Tibial Plateau
Schatzker Type V
Suryanti Sultan
Pembimbing :
dr. Muh. Ihsan Kitta, M.Kes., Sp.OT (K)
10cm
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. AK
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 39 tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Pare-pare
Tgl Masuk RS : 30 September 2022
10cm 2
PRIMARY SURVEY
Nyeri Pada Lutut kiri
10cm 3
PRIMARY SURVEY
Disability
Exposure
GCS : E4M6V5
Tidak ada pakaian yang
Pupil bulat isokor mengganggu
Suhu : 37ºC
RCL/RCTL(+/+)
10cm 4
Secondary Survey
Past
Allergies
Tidak ada
Medicati Illnesses
disangkal
Last onada
Tidak
Environ
Meal
Makanan Biasa mentlalu
Kecelakaan
lintas
10cm 5
ANAMNESIS
Keluhan Utama : Nyeri pada lutut kiri
10cm 7
Status Lokalis
Regio Cruris Sinistra
10cm 8
Closed Fracture Left
Tibial Plateau
Schatzker Type V
10cm 9
LABORATORIUM
WBC 17,89 x 103/uL
RBC 4,70 x 106/uL
HGB 13,5 g/dL
PLT 306 x 103/uL
NEUT% 86,4%
CT 10’00”
BT 2’00”
GDS 138 mg/dL
HBsAg Nonreaktif
Anti HCV Nonreaktif
SARS-Cov-Ag Negatif
10cm 10
Foto Genu Sinistra AP/Lateral
29 September 2022
- Fraktur kominutif Tibial Plateau hingga metadiafise
proximal sinistra
- mineralisasi tulang baik
- Femorotibial joint space menyempit karena ada
fragment fraktur
- soft tissue Swealling
kesan : Fraktur tibial plateau (Schatzker type V)
10cm 11
PENATALAKSANAAN
Operatif
Medikam Konsul bedah orthopedi
Non entosa
Ketorolac 30 mg/8 jam/iv
Pada pemeriksaan fisik didapatkan GCS E4V5M6 (Compos Mentis), nadi 86x/menit, TD
150/100 mmHg, suhu 37,0’C, pernapasan 20x/menit. Pada pemeriksaan fisik pada regio
Cruris sinistra didapatkan terpasang spalk (+), Bengkak (+), deformitas (-) hematom (+), bone
expose (-), perdarahan aktif (-). Nyeri tekan, sensorik distal (+), pulsasi distal baik (+), akral
hangat, CRT <2”
Gerakan aktif dan pasif knee joint sulit dinilai karena nyeri (+) karena nyeri
Pada hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan adanya peningkatan kadar leukosit 17,89 x
103/uL dan Neutrofil 86,4%
Pada pemerikssaan radiologi X-ray Genu sinistra posisi AP/Lateral didapatkan kesan Fraktur
tibial plateau (Schatzker type V)
10cm 13
Diskusi
10cm 14
DISKUSI
Fraktur Tibial Plateau merupakan fraktur yang cukup sering dijumpai di bidang Orthopaedi. Kira-kira 1,3 % dari
semua jenis fraktur, paling banyak dijumpai pada laki-laki dibanding wanita. Secara prinsip ada 2 jenis grup pasien
yang menderita fraktur tibial plateau, yang pertama adalah pasien remaja dan dewasa muda dengan rata-rata
penyebab high energy trauma dan manusia lanjut usia (manula) atau pasien osteoporosis yang biasanya disebabkan
low energy trauma seperti akibat terjatuh yang pelan. Fraktur pada medial plateau terdapat 23% kasus fraktur plateau
sedangkan fraktur lateral plateau berkisar 70% kasus dan kombinasi anatara keduanya terjadi pada 31%. Kecelakaan lalu
lintas menjadi penyebab utama terjadinya fraktur tibia plateau pada pasien.
Berdasarkan teori diatas, pasien masuk dalam jajaran epidemiologi yaitu pasien berjenis kelamin laki-laki,
berusia dewasa muda yaitu 39 tahun, dimana untuk fraktur Pasien kita ini mekanisme cederanya karena
kecelakaan lalu lintas dimana pasien ditabrak dari belakang dan terjatuh dengan posisi menindih bagian
sebelah kiri.
10cm 15
DISKUSI
Pada pemeriksaan fisik pasien dengan fraktur tibia plateau sering ditemukan efusi lutut atau hemarthrosis,
pembengkakan jaringan lunak serta tidak mampu menahan berat badan. Cedera tibia plateau medial
berhubungan dengan komplikasi neurovaskular sehingga harus memiliki kewaspadaan yang tinggi untuk
sindroma kompartemen
Berdasarkan teori diatas, didapatkan pemeriksaan fisis sesuai dengan teori yang sama pada pasien
dimana pada regio Cruris sinistra didapatkan inspeksi terpasang spalk (+), Bengkak (+), deformitas (-)
hematom (+), Nyeri tekan, sensorik distal (+), pulsasi distal baik (+), akral hangat, CRT <2”, Gerakan aktif
dan pasif knee joint sulit dinilai karena nyeri (+) karena nyeri.
10cm 16
DISKUSI
Pemeriksaan penunjang diperlukan untuk menegakkan diagnosa fraktur tibial plateu. Terutama pemeriksaan radiologi, foto
x-ray antero-posterior (AP) dan lateral wajib dilakukan, tambahan foto oblique dapat membantu jika AP/ lateral tampak
normal. Posisi miring 10 derajat juga dapat dilakukan untuk mengevaluasi depresi. Bila dibandingkan dengan menggunakan
x-ray radiografi saja. Saat ini 3D CT - reconstruction imaging muncul untuk membantu dalam perencanaan pra-operasi.
Terdapat beberapa klasifikasi yang sering digunakan pada fraktur tibial plateau, Klasifikasi yang paling umum digunakan
adalah klasifikasi Schatzker. Pada klasifikasi Schatzker tipe V didapatkan split fraktur kondilus postero medial dan fraktur
depresi posterolateral.
Pada pasien ini didapatkan dari hasil X-Ray region Genu sinistra posisi AP/Lateral adanya split fraktur bicondylus tibial
plateau. Dimana hasil fotonya kesan Fraktur tibial plateau sinistra Schatzker tipe V
10cm 17
DISKUSI
Penanganan kasus fraktur tibial plateau terdiri dari non operatif dan operatif. Tindakan pembedahan direkomendasikan
sesuai tingkat keparahan depresi serta stabilitas lutut. Tujuan utama operasi adalah untuk mengembalikan permukaan
sendi dan kemudian mengembalikan panjang tibia, keselarasan serta rotasi. Waktu penyembuhan untuk terjadinya union
rata-rata antara 8 hingga 12 minggu. 90% berhasil baik dan sempurna pada semua tipe fraktur.
Sesuai teori, pada pasien ini diberikan terapi non medika mentosa seperti pertahankan spalk yang terpasang, elevasi
tungkai, awasi tanda-tanda kompartemen syndrome, edukasi keluarga. Terapi medikamentosa berupa Ketorolac 30 mg/8
jam, ranitidine 50 mg/12 jam, ceftriaxone 1 gr/12 jam, serta Siapkan darah 4 bag PRC. Dan untuk tatalaksana operatifnya
rencana pemasangan orif dan screw.
10cm 18
TERIMA
KASIH
10cm 19