Anda di halaman 1dari 3

Perforasi MEMBRAN timpani

Definisi
perforasi atau hilangnya sebagian jaringan dari membrane timpani yang
menyebabkan hilanggnya sebagian atau seluruh fungsi dari membrane
timpani. Membran timpani adalah organ telinga yang berbentuk seperti diafragma,
tembus pandang dan fleksibel sesuai dengan fungsinya yang mengirimkan energy
berupa suara dan dikirim melalui saraf pendengaran berupa getaran dan impulsimpuls ke otak. Perforasi dapat disebabkan oleh berbagai kejadian, seperti infeksi,
trauma fisik atau pengobatan sebelumnya yang diberikan.
Gejala Klinis
Beberapa gejala klinis yang timbul pada perforasi membran timpani adalah
o Penurunan pendengaran
o Sensasi mendengar suara siulan saat meniup telinga atau bersin
o Cairan yang keluar dari telinga dapat terus menerus
o Tanda-tanda infeksi telinga tengah (demam, nyeri, telinga berdenging)
o Hilangnya fungsi pendengaran (test pendengaran), hal ini menentukan
apakah penderita membutuhkan alat bantu dengar atau tidak.
Pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan biasanya adalah, Otoskopi, timpanometri,
Test pendengaran (swabach, webber, dan rinne)
Tatalaksana
Terapi pengobatan pada perforasi membrane timpani ditujukan untuk
mengendalikan infeksi pada telinga tengah. Mengingat juga penyebab dari perforasi
yang disebabkan pengobatan sebelumnya.Penggunaan anti bacterial sebaiknya
digunakan jika hasil kultur dan resistensi sudah didapatkan.Beberapa pengobatan
invasif adalah, kauterisasi pada ujung membrane timpani. Penyumbatan pada
lubang baik dengan lemak atau bahan sintetis yang tidak menimbulkan reaksi
tubuh penerima (timpanoplasty). Pengobatan yang terakhir ini memiliki tingkat
keberhasilan 80 sampai 90% tergantung dari besarnya perforasi maupun komplikasi
yang timbul.
Epidemiologi
insidensi di populasi belum diketahui, tetapi biasanya ada pada Negara-negara
berkembang atau negara tertinggal, hal ini disebabkan oleh kurangnya faktor gizi,
dan tingkat pelayanan kesehatan dari Negara tersebut.
Etiologi
Penyebab tersering dari perforasi membrane timpani adalah infeksi
sebelumnya. Infeksi akut pada telinga tengah seringkali menyebabkan terjadinya
kurangnya suplai darah ke membrane timpani yang seringkali berjalan dengan
peningkatan tekanan pada telinga dalam, hal ini mengakibatkan robeknya atau
hilangnya jaringan membrane timpani, yang biasanya diikuti dengan rasa nyeri. Jika
robeknya membran timpani tidak menyembuh maka akan terjadi hubungan antara
telinga tengah dan telinga luar, yang seringkali menyebabkan infeksi yang berulang
dan resistensi terhadap antibiotik yang digunakan berulang kali. Komplikasi yang

paling ditakutkan adalah jika infekti telah menyebar kedalam kepala sehingga
menimbulkan infeksi di kepala. Penyebab lain dari perforasi adalah trauma fisik dari
telinga, yang tersering adalah pukulan yang keras kearah telinga dalam, energi
yang timbul dapat memecahkan atau merobek membran timpani. Beberapa trauma
yang lain adalah, perubahan tekanan pada telinga yang berubah secara mendadak,
pada misalnya sering pada penyelam, yang didahului dengan gangguan pada
saluran telinga dan mulut, peradangan atau infeksi.

Gejala Klinis
Beberapa gejala klinis yang timbul pada perforasi membran timpani adalah
o Penurunan pendengaran
o Sensasi mendengar suara siulan saat meniup telinga atau bersin
o Cairan yang keluar dari telinga dapat terus menerus
o Tanda-tanda infeksi telinga tengah (demam, nyeri, telinga berdenging)
o Hilangnya fungsi pendengaran (test pendengaran), hal ini menentukan
apakah penderita membutuhkan alat bantu dengar atau tidak.
Pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan biasanya adalah, Otoskopi, timpanometri,
Test pendengaran (swabach, webber, dan rinne)
Tatalaksana
Terapi pengobatan pada perforasi membrane timpani ditujukan untuk
mengendalikan infeksi pada telinga tengah. Mengingat juga penyebab dari perforasi
yang disebabkan pengobatan sebelumnya.Penggunaan anti bacterial sebaiknya
digunakan jika hasil kultur dan resistensi sudah didapatkan.Beberapa pengobatan
invasif adalah, kauterisasi pada ujung membrane timpani. Penyumbatan pada
lubang baik dengan lemak atau bahan sintetis yang tidak menimbulkan reaksi
tubuh penerima (timpanoplasty). Pengobatan yang terakhir ini memiliki tingkat

keberhasilan 80 sampai 90% tergantung dari besarnya perforasi maupun komplikasi


yang timbul.

Anda mungkin juga menyukai