Anda di halaman 1dari 11

BAGIAN ILMU KEGAWATDARURATAN MEDIS LAPORAN KASUS

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN OKTOBER 2022


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

HERNIA INGUINALIS LATERALIS DEXTRA REPONIBLE

Oleh :

Suryanti Sultan

105505404319

Pembimbing :

dr. Asdar Tajuddin, Sp.B, M.Kes

(Dibawakan dalam rangka Tugas Laporan Kasus Kepanitraan Klinik Bagian


Kewagawatdaruratan Medis)

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa ta’ala


yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulisan Laporan
Kasus ini dapat diselesaikan. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan
kepada Baginda Besar Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam.

Laporan Kasus ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya sebagai
salah satu syarat dalam menyelesaikan Kepaniteraan Klinik di Bagian
Kegawatdaruratan Medis. Secara khusus penulis sampaikan rasa hormat dan terima
kasih yang mendalam kepada dr. Asdar Tajuddin, Sp.B, M.Kes selaku
pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dengan tekun dan sabar dalam
membimbing, memberikan arahan dan koreksi selama proses penyusunan tugas ini
hingga selesai.

Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan kasus ini belum sempurna


adanya dan memiliki keterbatasan tetapi berkat bantuan dan dorongan dari berbagai
pihak, baik moral maupun material sehingga dapat berjalan dengan baik. Akhir
kata, penulis berharap agar laporan kasus ini dapat memberi manfaat kepada semua
orang.

Makassar, Oktober 2022

Penulis

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa:


Nama : Suryanti Sultan
NIM : 105505404319
Judul Laporan Kasus ` : Hernia Inguinalis Lateralis Dextra

Telah menyelesaikan tugas Laporan Kasus Non Trauma dalam rangka kepaniteraan
klinik padabagian Kegawatdaruratan Medis Fakultas Kedokterandan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makassar, Oktober 2022

Pembimbing

(dr. Asdar Tajuddin, Sp.B, M.Kes)

iii
BAB I
LAPORAN KASUS

1. Identitas Pasien

Nama : Tn.MM

Tanggal Lahir : 17 Agustus 1948

Umur : 74 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam
Ruangan : IGD RS Pelamonia

2. Keluhan Utama
Benjolan pada paha kanan

3. Riwayat Penyakit Sekarang : Seorang pasien laki-laki berusia 74 tahun datang ke


IGD RS TK II Pelamonia dengan keluhan benjolan pada paha dalam sebelah kanan
yang dirasakan sejak + 8 bulan yang lalu. Benjolan berbentuk bulat , konsistensi lunak,
permukaan rata, dan berwarna sama sseperti warna kulit di sekitar paha. Benjolan
muncul ketika pasien mengedan, batuk, berdiri dan mengencil pada saat pasien
berbaring . Benjolan Hanya terbatas pada paha bagian dalam. Benjolan terasa nyeri
terutama jika disentuh. Demam (-), Nyeri kepala (-) sesak (-), nyeri perut (-), nyeri ulu
hati (-). BAK kesan normal. BAB kesan normal

Riwayat Penyakit Dahulu : riwayat penyakit Asam urat, Riwayat DM dan


hipertensi disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga : tidak ada anggota keluarga yg mengalami
keluhan yang sama.
Riwayat Pengobatan Sebelumnya: tidak ada, tidak ada riwayat alergi obat.
Riwayat social ekonomi: setelah pasien Pensiun, pasien lebih sering
beraktivitas di kebun dan sawah
4. Pemeriksaan Fisis
Keadaan Umum :Sedang
Kesadaran :Compos mentis

4
Tanda Vital : TD : 150/70 mmHg
N : 78 x/menit
S : 36,8 ºC
P : 22 x/menit
SpO2 : 98%

Status General

a. Kepala : Normocephal
b. Mata : Anemis -/-, cekung -/-, ikterik -/-, edema palpebra -/-,
RCL/RCTL +/+
c. Hidung : Septum deviasi (-), mukosa normal, hipertropi konka (-),
sekret (-)
d. Bibir : Bibir kering (-), sianosis (-)
e. Telinga : Normotia, sekret (-), serumen -/-, liang telinga lapang
f. Tenggorokan : Faring hiperemis (-), Tonsil T1-T1
g. Leher : Pembesaran KGB (-)
h. Thoraks
Jantung
Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak
Palpasi : Iktus kordis teraba pada ICS V
linea midclavicularis sinistra

Perkusi : Batas jantung kanan ICS V


linea parasternalis dextra
Batas jantung kiri ICS V linea
midclavicularis sinistra
Auskultasi : BJ I/II murni reguler, murmur (-)
Paru-paru
Inspeksi : Bentuk dan pergerakan dada simetris kanan-kiri, napas spontan
Palpasi : Vokal fremitus teraba simetris, massa -/-, Nyeri tekan -/-
Perkusi : Sonor di seluruh lapangan paru
Auskultasi : Vesikuler, Wh -/-, Rh-/-
i. Abdomen
Inspeksi : Tampak datar, distensi (-), jejas (-)
Auskultasi : Bising usus dalam batas normal
5
Palpasi : Nyeri tekan (-) regio mc burney, blumberg sign (-), rovsing sign (-)
Perkusi : Timpani

j. Ekstremitas
Inspeksi : Jejas (-), deformitas (-), petechie (-), edema (-)
Palpasi : Akral hangat, turgor kulit baik

k. Rectal toucher
Pemeriksaan Rectal Toucher didapatkan tidak ada peradangan pada perineum,

sphincter ani mencekik, mukosa rectum licin, ampulla kosong, tidak teraba massa,

tidak teraba penonjolan prostat kearah rectum. Hansdscoen : lendir ( +), feses (-),

darah (-).

l. Lokasi : Inguinalis Dextra (D)

Inspeksi : Regio Femoralis tampak benjolan saat pasien berdiri dan tidak tampak
benjolan saat pasien berbaling.
Palpasi : Teraba massa, konsistensi lunak, permukaan rata, berbatas jelas, kenyal,
berukuran + 4 cm x 3,5 cm, nyeri tekan (+), Finger tes teraba benjolan di ujung jari
pemeriksa.

VAS Score

6
5. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorim (21/9/2022)
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Darah rutin
HGB 12,0 13,0 – 15,0 g/dL
WBC 7,31 5,0 – 10,0 x 103/µL
RBC 4,04 4,5 – 5,5 x 106/µL
HCT 37,4 45 – 55 %
PLT 266 150 – 450 x 103/µL
Neut% 56,9 50,0 – 70,0 %
Lym% 32,3 20,0 – 40,0 %
Mono% 8,61 2,0 – 8,0 %
Eos% 2,1 1,0 – 3,0 %
Baso% 0,1 0,0 – 1,0 %
Imunologi
PCR SARS COV-2 Negatif Negatif

6. Diagnosis  Hernia Inguinalis Lateralis Dextra


7. Tatalaksana
IVFD Ringer Laktat 20 Tpm
Asam Mefenamat 500mg 2x1

Usul:
DR, swab antigen,
Konsul DPJP Bedah  Herniotomi + Hernioraphy

Edukasi :
- Setelah operasi  Ganti perban secara rutin, mengangkan beban berlebihan
- Perbanyak konsumsi air putih
- Mengosumsi makanan tinggi serat dan protein

8. Resume
Seorang pasien laki-laki berusia 74 tahun datang ke IGD RS TK II Pelamonia dengan
keluhan benjolan pada paha dalam sebelah kanan yang dirasakan sejak + 8 bulan yang
lalu. Benjolan berbentuk bulat , konsistensi lunak, permukaan rata, dan berwarna sama
sseperti warna kulit di sekitar paha. Benjolan muncul ketika pasien mengedan, batuk,
berdiri dan mengencil pada saat pasien berbaring . Benjolan Hanya terbatas pada paha
bagian dalam. Benjolan terasa nyeri terutama jika disentuh. Demam (-), Nyeri kepala
(-) sesak (-), nyeri perut (-), nyeri ulu hati (-). BAK kesan normal. BAB kesan normal.
Pada pemeriksaan TD : 150/70 mmHg, N: 78x/menit, S : 36,8 ºC, P : 22 x/menit SpO2 :

7
98%. Pemeriksaan Rectal Toucher didapatkan tidak ada peradangan pada
perineum, sphincter ani mencekik, mukosa rectum licin, ampulla kosong, tidak
teraba massa, tidak teraba penonjolan prostat kearah rectum. Hansdscoen :
lendir ( +), feses (-), darah (-).Inspeksi :
Pada Regio Inguinalis tampak benjolan saat pasien berdiri dan tidak tampak
benjolan saat pasien berbaling. Palpasi : Teraba massa, konsistensi lunak,
permukaan rata, berbatas jelas, kenyal, berukuran + 4 cm x 3,5 cm, nyeri tekan
(+), Finger tes teraba benjolan di ujung jari pemeriksa. Pemeriksaan
laboratorium darah rutin WBC 7,31, RBC 4,04 , HGB 12,0, HCT 37,4, PLT 266,
Neut% 56,9. Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang pasien ini didiagnosis Hernia Inguinalis Lateralis Dextra.

8
BAB IV
PEMBAHASAN

Seorang pasien laki-laki berusia 74 tahun datang ke IGD RS TK II


Pelamonia dengan keluhan benjolan pada paha dalam sebelah kanan yang
dirasakan sejak + 8 bulan yang lalu. Demam (-), Nyeri kepala (-) sesak (-),
nyeri perut (-), nyeri ulu hati (-). BAK kesan normal. BAB kesan normal. Pada
pemeriksaan TD : 150/70 mmHg, N: 78x/menit, S : 36,8 ºC, P : 22 x/menit
SpO2 : 98%. Sesuai dengan kepustakaan bahwa Hernia inguinalis dapat terjadi
karena anomali kongenital atau karena sebab yang didapat. Lebih banyak
terjadi pada lelaki daripada perempuan. Hernia inguinalis merupakan hernia
yang mempunyai angka kejadian yang paling tinggi. Sekitar 75% hernia terjadi
di regio inguinalis, 50% merupakan hernia inguinalis indirek dan 25% adalah
hernia inguinal direk. Pada pasien ini masuk dalam kategori usia tua. Sesuai
dengan kepustakaan Usia adalah salah satu penentu seseorang mengalami
hernia inguinalis, sebagaimana pada hernia inguinalis direk lebih sering pada
laki-laki usia tua yang telah mengalami kelemahan pada otot dinding abdomen.
Pekerjaan pasien yang merupakan seorang pensiunan yang kemudian
bekerja sebagai seorang petani dan berkebun. Pekerjaan yang dapat
menimbulkan risiko terjadinya hernia inguinalis ialah pekerjaan fisik yang
dilakukan secara terus-menerus sehingga dapat meningkatan tekanan intra
abdominal dan salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya hernia
inguinalis. Aktivitas (khususnya pekerjaan) yang menyebabkan peningkatan
tekanan intraabdomen memberikan predisposisi besar terjadinya hernia
inguinalis pada pria. Dan apabila terjadi pengejanan pada aktivitas fisik maka
proses pernapasan terhenti sementara menyebabkan diafragma berkontraksi
sehingga meningkatkan kedalaman rongga torak, pada saat bersamaan juga
diafragma dan otot-otot dinding perut dapat
Benjolan berbentuk bulat , konsistensi lunak, permukaan rata, dan
berwarna sama seperti warna kulit di sekitar paha. Benjolan muncul ketika
pasien mengedan, batuk, berdiri dan mengencil pada saat pasien berbaring .
Benjolan Hanya terbatas pada paha bagian dalam. Benjolan terasa nyeri

9
terutama jika disentuh. Sesuai dengan kepustakaan menyatakan bahwa
Sebagian besar hernia inguinalis adalah asimtomatik, dan kebanyakan
ditemukan pada pemeriksaan fisik rutin dengan palpasi benjolan pada annulus
inguinalis superfisialis atau suatu kantong setinggi annulus inguinalis
profundus. Pada umumnya keluhan pada orang dewasa berupa benjolan di lipat
paha yang timbul pada waktu mengedan. Batuk atau mengangkat benda berat,
dan menghilang waktu istirahat baring.
Pemeriksaan Rectal Toucher didapatkan tidak ada peradangan pada perineum,
sphincter ani mencekik, mukosa rectum licin, ampulla kosong, tidak teraba
massa, tidak teraba penonjolan prostat kearah rectum. Hansdscoen : lendir ( +),
feses (-), darah (-).
Pada Regio Inguinalis tampak benjolan saat pasien berdiri dan tidak
tampak benjolan saat pasien berbaling. Palpasi : Teraba massa, konsistensi
lunak, permukaan rata, berbatas jelas, kenyal, berukuran + 4 cm x 3,5 cm, nyeri
tekan (+), Finger tes teraba benjolan di ujung jari pemeriksa. Gejala pada
pasien sesuai dengan teori berdasarkan kepustakaan yang mengatakan bahwa
Pada inspeksi diperhatikan keadaan asimetri pada kedua sisi lipat paha,
skrotum atau labia dalam posisi berdiri dan berbaring. Pasien diminta
mengedan atau batuk sehingga adanya benjolan atau keadaan asimetri dapat
dilihat. Palpasi dilakukan dalam keadaan ada benjolan hernia, di raba
konsistensinya dan dicoba mendorong apakah benjolan dapat direposisi.
Setelah benjolan tereposisi dengan jari telunjuk atau jari kelingking pada anak-
anak. Cincin hernia dapat diraba, dan berupa anulus inguinalis yang melebar.
Untuk penatalaksanaan Hernia Inguinalis Lateralis dextra dikatakan
bahwa Sebelum tindakan operasi pada pasien hernia, terlebih dahulu juga harus
memperbaiki faktor yang memperburuk hernia (batuk kronis, obstruksi prostat,
tumor kolon, ascites. Tujuan dari semua perbaikan hernia adalah untuk
menghilangkan kantong peritoneal (pada hernia inguinalis indirek) dan untuk
menutupi defek pada fasia di dinding inguinal. Perbaikan tradisional didekati
jaringan asli menggunakan jahitan permanen. Adapun tatalaksana operatif yang
dapat dilakukan adalah herniotomy, hernioraphy dan hernioplasti.

10
11

Anda mungkin juga menyukai