Anda di halaman 1dari 32

LUTS ec Suspek Kanker

Prostat
Pembimbing : dr. Lutfi Bagus, Sp.U
Oleh : Abdul Halim, S.Ked (1102016001)

Kepaniteraan Klinik Departemen Ilmu Bedah RS Bhayangkara Tk. I R. Said Sukanto


Fakultas Kedokteran Universitas YARSI
Periode 13 Desember 2021 – 22 Januari 2022
IDENTITAS
NAMA Tn. M

UMUR 78 tahun
ANAMNESIS
JENIS KELAMIN Laki-laki

PEKERJAAN Tidak bekerja


Keluhan Utama
Buang air kecil tidak lancar
ALAMAT Cikoko Barat

AGAMA Islam Keluhan Tambahan


-
STATUS PERNIKAHAN Menikah

Pemeriksaan : 25 Desember 2021


No. RM : 012xxxxx
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD RS POLRI dengan keluhan buang
air kecil (BAK) tidak lancar sejak 6 bulan SMRS. Ia mengeluh jika
BAK tidak puas dan selalu mengejan sehingga butuh waktu lama
untuk BAK. Pada saat BAK pipisnya terputus-putus dan
pancarannya lemah, lalu terdapat tetesan di akhir BAK. Pasien
juga mengeluh BAK > 10 kali per hari namun sedikit-sedikit dan
terkadang disertai nyeri, ia juga sering BAK pada malam hari
biasanya 3-4 kali. BAK berwarna kuning dan jernih. Riwayat
demam, nyeri pinggang, nyeri perut, BAK berdarah, trauma, dan
penurunan berat badan disangkal. BAB dalam batas normal.
Riwayat Penyakit Riwayat Pengobatan
Dahulu dan Tindakan Medis
DM (-), HT (-), penyakit ginjal
01 03 Riwayat mengonsumsi obat
atau batu saluran kemih (-), Harnal. Riwayat tindakan medis
alergi (-), riwayat operasi (-) disangkal

Riwayat Penyakit Riwayat Kebiasaan,


Keluarga Sosial, dan Ekonomi
Keganasan prostat (-) 02 04 Sehari-hari hanya beraktivitas di
dalam rumah. Merokok (-),
alkohol (-), NAPZA (-).
IPSS
4
3
5
2
5
5
4
28
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
A Tampak sakit ringan

Kesadaran
B Compos mentis (E4M6V5)

Tanda-tanda Vital
C Tekanan darah : 130/80 mmHg
Nadi : 88x/menit, reguler, kuat angkat
Suhu : 36,5 °C
BB: 83 kg Pernapasan : 18 x/menit
TB: 165 cm SpO2 : 99%
IMT: 30,49 kg/m2
Status Generalis
Kepala Normochepal

Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil bulat isokor


Mata diameter 3mm/3mm, edema (-/-), RCL (+/+), RCTL (+/+)

Septum deviasi (-), massa (-), discharge (-), hiperemis (-),


Hidung deformitas (-)

Telinga Hiperemis (-/-), discharge (-/-), massa (-/-), deformitas (-/-)

Mulut Mukosa oral basah, hiperemis (-),sianosis (-), atrofi lidah (-)

Leher Trakea ditengah, pembesaran KGB (-)


Status Generalis
Jantung Inspeksi: Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi: Ictus cordis teraba di ICS 5 LMCS, kuat angkat
Perkusi:
Batas kanan atas: ICS II linea parasternal dekstra
Batas kiri atas: ICS III linea midclavicula sinistra
Batas kanan bawah: ICS IV linea parasternal dekstra
Batas kiri bawah: ICS V linea midclavicula sinistra
Auskultasi: BJ I dan II reguler, murmur (-), gallop (-)

Paru Inspeksi: Pergerakan dinding dada simetris, retraksi (-),


jejas (-), massa (-)
Palpasi: fremitus vocal (+/+) kanan = kiri
Perkusi: sonor (+/+) pada seluruh lapang paru
Auskultasi: Vesikuler (+/+), rhonkhi (-/-), wheezing (-/-)

Inspeksi: Datar, jejas (-), jaringan parut (-), massa (-)


Abdomen Auskultasi: BU (+) 8x/menit
Perkusi: Timpani (+)
Palpasi: supel, nyeri tekan dan lepas (-),defans muskular (-),
massa (-)

Ekstremitas Edema (-), akral hangat, CRT < 2” , sianosis (-), ikterik (-)
Status Urologikus
Flank

Inspeksi Sewarna dengan kulit sekitar, jejas (-), benjolan (-),


jaringan parut (-)
Palpasi Massa (-), nyeri tekan (-)

Perkusi Nyeri ketok CVA (-)

Suprapubis

Inspeksi Sewarna dengan kulit sekitar, jejas (-), benjolan (-),


jaringan parut (-)
Palpasi Nyeri tekan (-)

Genitalis Eksterna

Inspeksi Sirkumsisi (+), discharge (-), ulkus (-), pembesaran


skrotum (-), benjolan (-), OUE diujung penis
Palpasi Nyeri tekan (-), massa (-)
Status Urologikus
Digital Rectal Examination

Inspeksi Lesi perianal (-), massa (-), hemoroid (-)

Rectal Toucher  Tonus sphincter ani adekuat,


 mukosa recti licin,
 ampula recti tidak kolaps,
 Prostat teraba 2 ruas jari, permukaan
bernodul-nodul, lobus kanan dan kiri
asimetris, konsistensi keras, tidak nyeri
tekan
Handschoon Tidak terdapat feses, lendir, maupun darah
Pemeriksaan Penunjang
25 Desember 2021

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan


Hemoglobin 13,8 13 – 16 g/dl
Hematokrit 43 40 – 48 %
Trombosit 217.000 150.000 – 400.000 /𝜇l
Leukosit 12.360 5.000 – 10.000 /𝜇l
Ureum 57 10 – 50 mg/dl
Kreatinin 1,2 0,5 – 1,5
Estimasi GFR 62 >= 90 ml/min/1,73 m2
Albumin 4,2 3,5 – 5,2 g/dL
SGOT / AST 24,4 < 31 U/L
SGPT / ALT 22,8 < 40 U/L
Pemeriksaan Penunjang
13 November 2021 di RS Siloam

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan

PSA Total 188,50 <4,0 Ng/mL


RESUME
Pasien datang ke IGD RS POLRI dengan Lower Urinary Tract
Symptoms (LUTS) berupa hesitancy, intermitensi, low stream force,
incomplete emptying, terminal dribbling, frekuensi, dan nocturi sejak
6 bulan SMRS. Pada pemeriksaan fisik rectal toucher didapatkan
tonus sphincter ani adekuat, mukosa recti licin, ampula recti tidak
kolaps, prostat teraba 2 ruas jari, permukaan bernodul-nodul, lobus
kanan dan kiri asimetris, konsistensi keras, tidak nyeri tekan, dan
pada handscoon tidak terdapat feses, lendir, maupun darah. Pada
pemeriksaan laboratorium terdapat peningkatan PSA total = 188,50.
Diagnosis Kerja Diagnosis Banding

Lower Urinary Tract Symptoms ec


Benign Prostatic Hyperplasia
Susp. Ca Prostat
Saran Pemeriksaan Tatalaksana

● Biopsi jaringan prostat


● Konsul Sp.U pro biopsi prostat
● Bone Scan
Prognosis

Quo ad vitam Quo ad functional Quo ad Sanactionam


Dubia ad Malam Dubia ad Malam Dubia ad Malam
Tinjauan
Pustaka
—PROSTAT
Prostat: Organ yang terdiri dari jaringan fibromuskuler
dan glanduler

Letak :
- Inferior dari vesica urinaria
- Posterior dari symphisis pubis
- Anterior dari rectum
- Inferoanterior dari vas deferen dan vesika seminalis

Ukuran: sebesar buah kenari


Berat Normal : ± 20 gram

McAninch JW, Lue TF, editors. Smith & Tanagho's general urology.
New York: McGraw-Hill Medical; 2013.
Lobus: Perdarahan:
Anterior, Posterior, Transisional, Sentral, Cabang a. vesika inferior, a. pudendal internalis,
Peripheral a.hemmorhoidalis medialis
Persarafan:
70-80% dari zona perifer Plexus prostaticus

McAninch JW, Lue TF, editors. Smith & Tanagho's general urology.
New York: McGraw-Hill Medical; 2013.
—Definisi dan Epidemiologi
Keganasan sel kelenjar prostat.

- Adenokarsinoma (paling sering)


- Non adenokarsinoma : sarkoma, karsinoma urotelial, limfoma, leukimia

- Asia : insiden rata-rata 7,2 per 100.000 pria per tahun


- Indonesia: jumlah penderita kanker prostat di tiga RS pusat pendidikan
(Jakarta, Surabaya dan Bandung) selama 8 tahun terakhir adalah 1.102 pasien
dengan rerata usia 67,18 tahun.

Komite Nasonal Kanker Indonesia. Panduan Pelaksanaan Kanker Prostat.


R. Sjamsuhidajat, TOH Prasetyono, R. Rudiman, I. Riwanto, P. Tahalele. [Ed.]. 2017. Buku Ajar Ilmu Bedah Sjamsuhidajat-De Jong: Sistem
Organ dan Tindak Bedahnya (2). Edisi 4, Vol. 1. Jakarta: EGC
—Etiologi
Usia Bertambah usia = perubahan keseimbangan testosteron dan esterogen

Ras Afrika dan Karbia > Asia dan Hispsanik

Aktivitas Fisik dan Nutrisi Tinggi lemak, obesitas, rendah buah dan sayur, aktifitas fisik rendah

Riwayat Keluarga Riwayat keluarga dengan karsinoma prostat

Mutasi Genetik NKX3-1, TP53, BRCA1, BRCA2

Merokok dan Alkohol

Komite Nasonal Kanker Indonesia. Panduan Pelaksanaan Kanker Prostat.


R. Sjamsuhidajat, TOH Prasetyono, R. Rudiman, I. Riwanto, P. Tahalele. [Ed.]. 2017. Buku Ajar Ilmu Bedah Sjamsuhidajat-De Jong: Sistem
Organ dan Tindak Bedahnya (2). Edisi 4, Vol. 1. Jakarta: EGC
STADIUM CA PROSTAT
AJCC 2010
STADIUM CA
PROSTAT
Klasifikasi Whitmore-Jewett membagi kanker
prostat menjadi 4 stadium:

● Stadium A - Tumor ada, tetapi tidak terdeteksi


secara klinis
● Stadium B - Tumor dapat dirasakan pada
pemeriksaan fisik tetapi belum menyebar ke luar
kapsul prostat
● Stadium C - Tumor telah meluas melalui kapsul
● Stadium D- Tumor telah menyebar ke organ lain
Stadium awal: hampir selalu tanpa gejala —Diagnosis
Faktor Resiko:
- Usia > 50 tahun
- Riwayat keluarga dengan keganasan prostat Keluhan Obstruksi dan Iritatif
- Aktivitas fisik rendah dan gaya hidup tidak sehat Obstruksi Iritasi
 Hesistansi  Frekuensi

Keluhan lain yang meningkatkan kecurigaan  Pancaran miksi lemah  Nokturi


keganasan:
 Intermitensi  Urgensi
- Nyeri tulang
- Fraktur patologis  Miksi tidak puas  Disuria
- Penekanan pada sumsum tulang
 Distensi abdomen Urgensi dan disuria
jarang terjadi, jika ada
Riwayat penyakit lain dan penyakit pada saluran  Terminal dribbling disebabkan oleh
urogenitalia (pernah mengalami cedera, infeksi, (menetes) ketidakstabilan detrusor
kencing berdarah (hematuria), kencing batu, atau sehingga terjadi kontraksi
 Volume urine menurun
pembedahan pada saluran kemih) involunter.
 Mengejan saat berkemih

Komite Nasonal Kanker Indonesia. Panduan Pelaksanaan Kanker Prostat.


R. Sjamsuhidajat, TOH Prasetyono, R. Rudiman, I. Riwanto, P. Tahalele. [Ed.]. 2017. Buku Ajar Ilmu Bedah Sjamsuhidajat-De Jong: Sistem
Organ dan Tindak Bedahnya (2). Edisi 4, Vol. 1. Jakarta: EGC
—Pemeriksaan Fisik
Palpasi: Buli-buli teraba penuh

Digital Rectal Examination


- Tonus sphincter ani (adekuat/tidak)
- Ampula recti (kolaps/tidak)
- Prostat
(Pembesaran prostat, permukaan bernodul-nodul,
lobus kanan dan kiri asimetris, konsistensi keras)

Komite Nasonal Kanker Indonesia. Panduan Pelaksanaan Kanker Prostat.


R. Sjamsuhidajat, TOH Prasetyono, R. Rudiman, I. Riwanto, P. Tahalele. [Ed.]. 2017. Buku
Ajar Ilmu Bedah Sjamsuhidajat-De Jong: Sistem Organ dan Tindak Bedahnya (2). Edisi 4,
Vol. 1. Jakarta: EGC
—Pemeriksaan Penunjang

Though transrectal Sistoskopi Prostat Spesific


ultrasonography (TRUS) Antigen
—Pemeriksaan Penunjang
USG transabdominal

Pemeriksaan
Fungsi Ginjal

Patologi Anatomi
TATALAKSANA
USIA
RISIKO
> 80 TAHUN 71 – 80 TAHUN ≤ 70 TAHUN

Rendah: 1. Monitoring aktif 1. Monitoring aktif 1. Prostatektomi radikal


T: 1a atau 1c dan 2. EBRT//brakhiterapi 2. EBRT/brakhiterapi
Gleason: 2 – 5 dan permanen permanen
PSA: < 10 dan 3. Terapi investigasional 3. Monitoring aktif
Temuan biopsi: unilateral < 50% 4. Terapi investigasional
Sedang: 1. Monitoring aktif 1. EBRT/brakhiterapi 1. Prostatektomi radikal
T: 1b, 2a atau 2. EBRT, brakhiterapi permanen atau kombinasi 2. EBRT/brakhiterapi
Gleason: 6 atau 3+4 atau permanen 2. Prostatektomi radikal permanen / kombinasi
PSA: < 10 atau 3. Terapi 4. Terapi investigasional 3. Terapi investigasional
Temuan biopsi: bilateral, < 50% investigasional

Komite Nasonal Kanker Indonesia. Panduan Pelaksanaan Kanker Prostat.


TATALAKSANA
USIA
RISIKO
> 80 TAHUN 71 – 80 TAHUN ≤ 70 TAHUN

Tinggi: 1. Terapi hormonal 1. EBRT+ terapi hormonal 1. EBRT+ terapi


T: 2b, 3a 3b atau 2. EBRT+ terapi (2-3 tahun) hormonal (2-3 tahun)
Gleason: ≥ 4+3 atau hormonal 2. Terapi hormonal 2. Prostatektomi radikal +
PSA: 10 – 20 atau 3. Terapi 3. Prostatektomi radikal + diseksi KGB pelvis
Temuan biopsi: > 50% investigasional diseksi KGB pelvis 3. Terapi investigasional
perineural, duktal 4. Terapi investigasional 4. Terapi hormonal
Sangat Tinggi: 1. Terapi hormonal 1. Terapi hormonal 1. EBRT+ terapi
T: 4 atau 2. EBRT+ terapi 2. EBRT+ terapi hormonal hormonal
Gleason: ≥ 8 atau hormonal 3. Prostatektomi radikal + 2. Terapi hormonal
PSA: > 20 atau 3. Terapi diseksi KGB pelvis 3. Prostatektomi radikal +
Temuan biopsi: limfovaskuler investigasional 4. Sistemik terapi non diseksi KGB pelvis
neuroendokrin hormonal (kemoterapi) 4. Terapi sistemik +
terapi hormonal
5. Terapi multimodal
investigasional
Komite Nasonal Kanker Indonesia. Panduan Pelaksanaan Kanker Prostat.
PROGNOSIS
Kanker prostat memiliki angka kesintasan yang baik. Angka
kesintasan keseluruhan 5 tahun, 10 tahun, dan 15 tahun secara
berturut adalah 100%, 98%, dan 95%.

Komite Nasonal Kanker Indonesia. Panduan Pelaksanaan Kanker Prostat.


TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai