Anda di halaman 1dari 19

BAB III

OPTICAL COHERENCE TOMOGRAPHY

3.1 Sejarah OCT

Pada tahun 1991, perkembangan OCT diawali dengan penelitian yang dilakukan oleh

professor Carmen Puliafito dari Universitas Tufts di Boston yang bekerja sama dengan tim

fisika dan matematika dengan pimpinan James Fujimoto, Ph.D dari Massachusetts Institute

of Technology (MIT). Prototipe pertama dibuat di New England dan didapatkan gambaran

retina invivo pada tahun 1993. Tahun 1995, gambaran klinis retina pertama kali ditemukan

dan tahun 1996 mulai dikomersilkan yaitu Zeis OCT.1,2,5

Teknologi OCT lanjut yang dikembangkan di beberapa laboratorium MIT

kemudian dilisensi oleh Humphrey Instruments, Inc. dan dikembangkan menjadi

scanner retina klinis (OCT1 atau Sistem 1000). Sistem yang lebih kompak dan

ergonomik kemudian dipasarkan dengan nama OCT2 atau Sistem 2000. Kedua Sistem

ini memiliki resolusi aksial 12 hingga 16 mikron di jaringan. Kecepatan akuisisi data adalah

100 A-scan/detik. Resolusi transversal adalah 20 mikron, pencitraan gambar terbatas pada

100 A-scan dan pada pencitraan tampak berbutir-butir.1,2

Teknologi Humphrey Instruments kemudian dibeli oleh Carl Zeiss Meditec, Inc.

Sejalan dengan pesatnya perkembangan teknologi pencitraan, Carl Zeiss meditec, Inc

baru-baru ini memperkenalkan OCT3 (Sistem Stratus), sistem Stratus memiliki resolusi

aksial yang lebih tinggi sebesar 9 hingga 10 mikron pada jaringan. Interval sampling aksial

berkurang separuh menjadi 2 mikron, kecepatan akuisisi data sebesar 400 A-scan/detik

sehingga menghasilkan perbaikan kualitas gambar yang dramatis.1,2

OCT generasi terakhir yaitu OCT resolusi ultra tinggi memberikan pencitraan yang
sangat mendetail. OCT ultra tinggi ini menggunakan teknologi Fourier-domain (FD) yang

juga dikenal sebagai Spectral Domain (SD) dapat mencapai kecepatan 100 kali lipat

dibanding TD (time domain)-OCT konvensional.1,2,5

3.2 Prinsip Kerja OCT

Prinsip kerja alat OCT didasarkan pada pencitraan cahaya yang terefleksikan.

Resolusi kedalaman OCT sangat tinggi, mencapai 0.01 mm atau 0.4 perseribu inci.

Sehingga dapat menghasilkan pandangan cross sectional (tomografi) dari struktur-

struktur jaringan internal yang sama dengan potongan jaringan di bawah mikroskop.

Sinar yang masuk mata akan dipantulkan oleh berbagai lapisan retina. Berkas cahaya

pada OCT dibiaskan selintas pada sampel jaringan. Sistem OCT kemudian

mengumpulkan sinar yang dipantulkan dan mengukur selisih waktu peluncurannya. 1,2,6

Cahaya yang direfleksikan dari lapisan yang lebih dalam memiliki selisih waktu

yang lebih besar dibanding cahaya yang dipantulkan dari lapisan yang lebih superfisial.

Pada saat jarak antara sumber sinar dan retina sama dengan jarak sumber sinar dan

cermin referensi maka akan terjadi interaksi dan menimbulkan pola interferensi,

selanjutnya pola interferensi tersebut akan diubah menjadi suatu sinyal. Sinyal tersebut

analog dengan sinyal yang didapat pada USG tetapi sumber sinar bukan gelombang

suara. melainkan menggunakan cahaya dekat infra merah untuk memperoleh gambaran

cross sectional.1,2,6

Metode pencitraan OCT menggunakan pencitraan berbasis cahaya. Berbeda

halnya pada ultrasonik dan RADAR (radio detection and ranging). Panjang gelombang

cahaya (~0.001 mm) lebih pendek dibanding ultrasonik (~0.1 mm) dan gelombang radio

(>10 mm), sehingga resolusi spasial OCT jauh lebih tinggi. Berbeda dengan pencitraan
ultrasonik, OCT tidak memerlukan kontak probe-jaringan atau cairan imersi karena

cahaya melewati pertemuan udara-jaringan secara mudah.6,7

Optical Coherence Tomography is an interferometric technique that detects

reflected or backscattered light from turbid optical media. By utilizing the

low time coherence of broadband light sources, OCT creates depthresolved

reflectivity profiles of the sample. This section introduces the different

implementations of OCT, discusses important system parameters along with the

influence of sample properties, and presents possible functional extensions

OCT measures the depth-resolved reflectivity of scattering materials, by

detecting reflected or backscattered light. Every OCT system probes the sample

with a beam of light, and lets the reflections interfere with a reference beam

originating from the same light source. From the resulting interference signal,

one can derive the reflectivity profile along the beam axis. This onedimensional

depth scan is called A-scan, in analogy to ultrasound imaging. OCT systems

perform many adjacent A-scans in order to create two- or three-dimensional

images of the sample. A-scans can be acquired either in the time domain (TD) or

in the frequency domain (FD). TD-OCT systems (Fig. 2) were the first to be

implemented [1]. These perform the depth scan based on low coherence

interferometry (LCI) which had previously been applied for examining optical

fibers [13] or for one-dimensional length measurements of human eyes in vivo

[14]. By using light with broad spectral bandwidth and thus low coherence length,
only backreflections from the sample with a round-trip path approximately equal

to the reference path can interfere with the reference beam. This condition

creates a spatial gate as wide as the coherence length of the light that

selectively interrogates the backreflection from a certain depth within the

sample. This coherence gate is shifted along the probing beam axis by changing

the length of the reference path. The resulting light intensity at the

interferometer output is then modulated with an amplitude corresponding to the

reflectivity profile of the sample. Adjacent structures can be separated in a

depth profile if they are further apart than the width of the coherence gate.

Thus, the lower the temporal coherence of the probing light is, or the broader

the bandwidth, respectively, the higher is the depth resolution. An FD-OCT

system acquires A-scans with a fixed reference path by measuring the spectral

response of the interferometer [15]. The information is then encoded as an

interferogram in optical frequency space, a sum of oscillations with different

periods corresponding to reflections from different depths. A Fourier transform

of this interferogram reveals the reflectivity profile of the sample. The same

relation between bandwidth and depth resolution as in TD-OCT is also valid for

FDOCT.

3.2.1 Interferometri Koherensi Rendah

OCT bekerja berdasarkan prinsip interferometri Michelson dengan menggunakan

sinar infra merah koherensi rendah 800-830 nm. Sinar tersebut dipancarkan melalui serat
optik menuju beam splitter dan kemudian diarahkan ke retina dan cermin referensi. Sinar

yang masuk mata akan dipantulkan oleh berbagai lapisan retina. Jarak antara beam

splitter dan cermin referensi akan berubah-rubah secara berkelanjutan. Pada saat jarak

antara sumber sinar dan retina sama dengan jarak sumber sinar dan cermin referensi

maka akan terjadi interaksi dan menimbulkan pola interferensi, selanjutnya pola

interferensi tersebut akan diubah menjadi suatu sinyal. Sinyal tersebut analog dengan

sinyal yang didapat pada USG tetapi sumber sinar bukan gelombang suara. 6-8

Michelson Interferom eter


M oveable
R eference M irror

Source E ye under Test

Beamsplitter

D etector Output Signal


12/20/2008 33

Gambar 4. Prinsip Michelson Interferometri.


Dikutip dari Montero J, Saxena S. OCT in Macular Disease and Glaukoma.
Jaypee-Highlight Medical Publisher. 2011

Interferometri mengukur efek kombinasi dua gelombang cahaya. Koherensi

rendah berarti bahwa sistem menggunakan berbagai panjang gelombang. Interferometer

memiliki sumber, sampel, referensi, dan detektor yang semua terpusat pada beamsplitter

(alat pemecah cahaya). Output dari sumber cahaya diluncurkan ke dalam serabut sumber

dan dipecah oleh beamsplitter ke dalam sampel dan referensi. Refleksi sampel dan
referensi dikombinasikan ulang di dalam beamsplitter dan menghasilkan interferensi.

Sinyal inferometrik ini dikonversi dari cahaya menjadi arus listrik oleh suatu fotodetektor,

diproses secara elektronis, dan diteruskan ke dalam memori komputer.1,2,6,7

3.2.2 Pola Scan OCT

OCT adalah teknik pencitraan diagnostik medis yang memanfaatkan fotonik dan

serat optik untuk mendapatkan gambar dan karakteristik jaringan mata. Pada tomografi

baru ini, saraf optik dan struktur retina digambarkan pada tingkat resolusi yang sangat

tinggi. Lapisan anatomi retina dapat dibedakan dan ketebalan retina dapat diukur. OCT

merupakan alat diagnostik modern dengan teknik pencahayaan menggunakan resolusi

tinggi untuk memvisualisasikan perubahan yang terjadi akibat suatu penyakit pada retina

mata.6-8

Dua pola dasar scan yang digunakan pada OCT yaitu garis dan lingkaran. Masing-

masing dari pola ini terdiri dari beberapa titik A-scan. Ketika beberapa A-scan membentuk

line scan (dengan panjang 3 mm sampai 10 mm), data yang didapatkan selanjutnya

direpresentasikan sebagai gambar cross sectional dari retina, yang juga disebut B-Scan.

Beberapa A-Scan bisa juga didapatkan dalam pola lingkaran (circle) dengan diameter 1,5

mm sampai 10 mm.6-8

Gambaran OCT ditampilkan abu-abu atau berwarna untuk membantu klinisi

menginterpretasikan hasil scan. Intensitas warna berhubungan dengan

pantulan/reflektifitas dari lapisan jaringan.5,6

Tipe scan yang paling sering digunakan yaitu:5


1. Fast Macular Thickness Map atau Macular Thickness Map, keduanya

menggunakan enam scan garis radial di atas macula.

2. Fast RNFL Thickness, merupakan scan lingkaran (circle) di sekitar diskus optik.

3. Fast Optic Disc, terdiri dari enam garis radial di atas diskus optik.

Beberapa tipe scan tersedia dalam versi standard dan fast. Scan tipe fast

meringkas proses scan dan memperpendek waktu yang dibutuhkan. Dengan scan tipe

fast semua parameter telah ditetapkan dimana ukuran dan jumlah dari garis atau

lingkaran tidak bisa diubah. Scan tipe fast memberikan resolusi yang lebih rendah.

Masing-masing dari fast scan terdiri dari 128 A-scan per garis atau lingkaran sedangkan

scan standar 512 A-scan per garis atau lingkaran.5-7

3.3 Perbandingan Time Domain OCT dan Spectral Domain OCT

Dalam dua dekade terakhir OCT menjadi alat pemeriksaan yang sangat penting

di bidang oftalmologi. Instrumen OCT komersial terbaru mempunyai resolusi aksial

mencapai 5µm, di mana instrument OCT untuk penelitian telah dibuat dengan resolusi

mencapai 2 µm. Resolusi lateral dibatasi oleh difraksi yang disebabkan oleh pupil dan

biasanya mencapai sekitar 20 µm. Untuk tujuan klinis, waktu untuk mendapatkan gambar

dibatasi oleh kemampuan pasien untuk menghindari gerakan mata, kurang dari 2 detik

pada kebanyakan pasien. Kecepatan scan gambar (jumlah A-scan yang didapat perdetik)

merupakan parameter penting dalam menentukan jumlah data yang tersedia untuk satu

dataset OCT.5,7-9

Instrumen OCT lama yang dikenal dengan istilah time domain OCT (TD-OCT),

menggunakan satu detektor foto, dan A-scan dibuat dengan menggerakkan cermin untuk
mengubah jaras optik dari referensi per detik. Teknik terbaru OCT yang dikenal dengan

spectral domain OCT (SD-OCT), fourier domain OCT (FD-OCT), atau high definition OCT

(HD-OCT), dapat mengambil keseluruhan A-scan dengan menggunakan susunan

detektor, tidak lagi menggunakan sinar referensi multipel dari cermin yang bergerak.

Kecepatan scan dengan SD-OCT dapat mencapai 100.000 A-scan per detik, 200 kali

lebih cepat dari TD-OCT. SD-OCT yang secara komersial tersedia saat ini dapat

beroperasi mencapai 27000 A-scan per detik. 5,7,9

Gambar 5. Perbandingan Gambaran TD-OCT dan SD-OCT.


Dikutip dari Optical Coherence Tomography. Vitreoretina Workshop for General Ophtalmologist. CJOM.
2016

Pola scan dengan instrumen TD-OCT komersial (stratus OCT, Carl Zeis Meditec,

Dublin, CA) membentuk B-scan 6 mm dengan sifat radial dan konsentris yang terpusat

pada fovea. Dengan perkembangan terkini dari sistem SD-OCT kecepatan tinggi, strategi

pencitraan terbaru dan penting telah diperkenalkan dengan cara mendapatkan dataset

tiga dimensi dan nilai rata-rata B-scan.7-9

Kecepatan scan SD-OCT dapat juga digunakan untuk memproduksi gambar B-

scan individual dengan kualitas sangat tinggi melalui kombinasi kepadatan sampling

tinggi dan rata-rata gambar. Salah satu faktor utama yang mempengaruhi kualitas
gambar OCT yaitu gangguan sinyal, secara khusus gangguan berbentuk bintik-bintik

yang menyebabkan karakteristik gambar “granular” pada OCT. Gangguan dapat

dikurangi dengan melakukan penerimaan, registrasi, dan pemerataan dari sejumlah B-

scan pada posisi retina yang persis sama.6,7,9

Swept-source OCT (SS-OCT) merupakan generasi terbaru dari OCT yang

menggunakan teknologi fourier domain. SS-OCT menggunakan sumber sinar laser

frequency-swept dengan konsep narrow-linewidth untuk mengukur interferensi terhadap

waktu. Karena SS-OCT sangat tergantung dengan laser swept, kemajuan teknologi

menggunakan laser menjadi sangat penting.11

SS-OCT mempunyai resolusi aksial mencapai 5 µm pada panjang gelombang

1050 nm dan dapat menghasilkan lebih dari 100.000 A scan perdetik. Penggunaan

panjang gelombang yang lebih tinggi dapat menghasilkan gambaran pencitraan pada

bagian yang lebih dalam mencapai koroid dan sklera. SS-OCT juga mempunyai

keunggulan dalam kecepatan menangkap gambar.11

Tabel 2. Perbandingan TD-OCT, SD-OCT dan SS-OCT

Time domain Spectral domain Swept source


OCT OCT OCT

Sumber sinar Near infrared Near infrared Swept-source


820nm 840nm laser
1050nm

Detektor Tunggal Spektrometer Spektrometer

Resolusi aksial 10 µm 5-7 µm 5 µm

A-Scan/detik 400 18.000-40.000 >100.000


Penetrasi Sampai Sampai Koroid secara Dikutip
koriokapilaris koriokapilaris keseluruhan dan dari 25
years
bagian anterior Optical
sklera
Coherence Tomograph. Investigative Ophtalmology & Visual Science. ARVO Journal. 2016

3.4 Teknik Pemeriksaan OCT

Pemeriksaan OCT (Optical Coherence Tomography) bertujuan untuk menilai

lapisan-lapisan saraf penglihatan. Pemeriksaan OCT (Optical Coherence Tomography)

pada pasien dilakukan untuk mengetahui kelainan pada lapisan-lapisan saraf mata.

Pasien diharuskan fokus melihat objek yang ada di dalam alat hingga pemeriksaan

selesai.1,2,6

Posisi scan harus berada di tengah selama pemeriksaan OCT. Pada keadaan

dimana penempatan terlalu rendah atau terlalu tinggi akan muncul pesan “scan too high”

atau “scan too low” pada hasil analisis. Jika terjadi kesalahan yang besar seperti: pupil

yang terlalu kecil, kekeruhan media, berkedip maka akan muncul pesan “missing data”

sehingga scan harus diulang.6

Tahapan pemeriksaan OCT adalah sebagai berikut:

a. Posisikan tubuh pasien dengan tinggi mejanya sehingga pasien merasa nyaman,

kemudian instruksikan pasien untuk meletakkan dagu di salah satu bagian kanan

atau kiri, pastikan bahwa dagu pasien menempel pada dua sensor (berwarna

hitam) dan dahi pasien menempel pada chin rest. Komputer akan otomatis

mengenali mata kanan atau kiri yang akan diperiksa.

b. Setelah pasien merasa nyaman instruksikan untuk melihat ke tengah dan

posisikan pupil mata supaya berada di tengah dengan menekan tombol mouse kiri
tepat di tengah pupil di layar monitor. Kemudian instruksikan pasien untuk melihat

ke dalam dan fokus di tengah melihat tanda silang hijau.

Gambar 6. Fokus mata pada pemeriksaan OCT.


Dikutip dari http://www.baysteyecare.com/ optical-coherence-tomography-oct

c. Setelah pupil tepat berada di tengah tekan tombol chinrest ke kiri atau ke kanan

sehingga gambar pupilnya terlihat fokus.

d. Setelah semua parameter pemeriksaan tepat maka pastikan pasien tetap fokus

pada titik fiksasi dan capture.13,15

3.5 Analisis Hasil Pemeriksaan OCT

Setelah dilakukan proses scan, software dari alat OCT dapat memberikan analisis

yang bervariasi yang berguna dalam diagnosis dan mengikuti perjalanan penyakit. 1,6,8

3.5.1 Analisis Kualitatif

Pada sebuah studi yang mengukur variasi morfologi, deformasi retina

konkaf, misalnya pada kasus miopia dan stafiloma posterior dan konvek seperti pada

terlepasnya RPE dan kista subretina. Deformasi profil retina, yaitu hilangnya depresi dari

fovea pada edema makula, membran epiretina yang terpisah atau melekat pada retina,

mengetahui diameter dan dalamnya macular hole. Perubahan struktur intraretina, yaitu

pada edema makula sistoid, cotton woll spot yang terdiri dari nodul retina
hiperrefleksi yang melekat di lapisan serabut saraf, hard exudate yang terjadi di batas

antara area edema dan normal. Perubahan struktur posterior, yaitu terlepasnya RPE,

ablasio retina serosa, drusen, dan neovaskularisasi koroid.6,8

Studi ref lektivitas, yaitu hiperref leksi, hiporefleksi, dan area bayangan.

Saat didapatkan kelainan, akan terjadi perubahan reflektivitas. Struktur vertikal (seperti

fotoreseptor) reflektivitasnya lebih kecil dibanding struktur horisontal (seperti serabut

saraf). Area bayangan adalah area densitas, jaringan hiperrefleksi menghasilkan area

bayangan pada gambaran OCT. Bayangan di anterior, misalnya perdarahan, eksudat,

dan pembuluh darah. Bayangan di posterior, misalnya jaringan parut pada retina,

hipertropi, atau hiperplasia epitel pigmen.6,8

3.5.2 Analisis Kuantitatif

Sebuah langkah penting terhadap pemahaman kuantitatif dari anatomi retina yang

bermakna secara klinis adalah perkembangan dari algoritma segmentasi secara akurat,

kuat, dan dapat direproduksi. Algoritma tersebut bisa secara otomatis mengidentifikasi

batas di antara lapisan-lapisan retina spesifik dan bagian lain dari retina. Instrumen SD-

OCT yang tesedia saat ini mempunyai beberapa keuntungan dibandingkan dengan

generasi instrumen TD-OCT sebelumnya. SD-OCT secara umum mempunyai resolusi

aksial yang lebih tinggi dan dapat memproduksi B-scan dengan kualitas gambar yang

lebih baik dengan meningkatkan kepadatan A-scan dan melalui teknik pemerataan.

Kecepatan scan yang lebih tinggi pada teknologi SD-OCT mengurangi artifak yang

berhubungan dengan pergerakan mata dan dapat memproduksi gambar yang

menciptakan keadaan asli dari geometri retina. 1,6,7

Parameter kuantitatif dan paling sering digunakan dari dataset OCT yaitu
ketebalan retina, yang didapat dari segmentasi membran limitan interna dan batas dai

epitel pigmen retina. Informasi ini dapat digunakan untuk menghasilkan peta permukaan

dari membran limitan interna dan epitel pigmen retina pada peta ketebalan retina dua

dimensi dan tiga dimensi. Peta ini dapat sangat berguna untuk mengidentifikasi dan

mendeskripsikan deviasi dari anatomi normal dan perubahan dari waktu ke waktu.

Registrasi dataset OCT yang didapat dari waktu ke waktu bisa memberikan informasi

yang berharga mengenai dinamika perkembangan penyakit dan respon terhadap

penatalaksanaan berdasarkan perubahan anatomi retina. 1,6,7

Algoritma segmentasi yang berbeda dari instrumen yang berbeda dapat

menyebabkan perbedaan dalam pengukuran. Sebagai contoh SD-OCT secara khas

mengikuti batas posterior dari kompleks RPE, stratus TD-OCT secara khas mengikuti

batas/sambungan antara segmen dalam dan segmen luar yang berlokasi di depan dari

kompleks RPE, dan cirrus SD-OCT yang secara khas mengikuti batas anterior dari

lapisan RPE. Situasi ini menjadi lebih rumit dan terkadang inkonsisten ketika struktur

retina normal mengalami suatu kondisi patologi. Sebagai tambahan dari total ketebalan

retina, sejumlah parameter kuantitatif telah diajukan. Sebagai contoh, bisa didapatkan

pengukuran dari lapisan retina tertentu, seperti ketebalan lapisan sel ganglion atau

ketebalan dari segmen luar dari fotoreseptor, sebagaimana dengan pengukuran lesi

retina, seperti daerah geographic atrophy (GA). Daerah yang dapat diukur dengan jelas

yaitu deformasi RPE yang berhubungan dengan drusen. Pengukuran ini didapatkan

dengan membandingkan geometri RPE yang sebenarnya dengan geometri RPE virtual

yang normal. Parameter seperti luas dan volume drusen dihasilkan dengan jelas dan

dapat diulang.6-8
Jumlah informasi yang diberikan oleh setiap dataset, bersamaan dengan

kemungkinan untuk registrasi gambar dan studi longitudinal, menyebabkan SD-OCT

menjadi alat baru yang sangat menjanjikan untuk studi kuantitatif dari patologi retina.

Kemampuan ini menjadi solusi masalah terbesar terkait dengan peta ketebatalan retina

pada stratus TD-OCT: kurangnya korespondensi yang tepat antara B-scan dan topografi

retina, kesulitan terkait pergerakan mata, dan kebutuhan interpolasi data yang signifikan

karena undersampling dari retina.6,7,9

Terlepas dari kelebihan-kelebihan yang dimiliki SD-OCT, algoritma segmentasi

dapat menghasilkan artifak, terutama kehadiran gangguan macula dengan morfologi

kompleks seperti neovaskularisasi age-related macular degeneration (AMD). Oleh

karena itu, penting untuk tetap waspada dan monitor kualitas segmentasi agar dapat

mengeliminasi artifak yang terjadi akibat segmentasi yang tidak tepat dan berhubungan

dengan pengukuran.6,7,9

Program software OCT dapat mengukur ketebalan retina atau bagian

retina beserta volumenya. Analisa kuantitatif terdiri dari pengukuran ketebalan atau

volume retina, dengan tampilan ketebalan retina pada bagian atas berwarna, disertai

skalanya. Gambar yang bawah menampilkan rata-rata ketebalan retina (dalam mikron)

atau volume retina (dalam mm3) pada tiap area.6-8

Ketebalan retina dapat diukur secara otomatis oleh software OCT, jarak

antara permukaan vitreoretina dan permukaan anterior dari pigmen epitelium rata-rata

berukuran 200-275 mikron. Cekungan fovea rata-rata berukuran 170-190 mikron.

Dengan menentukan permukaan anterior dan posterior retina, dapat diketahui

ketebalan retina. Garis melintang dibuat sepanjang permukaan anterior retina, yang
diidentifikasikan sebagai pertemuan antara sinyal lapisan dalam retina (ILM dan

lapisan serabut saraf) yang sangat tinggi dengan sinyal yang sangat rendah (atau tidak ada

sinyal) dari badan kaca. Begitu juga di bagian posterior dengan refleksi yang tinggi, dibuat

garis melintang kedua. Dengan menggunakan perangkat algoritma yang melakukan

segmentasi, deteksi perbatasan dan koreksi error dapat membantu proses ini, kemudian

dapat diketahui jarak antara garis anterior dan posterior, yang menghasilkan

ketebalan retina.6-8

Gambar 7. Retinal Thickness/volume tabular output.


Dikutip dari Emerson H Joel, Stratus OCT. A Practical Operation Guide. Carl Zeiss Meditec inc. 2008
3.5.3 Deduksi dan Sintesis

Deduksi dan sintesis merupakan tahapan yang penting untuk

menginterpretasikan diagnosis dan hasil evaluasi. Deduksi dan sintesis ditentukan

dengan membandingkan data analisis, hasil dari pemeriksaan klinis, dan semua data

yang tersedia. Pada tahapan sintesis berbagai komponen diatur dan dikombinasikan

untuk membentuk suatu kompleks koheren yang digunakan proses deduksi. Pada
tahapan deduksi, semua komponen dari evaluasi pasien termasuk riwayat dan keluhan

utama diperlukan untuk membuat kesimpulan yang sesuai. Deduksi dan sintesis

merupakan pendekatan logis untuk membuat keputusan klinis. 1,2,6

Dokter mata yang menginterpretasikan hasil cross-sectional retina harus

mempunyai informasi tambahan seperti tajam penglihatan, riwayat kesehatan. dan

perkembangan penyakit. Interpretasi hasil OCT yang baik memerlukan tambahan

mengenai riwayat perjalanan penyakit, pemeriksaan mata yang lengkap termasuk

pemeriksaan biomikroskop, foto fundus, dan FFA. Mata bukan merupakan organ yang

berdiri sendiri, OCT tidak dapat menyimpulkan diagnosis tanpa tambahan informasi lain.

Tahapan terakhir meliputi menggabungkan, mengatur, dan mengkombinasi semua data

yang tersedia untuk menegakkan diagnosis.1,2,6

3.6 OCT Angiography

Optical Coherence Tomography Angiography (OCT-A) merupakan alat pencitraan

non-invasif untuk menilai mikrovaskular retina dan koroid. Studi klinis pertama yang

menggunakan teknologi inovatif ini diterbitkan pada tahun 2014.10-12

Secara singkat, teknologi OCT-A menggunakan refleksi cahaya laser dari

permukaan sel darah merah yang bergerak untuk menggambarkan secara akurat

pembuluh darah melalui daerah tersegmentasi yang berbeda pada mata, oleh karena itu

tidak dibutuhkan zat pewarna (fluorescent) untuk pemeriksaan. Dengan teknologi OCT-

A, gambar jaringan yang sama berulang kali diambil dan perbedaan dari berbagai scan

dianalisis, sehingga dapat dideteksi zona yang mengandung laju arus tinggi (perubahan
yang terlihat diantara scan) dan zona dengan arus lebih lambat, atau tidak ada aliran

sama sekali, yang di antara scan akan terlihat serupa.10,11

Cahaya dipancarkan melalui spectral domain OCT (SD-OCT), dengan panjang

gelombang mendekati 800nm; atau swept source OCT (SS-OCT), yang memanfaatkan

panjang gelombang yang lebih panjang, mendekati 1050nm. Panjang gelombang yang

lebih panjang memiliki penetrasi jaringan yang lebih dalam, namun resolusi aksial sedikit

lebih rendah. 11,12

OCT-A menggunakan dua metode untuk deteksi gerak: dekorelasi amplitudo atau

variasi fase. Yang pertama mendeteksi perbedaan amplitudo antara dua OCT B-scan

yang berbeda. Variasi fase terkait dengan sifat gelombang cahaya yang dipancarkan,

dan variasi fase saat melakukan intersepsi dengan objek bergerak. Untuk memperbaiki

visualisasi dan mengurangi kebisingan latar belakang dari gerakan mata, dua metode

dikembangkan yaitu teknik dekorelasi amplitudo pemisahan spektrum dan volume rata-

rata. Algoritma OCT-A ini menghasilkan gambar (3 mm2 sampai 12 mm2) yang

tersegmentasi, menurut standar, menjadi empat zona: pleksus retina permukaan,

pleksus retina dalam, retina luar avaskular, dan koriokapillaris. 11,12

A B C D
Gambar 8. Gambaran OCT-A pada Retina
A: pleksus retina permukaan; B: pleksus retina dalam; C: retina luar avascular;
D: koriokapilaris.
Dikutip dari Practical OCT-Angiography. Othea Moteur d’innovation. France

Keuntungan utama OCT-A adalah waktu perolehan yang lebih cepat dan proses

non-invasif, karena fluoresen dan angiografi indosianin-hijau memerlukan zat pewarna

yang disuntikkan (yang memerlukan waktu untuk mencapai pembuluh retina, dan

mungkin terkait dengan efek samping sistemik dan bahkan reaksi anafilaksis). 11,12

Pendekatan berbasis OCT dapat melakukan analisis kuantitatif pembuluh darah

retina (selain analisis kualitatif yang dilakukan pada Angiografi standar). Selain itu, ketika

angiografi konvensional hanya menampilkan gambar "2-D", teknologi OCT-A

menyediakan informasi pencitraan "3-D" dari makula dan memvisualisasikan pembuluh

darah kapiler peripapilaris yang menyuplai lapisan serabut saraf retina. 11,12

OCT-A merupakan prosedur yang cepat, aman, dan tidak invasif untuk menilai

mikrovaskular korioretinal. OCT-A semakin banyak digunakan pada penyakit retina.

OCT-A telah dilaporkan bermanfaat dalam diagnosis dan pemahaman beberapa kondisi

retina, diantaranya yaitu:12

a. Retinopati diabetik - mengidentifikasi mikroaneurisma, kompleks neovaskular, dan

mengukur zona avaskular fovea dan area nonperfusi.

b. AMD tipe kering - penurunan umum pada aliran koriokapillaris telah dilaporkan,

biasanya meluas melampaui batas daerah atrofi. SS-OCT dikaitkan dengan

definisi perubahan vaskular koroidal yang lebih baik.


c. AMD tipe basah - analisis kualitatif dan kuantitatif membran neovaskular koroidal

(CNM), mampu mengklasifikasikannya, dan untuk menindaklanjuti perubahan

struktural setelah suntikan intravitreal. Ini juga telah meningkatkan potensi untuk

mendeteksi kompleks neovaskular pada kasus-kasus non-eksudatif

d. Korioretinopati serosa sentral - OCT-A mungkin membantu dalam diagnosis dan

pengelolaan CNM. Beberapa laporan menyebutkan adanya penurunan aliran

darah koriokapilaris.

e. Oklusi vaskular - evaluasi area yang tidak beraturan dan integritas pleksus dangkal

dan dalam.

f. Membran neovaskular koroid dari penyebab lain-lain (misalnya terkait dengan

miopia tinggi), dengan sensitivitas dan spesifisitas yang baik.

Anda mungkin juga menyukai