Anda di halaman 1dari 7

Subdivisi Katarak, Kornea and Refractive Surgery

Nama : Andi Ayu Lestari


Stambuk : C025201008
Semester : 4 (Empat)
Divisi : Kataract, Kornea and Refractive Surgery

Self Reflection

Selama menjalani stase di Subdivisi KBR banyak sekali yang bisa saya pelajari,
mulai dari mediagnosis pasien dari anamnesis, pemeriksaan fisik, keratometri, funduskopi,
biometri, USG, retinometri, specular biomikroskopy bahkan sampai edukasi dan inform
consent mengenai prognosis penyakit pasien dengan baik. Selain itu tindakan-tindakan
operatif juga banyak saya bisa belajar seperti bagaimana membuat insisi yang baik,
kapsulotomi, menggunakan pedal phaco saat melakukan IA, implantasi IOL sampai
penutupan luka (hidrasi kornea/ suturing) banyak di ajarkan di wetlab dan kamar operasi,
tapi dengan kurangnya pasien dimasa pandemic saat ini membuat kurangnya kami
melakukan tindakan secara langsung pada pasien. Terlebih harus rebutan pasien dengan
senior dan teman yang lainnya. Adanya diskusi-diskusi seperti saat AAO reading, diskusi
langsung bersamaa supervisor saat memeriksa pasien di Poli juga menambah pengetahuan
saya selama di subdiv KBR ini

Operasi katarak merupakan salah satu prosedur operasi yang paling sering dilakukan
di seluruh dunia. Kekeruhan kapsul posterior lensa merupakan salah satu komplikasi operasi
katarak jangka lama yang paling sering terjadi. Penurunan tajam penglihatan karena
kekeruhan kapsul posterior lensa terjadi. Kekeruhan kapsul posterior lensa berhubungan
dengan usia, insidensinya rendah pada usia yang lebih tua. Peningkatan teknik operasi
katarak, dan perubahan material dari lensa intra okular sudah mengurangi angka terjadinya
kekeruhan kapsul posterior lensa, namun hal ini masih menjadi masalah yang signifikan.
Penatalaksaan kekeruhan kapsul posterior lensa yang efektif adalah dengan
menggunakan Nd:Yag Laser (Neodymium –doped Ytrium Alumunium Garnet) yaitu
dengan membuat lubang pada kapsul posterior untuk menjernihkan aksis visual. Prosedur ini
sangat cepat dan mudah dilakukan, namun dapat menyebabkan komplikasi seperti kerusakan
lensa intra okular, peningkatan tekanan bola mata, edema kornea, dan eksaserbasi dari
endoftalmitis lokal. Kekeruhan Kapsul posterior lensa merupakan komplikasi jangka panjang
dan paling sering terjadi setelah operasi katarak
Salah satu hal yang membuat saya tertarik dengan bagian/subdivisi ini adalah
bagaimana kita sebagai residen yang akan menjadi spesialis mata nantinya membekali diri
untuk bisa beradaptasi meningkatkan ilmu dan skill dalam hal melakukan tindakan Nd:Yag
Laser.Dari beberapa Teknik Nd Yag laser, semua Guru dan Senior memilih cara dan tekhnik
masing masing yang membuat saya pribadi banyak belajar akan hal tersebut. Hal ini
membuat saya sangat termotivasi dan banyak belajar bisa melakukan Nd Yag laser secara
mandiri dan mencoba beberapa Teknik sesuai teorinya.
Nd: YAG laser merupakan teknik yang aman untuk mengembalikan penglihatan
dibandingkan dengan terapi pembedahan pada kekeruhan kapsul posterior lensa.
Komplikasi yang sering terjadi adalah peningkatan tekanan bola mata, biasanya naik sesaat
setelah tindakan dan mencapai puncaknya setelah 3 jam. Tekanan bola mata biasanya akan
kembali normal setelah 1 minggu. Komplikasi lainnya adalah marking / pitting pada lensa
intraokular. Insidensinya berkurang dengan bertambahnya pengalaman operator. Beberapa
hal yang dapar mengurangi resiko marking / pitting lensa intra okular seperti menggunakan
energi yang rendah, single pulse mode, dengan fokus yang akurat, dan penggunaan lensa
kontak. Lepasnya retina merupakan salah satu komplikasi dari tindakan laser ini.
Komplikasi lainnya yang lebih jarang terjadi yaitu endoftalmitis, iritis atau uveitis,
hifema, efusi koroid, maupun cystoid macular edema.1,2,10,11,12

Prinsip dari laser Nd: Yag adalah membuat bukaan pada kapsul posterior,
menggunakan jumlah tembakan yang seminimal mungkin dengan energi yang minimal.
Laser Nd: Yag dilakukan pada ruangan dengan cahaya redup menggunakan lampu slit
dengan arah oblique. Biasanya 1-2 mJ per pulse cukup untuk membuka kapsul posterior,
laser dimulai dari energi yang rendah dan naik jika diperlukan. 5- 20 tembakan laser
biasanya cukup untuk membuat bukaan pada kapsul posterior. Laser dapat dilakukan tanpa
anastesi lokal dengan dilatasi pupil atau tidak. Penggunaan lensa kontak pada kapsulotomi
dengan Nd:Yag merupakan suatu pilihan. Ukuran dari kapsulotomi biasanya antara 3-4
mm, kapsulotomi yang lebih besar dilakukan apabila pasien membutuhkan akses visualisasi
untuk retina bagian perifer, dan pasien dengan degenerasi makula. Nd:Yag laser biasanya
dilakukan dengan pola cruciate, pola christmas tree, dan pola spiral seperti gambar 4.3.
Pola cruciate seperti gambar 4.1 dimulai dari arah jam 12 sampai pukul 6, lalu ke samping
arah jam 3 dan 9, apabila terdapat sisa dari kapsul dapat dilakukan tembakan laser sehingga
sisa kapsul bergerak ke samping. Pola christmas tree laser ditembakkan dari jam 12 lalu
jam 5 dan jam 7, menghindari bagian tengah dari lensa terkena.1,10
Selain itu, hal yang paling membuat saya tertarik dengan bagian/subdivisi ini
adalah bagaimana kita sebagai residen yang akan menjadi spesialis mata nantinya
membekali diri untuk bisa beradaptasi meningkatkan ilmu dan skill dalam hal
melakukan operasi katarak (phacoemulsification dan SICS), semua Guru dan Senior
memiliki cara dan tekhnik sendiri yang membuat saya pribadi banyak belajar akan hal
tersebut. Hal ini membuat saya sangat termotivasi dan banyak belajar kelak bisa
melakukan operasi secara mandiri.

Lebih spesifik lagi, setelah beberapa minggu stase didivisi KBR saya di beri
kesempatan untuk melakukan step dalam prosedur Phacoemulsification dimana saya
mesti melakukan tahapan awal operasi yaitu membuat insisi awal dan teknik CCC
pada pasien, ini merupakan kali pertama saya lakukan di mata manusia membuat saya
sedikit agak canggung melakukan di depan supervisor, dengan percaya diri dan bekal
dari wetlab sebelumnya saya melakukan tahap tersebut dan sebagai catatan dari guru
saya, bahwa insisi dan CCC saya masih perlu di perbaiki karena lokasi penempatan
keratom masi terlalu dekat limbus
<1mm dari limbus dan CCC saya masih
belum bulat sempurna dengan waktu
yang masih relatif lama.

Ini Merupakan
instrumen utrata untuk melakukan CCC yang
sempurna, arah robekan kapsul saya belum bisa
terkontrol dengan baik walaupun sudah menggunakan Teknik shearing, lokasi CCC
belum central dan robekan hampir escape di superior, ini membuat saya Kembali
membaca buku dan melihat Kembali beberapa video Teknik CCC di youtube serta
belajar mengguanakan alat khususnya cara memegang dan menggunakan beberapa
instumen SET katarak seperti mengguanakan utrata dan menggunakan Sinsky hook.
Pada subdivisi ini karena kami memiliki kesempatan bergiliran masuk di ruang
operasi menemani konsulen/ spv dan tiba saatnya saya di beri kesempatan dan
membuat kembali CCC dan membuat inisi awal operasi, dengan lebih tenang dan
santai serta beberapa kali melakuakan wetlab sebelum masuk di ruang operasi saya
melakukan membuat tahapan tersebut, membuat insisi di clear kornea dengan
membuat main port dengan ukuran 2,7mm dengan lokasi arah tusukan 1,5 mm dari
limbus, tanpa ragu, kemudian melakukan tahapan selanjutnya yaitu memasukkan
lidocaine dan epinefrin di BMD, kemudian membuat cystotome dan siap melakukan
CCC.

Ini merupakan CCC saya yang kedua ketika di berikan


kesempatan selanjutnya, saya lebih percaya diri dan
lebih tenang, dengan membuat robekan pertam di daerah
central, saya mengarahkan robekan searah jarum jam
dengan bantuan alat utrata, dengan Teknik shearing, saya
perlahan membuat robekan yang sirkuler dengan
mengikuti arah robekan kapsul walau hamper kehilangan
control saat menarik kapsul saya Kembali menempatkan utrata diujung/ Ketiak
kapsul, dan kemudian Kembali membuat robekan, ketika robekan agak menjauh saya
Kembali menempatkan alat utrata sata di pangkal robekan hingga membuat lingkaran
360 derajat dengan diameter 6mm, alhmduliiah CCC saya berjalan lancar dan
tahapan selanjutnya di ambil alih oleh supervisor.

Pada kasus yang saya temui, kesulitan dalam melakukan insisi clear kornea dan
CCC ini membuat saya kembali belajar bahwa ketenangan dalam operasi adalah hal
yang paling penting, serta Latihan yang di rutinkan menjadi faktor keberhasilan dalam
melakukan operasi yang baik, walupun telah membaca dan melihat beberapa kali
orang melakukan Tindakan jika tidak di lakukan sendiri mungkin saja bisa
memberikan hasil yang berbeda, pada teori di sebutkan bahwa melakukan insisi
kornea yang baik adalah membuat arsitektur luka yang kedap dengan mengambil
posisi 1,5-2mm dari limbus serta melakukan tanpa ragu dengan istrumaen yang telah
di persiapkan dengan baik, selain itu fiksasi bola mata juga harus baik bisa
menggunakan pinset atau fine thorton corneal fixation ring tapi ada beberapa keadaan
penyulit yang biasa di temui seperti pasien yang tidak koperatif serta adanya jaringan
fibrovascular pada pasien Pterigium juga menjadi penyulit dalam melakukan insisi
kornea yang baik. Kemudian untuk Capsulerexis setelah mempelajarinya Kembali,
Teknik CCC yang saya lebih sukai adala tehnik shearing di bandingkan dengan
menggunakan Teknik ripping karena betul seperti di teori saya merasa bahwa Teknik
searing lebih bisa megontrol robekan kapsul dan gaya atau manuver untuk membuat
robekan lebih sedikit bandingakan dengan Teknik ripping. Selain itu saya juga belajar
pada saat melakukan CCC sebaiknya kedalaman BMD tetap menjadi perhatian utama
dengan menggunakan viscoelastic yang bersifat kohesif dengan mudah saya bisa
mengontrol arah robekan dan mempertahankan kedalaman BMD.

Belajar di subdivisi katarak dan bedah refraktif merupakan pengalaman yang


berbeda dengan subdivisi yang lain, saya pribadi sangat menyukai lingkunagn belajar
tersebut, karena setelah kita menyiapkan pasien untuk di operasi di poliklinik,
kemudian kita bisa di berikesempatan untuk bertanggung jawab dalam melakukan
operasi dan menjadi bagian hasil dari operasi tersebut, ini menjadi suatu nilai
tersendiri bagi saya, yang membuat saya semakin semangat dalam belajar khususnya
tekhnik operasi katarak. Belajar di dalam kamar operasi yang langsung di supervisi
oleh guru-guru kami juga merupakan hal yang sangat bermanfaat bagi kami. Sebagai
pentup bahwa output dari operasi bukan hanya di lihat dari sisi pasien yang
mendapatkan penglihatan yang lebih baik, meurut saya pribadi bahwa peningkatan
skill dan ilmu pengetahuan juga merupakan output dari hasil operasi dimana kita
sebagai operator bisa terus memgembakan skill dan belajar dari tiap kesalahan dari
operasi yang kita lakukan, semoga selesainya saya di subdivisi ini tidak berhenti
menjadi pribadi yang terus tetap belajar dan mengembangakn diri. Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai