Diajukan Kepada
Pembimbing
dr. Junizal Firdaus, Sp. B
Disusun Oleh
Dimas Pratama H.S.
H3A021043
Laporan kasus ini telah dipresentasikan dan disetujui oleh dokter pembimbing
dari:
Nama : Dimas Pratama Herlambang Saputra
NIM : H3A021043
Fakultas : Kedokteran Umum
Universitas : Universitas Muhammadiyah Semarang
Judul : Laki laki usia 22 tahun dengan Orchitis Sinistra
Pembimbing : dr. Junizal Firdaus, Sp. B
A. IDENTITAS PENDERITA
Nama : Tn. A
Usia : 22 tahun
Jenis Kelamin : Laki laki
Agama : Islam
Suku : Jawa
Alamat : Abu Bakar RT 5, Tambakaji, Kota Semarang
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan Terakhir : SLTA
Nomor Rekam Medis : 63-26-xx
Tanggal Masuk RS : 15 Agustus 2022
Cara Penerimaan : IGD
Ruang Perawatan : Amarilis I
B. ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan pada tanggal 16 Agustus 2022 pukul 09.00 di
Bangsal Amarilis I RSUD Tugurejo Semarang, didapatkan hasil:
1. Keluhan Utama
Scrotum kiri terlihat membesar dan nyeri
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Seorang pasien berusia 22 tahun datang dengan keluhan bengkak
dan nyeri pada scrotum kiri. Keluhan dirasakan sejak hari Jumat, 12
Agustus 2022. Pasien sulit untuk duduk dan berdiri karena nyeri.\
3. Riwayat Penyakit Dahulu
a. Riwayat sakit seperti ini : disangkal
b. Riwayat operasi sebelumnya : disangkal
c. Riwayat asma : disangkal
d. Riwayat alergi : disangkal
e. Riwayat keganasan : disangkal
f. Riwayat alergi makanan//obat : disangkal
g. Riwayat perdarahan yang sulit berhenti : disangkal
4. Riwayat Penyakit Keluarga
a. Riwayat penyakit yang sama : disangkal
b. Riwayat hipertensi : disangkal
c. Riwayat diabetes mellitus : disangkal
d. Riwayat penyakit jantung : disangkal
e. Riwayat Alergi : disangkal
5. Riwayat Pribadi dan Sosial Ekonomi
Pasien bekerja sebagai pekerja pabrik.
C. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 16 Agustus 2022 Pukul 09.00
WIB di Bangsal Amarilis I RSUD Tugurejo Semarang, didapatkan hasil :
1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : Compos mentis, E4M6V5
3. Tanda Vital
a. Tekanan darah : 110/82
b. Frek. Nadi : 85 x/menit
c. Frek. Nafas : 20 x/menit
d. Suhu : 36,5 ºC
e. SpO2 : 99%
4. Status Generalisata
a. Kepala
Mesocephal (+), jejas (-).
b. Mata
Konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-), pupil bulat sentral isokor,
diameter pupil ±3mm/3mm, refleks pupil direk & indirek (+/+)
c. Hidung
Deformitas (-), Nafas cuping hidung (-), sekret (-), bleeding (-).
d. Telinga
Deformitas (-/-), sekret (-/-), bleeding (-/-), lesi (-/-).
e. Mulut
Deformitas (-), Sianosis (-), mukosa licin (+).
f. Leher
Simetris (+), pembesaran kelenjar tiroid (-),pembesaran kelenjar getah
bening (-), massa (-), penggunaan otot bantu pernapasan (-)
g. Thorax
1) Paru-paru
Anterior Posterior
Inspeksi Gerakan dada simetris Gerakan dada simetris
Gerakan dada simetris, ICS Gerakan dada simetris, ICS tidak
Palpasi tidak melebar/ menyempit, nyeri melebar/ menyempit, nyeri tekan
tekan (-), krepitasi (-), massa (-) (-), krepitasi (-), massa (-)
Perkusi Sonor seluruh lapang paru Sonor seluruh lapang paru
Suara dasar vesikuler (+/+), Suara dasar vesikuler (+/+), suara
Auskultasi
suara tambahan (-/-) tambahan (-/-)
2) Jantung
a) Inspeksi
Ictus cordis tidak tampak.
b) Palpasi
Ictus cordis teraba pada ICS V 1-2 cm ke arah medial linea
midklavicula sinistra.
c) Perkusi, batas:
Atas : ICS II linea parasternal sinistra
Pinggang jantung : ICS III linea parasternal sinsitra
Kanan bawah : ICS V linea sternalis dextra
Kiri bawah : ICS V 1-2 cm ke arah medial
midclavikula sinistra
d) Auskultasi
Suara jantung I dan II reguler, suara tambahan (-).
h. Abdomen
1) Inspeksi : datar (+), lesi (-), massa (-), warna kulit sama
seperti sekitar (+)
2) Auskultasi : Bising usus (+)
3) Perkusi : Timpani seluruh lapang abdomen.
4) Palpasi :
a. Ringan : Nyeri tekan (-) massa (-)
b. Dalam :
i. Hepar : tidak teraba
ii. Lien : tidak teraba
iii. Ginjal : tidak teraba
i. Ekstremitas :
Superior Inferior
Inspeksi:
Scrotum kiri terlihat membesar dan hiperemis, bengkak (+), Pus/secret (-),
transluminasi (-)
Palpasi:
Nyeri tekan testis kiri (+), Testis kiri membesar (+), Scrotum sedikit nyeri
saat digerakkan.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Dilakukan pada tanggal 15 Agustus 2022
Laboratorium
1. Hema Lengkap (WB EDTA)
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal
Leukosit H 13,21 10^3/ul 3.8 – 10.6
Eritrosit H 5,91 10^3/ul 4.4 – 5.9
Hemoglobin H 17,8 g/dl 13.2 – 17.3
Hematokrit 49,7 % 40 – 52
MCV 84.1 Fl 80 – 100
MCH 30.1 Pg 26 – 34
MCHC 35.8 g/dl 32 – 36
Trombosit 258 10^3/ul 150 – 440
RDW 11.9 % 11.5 – 14.5
MPV 8.8 fL
PLCR 15.7 %
Eosinofil absolute 0.05 10^3/ul 0.045 – 0.44
Basofil absolute 0.08 10^3/ul 0 – 0.02
Netrofil absolute H 9.52 10^3/ul 1.8 – 8
Limfosit absolute 2.46 10^3/ul 0.9 – 5.2
Monosit absolute H 1.10 10^3/ul 0.16 – 1
Eosinofil L 0.04 % 2–4
Basofil 0.6 % 0–1
Neutrofil H 72.1 % 50 – 70
Limfosit L 18.6 % 25 – 40
Monosit H % 2– 8
8.3
Netrofil Limfosit Ratio H 3.87 < 3.13
2. Kimia Klinik (Serum) B
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai normal
Kalium 4.4 mmol/L 3.1 – 5.1
Natrium L 133 mmol/L 135 – 147
GDS 95 Mg/dL <125
3. USG
Testis Kanan
Ukuran : 3,29 x 2,99 x 1,73 cm/volume : 8,89 ml
Parenkim homogen, nodul (-)
Epididimis : ukuran normal
Vaskularisasi tak tampak peningkatan
Tampak minimal akumulasi cairan di peritestikular
Testis Kiri
Ukuran : 3,42 x 3,13 x 2,08 cm/volume : 11,25 ml
Parenkim homogen. Vaskularisasi tak tampak peningkatan
Epididimis : Ukuran : 1,41 x 1,63 x 1,67 cm
Vaskularisasi epididimus meningkat
Tak tampak akumulasi cairan di peritestikular
Tidak tampak herniasi jaringan lunak ke regio scrotal baik pada saat
relaksasi maupun valsava.
Tidak tampak dilatasi pleksus pampiniformis
B. Definisi Orchitis
Orchitis merupakan reaksi inflamasi akut dari testis sekunder terhadap infeksi.
Sebagian besar kasus berhubungan dengan infeksi virus gondong, namun virus
lain dan bakteri dapat menyebabkan orchitis. Orchitis (inflamasi pada testis)
dapat disebabkan oleh bakteri atau akibat septicemia. Biasanya kedua testis
terkena, dan jika terjadi bilateral kemandulan sering diakibatkannya, steril
tidak terjadi bila bersifat unilateral.
C. Etiologi Orchitis
Orchitis bisa disebabkan oleh sejumlah bakteri dan virus. Virus yang paling
sering menyebabkan Orchitis adalah virus gondongan (mumps). Virus lainnya
meliputi Coxsackie virus, varicella, dan echovirus. Bakteri yang biasanya
menyebabkan Orchitis antara lain Neisseria gonorhoeae, Chlamydia
trachomatis, E. coli, Klebsiella pneumoniae, Pseudomonas aeruginosa,
Staphylococcus sp., dan Streptococcus sp. Pasien immunocompromised
(memiliki respon imun yang diperlemah dengan imunosupresif) dilaporkan
terkena Orchitis dengan agen penyebab Mycobacterium avium complex,
Crytococcus neoformas, Toxoplasma gondii, Haemophilus parainfluenzae, dan
Candida albicans
D. Epidemiologi Orchitis
Kejadian orchitis diperkirakan 1 diantara 1000 laki-laki, 4 dari 5 laki-laki
prepubertal (lebih muda dari 10 tahun). Sebagian besar kasus berhubungan
dengan epididimitis (epidiymoorchitis), dan terjadi pada laki-laki yang aktif
secara seksual lebih tua dari 15 tahun atau pada pria lebih tua dari 50 tahun
dengan hipertrofi prostat jinak (BPH).
Instrumentasi dan pemasangan kateter merupakan factor resiko yang umum
untuk epididimis akut. Urethritis atau prostatitis juga bisa menjadi factor
resiko. Refluks urin terinfeksi dari urethra prostatic ke epidiymis melalui
saluran sperma dan vas deferens bisa dipicu melalui valsava atau pendesakan
kuat. Uretritis gonore (gonnorheae) merupakan penyakit hubungan seksual
yang disebabkan oleh kuman neiserria gonorrheae yang menyerang uretra pada
laki-laki dan endocervix pada wanita.
E. Patofisiologi Orchitis
Peradangan pada testis bisa disebabkan oleh berbagai virus ataupun bakteri.
Hal ini akan menimbulkan proses inflamasi pada testis yang meliputi kalor,
rubor, dolor, tumor, dan function laesa. Orchitis paling umum disebabkan oleh
infeksi bakteri. Virus maupun trauma. Infeksi virus (mumps) bisa menginfeksi
secara hematogen, sedangkan infeksi bakteri biasanya melalui infeksi saluran
kencing atau melalui penyakit menular seksual.
Tanda dan gejala Orchitis dapat berupa demam, semen mengandung darah,
keluar nanah dari penis, pembengkakan skrotum, testis yang terkena terasa
berat, membengkak, dan teraba lunak, serta nyeri ketika berkemih, buang air
besar (mengedan), melakukan hubungan seksual. Selangkangan pasien juga
dapat membengkak pada sisi testis yang terkena. Manifestasi Orchitis termasuk
demam tinggi, peningkatan WBCs, kemerahan skrotum secara unilateral atau
bilateral, pembengkakan, dan nyeri.
F. Diagnosis Orchitis
Anamnesis
Sebagian besar pasien dengan orchitis datang dengan keluhan nyeri dan bengkak
pada testis. Keluhan biasanya disertai dengan demam. Keluhan tambahan berupa
nyeri dan panas saat berkemih. Kadang disertai pembesaran getah bening.
Pemeriksaan fisik
Pada inspeksi ditemukan tanda-tanda radang pada testis yaitu: testis berwarna
kemerahan, suhu raba terasa hangat, bengkak dan nyeri saat dipalpasi.
Laboratorium
Pada orchitis yang disebebabkan oleh bakteri dan virus terjadi peningkatan
leukosit.
Ultrasonografi