Anda di halaman 1dari 57

Pemicu 3

Benjolan yang
Membingungkan
Kelompok 23
Tutor dr. ZITA ATZMARDINA, MM., MKM.
• Tutor : Tutor dr. ZITA ATZMARDINA, MM., MKM.
• Ketua : Fairuz Zefiro Letius (405190109)
• Sekretaris : Bunga Sherley A. (405190133)
• Penulis : Nabella Zahra (405190193)
• Anggota :
- Dandi Wahyudi (405190070)
- Inggrid Limarda (405190124)
- Yixian Cochlea (405190148)
- Masali Almahdin (405190162)
- Fransiska Ayunita U.B. (405190230)
- Elbert Maher N.S.T (405190247)
- Riska Melinda (405190249)
Benjolan yang Membingungkan
• Seorang ibu mengkhawatirkan anak laki-lakinya yang berusia 6 tahun karena
ada benjolan di daerah lipat paha kirinya, agak merah, bengkak, nyeri dan
bernanah. Setelah diperiksa, dokter menyatakan anak tersebu memnderita
abses. Dokter telah memberikan antibiotika dan obat penghilang bengkak,
tetapi keluhan ini tidak membaik. Saat diperiksa kembali, dokter
menyarankan melakukan pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui
penyebab dari abses tersebut. Ibu itu juga menceritakan kalau suaminya
mempunyai benjolan di ketiak kanan sebesar telur puyuh, sejak 3 bulan yang
lalu. Akhir-akhir ini ia merasa lengan kanan suaminya membesar, telah
berobat ke puskesmas, dan disarankan untuk dilakukan biopsy dan
pemeriksaan darah. Ibu tersebut khawatir kalau anaknya menderita hal yang
sama seperti ayahnya.
Istilah Asing
1. Abses : kumpulan nanah setempat dalam satu rongga yang
terbentuk akibat kerusakan jaringan
2. Biopsi : pengambilan jaringan tubuh dilakukan pemeriksaan
laboratorium dan untuk menegakkan diagnosis suatu penyakit
Rumusan Masalah
1. Apakah masalah diatas dipengaruhi oleh genetic/lifestyle?
2. apa kemungkinan penyebab terjadinya abses pada anak tersebut?
3. Mengapa dokter memberikan antibiotic?
4. Pemeriksaan apa saja yang dapat dilakukan?
5. Mengapa setelah diberi antibiotic, keluhannya tidak membaik?
6. Faktor apa saja yang memicu benjolan tersebut?
Curah Pendapat
1. Genetik : belum tau, karena belum tau penyebabnya apa
Lifestyle : mempengaruhi (co:makanannya)
2. Biasanya disebabkan infeksi oleh suatu bakteri, parasite
3. Supaya antibiotic bisa membunuh mikroba
4. 1) biopsi: fungsional,eksisional,jarum
2) makroskopik
3) pemeriksaan darah tepi
4) histologi
5) sitologi
5. Karena pemilihan antibiotic yang tidak tepat (dosis yang tidak tepat,resisten)
6. Gaya hidup dan lingkungan yang kurang bersih, serta memicu bakteri dan parasite masuk ke
tubuh
Review
AYAH ANAK

BENJOLAN ABSES

PATOGENESIS PEMERIKSAAN
DEEFINISI KLASIFIKASI CIRI-CIRI ETIOLOGI DAN DAN
PATOFISIOLOGI PENYEMBUHAN
Learning Issues
1. Definisi benjolan dan abses
2. Klasifikasi benjolan dan abses
3. Ciri-ciri benjolan dan abses
4. Etiologi benjolan dan abses
5. Gangguan perkembangan sel
6. jenis sampel untuk menegakkan diagnosis
LI 1. MM Definisi Benjolan Dan
Abses
DEFINISI TUMOR
• Neoplasma disebut pertumbuhan baru. Menurut Sir Rupet Willis,
neoplasma ialah massa jaringan yagn abnormal, tumbuh berlebihan,
tidak terkoordinasi dengan jaringan normal dan tumbuh terus menerus
(Buku Ajar Patologi 1 (umum))

• Pembengkakan salah satu tanda utama peradangan; pembesaran


abnormal.
(kamus saku kedokteran Dorland edisi 29)
Definisi abses
• Kumpulan pus/nanah lokal yang terdiri atas neutrophil, sisa sel mati
yang mengalami likuifasi, dan cairan edema
(Buku Ajar Patologi Dasar Robbins edisi 10)

• Pengumpulan pus yang terlokalisir di dalam jaringan,organ atau


rongga tubuh.
(kamus saku kedokteran Dorland edisi 29)
LI 2. MM Klasifikasi Benjolan Dan
Abses
ABSES
Pembentukan abses dapat terjadi pada keadaan meluasnya infiltrat neutrofil
atau pada infeksi jamur atau bakteri tertentu (organisme ini kemudian
dikatakan piogenik, atau "membentuk pus"). Oleh karena meluasnya
destruksi jaringan yang mendasari (termasuk matriks ekstraselular), satu-
satunya akibat pembentukan abses adalah pembentukan jaringan parut
(scarring).

Buku patologi Robbins edisi 7 volume 1


Klasifikasi tumor
1. Sifat Biologik Tumor
2. Asal Sel/Jaringan (Histogenesis)
1. Klasifikasi tumor berdasarkan sifat
biologis tumor
Tumor Jinak/Benigna
• tumbuhnya lambat
• biasanya memiliki simpai (kapsul)
• tidak tumbuh infiltratif
• tidak merusak jaringan sekitarnya
• tidak menimbulkan anak sebar pada tempat yang jauh
• biasanya dapat disembuhkan dengan sempurna kecuali yang
mensekresi hormon/yang terletak pada tempat yang sangat penting

Buku Ajar Patologi 1 (umum)


Tumor Ganas/Maligna
• tumbuhnya cepat
• infiltratif
• merusak jaringan sekitarnya
• dapat menyebar ke seluruh tubuh melalui cairan limfe/aliran darah
• sering menimbulkan kematian

Buku Ajar Patologi 1 (umum)


Intermediate
• segolongan kecil tumor yang memiliki sifat invasif lokal, tapi
kemampuan metastasisnya kecil. Tumor demikian disebut tumor yang
agresif lokal/tumor ganas berderajat rendah
• Contohnya : karsinoma sel basal kulit

Buku Ajar Patologi 1 (umum)


TUMOR JINAK TUMOR GANAS TUMOR GANAS
DERAJAT RENDAH

SIFAT Lambat Bervariasi Cepat


PERTUMBUHAN

TUMBUH Tidak Lokal Infiltratif


INFILTRATIF

KEMAMPUAN Tidak ada Rendah/tidak Tinggi


METASTASIS

PENGOBATAN Eksisi Eksisi luas Eksisi luas,


pengangkatan KGB
regional, pengobatan
sistemik (kemoterapi)

ANGKA tinggi Cenderung residif Buruk, cenderung


KESEMBUHAN residif dan metastasis
SETELAH OPERASI

Buku Ajar Patologi 1 (umum)


2. Klasifikasi berdasarkan asal sel/jaringan
A. Neoplasma berasal sel totipotent
Sel totipotent ialah sel yang dapat berdiferensiasi ke dalam tiap jenis sel
tubuh.
Sebagai contoh ialah zygot yang berkembang menjadi janin.
Paling sering sel totipotent dijumpai pada gonad yaitu sel germinal.
Dapat pula terjadi retroperitoneal, dimediastinum dan daerah pineal

Buku Ajar Patologi 1 (umum)


B. Tumor sel embrional pluripotent
Sel embrional pluripotent dapat berdiferensiasi ke dalam berbagai jenis
sel dan tumor akan membentuk berbagai jenis struktur alat tubuh.
Sebagai contoh ialah tumor sel embrional pluripotent yang berasal dari
anak ginjal, dan disebut nefroblastoma, sering berdiferensiasi kedalam
struktur yang menyerupai tubulus ginjal dan kadang-kadang jaringan
otot, tulang rawan, atau tulang rudimenter
Tumor sel embrional pluripotent biasanya disebut embrioma atau
blastoma, misalnya retinoblastoma, hepatoblasoma, embryonaln
rhabdomyosarcoma
Buku Ajar Patologi 1 (umum)
C. Tumor sel yang berdiferensiasi
Jenis sel dewasa yang berdiferensiasi, terdapat dalam bentuk sel alat-
alat tubuh pada kehidupan postnatal. Kebanyakan tumor pd manusia
terbentuk dari sel berdiferensiasi

Buku Ajar Patologi 1 (umum)


Tumor Jinak & Ganas
● Tumor jinak: tetap terlokalisasi, tidak menyebar ke tempat lain,
umumnya dapat dikeluarkan dengan operasi.
● Tumor ganas: Tumor menyerbu dan merusak jaringan sekitar (destruktif)
dan dapat menyebar jauh/ metastasis dan menyebabkan kematian

Buku patologi Robbins edisi 7 volume 1


Tumor Jinak
● akhiran -oma ke jenis sel asal tumor(contoh: fibroma dari jaringan
fibrosa)
● Pola makroskopik: Kata adenoma diterapkan untuk neoplasma epitel
jinak yang menghasilkan pola kelenjar dan untuk neoplasma yang berasal
dari kelenjar(contoh: Adenoma Folikuler Tiroid)
● Papiloma: tumbuh di suatu permukaan & bertonjol-tonjol mirip jari.
● Polip: suatu massa yang menonjol di atas permukaan mukosa
● Kistadenoma adalah massa kistik berongga; khas ditemukan di ovarium.

Buku patologi Robbins edisi 7 volume 1


Tumor Ganas
● dari jaringan mesenkim atau turunannya disebut sarkoma(contoh:
fibrosarkoma dari jaringan fibrosa)
● yang berasai dari sel epitel disebut karsinoma(contoh: karsinoma serviks
uteri)
● Karsinoma sel skuamosa menandakan suatu kanker yang sel tumornya
mirip dengan epitel skuamosa berlapis
● Adenokarsinoma berarti lesi yang sel epitel neoplastiknya tumbuh dalam
pola kelenjar.

Buku patologi Robbins edisi 7 volume 1


LI 3. MM Ciri-ciri Benjolan Dan
Abses
karakteristik tumor
1. Diferensiasi dan Anaplasia
Diferensiasi adalah derajat kemiripan sel tumor dengan sel parenkim
asalnya baik secara morfologi maupun fungsi
Contoh : karsinoma sel skuamosa
Anaplasia adalah kemunduran pembentukan sel atau sel tumor yang
tidak berdiferensiasi, suatu petunjuk yang dipercaya sebagai ciri
keganasan

Buku Ajar Patologi Dasar Robbins edisi 10


2. Derajat pertumbuhan
Tumor jinak biasanya tumbuh lambat sedangkan tumor ganas cepat.
Tetapi derajat kecepatan tumbuh tumor jinak tidak tetap kadang –
kadang tumor jinak tumbuh lebih cepat daripada tumor ganas. Karena
tegantung pada hormone yang mempengaruhi dan adanya penyediaan
darah yang memadai.

Buku Ajar Patologi 1 (umum)


3. Invasi Lokal
Tumor jinak tumbuh sebagai massa sel yang kohesif dan ekspansif pada
tempat asalnya dan tetap terletak di tempat asalnya. Oleh karena itu
pada tumor jinak biasanya terdapat kapsul/simpai yang memisahkan
jaringan tumor dengan jaringan sehat disekitarnya.
Tumor ganas tumbuh progesif, invasif dan merusak jaringan sekitarnya.
Pada umumnya berbatas tidak tegas dari jaringan sekitarnya

Buku Ajar Patologi 1 (umum)


4. Metastasis / Penyebaran
Metastasis adalah penanaman tumor yang tidak berhubungan dengan
tumor primer. Tumor ganas menimbulkan metastasis sedangkan tumor
jinak tidak

Buku Ajar Patologi 1 (umum)


Karakteristik abses
• Abses memiliki bagian tengah yang nampak seperti massa leukosit
dan sel jaringan. Biasanya terdapat zona kumpulan neutrophil disekitar
fokus nekrotik

Buku Ajar Patologi Dasar Robbins edisi 10


LI 4. MM Etiologi Benjolan Dan
Abses
ETIOLOGI TUMOR
1. Infeksi;Virus
Gol. Virus DNA:
• Human papiloma virus (HPV)
• HPV tipe 1, 2, 4, dan 7 sering menyebabkan papiloma skuamosa.
• HPV tipe 16, 18 dan 31 dihubungkan dengan karsinoma serviks uteri.

• Epstein-barr virus (EBV)


Golongan virus herpes ini dihubungkan dengan terjadinya karsinoma
nasofaring, limfoma burkitt atau beberapa subtipe penyakit hodgkin.
Buku Ajar Patologi 1 (umum)
• Virus Hepatitis (HBV dan HCV)
Pada daerah endemik tinggi infeksi HBV terdapat angka kejadian yang
tinggi karsinoma sel hati.
• Cytomegalo Virus ( CMV)
CMV juga virus herpes yang dihubungkan dengan sarkoma kaposi
penderita aids.

Buku Ajar Patologi 1 (umum)


Infeksi;Virus
Gol. Virus RNA:
• Pada binatang : Rous Sarcoma dan Bitter milk faktor.
• Pada manusia : HLTVI menimbulkan leukimia sel T. Limfoma sel B
pada penderita AIDS berkaitan dengan HIV

Buku Ajar Patologi 1 (umum)


• 2. Keganasan ; kimia
Kebanyakan karsinogen kimia ialah pro-karsinogen,yaitu karsinogen yang memerlukan
perubahan metabolis agar menjadi karsinogen aktif, sehingga dapat menimbulkan
perubahan pada DNA, RNA, atau protein sel tubuh.
Contoh karsinogen kimia :

A.Karsinogen yang bereaksi langsung


 umumnya bersifat lemah
• 1. Golongan Alkylating Agents : Dimethyl sulfate, obat anti kanker (cyclochosphamide,
chlorambucil, dll)
• 2. Golongan Acylating Agents : Dimethyl carbamyl chlorida

Buku Ajar Patologi 1 (umum)


B. Prokarsinogen yang memerlukan perubahan metabolis
1. Hidrokarbon polisiklik aromatik
2. Amin aromatik dan pewarna Azo (Amino Azo Dyes)
3. Nitrosamin
4. Unsur logam

Buku Ajar Patologi 1 (umum)


• Agen biologik :
1. Hormon : beberapa jenis hormon yang bekerja sebagai ko-faktor pada
karsinogenesis→estrogen (membantu pembentukan kanker endometrium dan
payudara) dan hormon steroid ( merangsang pembentukan karsinoma sel hati.
2. mikotoksin : toksin yang dibuat oleh jamur →aspergilus flavus (jamur pada
kacang-kacangan yang kurang baik pengolahan dan penyimpanannya,
membuat aflatoksin terutama aflatoksin B1) yang bersifat karsinogenik kuat
dan berkaitan dengan terjadinya karsinoma hati.
3. Parasit : parasit yang dihubungkan dengan terjadinya kanker
schistoma → kanker kandung kemih( karsinoma sel skuamosa)
clonorchis sinensis → terjadinya adenokarsinoma kandung empedu.
Vasodilatasi
Ketika Radang Vasokontriksi (tek. Hidrostatik
meningkat)

Cairan yang keluar tambah Pemb. Darah jadi


Cairan tidak dapat banyak permeable
kembali ke kapiler (Tek. Osmotik meningkat, tek. (protein bisa
Hidrostatik menurun) keluar)

Tumor
Pembuluh Stasis Jaringan banyak
(bengkak)
kekurangan plasma cairan

S, editor. Patologi. Edisi 1. Jakarta:Bagian Patologi Anatomi FKUI, 1973 (cetak ulang 1994)
ETIOLOGI ABSES
• Abses merupakan akibat dari adanya inflamasi supuratif yang
biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri seperti stafilokokus yang
menyebabkan kerusakan jaringan yang mencair ; pathogen ini disebut
bakteri piogenik ( menghasilkan pus/nanah)

Buku Ajar Patologi Dasar Robbins edisi 10


LI 5. Gangguan Perkembangan
Sel
1. Atrofi
Pengecilan ukuran bagian tubuh yang pernah berkembang
sempurna karena pengurangan jumlah dan ukuran sel
2. Hipertrofi
Penambahan ukuran organ karena ukuran sel menjadi lebih besar
dari normal

• Serat otot bertambah besar


dan tebal.
• Penambahan protein kontraktil
(actin dan miosin)
• Penambahan ukuran dan
jumlah mikrofibril
• Penambahan jumblah jaringan
ikat
• Penambahan nutrisi dan enzim
3. Hiperplasia
Penambahan ukuran organ karena penambahan jumlah sel
(akibat kelebihan GF)

• Hiperplasia terjadi pada sel


yang bisa mensintesis DNA
untuk melakukan mitosis.
• Dirangsang oleh pelonjakan
hormon atau growth factor.
• Kenaikan jumlah sel yang nyata
dalam jaringan yang
mengakibatkan pembesaran
jaringan atau organ tersebut.

http://www.humpath.com/spip.php?article4630
4. Metaplasia
Perubahan bentuk suatu jenis jaringan dewasa ke jaringan dewasa
lain (contoh: epitel selapis thoraksepitel berlapis gepeng)

• Merupakan cara sel untuk


beradaptasi suatu sel matur karena
tidak dapat tahan dengan
lingkungannya.
• Contoh: Pada orang yang merokok,
saluran pernafasannya mengalami
metaplasia squamosa
4. Metaplasia
Perubahan bentuk suatu jenis jaringan dewasa ke jaringan dewasa
lain (contoh: epitel selapis thoraksepitel berlapis gepeng)

• Merupakan cara sel untuk


beradaptasi suatu sel matur karena
tidak dapat tahan dengan
lingkungannya.
• Contoh: Pada orang yang merokok,
saluran pernafasannya mengalami
metaplasia squamosa
5. Displasia
Perubahan ke arah kemunduran pada sel dewasa baik bentuk, besar,
serta orientasinya
• Perkembangan sel atau jaringan yang
tidak normal.
• Tidak menimbulkan gejala
• Awal mula pertumbuhan kanker
• Kelainan diferensiasi sel-sel yang
sedang berproliferasi, sehingga
ukuran, bentuk dan penampilan sel
menjadi abnormal disertai gangguan
pengaturan dalam sel.
6. Anaplasia
Perubahan sel ke arah yang primitif
(keganasan)tumor/cancer
7. Pleomorfik
Perubahan sel menjadi berbagai bentuk sel lainnya(variasi)

Sumber:https://www.google.com/url?
sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=images&cd=&ved=2ahUKEwiozaO_jujgAhULtY8KHWpMCVYQjRx
6BAgBEAU&url=https%3A%2F%2Fhizli.gen.tr%2F2449%2Fparotis-pleomorfik-adenom-
6&psig=AOvVaw3TeLjKxHBHSyqzbCn0tsWr&ust=1551776069955986
LI 6. Jenis Sampel Untuk Menegakan
Diagnosis
JENIS-JENIS SAMPEL PADA NEOPLASMA

1. Aspirasi jarum halus/ Fine Needle Aspiration(FNA)


FNA merupakan jenis biopsi digunakan untuk mencari kanker. Kebanyakan
aspirasi jarum halus dilakukan pada daerah payudara, kelenjar tiroid, dan
kelenjar getah bening di leher, pangkal paha, atau ketiak.
2. Cairan tubuh
Meliputi urine, sputum, cairan cerebrospinal atau CSF (dari ruang yang
mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang), cairan pleura (dari ruang di
sekitar paru-paru), cairan perikardial (dari kantung yang mengelilingi
jantung), cairan asites atau cairan peritoneum (dari ruang di perut)

Sumber :
https://www.cancer.org/treatment/understanding-your-diagnosis/tests/testing-biopsy-and-cytology-specimens-for-cancer/cytology-types.html
JENIS-JENIS SAMPEL PADA NEOPLASMA

3.Hasil biopsi jaringan


Untuk menentukan :
a. tumor invasif atau insitu
b. kelas, semakin mendekati sel normal maka kelasnya semakin rendah
c. tumor margin, jika positif margin maka masih ada sel-sel kanker pada tepi biopsi jaringan
d. kelenjar getah bening, jika positif maka kelenjar getah bening sudah terkena kanker
e. stadium, dibedakan menjadi 3 stadium menurut sistem TNM dari the American Joint Committee on Cancer (AJCC) :
- Ukuran dan lokasi tumor
- apakah sel kanker sudah menyebar ke kelenjar getah bening atau belum
- apakah tumor sudah bermetastasis ke bagian tubuh lain

Sumber :
http://www.cancer.net/navigating-cancer-care/diagnosing-cancer/reports-and-results/reading-pathology-report
JENIS-JENIS SAMPEL PADA NEOPLASMA

4. Sikatan dan bilasan bronkus (Bronkoskopi)


Bronkoskopi adalah pemeriksaan dengan tujuan diagnostik sekaligus dapat digunakan
juga untuk mengambil jaringan atau bahan agar dapat dipastikan ada tidaknya sel ganas.
5. Lendir serviks
dilakukan bila tidak dalam keadaan haid ataupun hamil. Sebaiknya tidak berhubungan
intim minimal 3 hari sebelum pemeriksaan
-dokter memasukan alat (spekulum) ke dalam liang vagina untuk menahan dinding
vagina tetap terbuka
-cairan/lendir rahim diambil dengan mengusapkan spatula
-usapan tersebut kemudian dioleskan pada obyek-glass
-sampel siap dibawa ke lab patologi untuk diperiksa

Sumber :
http://www.klikparu.com/2013/07/pengambilan-spesimen-pada-kanker-paru.html
Cara Pemeriksaan

1. Pemeriksaan patologi anatomi


• Biopsi insisi
Mengambil sebagian kecil bagian tumor padat dengan menggunakan pisau
bedah
• Biopsi eksisi
Mengambil seluruh tumor secara eksisi. Untuk tumor jinak tindakan ini
sekaligus sebagai terapi
• Biopsi endoskopi
Mengambil sebagian kecil jaringan tumor dengan menggunakan endoskop
• Biopsi aspirasi dengan jarum
Mengambil sebagian kecil tumor padat dengan menggunakan jarum yang
ditusukkan ke dalam jaringan tumor Buku Ajar Patologi 1 (umum)
2. Pemeriksaan Makroskopik
Dengan penglihatan mata biasa diperhatikan jaringan tumor itu. Secara
makroskopik dapat terlihat ada atau tidaknya tumor, adanya pertumbuhan
yang infiltratif, apakah jaringan tumor rapuh atau tidak.

3. Pemeriksaan histologik
Cara yang paling penting untuk menegakkan diagnosis neoplasma.
Contohnya dengan frozen section, digunakan pada operasi cepat dan
diagnosisnya tepat samapai 50 - 95%.

Buku Ajar Patologi 1 (umum)


4. Pemeriksaan biopsi aspirasi jarum halus ( BAJAH, FNAB= fine-needle
aspiration biopsy).
Dengan cara sel-sel tumor diaspirasi dari massa tumor, kemudian dibuat
smear dan diwarnai. Cara ini sering dilakukan pada tumor-tumor
dipermukaan tubuh yang dapat diraba→payudara, tiroid, kelenjar getah
bening dan kelenjar liur.

5. Pemeriksaan sitologi hapusan/smear


Cara pemeriksaan ini dipergunakan untuk penemuan kanker serviks,
karsionoma endometrium, karsinoma bronkogenik, tumor prostat, kandung
kemih, dan karsinoma lambung.

Buku Ajar Patologi 1 (umum)


DAFTAR PUSTAKA
• Pringgoutomo S, Himawan S, Tjarta A. Patologi 1 (Umum). Edisi 1.
Jakarta: Sagung Seto, 2002.
• Abbas, A.K., Aster, J.C., dan Kumar, V. 2015. Buku Ajar Patologi
Robbins. Edisi 10. Singapura: Elsevier Saunders
• Kumar V, Abbas AK, Fausto N., Collins T. Robbins and Cotran,
Pathologic basis of disease. 7th ed. Philadelphia: Elsevier & Saunders,
2005.
• Buku Ajar Patologi 1 (umum)
• Buku patologi robbins edisi 7 volume 1

Anda mungkin juga menyukai