Pembimbing :
dr. Sutiyono, sp. OG
Diajukan Oleh :
Arinil Husna Kamila, S. Ked
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016
LAPORAN KASUS
Telah disetujui dan disahkan oleh Bagian Program Pendidikan Profesi Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pada tanggal Desember 2016
Pembimbing
dr. Sutiyono, sp. OG
(.................................)
(....................................)
BAB I
ILUSTRASI KASUS
I.
II.
Identitas
Nama
: Ny. M.Y
Umur
: 27 tahun
Alamat
: Karanganyar
Tanggal masuk
: 11 November 2016
Nomer RM
: 3842XXX
Anamnesis
Dilakukan secara Autoanamnesis pada hari Jumat 11 November 2016 jam
13.00.
a. Keluhan utama
Siklus haid
Jumlah
: 28 hari
: ganti pembalut dalam sehari
III.
III.
2,5 tahun
IV.
Sekarang
Hari pertama menstruasi terakhir : 8 Maret 2016
Hari perkiraan lahir
: 10 Desember 2016
Usia kehamilan
: 35 minggu + 3 hari
Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum: compos mentis
b. Tanda vital
- Tekanan darah
: 120/80 mmHg
- Frekuensi nadi
: 80x/menit
- Suhu
: 36,5
- Respirasi
: 20x/menit
c. Kepala
- Bentuk
: normocepal
- Rambut
: rambut hitam, tidak rontok, tidak mudah
-
mengeluarkan sekret
- Mulut
: dalam batas normal
d. Leher
: KGB tidak membesar, kelenjar tiroid tidak
membesar
e. Thoraks
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
f. Abomen
g. Kulit
: normochest
: dalam batas normal
: dalam batas normal
: SDV (+/+), wheezing (-/-), Ronchi (-/-)
: distensi (-), achites (-)
: ikterik (-), petechie (-)
h. Ekstremitas
IV.
Pemeriksaan obstetri
1. Pemeriksaan luar:
Palpasi :
Lopold 1 : tinggi fundus uteri 4 jari di bawah Proc. Xypoideus (28
cm), teraba bagian yang keras, bulat, diperkirakan kepala.
Leopold 2: teraba bagian yang seperti papan pada sebelah kanan
(punggung), bagian yang teraba kecil-kecil (ekstremitas)
pada sebelah kiri.
Leoplod 3: bagian terbawah teraba bagian yang agak keras dan agak
bulat (bokong)
Leopold 4: divergen
DJJ: 145x/ menit
2. Pemeriksaan dalam:
Portio mencucu, konsistnsi lunak, pembukaan 3-4cm, kulit ketuban (-),
presentasi bagian bawah bokong, STLD (+)
V.
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium
Hemoglobin
12.8
Leukosit
12.4 (H)
Trombosit
220
CT
0400
BT
0130
SGOT
20
SGPT
11
Ureum
25
Creatinin
0,68
HbsAg
Non-Reaktif
HIV Rapid I In Tec
Non-Reaktif
URINALISA
Protein
Leukosit
VI.
3-5
Diagnosis kerja
Presentasi bokong dengan KPD 3 jam pada multigravida hamil preterm
dalam persalinan kala I fase laten.
Peanatalaksanaan
- Inj. Amoxicilin/8 jam
- Bayi dilahirkan bokong dan kaki secara spontan (Brach), kemudian
VII.
karena tangan dan bahu tidak bisa lahir maka dilanjutkan dengan
manuver muller untuk melahirakan tangan dan bahu. Setelah bayi
lahir, plasenta lahir spontan selang 5 menit pasca persalinan dengan
-
oxytocin 10 IU.
Bbl
: 2200 gr.
Jenis kelamin : perempuan
Tinggi badan : 41 cm
Lingkaar kepala: 31 cm
Lingkar dada : 29 cm
VIII. Prognosis
Ad Vitam
Ad Sanam
Ad Fungsionam
IX.
: Bonam
: Bonam
: Bonam
FOLLOW UP
11-11-2016
S
Pasien mengeluhkan
merembes,
mengeluarkan cairan
dari jalan lahir jam 9
pagi
KU : cukup, CM
TD : 120/80
N : 80 x/m
RR : 20 x/m
Suhu : 36,4
Palpasi :
Lopold 1: tinggi
fundus uteri 4 jari di
bawah
Proc.
Xypoideus (28 cm),
teraba bagian yang
12-11-2016
13-11-2016
KU : cukup, CM
TD : 120/80
N : 88 x/m
RR : 22 x/m
Suhu : 36,5
Paplpasi:
Tfu : 2 jari di bawah
pusat
UK: keras
Lochea: rubra
PPV: 3cc
KU : cukup, CM
TD : 110/80
N : 86 x/m
RR : 20 x/m
Suhu : 36
Paplpasi:
Tfu : 2 jari di bawah
pusat
UK: keras
Lochea: rubra
PPV: 2cc
kersa, bulat
ASI: (-)
Leopold 2: teraba
bagian yang seperti
papan pada seblah
kanan (punggung),
bagian yang teraba
kecil-kecil
(ekstremitas) pada
sebelah kiri.
Leoplod 3: bagian
terbawah
teraba
bagian yang agak
keras dan agak bulat
(bokong)
Leopold 4: divergen
DJJ: 145x/ menit
VT: portio mencucu,
konsistnsi
lunak,
pembukaan 3-4cm,
kulit ketuban (+),
letak bokong, STLD
(+)
ASI: (-)
Presentasi bokong
pada multigravida
hamil preterm dalam
persalinan kala I fase
laten
Inf. Rl 20 tpm
Observasi DJJ,
his
Inf. RL 20 tpm
Amoxcilin 3x500
Asam mefenamat
3x 500
Lactavit 2x1
Vit A 1x1
Inf. RL 20 tpm
Amoxcilin 3x500
Asam mefenamat
3x 500
Lactavit 2x1
Vit A 1x1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. PERSALINAN SUNGSANG
A. Definisi
C. Diagnosis
Diagnosis ditegakkan dengan pemeriksaan prabdominal pada
palpasi bagian bawah teraba bagian yang kurang keras dan kurang bundar,
sementara di fundus teraba bagian yang keras, bundar, melenting. Denyut
jantung janin terdengar di atas pusat. Pemeriksaan USG atau rontgen dapat
mengetahui letak yang sebenarnya. Pada pemeriksaan pervaginam teraba
bagian lunak, anus, juga akan teraba sacrum (Cunninghan, 2010).
Diagnosis letak sungsang pada umumnya tidak sulit. Pada
pemeriksaan luar, di bagian bawah uterus tidak dapat diraba bagian keras
dan bulat, yakni kepala, dan kepala teraba di fundus uteri. Kadang-kadang
bokong janin teraba bulat dan dapat memberi kesan seolah-olah kepala,
tetapi bokong tidak dapat digerakkkan semudah kepala. Sering kali wanita
tersebut menyatakan bahwa kehamilanya terasa lain daripada yang
terdahulu, karena terasa penuh di bagian atas dan gerakan terasa lebih
banyak di bagian bawah. Denyut jantung janin pada umumnya ditemukan
setinggi atau sedikit lebih tinggi daripada umbilicus (Cunninghan, 2010).
Apabila diagnosis letak sungsang dengan pemeriksaan luar tidak
dapat dibuat, karena misalnya dinding perut tebal, uterus mudah
berkontraksi atau banyaknya air ketuban, maka diagnosis ditegakkan
berdasarkan pemeriksaan dalam. Apabila masih ada keragu-raguan, harus
dipertimbangkan untuk melakukan pemeriksaan ultrasonografi. Setelah
ketuban pecah, dapat diraba lebih keras adanya bokong yang ditandai
dengan adanya sacrum., kedua bibir tuber ossis iskii, dan anus. Bila dapat
diraba kaki, maka harus dibedakan dengan tangan. Pada kaki terdapat
tumit, sdangkan pada tangan ditemukan ibu jari yang letaknya tidak sejajar
dengan jari-jari lain dan panjang jari kurang lebih sama dengan panjang
telapak tangan (Wikjosastro, 2008).
D. Etiologi
1. Dari sudut ibu
- Keadaan rahim(rahim arkuatus, septum pada rahim, uterus dupleks,
mioma bersama kehamila).
posisi kepala).
- Keadaan plasenta (plasenta letak rendah, plasenta previa).
2. Dari sudut janin
- Tali pusat pendek atau lilitan tali pusat.
- Hidrosefalus atau anensefalus.
- Kehamilan kembar.
- Hidramnion atau oligihidramnion.
- Prematuritas (Manuaba, 2010).
E. Cara persalinan letak sungsang
Tabel 1. Indeks prognosis menurut Zatuchni dan Andros
No
Paritas
Umur kehamilan
Tafsiran berat janin
Pernah letak sungsang
0
Primi
>39 minggu
>3630 gram
Tidak
1
Multi
38 minggu
3629-3176gram
1 kali
1.
2.
3.
4.
5.
2
<37 minggu
<3176 gram
>2 kali
(2500 gram)
Pembukaan serviks
Station
<2cm
<3
3cm
-2
>4 cm
-1 atau lebih
rendah
Arti nilai:
< 3: persalinan perabdominal
4 : evaluasi kembali, khususnya badan janin, bial nilai tetap, dapat
dilahirkan pervaginam.
>5 : dilahirkan pervaginam
Pertolongan persalinan letak sungsang memerlukan perhatian
karena dapat menimbulkan komplikasi kesakitan, cacat permanen sampai
dengan kematian bayi. Menghadapi kehamilan letak sungsang dapat
diambil tindakan melalui versi luar ketika hamil. Persalinan diselesaikan
dengan pertolongan pervaginam dengan pertolongan fisiologis secara
brach, ekstraksi parsial (secara klasik, Mueller, loveset), persalinan kepala
(scara mauriceau veit smellie, menggunakan forcep ekstraksi kaki) atau
pertolongan persalinan dengan sectio caesaria (Manuaba, 2010).
1. Pervaginam
cepat,
persalinan
terjadi
di
persalinan yang
fasilitas
yang
tidak
3 tahapan yaitu
d) Mauriceau
Tangan penolong yang sesuai dengan muak janin dimasukkan
ke dalam jalan lahir.
Jari tengah dimasukkan ke dalam mulut dan jari telunjuk serta
jari ke empat mencengkram fossa canina sedangkan jari yang
lain mencekram leher.
Badan anak diletakkan di atas lengan bawah pnolong seolaholah janin menunggang kuda. Jari telunjuk dan jari ketiga
penolong mencekram lher janin dari arah punggung.
Kedua tangan penolong menarik kepala janin curam ke bawah
sambil seorang asisten melakukan fundal pressure.
Saat suboksiput tampak di bawah simfisis, kepala janin
dielevasi ke atas dngan suboksiput sebagai hipomoklion
sehingga berturut-turut lahir dagu, mulut, hidung, mata, dahi
ubun-ubun besar dan akhirnya seluruh kepala (Wikjosastro,
2008).
3) Full Extraction
2.
sebelumnya.
4. Terjadi prolaps tali pusat (Medfort et al., 2011).
Indikasi sectio caesaria terencana/ elektif
1. Plasenta previa
Letak tranversal atau malpresentasi
3. Kehamilan kembar jika kembar pertama berada pada
presentasi bokong
4. Presentasi bokong tunggal jika versi sefalik eksterna tidak
efektif atau di kontraindikasikan
5. HIV dan hepatitis C
6. Herpes genital terdapat selama trimester tiga kehamilan
7. Permintaan maternal, misal jika sebelumnya menyebabkan
laten
bervariasi,
2. ETIOLOGI :
Penyebab ketuban pecah dini adalah:
1.
Idiopatik.
2.
Infeksi.
3.
Polihidramnion.
4.
Serviks inkompetens.
5.
Abnormalitas uterus.
6.
7.
C. DIAGNOSIS:
Pemeriksaan vaginal sebaiknya dihindari, oleh karena
meningkatkan risiko infeksi asenden.
Diagnosis dapat ditegakkan dengan pemeriksaan speculum secara
steril, akan didapatkan :
1. Terlihat keluarnya amnion melalui canalis servikalis pada
pemeriksaan inspekulo.
2. Nitrazine test memberikan hasil positif (Hasil false positif
sekitar 25%; hasil false positif dapat disebabkan oleh
kontaminasi darah atau cairan seminalis).
3. Gambaran ferning pada pemeriksaan cairan amnion dengan
mikroskop (Tidak selalu dikerjakan).
4. Gambaran oligohidramnion pada USG sangat mendukung
diagnosis, apabila terdapat riwayat keluar cairan dari vagina
(Myers, 2007).
D. DIAGNOSIS BANDING
1. Cairan dalam vagina, dapat fluor albus atau urine.
2. Hind water dan fore water rupture of the membarane (Medfor
et al., 2011).
E. PENGELOLAAN
Pengelolaan ketuban pecah dini yang terjadi pada usia kehamilan
berapapun diperlukan:
a. Konfirmasi / penentuan diagnosis yang akurat.
pecah
dini,
apakah
pasien
dengan
KPD
pada
kehamilan
aterm,
terutama
kehamilan kurang
secara
dari
konservatif,
perawatan
neonatus.
34 minggu
kecuali
lebih
jika
Apabila
baik
usia
dikelola
terdapat
tanda
korioamnionitis,
berikan
dinaikkan
setiap
30
menit
10
denyut jantung
janin,
uterus, PPV
berbau, Lekositosis).
6. Apabila pengelolaan konservatif berhasil, usia kehamilan
kurang dari 34 minggu penderita boleh rawat jalan dengan
pesan: apabila demam atau keluar cairan lagi kembali ke
rumah sakit, tidak boleh coitus, tidak boleh manipulasi
vaginal.
7.Apabila penderita tidak menghendaki pengelolaan konservatif,
berikan informed consent yang jelas (risiko terhadap bayi
yang lahir, risiko kegagalan tindakan,dsb), kemudian lakukan
induksi persalinan sesuai protap yang ada (Prawirohardjo,
2009).
F. KOMPLIKASI:
Komplikasi ketuban pecah dini pada kehamilan aterm:
1. Infeksi pada janin/neonatus.
2. Infeksi pada ibu.
3. Kompresi / prolapsus tali pusat.
4. Kegagalan induksi persalinan.
Komplikasi ketuban pecah dini pada kehamilan preterm:
1. Persalinan preterm.
2. Infeksi pada janin/neonatus.
3. Infeksi pada ibu.
4. Kompresi / prolapsus tali pusat.
5. Kegagalan induksi persalinan.
6. Hipoplasia pulmonalis.
7. Deformitas pada janin (Medfort et al., 2011).
BAB III
ANALISIS KASUS
Pada kasus ini diagnosis letak sungsang/ presentasi bokong
ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan luar, dalam. Dari anamnesis di
dapatkan keterangan dari ibu yakni terasa penuh di bagian atas dan
gerakan terasa lebih banyak di bagian bawah. Pada pemeriksaan luar, di
bagian bawah uterus tidak dapat diraba bagian keras dan bulat, yakni
kepala, dan kepala teraba di fundus uteri. Pemeriksaan dalam, bagian
bawah teraba bagian yang kurang keras dan kurang bundar, sementara di
fundus teraba bagian yang keras, bundar,
melenting. Pemeriksaan
DAFTAR PUSTAKA