Anda di halaman 1dari 31

Phakic IOL indikasi dan teknik Implantasi

BAB I

PENDAHULUAN
Miopia adalah suatu keadaan rabun jauh di mana sinar paralel dari tak terhingga difokuskan di
depan retina dengan akomodasi saat istirahat. Berbagai prosedur bedah refraktif digunakan untuk
sebagai tatalaksana miopia yaitu laser in situ keratomileuses (LASIK), photorefractive
keratectomy (PRK), laser-assisted subepithelial keratectomy (LASEK) atau Epi-LASEK, segmen
cincin intracorneal (ICRS atau INTACS), ekstraksi lensa bening ( CLE) atau implantasi lensa
intraokular phakic/IOL (PIOL).1
Prosedur laser excimer efektif untuk miopia rendah dan sedang. Segmen cincin
intrakorneal dapat digunakan untuk mengobati miopia rendah, tetapi hasilnya sangat tidak dapat
diprediksi. Mata yang sangat ametropik bukanlah kandidat yang cocok untuk mendapatkan
prosedur laser atau ICRS dan memerlukan opsi seperti implantasi IOL phakic. Prosedur ini
memberikan kualitas penglihatan yang lebih baik dibandingkan dengan teknik lain. Preservasi
akomodasi dan manipulasi minimal dari lensa kristalin adalah keuntungan lainnya.2
Lensa intraokular Phakic (PIOLs) adalah lensa implan yang ditempatkan melalui
pembedahan baik di ruang anterior (AC) atau ruang posterior (PC) tanpa melepas lensa alami,
memungkinkan cahaya untuk fokus pada retina untuk meningkatkan ketajaman visual yang tidak
dikoreksi. Pertama kali diperkenalkan pada tahun 1953, Benedetto Strampelli melakukan
implantasi anterior chamber IOL (ACIOL) untuk koreksi miopia tinggi pada mata phakic.
Prosedur ini tidak dilakukan karena komplikasi endotel, iritis, blok pupil, dan glaukoma. Joaquin
Barraquer memperkenalkan IOL dengan loop elastis yang lebih baik beradaptasi dengan ruang
anterior untuk mata myopia phakic. IOL ini juga menyebabkan komplikasi serupa sehingga tidak
populer. Seiring waktu, AC-IOL phakic semakin berkembang. Kontribusi penting dalam
pengembangan phakic IOL termasuk kontribusi oleh: Fechner dan Worst (1990) dengan IOL
fixed iris, Baikoff (1998) angle supported AC-IOL, dan Fyodorov (2007) IOL posterior chamber
(PC-IOL) dengan fiksasi alur silia.3
Prosedur PIOLs menunjukkan kualitas optik yang tinggi dan memiliki keuntungan dalam
ketajaman visual pada pasien myopia karena pembesaran retina. Koreksi tidak dibatasi oleh
ketebalan kornea atau topografi; pemulihan visual yang lebih cepat dan refraksi yang stabil
diharapkan dari prosedur ini. Sebagai prosedur refraktif reversibel yang mempertahankan fungsi
akomodatif, implantasi PIOL merupakan pilihan menarik bagi pasien dan ahli bedah refraktif.4
Dalam banyak penelitian, kualitas penglihatan pada pasien dengan miopia tinggi telah
dilaporkan lebih baik setelah implantasi pIOL dibandingkan setelah prosedur laser in situ
keratomileusis (LASIK).5,6 Pedoman pelaporan standar untuk hasil refraksi refraksi berbasis IOL
bedah, bedah laser kornea, dan RLE yang digunakan oleh beberapa jurnal 6 memberikan
informasi mengenai perbandingan model dan teknik yang kesimpulan mengenai keamanan dan
efektivitas yang sebanding. Analisis Registry Eropa tentang Kualitas Hasil untuk Katarak dan
Basis Data Bedah Refraktif antara tahun 2004 dan 2014 menunjukkan bahwa pIOLs memiliki
hasil visual yang dilaporkan relatif baik, khususnya dibandingkan dengan LASIK. 7 Selanjutnya,
Cochrane Review oleh Barsam et al.8 menemukan bahwa pIOLs lebih akurat dan lebih aman
dibandingkan koreksi bedah laser excimer untuk miopia moderat hingga tinggi di kisaran 6.0
hingga 20.0 dioptri (D), yang menyebabkan implantasi pIOL menjadi pengobatan klinis yang
dapat diterima untuk tingkat miopia yang lebih tinggi (ekivalen bola nt 6.0 D) dengan atau tanpa
astigmatisme.
Pada pasien yang tidak memiliki kontraindikasi, pIOL merupakan pilihan yang baik
untuk ahli bedah refraktif. Semua model pIOL memiliki beberapa keunggulan yang sama,
termasuk pemulihan visual yang cepat, stabilitas refraksi yang sangat baik, peningkatan
ketajaman visual, tidak ada pengangkatan jaringan mata, retensi akomodasi, dan reversibilitas.
Sayatan kecil, kira-kira kurang dari 3,0 mm, dan stabilitas rotasi model toric pIOL
memungkinkan rehabilitasi visual yang cepat. Secara keseluruhan, komplikasi jarang terjadi dan
tergantung pada lokasi dan penempatan pIOL mengingat bahwa IOL adalah aditif desain dan
memasukkan bahan asing ke dalam mata dapat menyebabkan cedera jaringan intraokular atau
menghalangi aliran aqueous dari bilik sehingga dapat mengakibatkan peningkatan tekanan
intraokular.4,9,10
BAB II
MIOPIA
II.1 Etiologi

Proses normal emmetropisasi dimulai dengan hiperopia pada masa bayi kira-kira +2 D. Selama
dua tahun pertama kehidupan, dan terjadi penurunan cepat hingga kira-kira +1 D. Pergeseran ke
arah emmetropia berlanjut pada kecepatan yang lebih lambat setelah tiga tahun sampai sekitar
enam tahun.3 Fakta bahwa mata merespon penglihatan kabur lokal dengan perubahan lokal
bahkan ketika saraf optik terputus menunjukkan bahwa kaskade pensinyalan yang mengatur
perkembangan refraksi mata ada di dalam mata itu sendiri dan tidak memerlukan umpan balik
dari otak (Gbr. 1). Rada et al. melaporkan bahwa retina memberikan sinyal remodeling ke sklera
dimana mata mengubah bentuknya untuk menempatkan gambar pada retina, yang disebut
emmetropisasi.11

Hal ini berkaitan dengan laju pertumbuhan bola mata. Pada individu rabun, panjang
aksial meningkat pada tingkat yang jauh lebih cepat. Miopia aksial adalah peningkatan panjang
aksial dan penipisan sklera yang disebabkan oleh peningkatan degradasi kolagen dan penurunan
sintesis kolagen. Miopia dapat dikategorikan sebagai miopia ringan (0 D hingga 1,5 D), miopia
sedang (−1,5 D hingga 6,0 D), dan miopia tinggi (−6,0 D atau lebih). Miopia patologis biasanya
terlihat dengan -8 D atau lebih dan berhubungan dengan degenerasi retina dan makula yang
khas.12

Berbagai faktor lingkungan berperan dalam perkembangan miopia, meskipun belum ada
hubungan yang jelas. Beberapa aktivitas sehari-hari, seperti jarang beraktivitas diluar rumah dan
peningkatan aktivitas di dekat tempat kerja, termasuk peningkatan penggunaan perangkat
elektronik, berperan dalam perkembangan miopia. Penyebab lain yang diusulkan termasuk
kecenderungan genetik, paparan cahaya harian yang rendah, dan diet.13

II.2 Epidemiologi Miopia

Ada berbagai variasi dalam prevalensi miopia di berbagai daerah dan kelompok etnis. Prevalensi
miopia dapat diperkirakan sekitar 70% sampai 90% di Asia, sekitar 30% sampai 40% di Eropa
dan Amerika, dan 10% sampai 20% di Afrika.3,14
Gambar 1 Penglihatan kabur lokal menyebabkan perpanjangan aksial. Kekaburan retina
regional yang dibuat di separuh retina menyebabkan pemanjangan regional mata. Ini terjadi
bahkan ketika saraf optik dipotong, tetapi tidak akan terjadi jika atropin disuntikkan ke mata.
Mata mengenali arah keburaman, yaitu lensa plus atau minus dan daerah keburaman retina11

Prevalensi global miopia diperkirakan sebesar 23 persen pada tahun 2000 dan terus
meningkat. Prevalensi miopia meningkat di Amerika Serikat dan Eropa . Di Amerika Serikat,
prevalensi miopia dari 1971-1972 hingga 1999-2004 hampir dua kali lipat di antara orang
berusia 12 hingga 54 tahun (25 berbanding 42 persen). Di Eropa, prevalensi miopia lebih tinggi
di antara dekade kelahiran yang lebih baru; Prevalensi miopia standar usia adalah 18 persen pada
mereka yang lahir antara 1910-1939 dibandingkan dengan 23,5 persen di antara mereka yang
lahir antara 1940-1979. Prevalensi miopia menurun dengan bertambahnya usia, dari sekitar 40
persen pada orang dewasa usia 20 sampai 59 tahun menjadi sekitar 20 persen pada orang dewasa
usia 60 tahun . Berbeda dengan miopia onset masa kanak-kanak di mana derajat miopia
cenderung memburuk dengan cepat, derajat miopia stabil pada akhir masa remaja dan
mengalami tingkat perubahan miopia yang lambat setelah usia 20 tahun.15

Perbedaan ini, mungkin mencerminkan perubahan dalam pendidikan dan tuntutan konsekuensi
untuk tugas-tugas dengan jarak dekat yang menuntut akomodatif tinggi (misalnya, membaca,
menulis, kerja komputer), pergeseran populasi, dan perubahan klasifikasi miopia.14

Miopia tinggi menyumbang sekitar 10 sampai 20% kasus pada dewasa muda. Faktor
risiko utama yang diidentifikasi adalah pendidikan intensif dan waktu di luar ruangan yang
terbatas. Perkembangan miopia pada anak-anak Asia lebih cepat daripada anak-anak Barat.
Tidak ada predileksi jenis kelamin yang dilaporkan dalam prevalensi miopia.15

Morbiditas yang disebabkan karena gangguan penglihatan dari miopia yang tidak
dikoreksi disertai dengan kehilangan penglihatan ireversibel dari komplikasi terkait miopia
menjamin perkiraan global dari situasi dan tren temporal yang penting untuk manajemen
tatalaksana. Persentase miopia sedang dan tinggi yang memilih operasi refraktif kira-kira
masing-masing sepuluh kali dan enam belas kali lebih banyak daripada miopia rendah.3,14

II.3 Tatalaksana Miopia

Insiden ablasio retina dan degenerasi makula meningkat secara logaritmik myopia di atas
2 dioptri. Brennan16 melaporkan bahwa mengurangi perkembangan sebesar 33% akan
menghasilkan pengurangan 73% dalam perkembangan miopia di atas 5 D, jika tingkat
pengurangan meningkat menjadi 50%, maka akan ada pengurangan 90% dari miopia di atas 5 D
Dengan demikian, kontrol miopia menjadi isu yang semakin penting karena perubahan
lingkungan tidak hanya mengakibatkan peningkatan kejadian miopia di seluruh dunia, tetapi juga
menyebabkan peningkatan usia perkembangan dan meningkatkan besarnya refraksi eror.
Penelitian pada hewan dan manusia memiliki konsekuensi praktis yang penting. untuk
tatalaksana miopia. Peneliti secara khusus menyarankan bahwa mengurangi kelambatan
akomodasi, mengurangi defokus pusat dan perifer, dan memblokir sinyal miopiagenik di mata
harus memperlambat perkembangan miopia. Mempertimbangkan bahwa informasi tentang jalur
pensinyalan yang mendasari perkembangan miopia terbatas, modalitas pengobatan yang saat ini
dipertimbangkan untuk mengontrol perkembangan miopia termasuk koreksi optik seperti lensa
kacamata bifokal, lensa kacamata tambahan progresif, koreksi kurang, OK, lensa kontak
multifokal, dan peningkatan eksposur untuk kegiatan di luar ruangan, dengan pengecualian
atropin yang telah terbukti memblokir sinyal miopiagenik meskipun dengan beberapa efek
samping yang tidak nyaman.

Menurut meta-analisis yang dilakukan oleh Huang et al., intervensi yang efektif untuk
miopia termasuk tetes mata atropin dosis tinggi, sedang, dan rendah, pirenzepin, siklopentolat,
lensa kontak modifikasi defokus perifer, defokus perifer memodifikasi lensa kacamata,
ortokeratologi, penambahan progresif lensa kacamata, lensa kacamata prisma bifokal, lensa
kacamata bifokal, dan lebih banyak aktivitas di luar ruangan. Dalam pengaturan uji coba
terkontrol secara acak, atropin adalah satu-satunya pengobatan yang memanifestasikan efek yang
kuat. Intervensi yang mengubah refraksi perifer relatif cenderung mencapai efek sedang.
Kacamata bifokal dan waktu di luar ruangan cenderung memberikan efek kontrol miopia yang
rendah.17
BAB III
PHAKIC LENSA INTRAOKULAR
III.1 Sejarah

Sejarah Phakic Lensa Intraokular (PIOL) dalam menangani kelainan refraksi dimulai di Eropa
pada tahun 1953, tetapi karena keterbatasan kualitas manufaktur sehingga menghalangi
perkembangan IOL ini untuk digunakan secara luas hingga tahun 1990-an. Diperkenalkan oleh
Strampelli yang menanamkan pIOL pertama pada anterior chamber berkekuatan minus pada
tahun 1953. Hasil studi awal dari Barraquer sangat menggembirakan; namun, komplikasi seperti
kehilangan endothelial cell loss (ECL) dan retraksi iris menyebabkan tingkat eksplantasi pIOL
yang tinggi. Perbaikan terus dilakukan pada tahun 1980-an dan 1990-an dalam mengurangi
komplikasi, tetapi perkembangan yang cepat menyebabkan masalah keamanan, yang
menyebabkan penarikan beberapa desain dari pasaran.5,18 PIOL anterior chamber fiksasi iris juga
diperkenalkan pada tahun 1950-an, ketika IOL yang awalnya dirancang untuk mata afakia
dikembangkan. Model terkenal termasuk Binkhorst dan Medallion IOL. Pada tahun 1978, Worst
merancang IOL iris-claw, digunakan untuk mata afakia. Pada tahun 1986, Fechner dan Worst
menanamkan IOL pada mata phakic rabun pertama dengan hasil prediktabilitas yang baik ;
namun, ada ECL progresif sekitar 7%. Model saat ini masih didasarkan pada desain asli. Pada
tahun 1986, salah satu pIOL posterior chamber pertama, desain " collar-button " atau "
mushroom", dikembangkan dan dikaitkan dengan Fyodorov. PIOL silikon posterior chamber
satu bagian ini memiliki optik 3,2 mm dan permukaan anterior cekung yang diproyeksikan ke
anterior melalui pupil. Sejak itu, beberapa model PIOL posterior chamber telah dirilis di pasaran.
Penyempurnaan dalam desain IOL telah mengurangi komplikasi dan, meningkatkan popularitas
PIOL ini baik di dalam maupun di luar Amerika Serikat. Di Amerika Serikat, 3 PIOL saat ini
disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA) AS untuk miopia: 2 PIOL iris nonfoldable
polymethyl methacrylate (PMMA), dan 1 PIOL posterior chamber kolamer yang dapat dilipat. 2
lensa PMMA nonfoldable memiliki desain yang identik tetapi memiliki rentang dioptri yang
berbeda. Di luar Amerika Serikat, model yang tersedia mencakup versi PIOL foldable, versi
hiperopik dan torik dari semua PIOL ini, dan PIOL sudut-fiksasi. Tiga lokasi untuk PIOLs telah
dijelaskan yakni PIOL anterior chamber angle-fixated; PIOL anterior chamber iris-fixated; dan
posterior chamber PIOL. 4,19
III.2 Indikasi Untuk Pembedahan, Pertimbangan Anatomi, dan Penilaian Praoperasi

Indikasi utama untuk PIOL adalah koreksi miopia atau astigmatisme miopia di luar jangkauan
laser vision correction (LVC).4 Indikasi umum untuk IOL phakic adalah20:

1) Miopia > -6.00


2) Hiperopia > +3,50
3) Refraksi stabil (setidaknya selama 18 bulan)
4) Usia antara 18 dan 50 tahun
5) Mata yang sehat.

Indikasi untuk IOL Phakic yang Disetujui FDA (Food and Drug Administration, USA):

Visian ICL: koreksi miopia dari -3,0 menjadi -15,0 D dan pengurangan miopia dari -15,0
menjadi -20,0 D dengan astigmatisme kurang dari 2,5 D pada bidang kacamata pada pasien
berusia 21 hingga 45 tahun dengan kedalaman bilik mata depan lebih dari 3,0 mm dan
stabilitas refraksi dalam 0,5 D selama satu tahun sebelum implantasi. Artisan/ Verisyse IOL:
Koreksi miopia dari -5,0 hingga -20,0 D dengan astigmatisme kurang dari 2,5 D pada bidang
kacamata pada pasien berusia lebih dari 21 tahun dengan kedalaman bilik mata depan lebih
dari 3,2 mm dan stabilitas refraksi dalam 0,5 D untuk enam bulan sebelum implantasi.3

Meskipun ini adalah indikasi umum untuk IOL phakic, dalam beberapa keadaan khusus
kriteria ini dapat sedikit disesuaikan dengan kasus tertentu. Pada miopia, IOL phakic mungkin
merupakan prosedur pilihan pada derajat yang lebih rendah jika kornea terlalu tipis (kurang dari
480 m) atau beberapa bentuk gangguan ektasis (bahkan subklinis). Kornea yang sangat curam
tidak cocok untuk laser pada hiperopia dan mungkin lebih tepat ditangani dengan operasi
intraokular. Mengenai usia, IOL phakic mungkin digunakan pada anisometropia pada anak-
anak.20

Di atas usia 50 tahun, karena akomodasi berkurang, penggunaan IOL phakic umumnya
dihentikan. Patologi intraokular seperti retinopati diabetik, glaukoma yang tidak terkontrol, dan
segala bentuk uveitis dianggap sebagai kontraindikasi untuk implantasi IOL phakic. Di sisi lain,
gangguan ektaktik kornea mungkin (jika stabil) merupakan indikasi yang baik. Selain indikasi
umum ini, untuk menanamkan IOL phakic dengan aman dan berhasil, sangat penting untuk
mempelajari anatomi mata secara ekstensif. Parameter berikut harus ditentukan sebelum
operasi20:

1) Kedalaman ruang anterior


2) Ukuran bilik anterior dan posterior
3) konfigurasi Iris
4) Ukuran pupil
5) Profil endotel.

Kedalaman ruang anterior sangat penting untuk keamanan implantasi semua jenis IOL
phakic. Kedalaman harus diukur dari endotelium ke permukaan anterior lensa alami dan
minimumnya adalah 2,80 mm. Studi terbaru bahkan menunjukkan bahwa kedalaman 3,00 mm
meningkatkan keamanan. Kedalaman ruang anterior dapat ditentukan dari kornea dalam
pengukuran kedalaman AC. Jika implantasi IOL phakic dilakukan di ruang anterior yang
dangkal, risiko hilangnya sel endotel dan akhirnya dekompensasi kornea terlalu tinggi.

Ukuran ruang anterior dan posterior sangat penting untuk implantasi beberapa IOL phakic.
IOL phakic Angle-supported anterior chamber harus sama persis dengan dimensi bilik anterior.
Jika tidak, komplikasi penting seperti rotasi dan desentralisasi IOL (IOL terlalu kecil) atau
distorsi pupil dan atrofi iris (IOL terlalu besar) dapat terjadi. Demikian juga sulkus fiksasi ruang
posterior phakic IOLs membutuhkan ukuran yang memadai untuk menghindari menyentuh lensa
alami, menyebabkan katarak (IOL kecil), atau mendorong iris ke depan menutup sudut (IOL
terlalu besar). Untuk menghindari komplikasi ini, IOL phakic fiksasi iris memiliki keuntungan
besar karena 'satu ukuran cocok untuk semua'. Secara klasik untuk menentukan jarak sudut-ke-
sudut dan sulcus-to-sulcus, pengukuran white-to-white (W/W) dilakukan dengan jangka sorong
atau dengan instrumen seperti Orbscan, Pentacam, atau IOL Master. Namun, pengukuran ini
tidak selalu berkorelasi dengan pengukuran intraokular yang menyebabkan kesalahan dalam
ukuran IOL.

Saat ini, setidaknya untuk IOL phakic phakic Anglesupported, OCT melakukan pengukuran
'in vivo' yang tepat dari jarak sudut ke sudut. Namun, masih belum ada perangkat yang
memungkinkan kita mengukur jarak sulkus-ke-sulkus yang sempurna.
Sebagian besar iris datar. Namun, di beberapa mata (kebanyakan hyperopic) iris agak cembung.
Mata ini tidak cocok untuk implantasi dengan IOL phakic fiksasi iris, dan dalam kasus ini jenis
IOL phakic lain harus digunakan. Sekali lagi OCT adalah metode yang paling dapat diandalkan
untuk menilai konfigurasi iris. Ukuran pupil adalah kriteria penting lainnya untuk implantasi IOL
phakic. Aturannya adalah bahwa diameter pupil mesopik tidak boleh lebih besar dari 1 mm di
atas optik IOL phakic. Endotelium yang sehat (indeks pleomorfisme dan polimegatisme rendah)
dengan kepadatan sel minimal 2200 sel/mm juga merupakan prasyarat untuk implantasi IOL
phakic.

Setelah semua kriteria di atas terpenuhi, untuk menanamkan IOL phakic, kita perlu
menentukan kekuatannya. Untuk melakukan itu, rumus yang paling banyak digunakan adalah
yang dikembangkan oleh Van der Hejde, yang memperhitungkan ekuivalen sferis (sikloplegik
untuk hiperopia), kedalaman bilik mata depan, dan keratometri.

III.3 Tujuan pembedahan

Tujuan pembedahan adalah untuk memperbaiki ametropia secara permanen dan stabil.
Untuk mencapai tujuan ini ada berbagai IOL phakic yang tersedia. Menurut lokasinya di dalam
mata, IOL phakic dapat dibagi menjadi tiga kelompok utama:

1. IOL phakic Anterior chamber angle-supported


a. Phakic Acrysof Cache (Alcon)
b. Duet Kelman (Tekia)
Lensa angle-supported terbaru adalah AcrySof Cachet (Alcon Laboratories, Inc.,
Fort Worth, TX, USA). AcrySof Cachet adalah lensa akrilik hidrofobik tunggal yang
dapat dilipat yang dapat ditanamkan di ruang anterior melalui sayatan kornea bening
2,6 mm. Ini dirancang untuk mencapai pemosisian yang dapat diprediksi di ruang
anterior, kubah stabil, dan gaya kompresi rendah pada sudut irido-kornea. Lensa ini
dapat digunakan untuk mengoreksi miopia mulai dari 6,00 D hingga 16,50 D dan
tersedia dalam peningkatan 0,5 D. Ini memiliki optik tipe meniskus dengan diameter
optik 6,0 mm dan panjang keseluruhan 12,5 mm.4
Gambar 2 Acrysof cachet PIOL (Alcon laboratories, Inc, Fort Worth, TX, USA).4

Gambar 3 Acrysof cachet PIOL (Alcon laboratories, Inc, Fort Worth, TX, USA).4
2. IOL phakic Anterior chamber iris-supported:
a. Artisan (Ophtec)
b. Artiflex (Ophtec)
Lensa Artisan, dipasarkan sebagai lensa Verisyse (Abbott Medical Optics, Santa Ana,
California, USA), tersedia untuk koreksi miopia dalam rentang kekuatan 3,00 D
hingga 23,50 D dan hiperopia dalam rentang daya 1,00 D hingga 12.00 H.[13] PIOL
ini memiliki panjang keseluruhan tetap 8,5 mm (7,5 mm untuk kelompok pediatrik)
yang terbuat dari PMMA dengan optik 5 atau 6 mm, membutuhkan insisi 5 hingga 6
mm. Ini dirancang untuk ditempatkan di dalam bilik mata depan dengan fine claw di
haptic yang menggabungkan jaringan iris untuk menahan IOL di tempatnya dalam
proses yang disebut "enklavasi." Karena jenis PIOL ini difiksasi ke iris
midperipheral, PIOL ini tersedia dalam panjang "satu ukuran untuk semua".
Meskipun konfigurasi kubah Artisan/Verisyse dirancang untuk memastikan aliran air
normal, iridektomi perifer diperlukan untuk menghindari glaukoma blok pupil. PIOL
ini dapat dipusatkan di atas pupil meskipun pupil tidak berada di tengah. Sistem
fiksasi cakar iris di midperiphery juga menghasilkan fiksasi total tanpa rotasi pada
PIOL, dan karenanya ideal untuk versi toric. Untuk implantasi yang aman dari
Artisan PIOL, kedalaman ruang anterior harus setidaknya lebih besar dari 2,8 mm
diukur dari endotel kornea ke permukaan anterior lensa kristal, dan jarak antara PIOL
dan endotelium di perifer harus setidaknya 1,5 mm. Kepadatan sel endotel minimal
diperlukan menurut usia: usia 18 hingga 25 tahun = 2800 sel/mm2; 26 sampai 30
tahun = 2650 sel/mm2; 31 sampai 35 tahun = 2400 sel/mm2; 36 sampai 45 tahun =
2200 sel/mm2; >45 tahun = 2000 sel/mm2.
Artisan PIOL kontraindiskasi pada pasien dengan: jumlah sel endotel <2000
sel/mm2; ACD <2,8mm; glaukoma; pasien dengan riwayat ablasi retina, degenerasi
makula atau retinopati; segala bentuk katarak; iritis berulang atau kronis; ukuran
pupil tetap >4,5 mm atau ukuran pupil skotopik > 6,0 mm (optik PIOL 5 mm) atau
7,0 mm (optik PIOL 6 mm); iris cembung, menonjol atau volcano; kornea patologis,
dan usia <18 tahun dan kehamilan.
IOL Artiflex/Veriflex Phakic adalah model yang dapat dilipat. PIOL fiksasi iris
ini terbuat dari bahan yang fleksibel dan dapat dimasukkan melalui insisi kecil yang
menutup sendiri sekitar 3 mm yang memiliki keuntungan meminimalkan
astigmatisme yang diinduksi pembedahan. Panjang keseluruhan adalah 8,5 mm dan
rentang kekuatannya. dari 2,0 D ke 14,5 D dalam langkah 0,5 D. Desain Toric PIOL
juga tersedia untuk memungkinkan koreksi sferosilindris. Rentang daya dioptri
Artiflex/Veriflex toric PIOL mencakup koreksi sferis dari 1.0 D hingga 13.5 D dalam
kombinasi dengan koreksi silinder dari 1.0 D hingga 5.0 D. Untuk implantasi Artiflex
PIOL yang aman, kedalaman ruang anterior harus setidaknya lebih besar dari 3,0 mm
diukur dari endotelium kornea ke permukaan anterior lensa kristal. Kontraindikasi
yang diulas di atas untuk Artisan PIOL juga berlaku untuk Artiflex PIOL. Sistem
enklavasi vakum VacuFix tersedia untuk semua model Artisan dan Artiflex.
Menggunakan vakum mesin phaco dan ujung dengan lubang aspirasi, genggaman
jaringan iris yang terkontrol memungkinkan posisi dan pemusatan yang optimal. Tip
VacuFix melengkung memungkinkan jangkauan yang lebih mudah dari situs
enklavasi terutama saat bekerja dengan PIOL toric.4,21

Gambar 4 Artisan/Verisyse PIOl (Abbott Medical Optics, Santa Ana, California,


USA).4
Gambar 5 Artiflex/Veriflex PIOl (Abbott Medical Optics, Santa Ana, California,
USA).4
3. IOL phakic bilik posterior:
a. ICL (Star)
b. PRL (Zeiss).
ICL adalah PIOL ruang posterior yang paling banyak ditanamkan untuk koreksi
miopia mulai dari 3,0 D hingga 23,0 D. Blok tunggal persegi panjang yang terbuat
dari collamer dan tersedia dalam 4 diameter (12,1 mm; 12,6 mm; 13,2 mm; 13,7
mm), dengan zona optik variabel tergantung pada daya optik (4,65 hingga 5,8 mm
untuk lensa negatif dan 5,5 mm untuk lensa positif). PIOL dapat dilipat dan dapat
disuntikkan melalui sayatan berukuran 3,2 mm. Setelah dimasukkan ke ruang
anterior, empat footplates lensa terselip di bawah iris ke dalam sulkus. Implantasi
model Visian ICL 4 memerlukan dua iridotomi perifer sebelum operasi untuk
mencegah glaukoma blok pupil meskipun seringkali hanya diperlukan satu iridektomi
perifer. ICL dirancang sebagai lensa sulcus-supported dan untuk alasan ini; jarak
sulkus-ke-sulkus wajib untuk pemilihan diameter lensa yang tepat. Ukuran lensa yang
benar berkorelasi dengan jumlah lengkungan lensa optik di atas lensa kristal, yang
seharusnya 1,0 + 0,5 ketebalan kornea untuk mengurangi komplikasi. Di luar AS, ICL
Visian juga tersedia untuk mengoreksi refraksi hiperopik mulai dari +3.00 D hingga
+12.00 D. Desain ICL toric juga memungkinkan koreksi sferosilindris dengan rentang
kekuatan sferis dalam 0,5 D dari 3.00 D hingga 20.00 D dengan koreksi astigmatisme
hingga 6 D dalam langkah 0,5 D.4
Model ICL baru dengan lubang tengah (ICL V4c STAAR Surgical) tersedia di
Eropa untuk mengoreksi miopia dengan keamanan, kemanjuran, dan prediktabilitas
yang sama. Lubang pusat 360 mikrometer, yang disebut KS-Aquaport, membedakan
ICL V4c dari ICL V4b konvensional. Teknologi CentraFLOW memungkinkan aliran
aqueous humor yang lebih alami, menghilangkan kebutuhan akan iridektomi.PIOL
Toric dengan teknologi CentraFLOW juga tersedia dan memungkinkan koreksi
sferosilindris. ICL memiliki tanda sumbu pada meridian tertentu. Dirancang untuk
disejajarkan dengan meridian 180 derajat, dengan hanya sedikit penyesuaian. Untuk
implantasi yang aman, STAAR merekomendasikan ECC minimal menurut usia dan
ACD 3,2 mm: 21 hingga 25 tahun = 3800 sel/mm2; 26 sampai 30 tahun = 3375
sel/mm2; 31 sampai 35 tahun = 2975 sel/mm2; 36 sampai 40 tahun = 2625 sel/mm2;
41 sampai 45 tahun = 2325 sel/mm2; >45 tahun = 2050 sel/mm2. STAAR ICL PIOL
dikontraindikasikan jika: kedalaman ruang anterior (ACD) <3,0 mm; sudut bilik mata
depan < grade II; ECC dan kehamilan yang tidak memadai.4,22,23

Gambar 6 ICL (STAAR Surgical, Monrovia, CA, USA).4


Gambar 7 ICL V4c CentraFLOW technology (STAAR Surgical, Monrovia, CA, USA).4

III.4 Prosedur Pembedahan

III.4.1 Anastesi

Semua IOL phakic dapat ditanamkan dalam anestesi topikal, peribulbar, atau anestesi umum. Ini
harus menjadi pilihan pasien dan ahli bedah. Pada IOL Artisan, karena sayatan besar digunakan
direkomendasikan penggunaan anestesi umum.

III.4.2 Teknik Operasi

Setelah memilih pasien sesuai indikasi dan memilih ukuran dan kekuatan IOL phakic yang tepat,
operator perlu melakukan operasi yang sempurna, untuk menghindari komplikasi intraoperatif
atau pascaoperasi. Pada bagian ini poin utama dari teknik bedah dari IOL phakic yang berbeda
akan dijelaskan serta komplikasi yang lebih sering.

III.4.2.1 Iris-Fixated Phakic Intraocular Lenses

a. Persiapan Operasi
Hitungan Kekuatan IOL
Kekuatan IOL dihitung berdasarkan kelengkungan kornea (K), kedalaman ruang anterior
diukur dengan ultrasonografi dan koreksi kacamata, dengan menerapkan rumus
matematika khusus (tabel van der Heijde). Diperkirakan akan hampir sama dengan
kekuatan kacamata pada jarak titik 12 mm.
Miosis pra operasi
Pemberian miotik topikal sebelum operasi seperti pilocarpine pada hari operasi adalah
penting. Miosis membentuk perisai pelindung untuk lensa alami selama penyisipan dan
fiksasi lensa iris-claw.
Teknik Insisi
Berbagai teknik insisi dapat digunakan: clear corneal atau insisi tunnel sklera secara
superior, atau insisi clear corneal secara temporal.
Ukuran Insisi
Insisi harus 5,2 mm untuk lensa 5 mm dan 6,2 mm untuk lensa 6 mm untuk menghindari
kesulitan pemasangan IOL. Bisa 3,2 mm untuk Artiflex dan Veriflex.
Paracentese
Dua paracentes digunakan untuk memasukkan jarum enklavasi. Dua sayatan kecil sekitar
1 mm ini terletak pada jam 10 dan jam 2, ketika sayatan utama lebih superior.
Bahan Viskoelastik
Zat viskoelastik disuntikkan melalui salah satu insisi tusukan untuk membuat ruang
anterior yang dalam. Wajib menggunakan natrium hyaluronate dengan viskositas tinggi;
bahan dengan viskositas lebih rendah (misalnya, metilselulosa,
hidroksipropilmetilselulosa) harus dihindari. Sebelum entrapment haptics, beberapa
viskoelastik harus disuntikkan di atas implan untuk melindungi endothelium.
Masukkan IOL Phakic ke Anterior Camber
PIOL dimasukkan dengan forsep fiksasi Verisyse ke dalam bilik mata depan dengan
diameter yang lebih kecil (Gbr.8). Kemudian, PIOL diputar 90 derajat.
Miosis Pupil
Miosis pupil harus dijamin selama prosedur penyisipan dan fiksasi. Penggunaan miotik
intraokular mengurangi risiko sentuhan lensa
Pemusatan dan Fiksasi IOL
Pemusatan dan fiksasi IOL mungkin merupakan langkah paling kritis dari prosedur;
akurasinya mempengaruhi hasil pasca operasi. Pupil digunakan sebagai referensi untuk
pemusatan implan. Pemusatan aksial mikroskop operasi yang benar akan mencegah
kesalahan paralaktik pascaoperasi.
Fiksasi IOL dilakukan dengan perlahan membuat lipatan iris di bawah claw dan, menjepit
lipatan iris ke dalam claw. Jarum entrapment iris yang dirancang khusus digunakan.
Tumpul dan dapat membuat lipatan jaringan iris midperipheral. Claw IOL kemudian
ditekan di atas lipatan (Gbr. 9).
Iridektomi/Iridotomi
Meskipun iridektomi profilaksis atau iridotomi sebagai prosedur standar secara teoritis
tidak diperlukan (lensa Verisyse dibuat berkubah untuk mendorong aliran cairan),
pengalaman telah menunjukkan bahwa hal itu dapat mencegah glaukoma blok pupil pada
kasus tertentu. Iridotomi slit, yang lebih elegan, biasanya digunakan.
Penutupan luka
Penutupan luka yang kedap air sangat penting untuk mencegah chamber anterior dangkal
yang menyebabkan kontak endotel IOL pada periode segera.pasca operasi
b. Keistimewaan Model Toric dan fodable
Lensa Torik
Dalam hal ini, sangat penting untuk memposisikan lensa secara akurat pada sumbu yang
benar. Pemeriksaan biomikroskopik preoperatif yang cermat pada iris dengan posisi
pasien duduk diperlukan. (untuk menghindari rotasi bola mata)
Lensa Artiflex
Lensa lipat Artiflex dimasukkan menggunakan spatula melalui sayatan kecil (3,2 mm)
(Gbr. 10). Untuk enklavasi, forsep melengkung khusus digunakan, yang menahan dasar
haptic PMMA. Sayatan biasanya kedap air dan tidak perlu dijahit.

Gambar 8 Implantasi lensa intraokular Verisyse dengan diameter yang lebih kecil
Gambar 9 Enklavasi lensa intraokular Verisyse menggunakan jarum entrapment iris yang
dirancang khusus

Gambar 10 Implantasi Artiflex melalui insisi kecil (3,2 mm). Forceps lengkung yang dirancang
khusus untuk memfasilitasi enklavasi haptic Artiflex

Pengangkatan Bahan Viskoelastik


Setelah luka menutup hampir seluruhnya, bahan viskoelastik harus diangkat seluruhnya untuk
mencegah chamber anterior yang dangkal dan sentuhan antara IOL dan kornea.
c. Manajemen post-operasi
Obat antiinflamasi nonsteroid dan/atau steroid biasanya diresepkan selama 2 hingga 4 minggu
setelah operasi. Obat glaukoma tidak digunakan secara rutin. Sangat penting untuk
menginformasikan pasien tentang perlunya kontrol yang teratur. Secara khusus, evaluasi jangka
panjang dari densitas endotel kornea dengan menggunakan mikroskop specular
direkomendasikan. Pasien juga harus diinstruksikan untuk tidak menggosok mata selama
seminggu setelah operasi.
d. Hasil Operasi
1. Hasil untuk Miopia
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa, pada miopia tinggi, hasil refraksi memuaskan:
Malecaze et al., dalam serangkaian 25 mata (rata-rata SE 13,08 D) ditanamkan dengan
6-mm Verisyse PIOL, menemukan nilai prediktabilitas 81,8 untuk 1,0 D atau kurang dari
refraksi yang diinginkan. Miraftab et al., melaporkan hasil 3 tahun bahwa implantasi PIOL
adalah pilihan yang lebih baik daripada photorefractive keratectomy mitomycin C (PRK-MMC)
untuk merawat pasien dengan miopia > 8.0 D dengan sedikit aberasi sferikal. Sebuah uji klinis
prospektif acak yang dilakukan oleh Malecaze et al. membandingkan Verisyse dan laser in situ
keratomileusis (LASIK) untuk miopia moderat tinggi telah menunjukkan bahwa kedua teknik
menghasilkan prediktabilitas yang serupa sementara kualitas penglihatan tampak lebih baik
dengan Verisyse.
2. Hasil untuk Hiperopia
Güell et al., melaporkan hasil refraksi yang akurat untuk 41 pasien hiperopia yang diimplantasi
dengan ekivalen sferis yang memuaskan pada follow-up 5 tahun (+4,92 ± 1,7 sebelum operasi
dan +0,02 ± 0,51 D pada follow-up 5 tahun) tanpa kehilangan penglihatan yang signifikan.24
3. Hasil untuk Astigmatisme
Sebuah studi prospektif multicenter Eropa yang dipimpin oleh Doors et al., diikuti 115 mata dari
73 pasien yang ditanamkan dengan Artiflex Toric PIOL. Pada 6 bulan, 81,8% mata adalah ± 0,5
D dari refraksi yang diinginkan; di 74,5% pasca operasi ketajaman visual yang tidak dikoreksi
(UCVA) sama dengan atau lebih baik dari ketajaman visual terbaik sebelum operasi dikoreksi
(BCVA).
4. Kualitas Optik Setelah Implantasi Artisan
Sensor muka gelombang Hartmann-Shack tidak mengungkapkan kecenderungan penurunan
kinerja optik setelah penyisipan lensa Artisan untuk pengobatan miopia tinggi. Aberasi sferikal
ocular dan internal pascaoperasi (Z4(0)) secara signifikan lebih rendah pada kelompok Artiflex
dibandingkan pada kelompok Artisan dengan diameter pupil kecil (<5 mm) dan perubahan
aberasi akar kuadrat total dan trefoil selama 6 bulan pascaoperasi dapat memperburuk kualitas
visual setelah implantasi Artisan PIOL. Namun, pada 1 tahun, baik PIOL kaku dan PIOL
fleksibel membawa nilai fungsi sensitivitas kontras dan CDVA yang serupa, menunjukkan
bahwa faktor optik atau saraf lainnya mengkompensasi perbedaan kualitas optik.
e. Komplikasi24,25
1. Inflamasi Chamber Anterior
Iridosiklitis moderat pascaoperasi awal, dapat sembuh dengan terapi antiinflamasi lokal, kadang-
kadang didapatkan pada kasus-kasus ketika pembedahan agak sulit.
2. Glaukoma
Glaukoma pascaoperasi dapat diinduksi kortikosteroid dan biasanya sembuh setelah penghentian
terapi steroid. Glaukoma blok pupil merupakan komplikasi iridektomi perifer nonfungsional
(Gbr. 11). Hipertensi okular transien juga dapat terjadi jika bahan viskoelastik tidak cukup
dihilangkan.
3. Lensa Kristal
Katarak telah ditemukan pada pasien dengan Verisyse™ PIOLs. Keterlambatan perkembangan
katarak dan jenis katarak menunjukkan bahwa usia dan miopia merupakan faktor penentu.
4. Toleransi endotel
Secara umum diketahui bahwa sebagian besar penurunan jumlah sel endotel terjadi segera
setelah operasi. Namun, hilangnya sel endotel yang tidak dapat dijelaskan dan masih diamati
pada beberapa pasien, baik dengan bilik mata depan yang dalam atau tidak, bahkan dengan
teknik pencitraan segmen anterior yang baru.
5. Iris
Dislokasi IOL biasanya disebabkan oleh jumlah lipatan jaringan iris yang tidak mencukupi
melalui claw dan biasanya dipicu oleh trauma okular (Gbr. 11). Berkurangnya diameter ukuran
pupil biasanya diamati dan dapat berkontribusi pada pemeliharaan kualitas penglihatan dalam
kondisi skotopik.
6. Komplikasi Lain
Endoftalmitis, meskipun jarang dilaporkan, dapat terjadi, seperti pada setiap pembedahan
segmen anterior. Hifema intraoperatif karena manipulasi iris yang berlebihan selama entrapment
dapat terjadi tetapi biasanya hilang sepenuhnya.
Sindrom Urrets-Zavalia karena pengangkatan bahan viskoelastik yang tidak memadai yang
berhubungan dengan iris yang lemah telah dilaporkan. Injeksi viskoelastik yang berhubungan
dengan prolaps iris yang berkepanjangan dapat merusak sfingter iris.

Gambar 9 Pupil semi-midriatik nonreflektif terkait dengan glaukoma blok pupil karena
iridektomi nonfungsional24

Gambar 10 Posttraumatic Verisyse dislokasi lensa intraokular


III.4.2.2 Posterior Chamber Phakic Intraocular Lens

a. Persiapan Operasi
Kombinasi obat topikal midriatik diberikan secara serial, dimulai 1 jam sebelum operasi.
Metode anestesi dengan anestesi umum, injeksi peribulbar, atau anestesi topikal yang
didasarkan pada preferensi pasien dan ahli bedah.

b. Prosedur operasi

Sebuah injeksi dilakukan dan aqueous humor digantikan oleh gel viskoelastik. Tunnel kornea
temporal dibuat (lebar 3,2 mm, panjang 1,75–2 mm). Blade berlian yang sempit
memungkinkan pembukaan ruang anterior secara progresif. Viskoelastik (idealnya,
metilselulosa) disuntikkan ke dalam bilik mata depan. Implan dapat dimasukkan dengan
teknik yang berbeda.

Memasukkan Implan dengan Injektor (Gbr. 11)

IOL diposisikan dalam kartrid penyisipan lensa di bawah penglihatan langsung melalui
mikroskop operasi. Tanpa injektor soft-tip, spons silikon kecil dapat ditempatkan untuk
melindungi IOL dari lengan injektor keras.

Gambar 11 Injektor untuk lensa kontak implan bedah STAAR24.


Karena penyisipan IOL ke dalam cartridge rumit dan memakan waktu, sehingga harus
dilakukan sebelum insisi dibuat. Ujung injektor ditempatkan di tunnel dan lensa disuntikkan
ke ruang anterior. Saat IOL terbuka perlahan, perkembangannya dapat dikontrol, untuk
memastikan orientasi yang tepat.

Memasukkan Implan dengan Forceps (Gbr. 12)24

IOL mudah dilipat di antara rahang forsep MacPherson. Ujung forsep dimasukkan di pintu
masuk tunnel. Kemudian, forsep MacPherson lainnya, yang dipegang di tangan operator
yang lain, digunakan untuk memegang sisi-sisi implan. Forsep pertama dibuka, pegang
kembali IOL sedikit lebih jauh, dan dorong perlahan. Dengan mengulangi manuver ini
dengan forsep, operator memindahkan IOL ke dalam tunnel, dan IOL terbuka dengan cara
yang terkontrol. Ujung forsep tidak boleh masuk ke bilik mata depan untuk menghindari
kontak dengan lensa kristalin. Saat IOL terbuka, orientasi yang tepat harus diperiksa.
Kemudian, setiap foot plate ditempatkan satu demi satu di bawah iris dengan manipulator
yang dirancang khusus, datar, tidak dipoles, tanpa tekanan yang ditempatkan pada lensa
kristalin. Penting untuk menghindari menyentuh optik lensa myopic di tengah, karena ini
adalah bagian tertipis. Kemudian, viskoelastik dihilangkan dengan irigasi-aspirasi lembut dan
asetilkolin klorida disuntikkan. Forceps Dementiev dapat digunakan untuk menanamkan
PRL; implan dipegang oleh forsep khusus yang dirancang untuk mencegah kerusakan pada
zona optik (hanya area haptik implan yang bersentuhan dengan forsep). Forceps didorong ke
bagian tengah bilik mata depan. Forceps dibuka dengan lembut untuk melepaskan lensa;
harus hati-hati karena lensa dapat rusak saat menarik forsep. 24

A B
C D

E
Gambar 12 Foto sekuensial intraoperatif dari implantasi lensa kontak implan bedah STAAR
menggunakan teknik forsep. (A) Lipatan lensa. (B) Penyisipan lensa. (C) Trailing penyisipan
haptic. (D) Posisi haptic distal. (E) Penempatan haptic proksimal. 24

c. Komplikasi24,25
1. Desentralisasi Implan
Hal ini dapat terjadi ketika implan terlalu kecil. Gangguan fungsional tergantung pada
pentingnya desentralisasi dan diameter pupil. Namun, hal itu menyebabkan risiko tinggi
kontak antara implan dan lensa kristalin, dan dalam banyak kasus implan harus diganti.
2. Peningkatan Tekanan Intraokular Pascaoperasi
Tekanan intraocular (TIO) tinggi tidak jarang selama periode awal pasca operasi, dan
biasanya sembuh dengan cepat, spontan, atau dengan terapi antiglaukoma singkat.
Namun, TIO tinggi dapat menjadi berat dalam beberapa kasus karena penyebab berikut.
Pengangkatan zat viskoelastik yang tidak lengkap yang mengakibatkan
penyumbatan trabekula adalah mekanisme yang paling sering ditemukan: dapat terjadi
edema epitel yang berhubungan dengan bilik mata depan yang dalam. Tingkat TIO
biasanya cepat kembali normal dengan terapi antiglaukoma, dan kadang-kadang sedikit
dekompresi instrumental pada satu sisi insisi port dapat meredakan nyeri pasien segera
dengan menghilangkan kelebihan zat viskoelastik.
Glaukoma maligna adalah komplikasi dramatis yang ditandai dengan TIO yang
sangat tinggi terkait dengan bilik mata depan yang dangkal. Mekanisme yang tepat harus
dikenali.
i. Glaukoma blok pupil setelah implantasi lensa phakic bilik posterior terjadi bila
iridektomi perifer tidak ada atau tidak berfungsi. Iris bowing ke depan dan bilik
mata depan sering dangkal di tengah; iridektomi bedah atau laser harus dilakukan.
ii. Blok siliaris adalah mekanisme lain, yang dapat terjadi bahkan dalam kasus
iridektomi fungsional: gerakan primum adalah humor aquos yang salah arah ke
posterior ke dalam rongga vitreus, biasanya karena kongesti korpus siliaris, yang
teriritasi oleh haptik implan.
Hipotesis lain adalah bahwa beberapa zat viskoelastik, "terjebak" di ruang posterior
ketika pupil menyempit, salah mengarahkan humor akuos ke rongga vitreus.
Jika tatalaksana medis yang terdiri dari sikloplegia atropin gagal, ICL harus diangkat,
bilik anterior diisi dengan gelembung udara, dan humor aquos diaspirasi di vitreus
melalui sklerotomi posterior.
3. Kerusakan Sel Endotel
Komplikasi ini adalah perhatian utama dengan IOL ruang anterior. Fyodorov et al.
melaporkan penurunan rata-rata kepadatan sel endotel 5% dengan PIOL ruang posterior
silikon mereka; Assetto et al. menemukan kehilangan endotel rata-rata 4% dengan Staar
IOL. Arné dan Lesueur, menggunakan PIOL yang sama, mencatat hilangnya sel endotel
rata-rata 2,1% 3 bulan setelah operasi, 2,3% pada 6 bulan, 2% pada 1 tahun, dan 2% pada
2 tahun. Tidak ada kasus kehilangan sel endotel melebihi 3,8% dalam 1 tahun. Dejaco-
Ruhswurm dkk. mengevaluasi perubahan sel endotel jangka panjang pada mata phakic
setelah implantasi Staar IOL; mereka mencatat kehilangan yang cepat sampai 1 tahun
pasca operasi, setelah itu tingkat kehilangan tidak lagi signifikan secara statistik. Tidak
adanya kehilangan endotel kronis yang sedang berlangsung juga telah dikonfirmasi oleh
penelitian yang lebih baru.
Deposit pigmen pada perifer optik ICL adalah konstan 1 tahun setelah operasi (Gbr. 13A)
tetapi tidak memiliki konsekuensi visual. Brandt dkk. melaporkan kasus dispersi
pigmentasi bilateral yang disebabkan oleh implantasi PRL. Mereka mencatat defek
transiluminasi iris di area yang bersentuhan dengan permukaan anterior PRL, spindel
Krukenberg, dan pigmentasi padat dari trabecular meshwork. Dalam dua kasus, 9 deposit
pigmentasi yang tidak ada sebelum operasi terlihat pada sudut yang berhubungan dengan
peningkatan TIO (Gbr. 13B). Zaldivar dkk. juga mencatat deposit pigmen yang terkait
dengan peningkatan TIO pada 14 dari 124 mata. Pineda-Fernandez dkk. melaporkan
insiden 22,2% dari dispersi pigmentasi sedang dalam rangkaian 18 mata mereka.
Beberapa dispersi pigmen mungkin sebagian diinduksi melalui pembedahan, oleh
iridotomi yttrium-aluminium-garnet (Nd:YAG) dan trauma pada iris selama implantasi.
Namun, kontak junction optik-haptik dengan epitel berpigmen posterior iris adalah
penyebab utama dispersi pigmen.

A B
Gambar 13 (A) Deposit pigmen pada optik lensa kontak implan bedah STAAR (ICL).
(B) Deposit pigmen di sudut yang terkait dengan ICL.24
BAB IV

PENUTUP

Lensa intraokular Phakic (PIOL) adalah lensa implan yang ditempatkan melalui pembedahan
baik di ruang anterior (AC) atau ruang posterior (PC) tanpa melepas lensa alami, memungkinkan
cahaya untuk fokus pada retina untuk meningkatkan ketajaman visual yang tidak dikoreksi.
Tujuan pembedahan adalah untuk memperbaiki ametropia secara permanen dan stabil. Untuk
mencapai tujuan ini ada berbagai IOL phakic yang tersedia. Tiga lokasi untuk PIOLs telah
dijelaskan yakni PIOL anterior chamber angle-fixated; PIOL anterior chamber iris-fixated; dan
posterior chamber PIOL.
Indikasi utama untuk PIOL adalah koreksi miopia atau astigmatisme miopia di luar
jangkauan laser vision correction (LVC), dalam beberapa keadaan khusus kriteria ini dapat
sedikit disesuaikan dengan kasus tertentu. Pada miopia, IOL phakic mungkin merupakan
prosedur pilihan pada derajat yang lebih rendah jika kornea terlalu tipis (kurang dari 480 m) atau
beberapa bentuk gangguan ektasis (bahkan subklinis). Kornea yang sangat curam tidak cocok
untuk laser pada hiperopia dan mungkin lebih tepat ditangani dengan operasi intraokular.
Mengenai usia, IOL phakic mungkin digunakan pada anisometropia pada anak-anak. Beberapa
parameter berikut harus ditentukan sebelum operasi seperti kedalaman ruang anterior, ukuran
bilik anterior dan posterior, konfigurasi Iris, ukuran pupil, dan profil endotel.

Setelah memilih pasien sesuai indikasi dan memilih ukuran dan kekuatan IOL phakic
yang tepat, operator perlu melakukan operasi yang sempurna, untuk menghindari komplikasi
intraoperatif atau pascaoperasi. Telah dijelaskan berbagai prosedur yang digunakan pada saat
prosedur PIOL, serta komplikasi yang dapat menyertai seperti inflamasi chamber Anterior,
glaucoma, katarak dan kerusakan endotel.
DAFTAR ISI

1. Jonker, S. M. R., Berendschot, T. T. J. M., Saelens, I. E. Y., Bauer, N. J. C. & Nuijts, R.


M. M. A. Phakic intraocular lenses: An overview. Indian J. Ophthalmol. 68, 2779 (2020).

2. Farooqui, J. H., Acharya, M. & Kekan, M. Current trends in surgical management of


myopia. Community eye Heal. 32, S5 (2019).

3. Hasan, S. & Tripathy, K. Phakic Intraocular Lens Myopia. StatPearls [Internet] (2020).

4. Roberto Pineda, I. I. & Chauhan, T. Phakic intraocular lenses and their special indications.
J. Ophthalmic Vis. Res. 11, 422 (2016).

5. Kohnen, T. & Shajari, M. Phake Intraokularlinsen. Der Ophthalmol. 113, 529–538 (2016).

6. Kohnen, T. Expanding refractive surgery. (2017).

7. Lundström, M. et al. The European registry of quality outcomes for cataract and refractive
surgery (EUREQUO): a database study of trends in volumes, surgical techniques and
outcomes of refractive surgery. Eye Vis. (London, England) 2, 8 (2015).

8. Barsam, A. & Allan, B. D. S. Excimer laser refractive surgery versus phakic intraocular
lenses for the correction of moderate to high myopia. Cochrane database Syst. Rev.
CD007679 (2014) doi:10.1002/14651858.CD007679.pub4.

9. Repplinger, B. & Kohnen, T. Augeninnendruck bei implantierten ICL mit Aquaport. Der
Ophthalmol. 115, 29–33 (2018).

10. Shimizu, K., Kamiya, K., Igarashi, A. & Kobashi, H. Long-term comparison of posterior
chamber phakic intraocular lens with and without a central hole (hole ICL and
conventional ICL) implantation for moderate to high myopia and myopic astigmatism:
consort-compliant article. Medicine (Baltimore). 95, (2016).

11. Cooper, J. & Tkatchenko, A. V. A review of current concepts of the etiology and
treatment of myopia. Eye Contact Lens 44, 231 (2018).

12. Holden, B. A. et al. Global prevalence of myopia and high myopia and temporal trends
from 2000 through 2050. Ophthalmology 123, 1036–1042 (2016).

13. Read, S. A., Collins, M. J. & Vincent, S. J. Light exposure and physical activity in myopic
and emmetropic children. Optom. Vis. Sci. 91, 330–341 (2014).

14. Morgan, I. G. et al. The epidemics of myopia: aetiology and prevention. Prog. Retin. Eye
Res. 62, 134–149 (2018).

15. Shahzad I Mian, M. & Jonathan Trobe, M. Visual impairment in adults: Refractive
disorders and presbyopia | UpToDate ‫رایگان‬. https://uptodatefree.ir/topic.htm?path=visual-
impairment-in-adults-refractive-disorders-and-presbyopia#H12.

16. Brennan, N. A. Predicted reduction in high myopia for various degrees of myopia control.
Contact Lens Anterior Eye 35, e14–e15 (2012).

17. Huang, J. et al. Efficacy comparison of 16 interventions for myopia control in children: a
network meta-analysis. Ophthalmology 123, 697–708 (2016).

18. Shajari, M., Scheffel, M., Koss, M. J. & Kohnen, T. Dependency of endothelial cell loss
on anterior chamber depth within first 4 years after implantation of iris-supported phakic
intraocular lenses to treat high myopia. J. Cataract Refract. Surg. 42, 1562–1569 (2016).

19. Hamill, M. B. et al. 2019-2020 BCSC (Basic and Clinical Science Course), section 13
Refractive Surgery. (American Academy of Ophthalmology, 2019).

20. Spaeth, G. L., Danesh-Meyer, H., Goldberg, I. & Kampik, A. Ophthalmic Surgery:
Principles and Practice E-Book. (Elsevier Health Sciences, 2011).

21. Duignan, E. S., Quigley, C., Treacy, M. P., Aldouri, A. & O’Keefe, M. Iris-fixated phakic
intraocular lens explantation. Eur. J. Ophthalmol. 1120672120934985 (2020).

22. Kamiya, K. et al. Posterior chamber phakic intraocular lens implantation: comparative,
multicentre study in 351 eyes with low-to-moderate or high myopia. Br. J. Ophthalmol.
102, 177–181 (2018).

23. Kamiya, K. et al. Posterior chamber phakic intraocular lens implantation in eyes with an
anterior chamber depth of less than 3 mm: a multicenter study. Sci. Rep. 8, 1–7 (2018).
24. Azar, D. T. Refractive surgery e-book. (Elsevier Health Sciences, 2019).

25. Alió, J. L. & Azar, D. T. Management of complications in refractive surgery. (Springer,


2018).

Anda mungkin juga menyukai