).

STADIUM I
Fase Mature

9 9
 Pemeriksaan Radiologi
• Pada Dentinoma tidak spesifik, tetapi biasanya terdapat area
radiolusen dalam tulang.
• Mengandung massa besar, soliter, radio opak yang tidak
beraturan
• Lebih kecil dari bahan kalsifikasi yang sangat bervariasi dalam
ukurannya.

10
10
• Pemeriksaan Histopatologi
 Sementoma terdiri dari jaringan fibrous selular, bergelombang
seperti tulang lamela
 Massa seperti bahan sementum.
 Tidak ada kapsul.
 Sementoma mirip dengan ossifying fibroma.

Gambar A. periapical osseous dysplasia termineralisasi.


Gambar B. focal osseous dysplasia sebagai lesi periapical fibrous mengandung
partikel tulang dengan gambaran bervariasi, ditemukan pada reseksi mandibula untuk
perawatan squamus cell carcinoma (SSC).
11
11
• Pemeriksaan Histopatologi
 Dentinoma ditemukan massa dentin tidak beraturan yang
disebut dentinoid atau osteodentin.
 Lesi massa berwarna putih padat.
 Jaringan ikat sering menyerupai papila gigi tapi tingkat seluler
bervariasi.
 Sulit untuk menegakkan diagnosis dentinoma kecuali tubulus
dentinal yang dikenali dapat ditemukan.

12
12
Dentinoma dan Sementoma :
• Eksisi bedah dilakukan dengan melakukan kuterase di
seluruh area.
• Pada beberapa lesi, ada memiliki kapsul jaringan ikat yang
jika sisa-sisanya tertinggal pada saat operasi, dapat menjadi
dasar kekambuhan dentinoma.

13
13
• Tidak berbahaya dan tidak pernah ditemukan metastase, akan
tetapi jika terdapat komplikasi atau infeksi maka memerlukan
tindakan selanjutnya
• Kemungkinan besar masalah yang terjadi adalah proses
penghancuran tulang oleh tumor.

14
14
15
15
Seorang anak laki-laki usia 11 thn dibawa ke klinik dengan
pertumbuhan jaringan lunak pada gingiva labial bagian atas.
Orang tua anak tersebut menjelaskan bahwa pertumbuhannya
perlahan-lahan membesar sekitar 6 bulan dan tidak ada riwayat
trauma apapun. Pasien dinyatakan dalam keadaan sehat termasuk
dengan riwayat medis dan penyakit keluarganya.

16
16
• Ekstra oral : pertumbuhan jaringan lunak
sebesar 1.6 cm, pada ginggiva labial
antara gigi insisivus sentral permanen
bagian atas.
• Palpasi : lesi non-ulserasi ditemukan
kuat. pertumbuhannya keras dan tidak
menimbulkan rasa sakit.
• Foto rontgen : periapikal pada daerah
insisivus atas tidak menunjukkan adanya Gambaran Radiografi
perubahan bentuk. periapikal tidak
menunjukkan perubahan
yang relevan

17
17
• Diagnosis klinis radiologis
adalah tumor jinak yang
berasal dari jaringan lunak.

• Histologis PA : menyerupai
fibroma ameloblastik kecuali
ditemukan adanya dentin.
Identifikasi dan pemeriksaan
yang teliti dalam hal ini
membawa kita pada diagnosis
PAFD yang memiliki tingkat
kekambuhan rendah bila
dibandingkan dengan AF dan
POF.

18
18
• Secara umum, lesi ini terdiri dari AF, AFD, dan ameloblastic
fibroodontoma (AFO). AFD telah dianggap oleh beberapa orang
sebagai tahap antara AF dan AFO dalam hal diferensiasi histologis.
• Secara klinis dan patologis, AFO dan AFD hampir sama. Unsur-unsur
kuman gigi seperti enamel dan dentin dalam campuran, atau hanya
dentin yang terisolasi. Lesi pada kasus ini terjadi pada gingiva
maksila sebagai bagian dari pertumbuhan.
• AFD secara histologis terdiri dari helai dan pulau epitel odontogenik,
yang terletak di mesenkim primitif yang kaya sel yang menyerupai
papila gigi.
• Dalam hal ini epitel odontogenik definitif terlihat pada stroma
jaringan ikat seluler. Jaringan ikat dalam kasus ini tampak relatif
belum dewasa dan diagnosis PAFD dibuat, karena kehadiran
komponen yang seperti enamel tidak dapat dilihat. 19 19
Seorang anak perempuan
berusia 5 tahun mengeluh terjadi
pembengkakan di sisi kanan rahang
bawah sejak 6 bulan yang lalu.
• Ekstraoral : terjadinya asimetri
wajah dengan pembengkakan
diffuse yang memanjang pada
anteroposterior sejauh 2 cm di
belakang sudut mandibula di sisi
kanan, di anterior melintasi garis
tengah dan meluas sampai sekitar 1
cm ke sisi kiri. Gambar Pembengkakan Diffuse
• Pada palpasi, didapatkan masa Extraoral di sebelah Kanan wajah

yang sekeras tulang.


20
20
• Intraoral : pembengkakan tidak
jelas terbentuk dari gigi 81 sampai
bagian mesial 85 dengan
pelepasan vestibula bukal. Mukosa
di atasnya menunjukkan
peradangan ringan
• Orthopantamograph : radiolucent
unilocular yang dapat dilihat
dengan baik yang memanjang dari
gigi 72 menuju gigi 85
• Radiografi : oklusal menunjukkan
perluasan pelat kortikal bukal
dengan beberapa area radioopak
di lesi radiolusen yang terdefinisi
dengan baik
21
21
• Histo PA : Ditemukan bagian yang
lebih besar berukuran sekitar 8 cm ×
3,5 cm dan berwarna abu-abu
dengan permukaan tidak beraturan.
Jaringan menunjukkan komponen
odontogenik epitel dan
ectomesenchymal. Komponen epitel
disusun dalam bentuk untaian dan
bentuk pulau dengan sel kolumnar
perifer yang tinggi yang
menunjukkan nukleus hiperkromatik,
polaritas terbalik menyerupai
ameloblast dan sel pusat yang
menyerupai retikulum stellata.

• Berdasarkan temuan histopatologis


di atas, didapatkan diagnosis AFD
22
22
Tumor odontogenik adalah sekelompok lesi heterogen
dengan ciri histopatologis dan manifestasi klinis yang beragam.
Sebagian besar penelitian menunjukkan bahwa AFD terjadi
dalam dua bentuk: dentinoma mature dan dentinoma immature.
Bentuk immature dianggap sebagai AF dimana induksi sel
mesenkim oleh epitel odontogenik telah menghasilkan
pembentukan matriks organik dentin atau osteodentin. Sedangkan
pada tipe mature, semua elemen serupa, namun dengan sedikit
atau tidak adanya epitel odontogenik.
AFD secara histopatologis terdiri dari helai dan pulau
epitel odontogenik pada sel ensefalenimis primitif yang
menyerupai papilla gigi beserta endapan dentin atau
osteodentin, yang sering didahului oleh zona hyalinisasi.
23
23
Seorang wanita usia 51 tahun
datang ke rumah sakit mengeluh
bengkak ringan pada gingiva bukal
maksila kiri. Dia pertama kali sadar
akan pembengkakan sekitar 1 tahun
sebelumnya.
• Pmx klinis : pembengkakan yang
berwarna sedikit kemerahan
berukuran 8 mm - 6 mm pada papilla
interdental kiri atas, di antara gigi
premolar pertama dan molar
pertama. Setelah palpasi, ditemukan
lesi berupa massa ulserasi yang agak
lunak tanpa indurasi jaringan di
sekitarnya. 24
24
• Foto rontgen : periapikal di
daerah tersebut tidak
menunjukkan resorpsi tulang
dan tidak ada gambaran
abnormal yang terlihat di
daerah massa.
• Kesan klinisnya adalah tumor
jinak seperti epulis, dan
keseluruhan massa dikeluarkan
dengan periosteum dengan
anestesi umum.

25
25
• Histo PA : lesi menunjukkan tonjolan
gingiva dengan ulserasi. Proliferasi
padat, dari sel mesenchymal
odontogenik immature dengan inti oval-
spindle dan jaringan fibrosa dewasa,
ditemukan di lapisan atas dan dalam,
masing-masing di bawah ulkus.
• Daerah selular padat jaringan
mesenkim odontogenik dewasa
mengandung matriks kolagen dan
perubahan hyalinisasi yang tidak jelas.
• Komponen epitel termasuk pulau atau
untaian yang tersusun dari sel kolumnar
dengan sitoplasma yang jelas, atau
tersusun dari sel pyknotic kecil
26
26
• Matriks dentinoid yang tidak
beraturan dilapisi sel datar dan
berisi struktur tubular kecil yang
tidak beraturan dan sel-sel
pyknotic yang tertanam secara
individual.
• Diagnosis patologis adalah tipe
AFD perifer dari gingiva.

27
27
AFD adalah tumor odontogenik campuran yang jarang dan
jinak, mirip dengan AF dengan formasi dentin atau formasi yang seperti
dentin. PAFD sangat jarang terjadi, namun tidak ada perbedaan
antara PAFD dan AFD pada pemeriksaan histopatologis. Dengan latar
belakang kemiripan patologis, WHO mengklasifikasikan fibroodontoma
AF, AFD, dan ameloblastik sebagai neoplasma yang tersusun dari
proliferasi epitel odontogenik dan ektomesenkhim odontogenik.
Kami memberikan diagnosis akhir AFD perifer dengan fitur
yang disebut "immature dentinoma" berdasarkan sistem klasifikasi
WHO terbaru dan temuan mikroskopis kasus kami, yang menunjukkan
tumpang tindih antara AF / AFD dan OF. Intinya, komponen epitel AF /
AFD bersifat neoplastik sedangkan OF dengan tipe epitel yang banyak
bersifat non-neoplastik. Sulit untuk membedakan antara histogenesis
epitel dari kedua entitas dengan pemeriksaan histopatologis.

28
28
Seorang wanita berusia 19 tahun mengalami nyeri yang
berselang di tumit kiri selama 6 bulan yang lalu, diperberat
setelah aktivitas dan diperingan setelah istirahat. Tidak ada
riwayat trauma pada kaki kiri. Wanita tersebut datang ke rumah
sakit untuk mengetahui penyebab dari penyakitnya. Pasien merasa
sangat kesakitan sekitar 10 hari yang lalu. Rasa sakit itu terbatas
pada tumitnya dan di bagian kalkaneus posterior. Tidak ada
massa subkutan. jarak gerak normal ditunjukkan di pergelangan
kaki.

29
29
• Radiografi : kaki kiri ditemukan lesi
osteolitik yang masih baik dengan
sklerosis marginal, yang melibatkan
tuberositas kalkaneus. Ukurannya 3,5 ×
2,5 × 2,0 cm. Di temukan Massa
radiopak berbentuk bulat panjang dan
tidak teratur.

• CT scan : kaki kiri. Terdapat lesi osteolitik


yang terlihat jelas pada tuberositas
kalkaneus. Ekspansi dengan korteks
periferal sangat tipis , namun tidak
menembus kedalam kalkaneus. Adanya
lesi yang bersifat homogen dan hiperdens
dengan ukuran 2,5 × 2,0 × 1,0 cm.
• Gambaran sagital dan transversal
menunjukkan lesi radiopak dengan
jaringan radiolusen. Jaringan radiolucent
menunjukkan padatnya jaringan lunak
yang merupakan jaringan tumor. Lesi ini
dianggap sebagai kalsifikasi kista tulang
traumatik, intraosseus lipoma,
enchondroma dan osteoblastoma.
30
30
• Pada sementoma ekstragnathic disarankan untuk
dilakukannya eksisi bedah.
• Pasien dilakukan kuretase, penyambungan tulang dan
pengepakan tulang dengan puncak iliaka di sisi yang sama.
• Tidak ada bukti kekambuhan setelah dievaluasi selama 2
tahun

31
31
• Menurut World health Organization (WHO), klasifikasi tumor
odontogenik terus berubah . Cementoma, sebagai tumor odontogenik
jinak umum, umumnya terjadi pada rahang atas dan mandibula.
• Sementoma yang terjadi pada tulang panjang yaitu sangat langka.
Ada kontroversi sementoma yang terletak di tulang belulang, karena
banyak penulis tidak menerima adanya sementum asli di luar regio
gnathic.
• Kasus sekarang yang termasuk dalam tulang irregular extragnathic
adalah laporan pertama dari sementoma yang terjadi di kalkaneus.
• Diagnosis banding radiografik semenoma kalkaneus meliputi
enchondroma, osteoblastoma , infark tulang, lipoma intra-osseus dan
kalsifikasi kista tulang soliter

32
32
Kasus 1
Seorang pria berusia 34 tahun di rujuk
ke Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Istanbul. Keluhan utamanya adalah kehilangan
gigi, sulit mengunyah, estetika yang buruk, dan
penyakit periodontal. Pemeriksaan klinis
ekstraoral ditemukan perbedaan antara
proporsi wajah atas dan bawah dan adanya
maloklusi Kelas III.
• Pmx klinis : juga ditemukan hipermobilitas
pada sendi temporomandibular. Gigi 11,
15, 17, 25, 27 dan 28 hilang. Gigi 12
diganti dengan kontak premolar dan oklusal
hanya ada di antara gigi 26 sampai 36.
33 33
• Rotasi vertikal pada oklusal yang
dikurangi diamati dengan
mengevaluasi ruang bicara terdekat,
pengukuran wajah proporsional dan
ruang istirahat interocclusal.
• Foto panoramik : massa sklerotik
multipel dengan batas radiolusen
pada mandibula
• Setelah melakukan profilaksis gigi, gigi
36 dan 46 diekstraksi karena sudah
infeksi berat dan dievaluasi secara
histologis.
• Berdasarkan pmx klinis dan histologis,
pasien didiagnosis menderita familial
gigantiform cementoma dengan
sindrom Ehlers Danlos tipe VIII.
34
34
• Pasien menggunakan gigi
palsu selama satu tahun
dengan di evaluasi.
• Tidak ada nyeri otot,
sensitivitas gigi, atau
disfungsi Gambar (A) kerangka mandibula dibuat menggunakan paduan Cr-Co.
(B) Overdenture maxillary dibuat dengan menggunakan liner silikon
temporomandibular selama panas (Molloplast-B).

ini kasus ini diamati.

Gambar 4. (A) intraoral setelah perawatan prostodontik, (B)


ekstraoral setelah perawatan prostodontik

35
35
Kasus 2
Seorang perempuan berusia 38
tahun, pasien pertama kali datang ke
Fakultas Kedokteran Gigi universitas
Istanbul. Ia Tidak seperti kakaknya, pada
pemeriksaan klinis tidak di temukan
hiperelastisitas kulit.

• Pmx kepala dan leher tidak ada


kelainan atau asimetri wajah, namun
terdapat adanya hipermobilitas pada
sendi temporomandiular. Perbedaan
antara tinggi wajah atas dan bawah
didiagnosis maloklusi Kelas III.

36
36
• Foto panoramik : massa radio-opaque
yang tersebar di seluruh mandibula dan
rahang atas. Seperti saudara laki-lakinya,
dia didiagnosis KBRI familial gigantiform
dengan tipe EDS VIII.
• Gigi palsu lengkap yang didukung gigi
baru memberikan dukungan pada bibir
dan merehabilitasi dimensi vertikal oklusal
yang akan dibuat.
• Pasien menggunakan gigi palsu selama
satu tahun dengan evaluasi ulang. Tidak
ada nyeri otot, sensitivitas gigi, atau
disfungsi temporomandibular yang selama
kasus ini diamati.

37 37
Ini adalah laporan kasus pertama yang diketahui menggambarkan
familial gigantiform cementoma yang terkait dengan EDS. EDS tipe VIII
adalah penyakit langka.
Laporan ini, hanya diagnosis dan perawatan gigi rutin yang
dibahas, sehingga pilihan perawatan gigi untuk pasien dengan EDS tetap
ada. Khususnya, ayah pasien juga menderita maloklusi Kelas III, dan
temuannya mungkin kebetulan saja, lebih banyak kasus untuk
mengkonfirmasi kecurigaan adanya maloklusi. Manifestasi klinis tumpang
tindih antara jenis EDS yang berbeda, dan entitas klinis yang sangat
bervariasi, memberikan spektrum klinis yang luas yang mungkin juga
mencakup peningkatan risiko maloklusi.
Dalam kasus ini, dimensi vertikal oklusal berkurang dan overlap
horisontal negatif dipulihkan dengan overdenture dan overlay gigi palsu
sebagian dilepas. Ini adalah solusi sederhana, reversibel, non-invasif, dan
hemat biaya yang dapat memecahkan masalah estetika dan fungsional.
Overdenture dapat dibuat tanpa persiapan gigi.
Secara keseluruhan, pengobatan non-invasif dianggap sebagai
pilihan pengobatan terbaik dan paling efektif karena memecahkan
masalah estetika pasien, memperbaiki pengunyahan, dan memperbaiki
fungsi bicara.
38 38
Seekor kuda berusia 11 tahun dibawa ke klinik rawat
jalan peternakan berbasis universitas untuk vaksinasi tahunan
dan perawatan gigi. Klien melaporkan bahwa kuda itu sehat
sejak pemeriksaan fisik terakhirnya kecuali dugaan adanya
kejadian reaksi vaksin di tahun sebelumnya. Tanda vital awal
kuda tersebut, termasuk denyut jantung dan pernapasan 44
denyut / menit dan 24 napas / menit dengan suhu 38,7 °C.

39
39
• Pemeriksaan fisik : pembengkakan
jaringan lunak di wajah yang bersuhu
hangat pada aspek rostral pada
maxilla kiri yang sebelumnya tidak
diketahui oleh pemiliknya.
• Pembengkakan jaringan lunak terasa
nyeri pada palpasi.
• Radiografi : tengkorak, dan
menunjukkan adanya bulatan besar
ke ovoid radiodense dorsal ke akar
mesiobukal dari gigi premolar ketiga
rahang atas kiri, pada gigi 207 pada
sistem Triadan yang dimodifikasi.

40
40
Cemenoblastoma dianggap neoplasma jinak. Neoplasma
ini bersifat ekspansif dan memiliki kemampuan untuk
menyebabkan distorsi anatomis yang signifikan.
Oleh karena itu, operasi pengangkatan dan debridemen
regional harus dipertimbangkan. Secara radiografi, hiperpanosis
insisivus kadang-kadang bisa menjadi temuan yang paling
menonjol).
Secara histologis, lesi hiperseosis sering mengandung
ruang besar dan saluran vaskular yang mengelilingi sementum
normal. Operasi pengangkatan tumor semacam itu sering berhasil
dan tidak mengakibatkan kekambuhan

41
41
Dentinoma adalah neoplasma yang teridiri dari epithelial
odontogenik, jaringan ikat immature, dan dentin irregular atau
dentin dysplastic. Tempat predileksi terbanyak diregio mandibula
terutama di daerah molar. Secara klinis, dentinoma ditemukan
sebagai massa asymptomatic, dan terkadang berhubungan
dengan gigi caries atau gigi yang tidak erupsi.
Sementoma merupakan neoplasma/tumor jinak dengan
proses idiopatik pada rahang yang berasal dari jaringan
mesenkim dan berhubungan dengan ligament periodontal,
dimana tumor tersebut tumbuh lambat yang tidak bermetastasis.
Ciri-cirinya adalah adanya pergantian tulang normal dengan
jaringan fibrous dan tulang metaplastik. 1
42
42
Angka epidemiologi dentinoma tidak membedakan angka
kejadian antara laki-laki dan perempuan. Sedangkan
Epidemiologi cementoma menunjukkan frekuensi terjadinya sering
pada wanita kulit hitam, biasanya usia lebih muda dari 25 tahun.
Pemeriksaan klinis belum bisa digunakan untuk
menegakkan diagnosis pasti karena tidak spesifiknya gejala klinis
dari penyakit ini. Diperlukan pemeriksaan penunjang seperti
radiografi dan histopatologi.
Gold standard penatalaksanaan kedua penyakit ini
adalah Tindakan Bedah Eksisi.
Prognosis dari kedua penyakit ini adalah baik apabila
tindakan eksisi bedah dilakukan tanpa meninggalkan kapsul yang
terbentuk.

43
43
44
44

Anda mungkin juga menyukai