Pada tahun 1991, perkembangan OCT diawali dengan penelitian yang dilakukan oleh
professor Carmen Puliafito dari Universitas Tufts di Boston yang bekerja sama dengan tim
fisika dan matematika dengan pimpinan James Fujimoto, Ph.D dari Massachusetts Institute
of Technology (MIT). Prototipe pertama dibuat di New England dan didapatkan gambaran
retina invivo pada tahun 1993. Tahun 1995, gambaran klinis retina pertama kali ditemukan
scanner retina klinis (OCT1 atau Sistem 1000). Sistem yang lebih kompak dan
ergonomik kemudian dipasarkan dengan nama OCT2 atau Sistem 2000. Kedua Sistem
ini memiliki resolusi aksial 12 hingga 16 mikron di jaringan. Kecepatan akuisisi data adalah
100 A-scan/detik. Resolusi transversal adalah 20 mikron, pencitraan gambar terbatas pada
Teknologi Humphrey Instruments kemudian dibeli oleh Carl Zeiss Meditec, Inc.
Sejalan dengan pesatnya perkembangan teknologi pencitraan, Carl Zeiss meditec, Inc
baru-baru ini memperkenalkan OCT3 (Sistem Stratus), sistem Stratus memiliki resolusi
aksial yang lebih tinggi sebesar 9 hingga 10 mikron pada jaringan. Interval sampling aksial
berkurang separuh menjadi 2 mikron, kecepatan akuisisi data sebesar 400 A-scan/detik
OCT generasi terakhir yaitu OCT resolusi ultra tinggi memberikan pencitraan yang
sangat mendetail. OCT ultra tinggi ini menggunakan teknologi Fourier-domain (FD) yang
juga dikenal sebagai Spectral Domain (SD) dapat mencapai kecepatan 100 kali lipat
Prinsip kerja alat OCT didasarkan pada pencitraan cahaya yang terefleksikan.
Resolusi kedalaman OCT sangat tinggi, mencapai 0.01 mm atau 0.4 perseribu inci.
struktur jaringan internal yang sama dengan potongan jaringan di bawah mikroskop.
Sinar yang masuk mata akan dipantulkan oleh berbagai lapisan retina. Berkas cahaya
pada OCT dibiaskan selintas pada sampel jaringan. Sistem OCT kemudian
mengumpulkan sinar yang dipantulkan dan mengukur selisih waktu peluncurannya. 1,2,6
Cahaya yang direfleksikan dari lapisan yang lebih dalam memiliki selisih waktu
yang lebih besar dibanding cahaya yang dipantulkan dari lapisan yang lebih superfisial.
Pada saat jarak antara sumber sinar dan retina sama dengan jarak sumber sinar dan
cermin referensi maka akan terjadi interaksi dan menimbulkan pola interferensi,
selanjutnya pola interferensi tersebut akan diubah menjadi suatu sinyal. Sinyal tersebut
analog dengan sinyal yang didapat pada USG tetapi sumber sinar bukan gelombang
suara. melainkan menggunakan cahaya dekat infra merah untuk memperoleh gambaran
cross sectional.1,2,6
halnya pada ultrasonik dan RADAR (radio detection and ranging). Panjang gelombang
cahaya (~0.001 mm) lebih pendek dibanding ultrasonik (~0.1 mm) dan gelombang radio
(>10 mm), sehingga resolusi spasial OCT jauh lebih tinggi. Berbeda dengan pencitraan
ultrasonik, OCT tidak memerlukan kontak probe-jaringan atau cairan imersi karena
detecting reflected or backscattered light. Every OCT system probes the sample
with a beam of light, and lets the reflections interfere with a reference beam
originating from the same light source. From the resulting interference signal,
one can derive the reflectivity profile along the beam axis. This onedimensional
images of the sample. A-scans can be acquired either in the time domain (TD) or
in the frequency domain (FD). TD-OCT systems (Fig. 2) were the first to be
implemented [1]. These perform the depth scan based on low coherence
interferometry (LCI) which had previously been applied for examining optical
[14]. By using light with broad spectral bandwidth and thus low coherence length,
only backreflections from the sample with a round-trip path approximately equal
to the reference path can interfere with the reference beam. This condition
creates a spatial gate as wide as the coherence length of the light that
sample. This coherence gate is shifted along the probing beam axis by changing
the length of the reference path. The resulting light intensity at the
depth profile if they are further apart than the width of the coherence gate.
Thus, the lower the temporal coherence of the probing light is, or the broader
system acquires A-scans with a fixed reference path by measuring the spectral
of this interferogram reveals the reflectivity profile of the sample. The same
relation between bandwidth and depth resolution as in TD-OCT is also valid for
FDOCT.
sinar infra merah koherensi rendah 800-830 nm. Sinar tersebut dipancarkan melalui serat
optik menuju beam splitter dan kemudian diarahkan ke retina dan cermin referensi. Sinar
yang masuk mata akan dipantulkan oleh berbagai lapisan retina. Jarak antara beam
splitter dan cermin referensi akan berubah-rubah secara berkelanjutan. Pada saat jarak
antara sumber sinar dan retina sama dengan jarak sumber sinar dan cermin referensi
maka akan terjadi interaksi dan menimbulkan pola interferensi, selanjutnya pola
interferensi tersebut akan diubah menjadi suatu sinyal. Sinyal tersebut analog dengan
sinyal yang didapat pada USG tetapi sumber sinar bukan gelombang suara. 6-8
Beamsplitter
memiliki sumber, sampel, referensi, dan detektor yang semua terpusat pada beamsplitter
(alat pemecah cahaya). Output dari sumber cahaya diluncurkan ke dalam serabut sumber
dan dipecah oleh beamsplitter ke dalam sampel dan referensi. Refleksi sampel dan
referensi dikombinasikan ulang di dalam beamsplitter dan menghasilkan interferensi.
Sinyal inferometrik ini dikonversi dari cahaya menjadi arus listrik oleh suatu fotodetektor,
OCT adalah teknik pencitraan diagnostik medis yang memanfaatkan fotonik dan
serat optik untuk mendapatkan gambar dan karakteristik jaringan mata. Pada tomografi
baru ini, saraf optik dan struktur retina digambarkan pada tingkat resolusi yang sangat
tinggi. Lapisan anatomi retina dapat dibedakan dan ketebalan retina dapat diukur. OCT
tinggi untuk memvisualisasikan perubahan yang terjadi akibat suatu penyakit pada retina
mata.6-8
Dua pola dasar scan yang digunakan pada OCT yaitu garis dan lingkaran. Masing-
masing dari pola ini terdiri dari beberapa titik A-scan. Ketika beberapa A-scan membentuk
line scan (dengan panjang 3 mm sampai 10 mm), data yang didapatkan selanjutnya
direpresentasikan sebagai gambar cross sectional dari retina, yang juga disebut B-Scan.
Beberapa A-Scan bisa juga didapatkan dalam pola lingkaran (circle) dengan diameter 1,5
mm sampai 10 mm.6-8
2. Fast RNFL Thickness, merupakan scan lingkaran (circle) di sekitar diskus optik.
3. Fast Optic Disc, terdiri dari enam garis radial di atas diskus optik.
Beberapa tipe scan tersedia dalam versi standard dan fast. Scan tipe fast
meringkas proses scan dan memperpendek waktu yang dibutuhkan. Dengan scan tipe
fast semua parameter telah ditetapkan dimana ukuran dan jumlah dari garis atau
lingkaran tidak bisa diubah. Scan tipe fast memberikan resolusi yang lebih rendah.
Masing-masing dari fast scan terdiri dari 128 A-scan per garis atau lingkaran sedangkan
Dalam dua dekade terakhir OCT menjadi alat pemeriksaan yang sangat penting
mencapai 5µm, di mana instrument OCT untuk penelitian telah dibuat dengan resolusi
mencapai 2 µm. Resolusi lateral dibatasi oleh difraksi yang disebabkan oleh pupil dan
biasanya mencapai sekitar 20 µm. Untuk tujuan klinis, waktu untuk mendapatkan gambar
dibatasi oleh kemampuan pasien untuk menghindari gerakan mata, kurang dari 2 detik
pada kebanyakan pasien. Kecepatan scan gambar (jumlah A-scan yang didapat perdetik)
merupakan parameter penting dalam menentukan jumlah data yang tersedia untuk satu
dataset OCT.5,7-9
Instrumen OCT lama yang dikenal dengan istilah time domain OCT (TD-OCT),
menggunakan satu detektor foto, dan A-scan dibuat dengan menggerakkan cermin untuk
mengubah jaras optik dari referensi per detik. Teknik terbaru OCT yang dikenal dengan
spectral domain OCT (SD-OCT), fourier domain OCT (FD-OCT), atau high definition OCT
detektor, tidak lagi menggunakan sinar referensi multipel dari cermin yang bergerak.
Kecepatan scan dengan SD-OCT dapat mencapai 100.000 A-scan per detik, 200 kali
lebih cepat dari TD-OCT. SD-OCT yang secara komersial tersedia saat ini dapat
Pola scan dengan instrumen TD-OCT komersial (stratus OCT, Carl Zeis Meditec,
Dublin, CA) membentuk B-scan 6 mm dengan sifat radial dan konsentris yang terpusat
pada fovea. Dengan perkembangan terkini dari sistem SD-OCT kecepatan tinggi, strategi
pencitraan terbaru dan penting telah diperkenalkan dengan cara mendapatkan dataset
scan individual dengan kualitas sangat tinggi melalui kombinasi kepadatan sampling
tinggi dan rata-rata gambar. Salah satu faktor utama yang mempengaruhi kualitas
gambar OCT yaitu gangguan sinyal, secara khusus gangguan berbentuk bintik-bintik
waktu. Karena SS-OCT sangat tergantung dengan laser swept, kemajuan teknologi
1050 nm dan dapat menghasilkan lebih dari 100.000 A scan perdetik. Penggunaan
panjang gelombang yang lebih tinggi dapat menghasilkan gambaran pencitraan pada
bagian yang lebih dalam mencapai koroid dan sklera. SS-OCT juga mempunyai
pada pasien dilakukan untuk mengetahui kelainan pada lapisan-lapisan saraf mata.
Pasien diharuskan fokus melihat objek yang ada di dalam alat hingga pemeriksaan
selesai.1,2,6
Posisi scan harus berada di tengah selama pemeriksaan OCT. Pada keadaan
dimana penempatan terlalu rendah atau terlalu tinggi akan muncul pesan “scan too high”
atau “scan too low” pada hasil analisis. Jika terjadi kesalahan yang besar seperti: pupil
yang terlalu kecil, kekeruhan media, berkedip maka akan muncul pesan “missing data”
a. Posisikan tubuh pasien dengan tinggi mejanya sehingga pasien merasa nyaman,
kemudian instruksikan pasien untuk meletakkan dagu di salah satu bagian kanan
atau kiri, pastikan bahwa dagu pasien menempel pada dua sensor (berwarna
hitam) dan dahi pasien menempel pada chin rest. Komputer akan otomatis
posisikan pupil mata supaya berada di tengah dengan menekan tombol mouse kiri
tepat di tengah pupil di layar monitor. Kemudian instruksikan pasien untuk melihat
c. Setelah pupil tepat berada di tengah tekan tombol chinrest ke kiri atau ke kanan
d. Setelah semua parameter pemeriksaan tepat maka pastikan pasien tetap fokus
Setelah dilakukan proses scan, software dari alat OCT dapat memberikan analisis
yang bervariasi yang berguna dalam diagnosis dan mengikuti perjalanan penyakit. 1,6,8
konkaf, misalnya pada kasus miopia dan stafiloma posterior dan konvek seperti pada
terlepasnya RPE dan kista subretina. Deformasi profil retina, yaitu hilangnya depresi dari
fovea pada edema makula, membran epiretina yang terpisah atau melekat pada retina,
mengetahui diameter dan dalamnya macular hole. Perubahan struktur intraretina, yaitu
pada edema makula sistoid, cotton woll spot yang terdiri dari nodul retina
hiperrefleksi yang melekat di lapisan serabut saraf, hard exudate yang terjadi di batas
antara area edema dan normal. Perubahan struktur posterior, yaitu terlepasnya RPE,
Studi ref lektivitas, yaitu hiperref leksi, hiporefleksi, dan area bayangan.
Saat didapatkan kelainan, akan terjadi perubahan reflektivitas. Struktur vertikal (seperti
saraf). Area bayangan adalah area densitas, jaringan hiperrefleksi menghasilkan area
dan pembuluh darah. Bayangan di posterior, misalnya jaringan parut pada retina,
Sebuah langkah penting terhadap pemahaman kuantitatif dari anatomi retina yang
bermakna secara klinis adalah perkembangan dari algoritma segmentasi secara akurat,
kuat, dan dapat direproduksi. Algoritma tersebut bisa secara otomatis mengidentifikasi
batas di antara lapisan-lapisan retina spesifik dan bagian lain dari retina. Instrumen SD-
OCT yang tesedia saat ini mempunyai beberapa keuntungan dibandingkan dengan
aksial yang lebih tinggi dan dapat memproduksi B-scan dengan kualitas gambar yang
lebih baik dengan meningkatkan kepadatan A-scan dan melalui teknik pemerataan.
Kecepatan scan yang lebih tinggi pada teknologi SD-OCT mengurangi artifak yang
Parameter kuantitatif dan paling sering digunakan dari dataset OCT yaitu
ketebalan retina, yang didapat dari segmentasi membran limitan interna dan batas dai
epitel pigmen retina. Informasi ini dapat digunakan untuk menghasilkan peta permukaan
dari membran limitan interna dan epitel pigmen retina pada peta ketebalan retina dua
dimensi dan tiga dimensi. Peta ini dapat sangat berguna untuk mengidentifikasi dan
mendeskripsikan deviasi dari anatomi normal dan perubahan dari waktu ke waktu.
Registrasi dataset OCT yang didapat dari waktu ke waktu bisa memberikan informasi
mengikuti batas posterior dari kompleks RPE, stratus TD-OCT secara khas mengikuti
batas/sambungan antara segmen dalam dan segmen luar yang berlokasi di depan dari
kompleks RPE, dan cirrus SD-OCT yang secara khas mengikuti batas anterior dari
lapisan RPE. Situasi ini menjadi lebih rumit dan terkadang inkonsisten ketika struktur
retina normal mengalami suatu kondisi patologi. Sebagai tambahan dari total ketebalan
retina, sejumlah parameter kuantitatif telah diajukan. Sebagai contoh, bisa didapatkan
pengukuran dari lapisan retina tertentu, seperti ketebalan lapisan sel ganglion atau
ketebalan dari segmen luar dari fotoreseptor, sebagaimana dengan pengukuran lesi
retina, seperti daerah geographic atrophy (GA). Daerah yang dapat diukur dengan jelas
yaitu deformasi RPE yang berhubungan dengan drusen. Pengukuran ini didapatkan
dengan membandingkan geometri RPE yang sebenarnya dengan geometri RPE virtual
yang normal. Parameter seperti luas dan volume drusen dihasilkan dengan jelas dan
dapat diulang.6-8
Jumlah informasi yang diberikan oleh setiap dataset, bersamaan dengan
menjadi alat baru yang sangat menjanjikan untuk studi kuantitatif dari patologi retina.
Kemampuan ini menjadi solusi masalah terbesar terkait dengan peta ketebatalan retina
pada stratus TD-OCT: kurangnya korespondensi yang tepat antara B-scan dan topografi
retina, kesulitan terkait pergerakan mata, dan kebutuhan interpolasi data yang signifikan
karena itu, penting untuk tetap waspada dan monitor kualitas segmentasi agar dapat
mengeliminasi artifak yang terjadi akibat segmentasi yang tidak tepat dan berhubungan
dengan pengukuran.6,7,9
retina beserta volumenya. Analisa kuantitatif terdiri dari pengukuran ketebalan atau
volume retina, dengan tampilan ketebalan retina pada bagian atas berwarna, disertai
skalanya. Gambar yang bawah menampilkan rata-rata ketebalan retina (dalam mikron)
Ketebalan retina dapat diukur secara otomatis oleh software OCT, jarak
antara permukaan vitreoretina dan permukaan anterior dari pigmen epitelium rata-rata
ketebalan retina. Garis melintang dibuat sepanjang permukaan anterior retina, yang
diidentifikasikan sebagai pertemuan antara sinyal lapisan dalam retina (ILM dan
lapisan serabut saraf) yang sangat tinggi dengan sinyal yang sangat rendah (atau tidak ada
sinyal) dari badan kaca. Begitu juga di bagian posterior dengan refleksi yang tinggi, dibuat
segmentasi, deteksi perbatasan dan koreksi error dapat membantu proses ini, kemudian
dapat diketahui jarak antara garis anterior dan posterior, yang menghasilkan
ketebalan retina.6-8
dengan membandingkan data analisis, hasil dari pemeriksaan klinis, dan semua data
yang tersedia. Pada tahapan sintesis berbagai komponen diatur dan dikombinasikan
untuk membentuk suatu kompleks koheren yang digunakan proses deduksi. Pada
tahapan deduksi, semua komponen dari evaluasi pasien termasuk riwayat dan keluhan
utama diperlukan untuk membuat kesimpulan yang sesuai. Deduksi dan sintesis
pemeriksaan biomikroskop, foto fundus, dan FFA. Mata bukan merupakan organ yang
berdiri sendiri, OCT tidak dapat menyimpulkan diagnosis tanpa tambahan informasi lain.
non-invasif untuk menilai mikrovaskular retina dan koroid. Studi klinis pertama yang
permukaan sel darah merah yang bergerak untuk menggambarkan secara akurat
pembuluh darah melalui daerah tersegmentasi yang berbeda pada mata, oleh karena itu
tidak dibutuhkan zat pewarna (fluorescent) untuk pemeriksaan. Dengan teknologi OCT-
A, gambar jaringan yang sama berulang kali diambil dan perbedaan dari berbagai scan
dianalisis, sehingga dapat dideteksi zona yang mengandung laju arus tinggi (perubahan
yang terlihat diantara scan) dan zona dengan arus lebih lambat, atau tidak ada aliran
gelombang mendekati 800nm; atau swept source OCT (SS-OCT), yang memanfaatkan
panjang gelombang yang lebih panjang, mendekati 1050nm. Panjang gelombang yang
lebih panjang memiliki penetrasi jaringan yang lebih dalam, namun resolusi aksial sedikit
OCT-A menggunakan dua metode untuk deteksi gerak: dekorelasi amplitudo atau
variasi fase. Yang pertama mendeteksi perbedaan amplitudo antara dua OCT B-scan
yang berbeda. Variasi fase terkait dengan sifat gelombang cahaya yang dipancarkan,
dan variasi fase saat melakukan intersepsi dengan objek bergerak. Untuk memperbaiki
visualisasi dan mengurangi kebisingan latar belakang dari gerakan mata, dua metode
dikembangkan yaitu teknik dekorelasi amplitudo pemisahan spektrum dan volume rata-
rata. Algoritma OCT-A ini menghasilkan gambar (3 mm2 sampai 12 mm2) yang
A B C D
Gambar 8. Gambaran OCT-A pada Retina
A: pleksus retina permukaan; B: pleksus retina dalam; C: retina luar avascular;
D: koriokapilaris.
Dikutip dari Practical OCT-Angiography. Othea Moteur d’innovation. France
Keuntungan utama OCT-A adalah waktu perolehan yang lebih cepat dan proses
yang disuntikkan (yang memerlukan waktu untuk mencapai pembuluh retina, dan
mungkin terkait dengan efek samping sistemik dan bahkan reaksi anafilaksis). 11,12
retina (selain analisis kualitatif yang dilakukan pada Angiografi standar). Selain itu, ketika
darah kapiler peripapilaris yang menyuplai lapisan serabut saraf retina. 11,12
OCT-A merupakan prosedur yang cepat, aman, dan tidak invasif untuk menilai
OCT-A telah dilaporkan bermanfaat dalam diagnosis dan pemahaman beberapa kondisi
b. AMD tipe kering - penurunan umum pada aliran koriokapillaris telah dilaporkan,
struktural setelah suntikan intravitreal. Ini juga telah meningkatkan potensi untuk
darah koriokapilaris.
e. Oklusi vaskular - evaluasi area yang tidak beraturan dan integritas pleksus dangkal
dan dalam.