Anda di halaman 1dari 52

Case Report Session

Karsinoma
Nasofaring
Satia Bama T Karapiah 1840312642
Violin Nurkha 1840312699
Yolanda Erdiansari 1940312037

PRESEPTOR
dr. Fachzi Fitri, Sp.THT-KL(K), MARS
01
LATAR BELAKANG
LATAR BELAKANG

Hampir 60% tumor ganas kepala dan leher di


KNF merupakan tumor ganas yang
Indonesia merupakan karsinoma nasofaring, diikuti
berasal dari sel epitel nasofaring,
oleh tumor ganas hidung dan paranasal, laring, dan
bagian atas tenggorokan belakang
tumor ganas rongga mulut,tonsil dan hipofaring
hidung dan dekat dengan dasar
dalam persentase yang sedikit.
tengkorak

Karena etiologi yang masih belum pasti, gejala dini yang tidak
Struktur anatomis ini mempengaruhi
khas serta letaknasofaring yang tersembunyi sehingga sulit
diagnosis, stadium, dan terapi dari
untukdiperiksa. Akibatnya diagnosis sering terlambat dengan
kanker tersebut.
ditemukannya metastasis pada leher sebagai gejala pertama.

Perbedaan prognosis dari stadium I dengan stadium


lanjut stadium IV yaitu 76,9% dan 16,4%.
Batasan Masalah
Batasan masalah dari penulisan case report ini adalah anatomi, fisiologi, definisi,
klasifikasi, epidemiologi, faktor resiko, etiopatogenesis, manifestasi klinis, diagnosis,
tatalaksana, komplikasi dan prognosis KNF.

Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan case report ini adalah untuk menambah pengetahuan mengenai
anatomi, fisiologi, definisi, klasifikasi, epidemiologi, faktor resiko, etiopatogenesis,
manifestasi klinis, diagnosis, tatalaksana, komplikasi dan prognosis KNF
02
TINJAUAN PUSTAKA
Nasofaring merupakan suatu ruang
berbentuk trapezoid dengan ukuran
tinggi kira-kira 4 cm, lebar 4 cm
dan anteroposterior 3 cm yang
terletak di belakang hidung.
Dinding anterior dibentuk oleh koana
dan batas posterior septum nasi.
Dinding lateral terdapat muara tuba
Eustachius.
Dinding nasofaring diliputi oleh mukosa
dengan banyak lipatan atau kripta.

ANATOMI
ANATOMI
HISTOLOGI
Secara histologi mukosa nasofaring dibentuk oleh epitel berlapis silindris bersilia
(pseudostratified ciliated columnar epithelium) yang ke arah orofaring  berubah
menjadi epitel gepeng berlapis (stratified squamous epithelium).
Di antara keduanya terdapat epitel peralihan (transitional epithelium) yang terutama
didapatkan pada dinding lateral di daerah fosa Rosenmuller.
DEFINISI

Karsinoma nasofaring adalah tumor ganas yang tumbuh


di daerah nasofaring dengan predileksi di fossa
Rossenmuller dan atap nasofaring, yang
menunjukkan bukti adanya diferensiasi skuamosa
mikroskopik ringan atau ultrastruktur
Angka
kejadian
karsinoma
EPIDEMIOLOGI nasofaring di
Menurut Badan
Indonesia
Internasional
cukup tinggi,
untuk Penelitian
yakni 4,7
Kanker, pada
kasus baru
tahun 2018,
per tahun per
terdapat sekitar
100.000
129.000 kasus
penduduk
baru karsinoma
Karsinoma
nasofaring,
nasofaring
terhitung hanya
menduduki
0 · 7% dari
urutan ke-
semua kanker
4setelah
yang
kanker leher
didiagnosis
Namun, distribusi geografis globalnya sangat tidak rahim, kanker
pada tahun
seimbang > 70% kasus baru berada di Asia Timur dan payudara dan
Tenggara. kanker kulit.
FAKTOR RISIKO

JENIS KELAMIN RAS DAN LETAK GEOGRAFIS


● Pria > wanita ● Ras mongoloid merupakan faktor
● Karsinoma nasofaring dapat terjadi dominan timbulnya kanker nasofaring
pada segala usia, namun paling ● Pada orang Eskimo di Alaska dan
sering ditemukan pada orang Greeenwich ditemukan kasus yang cukup
dewasa berusia 30-50 tahun banyak, diduga karena memakan
makanan yang diawetkan dalam musim
dingin dengan menggunakan pengawet
nitrosamin
FAKTOR RISIKO

MAKANAN YANG DI
AWETKAN VIRUS EPSTEIN-BARR

Bahan kimia yang dilepaskan Pada semua pasien KNF ditemukan


dalam uap saat memasak titer antivirus EBV yang cukup
makanan, seperti ikan dan tinggi, lebih tinggi dibandingkan
sayuran diawetkan, dapat masuk pada keganasan lainnya
ke rongga hidung, meningkatkan
risiko karsinoma nasofaring
FAKTOR RISIKO

RIWAYAT KELUARGA DAN


GENETIK FAKTOR LINGKUNGAN

Berdasarkan penelitian, kanker ● iritasi oleh bahan kimia, asap


nasofaring berhubungan dengan sejenis kayu tertentu
kelemahan lokus pada region HLA-A2, ● Komsumsi ikan asin dan
HLAB17 dan HLA-Bw26. Orang makanan yang diawetkan yang
dengan yang memiliki gen ini memiliki mengandung volatile
risiko dua kali lebih besar menderita nitrosamin
karsinoma nasofaring ● Merokok
KLASIFIKASI

Klasifikasi Karsinoma Nasofaring WHO Edisi ke-4 Tahun 2017

Non-Keratinizing SquamousCell Carcinoma (NKSCC)


 Undifferentiated
 Differentiated
Keratinizing Squamous Cell Carcinoma (KSCC)
Basaloid Squamus Cell Carcinoma (BSCC)
Klasifikasi TNM Karsinoma Nasofaring Menurut
AJCC/UICC edisi 8
Stadium Karsinoma Nasofaring Menurut
AJCC/UICC Tahun 2018
PATOGENESIS
Usia dan Jenis Kelamin
Diagnosis

KNF Perjalanan Tinitus

Kondisi yang berkaitan


Riwayat Keluarga

Anamnesis Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang


Anamnesis
Gejala nasofaring Epistaksis ringan atau sumbatan hidung.

Gejala Telinga Gejala dini yang muncul karena letak tumor yang
berdekatan dengan Tuba Eustachius.
Tinitus, rasa tidak nyaman hingga nyeri di telinga serta
gangguan pendengaran

Mengenai saraf otak III, IV, VI, dan V  diplopia dan


Gejala Mata dan Saraf neuralgia trigeminal.
Mengenai saraf otak ke IX, X, XI, dan XII  penjalaran
melalui foramen jugulare (Sindrom Jackson)

Metastasis atau Gejala di


Sering menyebabkan pasien datang berobat
Leher
Pemeriksaan Fisik

- Dilakukan pemeriksaan status generalis dan status lokalis.

- Pemeriksaan nasofaring:
 Rinoskopi posterior
 Nasofaringoskop ( fiber / rigid )
 Laringoskopi

- Pemeriksaan nasoendoskopi dengan NBI (Narrow Band Imaging) digunakan untuk skrining,
melihat mukosa dengan kecurigaan kanker nasofaring, panduan lokasi biopsi, dan follow up
terapi pada kasus-kasus dengan dugaan residu dan residif
• Laboratorium : pemeriksaan darah
perifer lengkap, LED, hitung jenis,

Pemeriksaan Alkali fosfatase, LDH, dan fungsi


liver seperti SGPT-SGOT.
• Radiologi  CT Scan nasoaring,
Penunjang USG Abdomen, Ro Thorax Bone
Scan
• Patologi Anatomi
• Serologi : imunoglobulin A anti-viral
capsid antigen (Ig anti-VCA), Ig G
anti-early antigen (EA),
imunohistokimia, dan polymerase
chain reaction (PCR)
Tatalaksana
01 Radioterapi 02 Kombinasi Kemoradiasi

03 Brachyterapi 04 Nasofaringektomi
PROGNOSIS

Prognosis keseluruhan tidak baik dan angka survival 5 tahunnya hanya 30%.
Biasanya terjadi karena terlambat menegakkan diagnosis.
Dengan pengenalan tanda dan gejala sedini mungkin maka prognosis dapat
membaik.
Stadium T1 dan T2 memiliki angka kontrol lokoregional yang tinggi (> 95%) 5-
year locoregional control rates. Angka survival dapat mencapai 70 –75%.
Pada stadium lanjut T3 dan T4, angka kontrol lokoregional mencapai secara
berturut-turut 70% dan 50%.
Angka survival 5 tahun pasien dengan stadium lanjut yang ditangani kemoterapi
adalah 66% dan dengan radiasi 76%.
ILUSTRASI KASUS
SIEN

ki
 
s, Jambi

ki berusia 36 tahun datang RSUP Dr.M.Djamil Padang datang pada tanggal


gan:

:
kemoterapi kedua.
Riwayat Penyakit Sekarang :
- Pasien sudah dikenal dengan Ca Nasofaring non keratinising undiff stadium IV A (T4N1M0)
- Pada tahun 2019, awalnya pasien mengeluhkanmimisan yang sudah dibawa ke dokter dan dikatakan
mimisan biasa.
- Pasien merasa penuh di telinga (+)
- Riwayat nyeri dan keluar cairan dari telinga tidak ada (-).
- Gangguan pendengaran (+)
- Pandangan ganda pada mata kiri (+)
- Nyeri kepala hilang timbul ada
- Sulit menelan tidak ada
- Pada tahun 2020, pasien mengeluhkan ada benjolan di leher kiri sebesar telur puyuh, pasiensudah berobat
ke dokter dan didiagnosis dengan TB Kelenjar dan diberi 0AT. Pasien tidak dilakukan pemeriksaan BTA
sputum.
- Setelah 4 bulan minum OAT, benjolannya tidak mengecil malah bertambah besar.
- Pasien dirujuk ke RSUP DR Mdjamil, pasien dilakukan pemeriksaan USG dan biopsi kali
kedua dan didiagnosis dengan Kanker Nasofaring dan direncanakan Kemoterapi.
- Pasien menjalani kemoterapi pada awal bulan Februari
- Mual dan muntah ada (+) dan rambut rontok setelah kemoterapi
- Nafsu makan menurun ada.
- Penurunan berat badan ada, dalam setahun terakhir pasien mengalami penurunan berat badan ±5kg.

Riwayat Penyakit Dahulu


- Riwayat operasi amandel ada, tahun 1998.
- Riwayat hipertensi tidak ada
- Riwayat DM tidak ada
- Riwayat penyakit jantung, paru, hati, dan ginjal tidak ada
- Riwayat benjolan pada tubuh lain disangkal
- Riwayat keganasan tidak ada
Riwayat Penyakit Keluarga
- Riwayat hipertensi tidak ada
- Riwayat DM tidak ada

Riwayat penyakit keluarga :


- Tidak ada anggota keluarga sakit tumor dan keganasan

Riwayat pekerjaan, sosiial ekonomi dan kebiasaan :


- Riwayat bekerja wiraswasta.
- Pasien ada kebiasaan makan makanan berpengawet, ada kebiasaan merokok menghabiskan
bungkus dalam sekitar 2 hari ketika masih muda sekitar SMA tetapi sudah berhenti
- Pasien memiliki riwayat terpapar asap kebakaran.
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Keadaan Umum : Sakit sedang
Kesadaran : Komposmentis kooperatif
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Frekuensi nadi : 64 x/menit
Frekuensi nafas : 17 x/menit
Suhu : Afebris

Pemeriksaan Sistemik
Kepala : Normochepal
Mata : Konjungtiva tidak anemis,sklera tidak ikterik,
Wajah : tidak ditemukan kelainan
Thorax : paru dan jantung dalam batasnormal
Abdomen : dalam batas normal
Extremitas : akral hangat dan CRT <2”
Pemeriksaan Kelainan Dekstra Sinistra
Kel kongenital Tidak ada Tidak ada
Daun telinga Trauma Tidak Ada Tidak ada
Radang Tidak Ada Tidak ada
Kel. Metabolik Tidak ada Tidak ada
Nyeri Tarik Tidak ada Tidak ada
Nyeri tekan Tidak ada Tidak ada
tragus
Cukup lapang Cukup lapang Cukup lapang
(N)
Dinding liang Sempit - -
telinga
Hiperemis Tidak ada Tidak ada
Edema Tidak ada Tidak ada
Massa Tidak ada Tidak ada
Ada / Tidak Tidak ada Tidak ada
Sekret/serume Bau Tidak ada Tidak ada
n
Warna Tidak ada Tidak ada
Jumlah Tidak ada Tidak ada
Jenis Tidak ada Tidak ada
Membran
timpani
Warna Putih mengkilat Putih mengkilat
Reflek cahaya Ada , arah jam 5 Ada, arah jam 7
Utuh Bulging Tidak ada Tidak ada
Retraksi Tidak ada Tidak ada
Atrofi Tidak ada Tidak ada
Jumlah perforasi - -
Perforasi Jenis - -
Kwadran - -
Pinggir - -
Tanda radang Tidak ada Tidak ada
Fistel Tidak ada Tidak ada
Mastoid Sikatrik Tidak ada Tidak ada
Nyeri tekan Tidak ada Tidak ada
Nyeri ketok Tidak ada Tidak ada
Rinne Positif Positif
Tes garpu tala Schwabach Sama dengan Sama dengan
pemeriksa pemeriksa
Weber Tidak ada Tidak ada
Kesimpulan Normal Normal
Timpanometri Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Hidung
Pemeriksaan Kelainan Dektra Sinistra
Deformitas Tidak Ada Tidak Ada
Kelainan Tidak ada Tidak ada
kongenital
Hidung luar Trauma Tidak ada Tidak ada
Radang Tidak ada Tidak ada
Massa Tidak ada Tidak ada
Deformitas Tidak ada Tidak ada
Sinus Paranasal Nyeri Tekan Tidak ada Tidak ada
Nyeri Ketok Tidak ada Tidak ada
Rinoskopi Anterior
Pemeriksa Kelainan Dekstra Sinistra
an
Vestibulum Vibrise Ada Ada
Radang Tidak ada Tidak ada
Cavum Cukup - Sempit
nasi lapang (N)
Sempit (+) (+)
Lapang Lapang Lapang
Sekret Lokasi Tidak ada Tidak ada
Jenis Tidak ada Tidak ada
Jumlah Tidak ada Tidak ada
Bau - -
Konka Ukuran eutrofi Eutrofi
inferior
Warna Tidak Hiperemis Tidak hiperemis
Permukaan Licin Licin
Edema Tidak Ada Tidak ada
Konka Ukuran Eutrofi Eutrofi
media
Warna Merah muda Merah muda
Permukaan Licin Licin
Edema Tidak Ada Tidak Ada
Septum Cukuplurus/d Tidak ada Deviasi
eviasi
Permukaan Licin
Warna Merah muda
Spina Tidak ada
Krista Tidak ada
Abses Tidak ada
Perforasi Tidak ada
Massa Lokasi - -
Bentuk - -
Ukuran - -
Permukaan - -
Warna - -
Konsistensi - -
Mudah - -
digoyang
Pengaruhvas - -
okonstriktor
Pemeriksaan Kelainan Dekstra Sinistra
Koana Cukup lapang (N) Sulit dinilai Sulit dinilai
Sempit Sulit dinilai Sulit dinilai
Lapang Sulit dinilai Sulit dinilai
Mukosa Warna Sulit dinilai Sulit dinilai
Edema Sulit dinilai Sulit dinilai
Jaringan granulasi Sulit dinilai Sulit dinilai
Konka superior Ukuran Sulit dinilai Sulit dinilai
Warna Sulit dinilai Sulit dinilai
Permukaan Sulit dinilai Sulit dinilai
Edema Sulit dinilai Sulit dinilai
Adenoid Ada/ tidak Sulit dinilai Sulit dinilai
Muara tuba Tertutup sekret Sulit dinilai Sulit dinilai
eustachius
Massa Lokasi Sulit dinilai Sulit dinilai
Ukuran Sulit dinilai Sulit dinilai
Bentuk Sulit dinilai Sulit dinilai
Permukaan Sulit dinilai Sulit dinilai
Post nasal drip Ada/ tidak Sulit dinilai Sulit dinilai
Jenis
Pemeriksaan Kelainan Dekstra Sinistra
Palatum mole + Simetris/tidak Simetris
Arkus Faring Warna Hiperemis
Edem Tidak ada
Bercak/eksudat Tidak ada
Dinding faring Warna Merah muda
Tonsil Permukaan
Ukuran Licin
T1 T1
Warna Merah muda Merah muda
Permukaan Tenang Tenang
Muara kripti Tidak Melebar Tidak Melebar
Detritus Tidak Ada Tidak Ada
Eksudat Tidak Ada Tidak Ada
Perlengketan dengan Tidak ada Tidak ada
pilar
Peritonsil Warna Merah muda Merah muda
Edema Tidak ada Tidak ada
Abses Tidak ada Tidak ada
Tumor Lokasi Tidak ada
Bentuk -
Ukuran -
Permukaan -
Konsistensi -
Gigi Karies/Radiks Ada Ada
Kesan -
Lidah Warna Putih
Bentuk Simetris
Deviasi Tidak ada
Massa Tidak ada
Laringiskopi Indirek

Pemeriksaan Kelainan Dekstra Sinistra


Epiglotis Bentuk Sulit dinilai Sulit dinilai
Warna Sulit dinilai Sulit dinilai
Edema Sulit dinilai Sulit dinilai
Pinggir rata/ Sulit dinilai Sulit dinilai
tidak
Massa Sulit dinilai Sulit dinilai
Aritenoid Warna Sulit dinilai Sulit dinilai
Edema Sulit dinilai Sulit dinilai
Massa Sulit dinilai Sulit dinilai
Gerakan Sulit dinilai Sulit dinilai
Ventrikular bandWarna Sulit dinilai Sulit dinilai
Edema Sulit dinilai Sulit dinilai
Massa Sulit dinilai Sulit dinilai
Plika vokalis Warna Sulit dinilai Sulit dinilai
Gerakan Sulit dinilai Sulit dinilai
Pinggir medial Sulit dinilai Sulit dinilai
Massa Sulit dinilai Sulit dinilai
Subglotis/ trakeaMassa Sulit dinilai Sulit dinilai
Sekret ada / Sulit dinilai Sulit dinilai
tidak
Sinus piriformisMassa Sulit dinilai Sulit dinilai
Sekret Sulit dinilai Sulit dinilai
Valekulae Massa Sulit dinilai Sulit dinilai
Sekret Sulit dinilai Sulit dinilai
(jenisnya)
Pemeriksaan Kelenjar Getah Bening Leher
●Dextra I : tidak terlihat pembesaran KGB leher, nyeri tekan (-)
P : tidak terlihat pembesaran KGB leher, nyeri tekan (-)
●Sinistra I : tidak terlihat pembesaran KGB leher, nyeri tekan (-)
P : tidak terlihat pembesaran KGB leher, nyeri tekan (-)

Pemeriksaan Laboratorium

Hb 13.6 g/dL
Leukosit 8380/mm3
Hematokrit 40%
Trombosit 441000/mm3
Albumin 4.0 g/dL
Globulin 2.8 g/dL
Natrium 137 mmol/L
Kalium 3.5 mmol/L
Klorida 104 mmol/L
Kesan: Cor dan pulmo
dalam batas
normal,tak Sugestif : Chordoma divus
tampak gambaran
pulmoner metastase
Gambaran Nasoendoskopi dextra

Pemeriksaan Biopsi Patologi Anatomi (20 Januari 2021)


Non keratinizing nasopharingeal carcinoma undifferentiated sub type
Diagnosis
Karsinoma Nasofaring Non Keratinising Undiff std IV A

Diagnosis Banding
-

Pemeriksaan Anjuran
Tidak ada

Terapi
Kemoterapi

Prognosis
- Quo ad vitam : bonam
- Quo ad functionam : dubia ad malam
- Quo ad sanationam : dubia ad malam
DISKUSI
KNF : tumor ganas yang tumbuh
didaerah nasofaring dengan
Pasien laki-laki 36 tahun ke predilkesi di fosa Rossenmuller dan
RSUP Dr. M. Djamil Padang atap nasofaring.
dengan diagnosis Ca
Nasofaring non keratinising
undifferentiated stadium IV A
(T4N1M0).
Laki-laki > perempuan.

Terutama usia 30 – 50 th
Pada pasien :
Gejala KNF 4 : Epistaksis >> gejala nasofaring.
1. Gejala nasofaring Rasa penuh ditelinga dan penurunan pendengaran
(hidung) >> Gejala telinga.
2. Gejala telinga, Timbul karena tempat asal tumor dekat dengan
3. Gejala mata dan saraf muara tuba eustaschius (fossa rosenmuller).
serta Pandangan ganda (diplopia) >> gejala mata dan
saraf.
4. Gejala pada leher
Karena nasofaring dekat dengan rongga tengkorak
dan terdapat beberapa lubong sebagai tempat
jalannya saraf-saraf kranial yaitu saraf kranial III,
IV, VI yang berfungsi untuk mengatur posisi dan
gerakan bola mata.
Benjolan dileher >> Gejala leher Merupakan
penyebaran terdekat secara limfogen dari
karsinoma nasofaring.
Riwayat Pembesaran KGB leher kiri pasien
Penyebaran terdekat secara
Riwayat Pembesaran KGBlimfogen dari
leher kiri KNF.
pasien
Khas : Penyebaran
didaerah samping leher,
terdekat 3-5 limfogen
secara cm di bawah
dari daun
KNF.telinga.
Berada
Khas : di level II-III
didaerah dan tidak
samping leher,dirasakan
3-5 cm di nyeri,
bawahsehingga sering
daun telinga.
Berada di level II-IIIdiabaikan
dan tidak oleh pasien.nyeri, sehingga sering
dirasakan
Dapat berkembang menembus
diabaikankelenjar dan mengenai otot >> sulit
oleh pasien.
Dapat berkembang menembus digerakan
kelenjar dan mengenai otot >> sulit
Pembesaran kelenjar limfe leher >> gejala yang mendorong pasien
digerakan
Pembesaran kelenjar limfe datang
leherke>>dokter.
gejala yang mendorong pasien
datang ke dokter.
Penurunan nafsu makan dan
penurunan BB ±5 kg dalam 1 tahun.
Tubuh pasien mengalami
turnover protein yang
 
meningkat >> berkurangnya
massa protein.
KNF sering disertai dengan
penurunan berat badan yang Asupan energi dan protein yang
berlebihan. Hal ini karena tubuh kurang >> kehilangan berat
pasien mengalami defisiensi energi badan
dan protein.
Kebiasaan makan makanan
berpengawet dan makan ikan asin.

Kebiasaan merokok dengan


menghabiskan 1 bungkus 2 hari.
Sejak usia 16 tahun - 30 tahun.

Pernah terpapar oleh asap


kebakaran hutan sebelumnya.
 Pemeriksaan fisik status lokalis THT :

Kavum nasi dekstra/sisnistra :


Kavum nasi lapang, konka inferior eutrofi, konka media eutrofi, tidak
ada septum deviasi dan tidak ada sekret.

Pemeriksaan tenggorok :
arkus faring simetris, uvula ditengah, tonsil T1-T1, tenang, dinding
faring posterior tenang.

Pemeriksaan KGB Leher : Tidak ada pembesaran KGB Leher


CT-scan daerah kepala & leher >>
Mengetahui tumor primer dan arah
perluasannya.
Diagnosis pasti >> berdasarkan Hasil pasien :
hasil biopsi. Sugestif kondroma difus

Hasil pasien :
non keratinizing
nasopharingeal carcinoma
undifferentiated sub type.
Tatalaksana pada pasien :
Kemoradioterapi.
THANKS

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,


including icons by Flaticon, infographics & images by Freepik and
illustrations by Stories

Anda mungkin juga menyukai