Anda di halaman 1dari 43

Referat

Karsinoma Nasofaring
Pembimbing :
Dr. dr. Imam Prabowo, Sp.THT-KL(K) FICS

Disusun Oleh :
Rayhani Sabrina 2165050007
Maria Angela Lumaksono2165050041
Gelora Lisbet Aprina Sirait 2265050007

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT THT


PERIODE 08 AGUSTUS - 10 SEPTEMBER 2022
RSUD KOTA BEKASI DR. CHASBULLAH ABDULMADJID
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
JAKARTA
Pendahuluan
Menurut WHO
Kanker adalah pertumbuhan dan Karsinoma
penyebaran sel yang tidak Nasofaring
terkendali serta dapat bermetastasis
ke jaringan sekitarnya.
KARSINOMA NASOFARING
KARSINOMA NASOFARING
Karsinoma Nasofaring

80% Asia, 10% Insiden 1,2/100.000 Sering ditemukan di Cina (18%)


Afrika, 10% Lainnya. per tahun. & Asia Tenggara (67%).

Cina, Indonesia, Vietnam, Benua Eropa & Amerika Afrika 5-10/100.000 per
India, Malaysia. <1/100.000 per tahun. tahun.

Dapat menyerang Puncak insidensi usia 50- Etnis Bidayuh (Borneo),


segala usia, 60% usia 60 tahun. Pria berisiko 2- Nagas (india Utara), Inuit
25-30 tahun. 3 kali lebih. (Arctic).
RIKESDAS, 2020
Karsinoma Nasofaring di Indonesia

01. 02. 03.


Kejadian KNF di Diperkirakan akan KNF selalu ada di 5
Indonesia mencapai ditemukan 15.500 kasus besar tumor ganas tubuh
5,66/100.000 penduduk. baru tiap tahunnya manusia
● Etiologi belum diketahui secara
pasti.
● Diagnosis dini menentukan
prognosis pasien.
Anatomi dan
fisiologi
nasofaring
Anatomi dan Fisiologi nasofaring

Anatomi dan fisiologi


Nasofaring
Nasofaring berfungsi untuk melewatkan udara dari
hidung menuju tenggorokkan yang akhirnya ke paru-
paru.
Definisi
karsinoma
nasofaring
Karsinoma Nasofaring (KNF) adalah karsinoma yang muncul pada daerah
nasofaring yaitu adanya bukti diferensiasi skuamosa mikroskopik ringan atau
ultrastruktur.
Epidemiologi
Karsinoma
Nasofaring
Epidemiologi KNF
● Di indonesia KNF merupakan urutan ke-4 keganasan terbanyak setelah kanker payudara, kanker leher
rahim, dan kanker paru. Berdasarkan GLOBOCAN 2012, 87.000 kasus baru nasofaring muncul setiap
tahunnya dengan 61.000 kasus baru terjadi pada laki-laki dan 15.000 pada perempuan
● KNF terutama ditemukan pada pria usia produktif perbandingan pasien pria dan wanita adalah 2,18 : 1 dan
60% pasien berusia antara 25 hingga 60 tahun
● Angka kejadian tertinggi di dunia terdapat di provinsi Cina Tenggara yakni sebesar 40 - 50 kasus kanker
nasofaring diantara 100.000 penduduk
● Kanker nasofaring sangat jarang ditemukan di daerah Eropa dan Amerika utara dengan angka kejadian
sekitar <1/100.000 penduduk.
Etiologi
Karsinoma
Nasofaring
Etiologi KNF
● infeksi Eipstein Barr Virus (EBV)
● Faktor Genetik (Ras)
● Faktor lingkungan
○ Faktor eksogen : Bau-bauan, bahan makanan ( dengan kadar nitrosamin tinggi)
○ Faktor endogen : Malnutrisi dan defisiensi vitamin, faktor hormonal, iritasi kronis
traktus respiratorius.
Patofisiologi
Karsinoma
Nasofaring
Patofisiologi KNF menginfiltrasi kelenjar dan
jaringan sekitarnya

keganasan berupa tumor yang berasal dari sel-


sel epitel yang menutupi permukaan
nasofaring
fosa rossenmuller

penjalaran penjalaran
petrosfenoid retroparotidian

penyebaran ke kelenjar getah bening


pada nodus limfatik yang terletak di
lateral di lateral retrofaring yaitu
nodus Rouvierre
Stadium
Karsinoma
Nasofaring
Stadium Karsinoma Nasofaring
Stadium Karsinoma Nasofaring berdasarkan AJCC, 2010
Anamnesis
Karsinoma
Nasofaring
Anamnesis Karsinoma Nasofaring

Gejala Nasofaring Gejala Telinga


● Epitaksis ● Tinnitus
● Sumbatan hidung ● Rasa tidak nyaman di telinga
● Otalgia

Gejala Mata dan Saraf Gejala Leher (Metastasis)


● Diplopia ● Benjolan di leher
● Neuralgia terminal
● Sulit menelan
● Sulit mengangkat bahu
Pemeriksaan Fisik
Karsinoma
Nasofaring
Pemeriksaan Fisik KNF

Pemeriksaan Rhinoskopi Nasofaringoskopi


Menyeluruh Posterior
Kepala dan Leher
Pemeriksaan Menyeluruh Kepala & Leher

● Palpasi leher
● Rongga hidung
● Rongga mulut dan faring
● Pemeriksaan saraf kranialis dan saraf simpatis
Nasofaringoskopi

Pemeriksaan nasoendoskopi dengan NBI


(Narrow Band Imaging) digunakan untuk
skrining, melihat mukosa dengan kecurigaan
kanker nasofaring, panduan lokasi biopsi, dan
follow up terapi pada kasus-kasus dengan
dugaan residu dan residif
Pemeriksaan
Penunjang
Karsinoma Nasofaring
Pemeriksaan Fisik KNF

Pemeriksaan Pemeriksaan Pemeriksaan


Radiologi Patologi Anatomi Serologi
Pemeriksaan Radiologi
● CT Scan Nasofaring
○ Melihat tumor primer, penyebaran ke jaringan sekitar, penyebaran KGB

● MRI Nasofaring
○ Disarankan pada otitis media serosa unilateral dan pembesaran KGB leher

● Metastasis jauh → Foto toraks, bone scan, USG abdomen


Pemeriksaan Patologi Anatomi
Klasifikasi gambaran histopatologi KNF yang direkomendasikan WHO terdiri dari 3 tipe, yaitu :
1.Karsinoma sel skuamosa berkeratin (WHO tipe I)
2.Karsinoma sel skuamosa tidak berkeratin (WHO tipe II)
3.Karsinoma tidak berdiferensiasi (WHO tipe III)
Pemeriksaan Serologi
● Dapat dilakukan sebagai skrining untuk deteksi dini munculnya karsinoma nasofaring dan berfungsi
sebagai petanda tumor remisi dan kekambuhan

● Pemeriksaan serologi yang dapat dilakukan antara lain imunoglobulin A anti-viral capsid antigen
(IgA anti-VCA), Ig G anti-early antigen (EA). Deteksi antibodi IgG dijumpai pada masa awal infeksi
virus dan antibodi IgA VCA mendukung diagnosis karsinoma nasofaring
Tatalaksana
Karsinoma
Nasofaring
Tatalaksana Karsinoma Nasofaring
● Berdasarkan stadium karsinoma nasofaring :
○ Stadium I : radioterapi
○ Stadium II dan III : kemoradiasi
○ Stadium IV dengan :
■ N <6 cm : kemoradiasi
■ N >6 cm : kemoterapi dosis penuh dilanjutkan kemoradiasi

● Radioterapi
🡪 merupakan modalitas utama pada penatalaksanaan karsinoma nasofaring.
🡪 radioterapi dapat dikombinasikan dengan kemoterapi atau pembedahan.
🡪 dapat menimbulkan efek samping local dan sistemik
Tatalaksana Karsinoma Nasofaring
● Kemoterapi
🡪 diberikan pada pasien karsinoma nasofaring stadium III-IV dan
dikombinasikan dengan radioterapi.
● Pembedahan
🡪 Dilakukan dengan diseksi leher radikal terhadap benjolan di leher yang tidak
menghilang dengan radioterapi (residu) atau timbul kembali setelah radioterapi
dengan syarat tumor induknya sudah hilang yang dibuktikan dengan pemeriksaan
radiologi dan serologi serta tidak ditemukan adanya metastasis jauh.
Pencegahan
Karsinoma
Nasofaring
Pencegahan Karsinoma Nasofaring
● Pemberian vaksinasi dengan vaksin spesifik membran glikoprotein virus Epstein-
barr
● Edukasi kebiasaan hidup yang salah
● Penyuluhan mengenai lingkungan hidup yang tidak sehat
● Melakukan test serologis IgA anti VCA dan anti IgA anti VCA
Komplikasi
Karsinoma
Nasofaring
Komplikasi Karsinoma Nasofaring
● Sindrom Petrosphenoid
○ Ptosis palpebra (N. III)
○ Trigemus neuralgia (N. V) 🡪 nyeri pada wajah 1 sisi yang ditandai dengan rasa seperti terkena aliran
listrik
○ Ophtalmoplegia (N. III, N. IV, N. VI)

● Sindrom Retroparidean
○ N. IX : sulit menelan karena hemiparesis otot konstriktor superior serta gangguan pengecapan pada ⅓
belakang lidah.
○ N. X : hiper/hipoanestesi mukosa palatum mole, faring dan laring disertai gangguan respirasi dan saliva.
○ N. XI : kelumpuhan/atrofi otot trapezius, otot sternocleidomastoid dan hemiparese palatum mole.
○ N. XII : hemiparalisis dan atrofi sebelah pada lidah.
Komplikasi Karsinoma Nasofaring
● Sindrom Horner
🡪 Kelumpuhan nervus simpatikus servikalis berupa penyempitan fisura
palpebralis, onoftalmus dan miosis. Penyebaran tumor ke anterior dan inferior dapat
menyebabkan obstruksi nasal. Penyebaran ke superior dapat mendestruksi sinus
sphenoid hingga destruksi basis cranii. Gangguan pendengaran terutama tuli
konduktif merupakan komplikasi yang dapat timbul pada pasien karsinoma
nasofaring.
Prognosis
Karsinoma
Nasofaring
Prognosis Karsinoma Nasofaring
● Prognosis baik : Karsinoma nasofaring pada stadium awal (stadium I dan II)
● Prognosis buruk : Karsinoma nasofaring pada stadium lanjut (stadium III dan IV)
TERIMAKASIH
!

Anda mungkin juga menyukai