CASE REPORT
Disusun oleh:
Dwi Permatasari Utomo P., S.Ked (J510215040)
PEMBIMBING:
dr. Asna Rosida, Sp.PD
CASE REPORT
Disusun oleh:
Dwi Permatasari Utomo P., S.Ked (J510215040)
Telah disetujui dan disahkan oleh bagian Program Pendidikan Profesi Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta pada
Pembimbing:
dr. Asna Rosida, Sp.PD (....................................................)
Dipresentasikan dihadapan:
FAKULTAS KEDOKTERAN
2023
BAB 1
STATUS PASIEN
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. M
Umur : 74 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Dukuh, Bulu
Agama : Islam
Tanggal Pemeriksaan : 11 September 2023
B. ANAMNESIS
1. Keluhan utama
Nyeri perut sebelah kanan
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Seorang perempuan berusia 72 tahun datang ke IGD RSUD
Dr. Harjono ponorogo pada tanggal 10 September 2023 dengan
keluhan nyeri perut, perut membesar dan terasa penuh sejak 2
minggu lalu. Pasien juga mengaku sudah pernah 2x mengalami
penyakit seperti ini namun kali ini kambuh lagi dan perut mulai
membesar lagi. Pasien mengatakan keluhan pasien memberat saat
berjalan lama dan mereda saat beristirahat.
Keluhan lain yang dirasakan pasien adalah mual, muntah
darah sejak masuk rumah sakit, muntah sebanyak 3x dengan volume
muntah ½ gelas aqua jika ditotal muntah pasien sampai 300 ml.
Keluhan lain yaitu BAB berdarah dengan konsistensi lembek
sebanyak 3x.
Selama satu minggu pasien tidak nafsu makan, lemas dan
udem pada kedua kakinya.Keluhan seperti demam (-), pusing (-),
sesak (-),keringat dingin (-), alergi obat (-). BAK lancar, tidak nyeri
saat BAK dan tidak berdarah.
3. Riwayat Kebiasaan
a) Riwayat Penyakit Dahulu
a. Riwayat Sakit Serupa : diakui
b. Riwayat Hipertensi : disangkal
c. Riwayat Diabetes Melitus : disangkal
d. Riwayat Alergi : disangkal
e. Riwayat penyakit jantung : disangkal
b) Riwayat Penyakit Keluarga
a. Riwayat Sakit Serupa : disangkal
b. Riwayat Hipertensi : disangkal
c. Riwayat DM : disangkal
d. Riwayat penyakit jantung : disangkal
4. Anamnesis Sistemik
a. Sistem cerebrospinal : nyeri kepala (-), demam (-)
b. Sistem respirasi : batuk (-), sesak (+)
c. Sistem kardiovaskuler : nyeri dada (-), berdebar-debar (-)
d. Sistem digestivus : mual (+), muntah darah (+), nafsu makan
turun (+), nyeri ulu hati (-)
e. Sistem urogenital : BAB berdarah, BAK dbn
f. Sistem musculoskeletal : edema ekstremitas atas (-/-), edema
tungkai pada ekstremitas bawah kanan dan kiri (+/+)
g. Sistem integument : akral hangat (+), gatal (-), ikterik (-)
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Status Generalis
1) Kesadaran : Compos Mentis
2) Keadaan Umum : Lemah
3) Tekanan Darah : 100/60mmHg
4) Heart Rate : 98 x / menit
5) Respirasi Rate : 20 x / menit
6) Saturasi : 98%
7) Temperatur : 36.2oC
2. Status Lokalis
1) Kepala : Normochepal (+), Konjungtiva anemis(+/+), Sklera
ikterik (+/+), sianosis (-/-), lidah kotor (-)
2) Leher : Pembesaran KGB (-), pembesaran kelenjar tiroid (-),
deviasi trakea (-), JVP (meningkat)
3) Thoraks
a) Pulmo :
1. Inspeksi : Bentuk dada normochest, pengembangan dada
kanan dan kiri sama
2. Palpasi : Fremitus dada kanan sama dengan dada kiri sama
3. Perkusi : Sonor pada semua lapang paru
4. Auskultasi : vesikuler di semua lapang paru, suara tambahan
ronchi (-/-), wheezing (-/-)
b) Jantung :
1. Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak
2. Palpasi : Iktus kordis kuat angkat
3. Perkusi :
a. Batas jantung kanan atas : SIC II linea parasternalis
dextra
b. Batas jantung kanan bawah : SIC IV Midclavicular dextra
c. Batas jantung kiri atas : SIC II linea parasternalis
sinistra
d. Batas jantung kiri bawah : SIC IV linea axillaris
sinistra
4. Auskultasi : S1 S2 tunggal, reguler, bising jantung (-)
c) Abdomen :
1. Inspeksi : Permukaan perut lebih tinggi dari dinding
dada, distended (+), asites (+), sikatriks (-), striae (-)
2. Auskultasi : Suara peristaltik 18x/mnt (+)
3. Palpasi : Nyeri tekan saat palpasi superfisial (+), nyeri
tekan saat deep palpation (+) regio epigastrium dan regio
umbilical, undulasi (+), shifting dullness (+), hepatomegali (-),
splenomegali (-)
4. Perkusi : hipertimpani pada abdomen
d) Ekstremitas
1. Atas : Edema (-/-), akral hangat(+/+), CRT <2 detik
(+/+),
2. Bawah : Edema (+/+), akral hangat (+/+),, CRT <2 detik
(+/+)
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG Hematologi Darah
Lengkap (07/04/2023)
Parameter Hasil Nilai normal Satuan
Darah Lengkap
Hemoglobin (Hb) 9.8 L 13.2-17.3 g/dL
Eritrosit (RBC) 2.59 L 4.4 - 5.9 10˄6/μL
Leukosit (WBC) 4.75 4.1 – 10,9 10˄3/μL
Hematokrit 28.7 L 36,0 – 56,0 %
Trombosit (PLT) 97 L 150 -450 10˄3/μL
MCV 110.9 L 80,0 – fL
100,0
MCH 37.8 H 28,0 – 36,0 Pg
MCHC 33.3 31,0 – 37,0 g/dL
RDW-CV 12.8 10,0 – 16,5 %
PDW 15.9 12,0 – 18,0 %
MPV 9.3 5,0 – 10,0 fL
PCT 0.091 0,10 – 1,00 %
Hitung jenis (diff)
Eosinofil 13.3 H 0,0 – 6,0 %
Basofil 0.4 0,0 – 2,0 %
Neutrofil 56.5 42,0 – 85,0 %
Limfosit 20.1 11,0 – 49,0 %
Monosit 9.7 H 0,0 – 9,0 %
Neutrofil absolut 2.68 10˄3/μL
Limfosit absolut 0.96 10˄3/μL
NLR 2.80
Kimia Klinik
Glukosa Strip 131
Kimia Klinik (08/04/2022)
Parameter Hasil Nilai normal Satuan
Kimia Klinik
Trigeliserida 80 20-200 mg/dL
LDL-Kolesterol 106 <130 mg/dL
Ureum 21.4 10-50 mg/dL
Creatinin 0.82 0.6 - 1.3 mg/dL
Asam Urat 6.3 H 2.6 - 6.0 mg/dL
SGOT 15 0 - 35 u/L
SGPT 14 0 - 35 u/L
Alkali Fosfatase 91 30 - 120 u/L
Bilirubin Total 0.22 0.2 - 1.2 mg/dL
Bilirubin Direk 0.17 0 - 0.50 mg/dL
Bilirubin Indirek 0.05 0.1 - 0.7 mg/dL
ECG
- Normal axis
ASSESMENT
Diagnosis Kerja :
- Sirosis hepatis
- Hepatitis B
- Anemia makrositik hiperkromatik
- Melena
E. POMR
Non
- Permukaan
perut lebih medika
tinggi dari mentosa:
dinding dada
- Nyeri tekan - Tirah baring
deep palpation - parasentesis
(+) regio diet rendah Na
epigastrium <2 gram
dan regio
umbilical
- Distended (+)
- Acites (+)
- Shifting dulness
Anamnesis: Anemia - serum iron - Monitoring
makrositik - pemeriksaan Medikamentosa keluhan
- lemas hiperkromik + feses - B12 1x50 mcg - Monitoring
- mual dan melena - total iron PO TTV
muntah darah binding - PRC 1 - Monitoring
dan BAB darah capacity kantong hasil lab
(TIBC) - inj. vit K 2x1 - Reaksi
Pemeriksaan fisik: - endoskopi - inj. asam setelah
traksenamat PRC
- konjungtiva 3x1
anemis (+) - inj.
- sklera ikterik (+) ondansentron
3x1
Hematologi
hemoglobin: 9.8 (L) Non
Eritrosit: 2.59 (L) farmakologis:
Hematokrit: 28.7 (L) - Tirah baring
Trombosit: 97 (L) - konsumsi
MCV: 110.9 (H) makanan
MCH: 37.8 (H) tinggi protein
Anamnesis: Hepatitis B - Pemeriksaan Farmakologis : - Monitoring
serologi - inj. keluhan
- interferon - Monitoring
alfa 5 unit TTV
Pemeriksaan fisik: (3 kali - Monitoring
- dalam pemeriksaan
Pemeriksaan seminggu, penunjangan
penunjang diberikan
HbsAg terkonfirmasi selama 4-6
:+ bulan)
- Lamivudin
tab 150mg
2x1
Non
Farmakologis :
Tirah baring
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I. Kolelitiasis
A. DEFINISI
B. EPIDEMIOLOGI
1. Ductus Biliaris
- Ductus hepaticus dextra dan sinistra keluar dari lobus hepatis dextra
dan sinistra pada porta hepatis. Dalam jarak pendek, keduanya
bersatu membentuk ductus hepatis communis. Panjang ductus
hepatis comunis sekitar 1,5 inchi (4 cm) dan berjalan turun di pinggir
bebas omentum minus. Ductus ini bergabung dengan ductus cysticus
dari vesica billiaris yang ada di sisi kanannya membentuk ductus
choledochus (Snell, 2011).
- Ductus Choledochus Panjang ductus choledocus sekitar 3 inci (8
cm). Biasanya ductus chledocus bergabung dengan ductus
pancreaticus major dan bersama-sama bermuara ke dalam ampulla
kecil di dinding duodenum disebut ampulla hepatopancreatica
(ampulla vateri). Lihat gambar 2. Ampulla ini bermuara ke dalam
lumen duodenum melalui sebuah papilla kecil yaitu papilla duodeni
major. Lihat gambar 1 dan
2. Kadangkadang ductus Choledocus dan ductus pancreaticus major
masing-masing bermuara ke dalam duodenumpada tempat yang
terpisa. Variasi yang sering ditemukan dapat dilihat di gambar 2.
(Snell, 2011).
2. Vesica Biliaris
D. ETIOLOGI
1. Anamnesis
H. TATALAKSANA
K. PENCEGAHAN
J. PROGNOSIS
II. HEPATOMEGALI
A. DEFINISI
B. ANATOMI
Hepar atau hati adalah organ terbesar yang terletak di sebelah kanan
atas rongga abdomen. Pada kondisi hidup hati berwarna merah tua karena
kaya akan persediaan darah. Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh
manusia dengan berat kurang lebih 1,5 kg. Sebagian besar hepar terletak di
profunda arcus costalis dextra dan hemidiaphragma dextra memisahkan
hepar dari pleura, pulmo, pericardium, dan cor. Hepar terbentang ke sebelah
kiri untuk mencapai hemidiaphragma sinistra
C. KLASIFIKASI
1. Berdasarkan Etiologi
2. Berdasarkan Ukuran
D. EPIDEMIOLOGI
E. ETIOLOGI
G. DIAGNOSIS
Hepatomegali dapat didiagnosis melalui :
1. Anamnesis
- melakukan tanya jawab seputar gejala yang dialami, serta riwayat
kesehatan dan obat-obatan yang sedang dikonsumsi pasien.
2. Pemeriksaan fisik
- Pemeriksaan fisik pada hepatomegali meliputi inspeksi, palpasi,
perkusi, dan auskultasi.
3. Penunjang
- Tes darah
- Usg Abdomen
- Ct-scan
- MRI
- Biopsi
H. DIAGNOSIS BANDING
1. Splenomegali
2. Kanker Hati
3. Hepatitis
4. Kolestasis
I. TATALAKSANA
1. Medikamentosa
- Pengobatan spesifik tergantung pada penyebab hepatomegali.
Contohnya, pada pasien dengan hepatitis, terapi antiviral dapat
diberikan untuk mengatasi infeksi.
- Terapi simtomatik seperti analgesik dan antipiretik dapat
diberikan untuk mengatasi gejala-gejala seperti nyeri pada
perut bagian kanan atas dan demam.
- Pada kasus hepatomegali yang disebabkan oleh penyakit hati
yang parah, transplantasi hati dapat dilakukan sebagai pilihan
terapi.
2. Non-medikamentosa
- Menerapkan pola makan yang sehat dan menghindari
konsumsi alkohol berlebihan.
- Memperbaiki gaya hidup seperti berhenti merokok dan rutin
berolahraga.
- Meminimalkan penggunaan obat-obatan yang tidak perlu,
terutama obat yang berpotensi merusak hati.
- Menghindari paparan bahan kimia dan racun yang dapat
merusak hati, seperti pestisida dan zat kimia beracun.
J. KOMPLIKASI
1. Sirosis hati
2. Kanker hati
3. Ascite
5. Ensefalopati hepatik
K. PENCEGAHAN
K.PROGNOSIS
Adhata , R, A., Mustofa, S & Soleha, T,M. 2022. Diagnosis dan Tatalaksana
Kolelitiasis
Jones, M W., Weir, C,B., Ghassemzadeh. 2023. Gallstones (Cholelithiasis).
StatPearls Publishing, Treasure Island (FL)
Tanaja, J., Lopes R, A & Meer, J, M. 2022. Cholelithiasis. StatPearls Publishing
LLC.
Metze D, Cury VF, Gomez RS, Marco L, Robinson D, Melamed E, et al.
Hepatomegaly. Encyclopedia of Molecular Mechanisms of Disease. Berlin,
Heidelberg: Springer Berlin Heidelberg; 2018. p. 824–825
Feng He, Laura Antonucci, Shinichiro Yamachika, Zechuan Zhang, Koji
Taniguchi, Atsushi Umemura, Georgia Hatzivassiliou, Merone Roose-
Girma, Miguel ReinaCampos, Angeles Duran, Maria T. Diaz-Meco, Jorge
Moscat, Beicheng Sun, Michael Karin. NRF2 activates growth factor genes
and downstream AKT signaling to induce mouse and human hepatomegaly.
South San Francisco. 2019.
Kwok MK, Lewin KJ. Massive hepatomegaly in adult polycystic liver disease. Am
J Surg Pathol 1988;12:321–324. [PubMed: 3281482]
SEORANG WANITA 52 TAHUN
DDENGAN KOLIK ABDOMEN EC
KOLELISTIASIS, DAN HEPATOMEGALI
KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
RSUD Dr. HARJONO S. PONOROGO
Keluhan lain yang dirasakan pasien adalah mual dan muntah saat sebelum masuk rumah
sakit, muntah sebanyak 7x dengan sekali volume muntah adalah satu gelas aqua kecil
sehingga jika ditotal muntah pasien bisa sampai 1,5 L. Isi muntah adalah air bercampur
makanan. Keluhan lain saat di RSUD adalah pasien merasa dadanya sesak, dada sesak tidak
menjalar.
Selama satu minggu pasien tidak nafsu makan dan sudah tidak buang air besar selama 6
hari. BAK lancar, tidak nyeri saat BAK dan tidak berdarah.
U N GLOBAL GREAT FAMILY DOCTORS UNDER ISLAMIC ENVIRONMENT LEADING NEW INNOVATIONS
Anamnesis
U N GLOBAL GREAT FAMILY DOCTORS UNDER ISLAMIC ENVIRONMENT LEADING NEW INNOVATIONS
Anamnesis
U N GLOBAL GREAT FAMILY DOCTORS UNDER ISLAMIC ENVIRONMENT LEADING NEW INNOVATIONS
Anamnesis
U N GLOBAL GREAT FAMILY DOCTORS UNDER ISLAMIC ENVIRONMENT LEADING NEW INNOVATIONS
Anamnesis Sistem
U N GLOBAL GREAT FAMILY DOCTORS UNDER ISLAMIC ENVIRONMENT LEADING NEW INNOVATIONS
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Keadaan umum : lemas
Kesadaran : compos mentis (E4V5M6)
Tekanan darah : 110/70 mmHg, reguler
Nadi : 99x/menit
RR : 20x/menit
Suhu : 36,4 derajat celcius
Saturasi : 98%
U N GLOBAL GREAT FAMILY DOCTORS UNDER ISLAMIC ENVIRONMENT LEADING NEW INNOVATIONS
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Kepala Leher
● Kepala : Normochepal, simetris, rambut rontok (-)
● Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (+/+)
● Hidung : deformitas (-), inflamasi (-)
● Mulut : stomatitis (-), sianosis (-), bibir pecah-pecah (-)
● Telinga : bentuk normal, simetris antara kanan dan kiri
● Leher : simetris, trachea ditengah, pembesaran KGB (-),
pembesaran kelenjar tiroid (-), JVP (r±2)
U N GLOBAL GREAT FAMILY DOCTORS UNDER ISLAMIC ENVIRONMENT LEADING NEW INNOVATIONS
Pemeriksaan Fisik Thorax
U N GLOBAL GREAT FAMILY DOCTORS UNDER ISLAMIC ENVIRONMENT LEADING NEW INNOVATIONS
Pemeriksaan Fisik Jantung
U N GLOBAL GREAT FAMILY DOCTORS UNDER ISLAMIC ENVIRONMENT LEADING NEW INNOVATIONS
Pemeriksaan Fisik Abdomen
● Inpeksi : permukaan abdomen lterlihat menonjol, sikatrik (-),
striae (-)
● Auskultasi : peristaltik usus 20x/menit
● Perkusi : Undulasi (-) , pekak pada bagian hipokondria hingga
epigastric yang hampir mendekati bagian umbilical, timpani pada
kuadran abdomen lainya.
● Palpasi : nyeri tekan (+) pada regio hipocondriaka dekstra, ,
hepatomegaly (+), konsistensi keras dan berbentuk tidak beratur
batas hati melebar dan terletak lebih rendah dari hepar
normalnya. splenomegaly (-), murphy sign (+).
U N GLOBAL GREAT FAMILY DOCTORS UNDER ISLAMIC ENVIRONMENT LEADING NEW INNOVATIONS
Pemeriksaan Ekstremitas
Atas : edema (-/-), ruam (-/-), akral hangat (+/+), CRT <2” (+/+),
Bawah : edema (-/-), ruam (-/-), akral hangat (+/+), CRT <2” (+/+)
U N GLOBAL GREAT FAMILY DOCTORS UNDER ISLAMIC ENVIRONMENT LEADING NEW INNOVATIONS
PEMERIKSAAN PENUNJANG
UNDOUBTEDLY NURTURING GLOBAL GREAT FAMILY DOCTORS UNDER ISLAMIC ENVIRONMENT LEADING NEW INNOVATIONS
Laboratorium
Pemeriksaan Darah
Hasil Satuan Nilai Normal
Lengkap (07/04)
Hemoglobin (Hb) 15.9 H 13.2-17.3 g/dL
Eritrosit (RBC) 5.12 4.4 - 5.9 10˄6/μL
Leukosit (WBC) 12.80 H 4.1 – 10,9 10˄3/μL
Hematokrit 46.3 36,0 – 56,0 %
Trombosit (PLT) 347 150 -450 10˄3/μL
MCV 90.5 80,0 – 100,0 fL
MCH 31.0 28,0 – 36,0 Pg
MCHC 33.3 31,0 – 37,0 g/dL
RDW-CV 12.8 10,0 – 16,5 %
PDW 15.9 12,0 – 18,0 %
MPV 10.2 H 5,0 – 10,0 fL
PCT 0.353 0,10 – 1,00 %
U N GLOBAL GREAT FAMILY DOCTORS UNDER ISLAMIC ENVIRONMENT LEADING NEW INNOVATIONS
Laboratorium
U N GLOBAL GREAT FAMILY DOCTORS UNDER ISLAMIC ENVIRONMENT LEADING NEW INNOVATIONS
Laboratorium
Pemeriksaan Darah
Hasil Satuan Nilai Normal
Lengkap (07/04)
KIMIA KLINIK
trigliserida 80 20-200 mg/dL
LDL-Kolesterol 106 <130 mg/dL
Ureum 21.4 10-50 mg/dL
Creatinin 0.82 0.6 - 1.3 mg/dL
Asam urat 6.3 H 2.6 - 6.0 mg/dL
SGOT 15 2.6 - 6.0 u/dL
SGPT 14 0 - 35 u/dL
Alkali Fosfate 91 0 - 35 u/dL
Bilirubin Total 0.22 0.2-1.2 mg/dL
Bilirubin Direk 0.17 0-0.50 mg/dL
Bilirubin Indirek 0.05 0.1-0.7 mg/dL
U N GLOBAL GREAT FAMILY DOCTORS UNDER ISLAMIC ENVIRONMENT LEADING NEW INNOVATIONS
USG ABDOMEN
U N GLOBAL GREAT FAMILY DOCTORS UNDER ISLAMIC ENVIRONMENT LEADING NEW INNOVATIONS
Planning Planning
Problem Assessment Planning Terapi Monitoring
Diagnosis
Kolelitiasis Pemeriksaan Lab Medika mentosa: Monitoring
Anamnesis:
darah lengkap Keluhan
- Nyeri perut sebelah kanan - Inf asering 20 tpm
Pemeriksaan profil Monitoring
- Nyeri perut menjalar kepinggang kanan dan ke ulu hati - UDCA 250 mg 3x1
lipid TTV
- Nyeri perut hilang timbul
USG abdomen - Inj lansoprazol 2x1 amp Monitoring
- Mual dan muntah 7x hasil
- Inj ondansetron 3x1 g
- Nafsu makan menurun laboratorium
- Curcuma 3x1
- Sulit BAB
rajin berolahraga
● Pekak pada bagian hipokondria hingga epigastric yang hampir mendekati bagian
umbilical, timpani pada kuadran abdomen lainya.
Pemeriksaan Penunjang
USG abdomen
U N GLOBAL GREAT FAMILY DOCTORS UNDER ISLAMIC ENVIRONMENT LEADING NEW INNOVATIONS
TINJAUAN PUSTAKA
KOLELITIASIS
U N GLOBAL GREAT FAMILY DOCTORS UNDER ISLAMIC ENVIRONMENT LEADING NEW INNOVATIONS
DEFINISI
U N GLOBAL GREAT FAMILY DOCTORS UNDER ISLAMIC ENVIRONMENT LEADING NEW INNOVATIONS
EPIDEMIOLOGI
Kolelitiasis cukup umum dan dapat ditemukan pada sekitar 6% pria dan 9% wani
ANATOMI SISTEM
BILIER
Sistem biliaris merupakan
saluran antara hati dan
duodenum yang dirancang
untuk mengangkut empedu.
Berdasarkan lokasinya,
sistem biliaris terbagi
menjadi intrahepatik dan
ekstrahepatik. Saluran
biliaris intrahepatik terdiri
dari atas kanalikuli biliaris
dan duktus biliaris.
ANATOMI SISTEM
BILIER
Saluran biliaris ekstra
hepatik terdiri atas duktus
hepatikus kiri dan kanan,
duktus hepatikus komunis,
duktus sistikus dan duktus
koledokus
ETIOLOGI
Kejenuhan
Kelebihan bilirubin
kolesterol
Hipomotilitas kandung empedu atau
gangguan kontraktilitas
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS
Gejala koleslitiasis biasanya berkaitan dengan terjadinya obstruksi (penyumbatan) saluran empedu
Fisik
Kolesistitis
jaundice
Pancreatitis
kepatuhan pengobatan
menjelaskan potensi
intervensi bedah jika
diperluka
TINJAUAN PUSTAKA
HEPATOMEGALI
U N GLOBAL GREAT FAMILY DOCTORS UNDER ISLAMIC ENVIRONMENT LEADING NEW INNOVATIONS
DEFINISI
Hepatomegali adalah perbesaran hati yang melebihi ukuran normalnya. Ukuran hati normal pada orang
dewasa sekitar 12 cm pada garis midklavikula di lateral kanan, 8 cm pada garis mid-sternal di lateral
kanan, atau 6 cm pada garis mid-aksila di lateral kanan.
U N GLOBAL GREAT FAMILY DOCTORS UNDER ISLAMIC ENVIRONMENT LEADING NEW INNOVATIONS
ANATOMI
Hepar terbagi menjadi empat lobus, yakni lobus dextra, lobus caudatus, lobus sinistra, dan lobus qaudatus.
Terdapat lapisan jaringan ikat yang tipis, disebut dengan kapsula Glisson, dan pada bagian luar ditutupi oleh
peritoneum. Darah arteria dan vena berjalan di antara sel-sel hepar melalui sinusoid dan dialirkan ke vena
centralis. Vena centralis pada masing-masing lobulus bermuara ke venae hepaticae. Dalam ruangan antara lobulus-
lobulus terdapat canalis hepatis yang berisi cabang-cabang arteria hepatica, vena portae hepatis, dan sebuah
cabang ductus choledochus (trias 12 hepatis).
Selain cabang-cabang vena porta dan arteri hepatika yang mengelilingi bagian perifer lobulus hati, juga
terdapat saluran empedu yang membentuk kapiler empedu yang dinamakan kanalikuli empedu yang berjalan
diantara lembaran sel hati.
ANATOMI
EPIDEMIOLOGI
Hepatomegali dapat ditemukan pada sekitar 5-10% populasi umum. Namun, prevalensi hepatomegali dapat meningka
prevalensi hepatomegali pada pasien yang menjalani pemeriksaan USG (ultrasonografi) berkisar antara 3,5%-5,5%. P
ETIOLOGI
Obesitas
Perlemakan Hati
PATOFISIOLOGI
Patofisiologi hepatomegali melibatkan peningkatan ukuran hati yang dapat disebabkan oleh berbagai
faktor, seperti inflamasi, neoplasma, stenosis vena porta, atau obstruksi saluran empedu.
hepatomegali terjadi akibat peningkatan jumlah sel-sel hati atau peningkatan volume cairan
ekstraseluler yang mengelilingi sel-sel hati. Peningkatan jumlah sel hati dapat terjadi pada kondisi seperti
hepatitis, sirosis, atau penyakit hati lainnya yang menyebabkan proliferasi sel-sel hati. Sementara itu,
peningkatan volume cairan ekstraseluler dapat terjadi pada kondisi seperti sirosis atau kegagalan jantung.
Faktor-faktor penyebab hepatomegali dapat mempengaruhi fungsi hati, tergantung pada tingkat
keparahan hepatomegali dan faktor-faktor yang mendasarinya. Kondisi-kondisi yang menyebabkan
kerusakan hati kronis dapat menyebabkan hilangnya fungsi hati secara bertahap, sementara kondisi yang
menyebabkan peningkatan volume cairan ekstraseluler dapat mengganggu aliran darah dan menyebabkan
hipertensi portal.
DIAGNOSIS
Anamnesis ● melakukan tanya jawab seputar gejala yang dialami, serta riwayat kesehatan dan obat-
obatan yang sedang dikonsumsi pasien.
Pemeriksaan ● Pemeriksaan fisik pada hepatomegali meliputi inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi.
fisik
● Splenomegali
● Kanker Hati
● Hepatitis
● Kolestasis
TATALAKSANA
Terapi Medikamentosa Non Medikamentosa
● Pengobatan spesifik tergantung pada penyebab ● Menerapkan pola makan yang sehat dan menghindari
hepatomegali. Contohnya, pada pasien dengan konsumsi alkohol berlebihan.
hepatitis, terapi antiviral dapat diberikan untuk ● Memperbaiki gaya hidup seperti berhenti merokok
mengatasi infeksi. dan rutin berolahraga.
● Terapi simtomatik seperti analgesik dan antipiretik ● Meminimalkan penggunaan obat-obatan yang tidak
dapat diberikan untuk mengatasi gejala-gejala seperti perlu, terutama obat yang berpotensi merusak hati.
nyeri pada perut bagian kanan atas dan demam. ● Menghindari paparan bahan kimia dan racun yang
● Pada kasus hepatomegali yang disebabkan oleh dapat merusak hati, seperti pestisida dan zat kimia
penyakit hati yang parah, transplantasi hati dapat beracun.
dilakukan sebagai pilihan terapi.
KOMPLIKASI
Sirosis hati adalah kondisi ketika jaringan hati mengalami kerusakan yang signifikan dan berubah menjadi jarin
Kanker hati adalah kondisi ketika sel-sel hati tumbuh secara abnormal dan tidak terkendali. Kondisi ini dapat ter
KOMPLIKASI
Ascites adalah kondisi ketika cairan menumpuk di dalam rongga perut. Kondisi ini dapat terjadi
pada pasien dengan sirosis hati atau penyakit hati yang lainnya.
Varises esofagus adalah kondisi ketika pembuluh darah di esofagus membengkak dan pecah. Kondisi ini dapat t
KOMPLIKASI
Ensefalopati hepatik adalah kondisi ketika fungsi otak terganggu karena kerusakan hati. Kondisi ini dapat terjad
PROGNOSIS
Prognosis pada kasus hepatomegali sangat tergantung pada penyebabnya. Jika penyebabnya dapat diatasi dan tidak terjadi ke
PENCEGAHAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
UNDOUBTEDLY NURTURING GLOBAL GREAT FAMILY DOCTORS UNDER ISLAMIC ENVIRONMENT LEADING NEW INNOVATIONS