Karsinoma Nasofaring
Oleh:
Satia Bama T Karappiah 1840312642
Violin Nurkha 1840312699
Yolanda Erdiansari 1940312037
Preseptor:
dr. Fachzi Fitri, Sp.THT-KL(K), MARS
BAGIAN ILMU PENYAKIT TELINGA HIDUNG TENGGOROK BEDAH KEPALA & LEHER
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG
RSUP DR. M. DJAMIL PADANG
2021
Batasan Masalah
Batasan masalah dari penulisan case report ini
adalah anatomi, fisiologi, definisi, klasifikasi,
Dokter Muda THT-KL Periode 24 Februari-13 Maret 2021 2
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Nasofaring
Prevalensi KNF
tinggi pada
populasi dengan
Gambar 2. Model
kebiasaan tradisional
jangka
Patogenesis panjang
berupa
Karsinoma
Tidak ada
Trauma
Tidak ad
Tidak ad
Tidak ada
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. 2021
Dokter Muda THT-KL Periode 24 Februari-13 Maret 2021 10
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Nyeri
Tidak
Tidak
Nyeri
Tidak
Tidak
Liang
Tidak Tidak
Audiometri dilakukan dilakukan
Ukuran - -
Permukaan - -
Warna - -
Konsistensi - -
Mudah digoyang - -
Pengaruh - -
Vasokonstriktor
Palatum Massa - -
Warna Merah Merah
molle Sinus piriformis
+ arkus muda muda Sekret
faring
Edema Tidak ada Tidak ada Massa - -
Bercak/Eksudat Tidak ada Tidak ada Valekule Sekret
Warna Merah Merah (jenisnya)
Dinding muda muda
Faring
Permukaan Licin Licin
Ukuran T1 T1
Warna merah merah
Tonsil muda muda Pemeriksaan Kelenjar Getah Bening Leher Dekstra:
Permukaan tidak tidak
Inspeksi: tidak ada pembesaran KGB
lebar lebar
Muara Kripti - -
Detritus - -
Eksudat
Warna -Merah -
Merah Palpasi: tidak ada pembesaran KGB
muda muda Sinistra:
Peritonsil Edema Tidak ada Tidak ada Inspeksi: tidak ada pembesaran KGB
Abses Tidak ada Tidak ada Palpasi: tidak ada pembesaran KGB
Perlengketan Tidak ada Tidak ada
Lokasi Tidak ada Tidak ada
Bentuk - -
Tumor Ukuran - -
Permukaan - -
Konsistensi - -
Karies/Radiks Tidak ada Tidak ada
Gigi Kesan Higien cukup baik
Warna Merah muda
Bentuk Normal
Lidah
Deviasi Tidak ada
Pemeriksaan Penunjang Laboratorium
Parameter Hasil
Hb 13,6 g/dL
Leukosit 8380/mm3
Trombosit 441000/mm3
Ht 40%
Total protein 7,9 g/dL
Albumin 4,0 g/dL
Globulin 2,8 g/dL
SGOT 14 U/L
SGPT 11 U/L
Natrium 137 mmol/L
Kalium 3,5 mmol/L
Klorida 104 mmol/L
Kesan: Globulin meningkat, trombositosis
Kesan :Sugestif chordoma divus
Diagnosis
Kesan: Cor dan pulmo dalam batas normal, tak Karsinoma Nasofaring Non Keratinising Undiff std IV A
tampak gambaran pulmoner metastase
Diagnosis Banding
CT Scan Nasofaring (15 Desember 2020) -
Pemeriksaan Anjuran
Tidak ada
Terapi
Kemoterapi
Prognosis
- Quo ad vitam : bonam
- Quo ad functionam : dubia ad malam
- Quo ad sanationam : dubia ad malam
DISKUSI
Dilaporkan seorang pasien laki-laki berusia 36 tahun
ke RSUP Dr. M. Djamil Padang pada tanggal 25 februari
2021 dengan diagnosis Ca Nasofaring non keratinising
undifferentiated stadium IV A (T4N1M0). Karsinoma
nasofaring (KNF) adalah tumor ganas yang
tumbuh
Dokter Muda THT-KL Periode 24 Februari-13 Maret 2021 13
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
didaerah nasofaring dengan predilkesi di fosa lanjut. Pembesaran kelenjar limfe leher merupakan gejala
Rossenmuller dan atap nasofaring. Secara epidemiologi, utama yang mendorong pasien datang ke dokter.
karsinoma nasofaring lebih banyak terjadi pada laki-laki Pasien juga mengeluhkan penurunan nafsu makan
dari pada perempuan. Karsinoma nasofaring dapat dan penurunan berat badan lebih kurang 5 kg dalam
terjadi pada segala usia, terutama usia 30 sampai 50 setahun terakhir ini. Karsinoma nasofaring seringkali
tahun. disertai dengan penurunan berat badan yang berlebihan.
Awalnya pada tahun 2019 pasien mengalami Hal ini karena tubuh pasien mengalami defisiensi energi
mimisan, kemudian dibawa ke dokter dan dikatakan dan protein. Hal ini disebabkan tubuh pasien mengalami
hanya mimisan biasa. Kemudian, pasien merasakan turnover protein yang meningkat, sehingga menyebabkan
penuh ditelinga dan gangguan pendengaran. Selain itu, berkurangnya massa protein. Asupan energi dan protein
pasien juga merasakan penglihatan ganda. Pada tahun yang kurang menyebabkan kehilangan berat badan
2020, pasien merasakan benjolan di leher kiri sebesar sehingga meningkatkan kecepatan metabolisme basal
telur puyuh dan tidak nyeri. Kemudian pasien berobat dan glukoneogenesis serta terjadi penurunan sintesis
ke dokter, didiagnosis TB Kelenjar dan diberikan OAT. protein tubuh.
Setelah minum OAT 4 bulan tetapi benjolan tidak Pasien memiliki kebiasaan makan makanan
mengecil, pasien kembali ke dokter dan dilakukan berpengawet dan makan ikan asin. Pasien saat muda
biopsi dengan hasil karsinoma nasofaring. Kemudian memiliki kebiasaan merokok dengan menghabiskan 1
pasien di rujuk ke RSUP Dr. M Djamil Padang untuk bungkus rokok selama 2 hari. Pasien merokok saat usia
ditatalaksana lebih lanjut. 16 tahun dan berhenti pada usia 30 tahun. Pasien juga
Gejala karsinoma nasofaring terbagi atas empat pernah terpapar oleh asap kebakaran hutan sebelumnya.
yaitu gejala nasofaring (hidung), gejala telinga, gejala Pada pemeriksaan fisik status lokalis THT, didapatkan
mata dan saraf serta gejala pada leher. Mimisan atau kavum nasi dekstra/sisnistra : kavum nasi lapang, konka
epistaksis yang terjadi pada pasien merupakan gejala inferior eutrofi, konka media eutrofi, tidak ada septum
nasofaring. Selain itu, gejala telinga yang terjadi pada deviasi dan tidak ada sekret. Pemeriksaan tenggorok :
pasien adalah rasa penuh ditelinga dan penurunan arkus faring simetris, uvula ditengah, tonsil T1-T1, tenang,
pendengaran. Gejala ditelinga ini timbul karena tempat dinding faring posterior tenang.
asal tumor dekat dengan muara tuba eustaschius Diagnosis pasti karsinoma nasofaring dapat ditegakkan
(fossa rosenmuller) berdasarkan hasil biopsi. Pasien ini telah dilakukan biopsi
Pada pasien juga terdapat gejala mata dan saraf dengan hasil non keratinizing nasopharingeal carcinoma
yaitu adanya pandangan ganda (diplopia). Hal ini terjadi undifferentiated sub type. Pemeriksaan CT-scan daerah
karena nasofaring dekat dengan rongga tengkorak dan kepala dan leher juga dilakukan untuk mengetahui tumor
terdapat beberapa lubong sebagai tempat jalannya primer dan arah perluasannya. Pasien ini telah dilakukan
saraf-saraf kranial yaitu saraf kranial III, IV, VI yang CT scan dengan kontras dengan hasil sugestif kondroma
berfungsi untuk mengatur posisi dan gerakan bola mata. difus. Tatalaksana pada pasien ini adalah dengan
Selain itu, gejala leher yang terjadi pada pasien adalah kemoradioterapi.
benjolan dileher.
Riwayat pemeriksaan leher kiri didapatkan
pembesaran kelenjar getah bening level II-III, padat dan
tidak nyeri. Pembesaran kelenjer limfe leher
merupakan penyebaran terdekat secara limfogen dari
karsinoma nasofaring. Yang khas jika timbulnya
didaerah samping leher, 3-5 cm di bawah daun telinga
dan tidak nyeri. Benjolan biasanya berada di level II-III
dan tidak dirasakan nyeri, sehingga sering diabaikan
oleh pasien. Sel-sel kanker dapat berkembangt erus,
menembus kelenjar dan mengenai otot di bawahnya.
Kelenjarnya menjadi lekat pada otot dan sulit
digerakan. Keadaan ini merupakan gejala yang lebih
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. 2021
kesehatan: Telinga hidung tenggorok kepala dan
DAFTAR PUSTAKA
1. National Comprehensive Cancer Network (NCCN). leher. Edisikeenam. Jakarta: 2007.
NCCN Clinical Practice Guidelines in Oncology 11. AdhamM, Kurniawan AN , Muhtadi AI , Roezin A ,
(NCCN Guidelines) : Head and Neck Cancers Hermani B, Gondhowiardjo S, et al.
Version 2.2013. NCCN; 2013. Nasopharyngeal carcinoma in Indonesia:
2. American cancer society. Nasopharyngeal cancer. epidemiology, incidence, signs, and symptoms at
American Cancer Society; 2013. presentation. Chin J Cancer; 2012; Vol. 31 Issue 4.
3. Soepardi EA, Iskandar N, Editor. Buku Ajar Ilmu 12. Rahman S, Budiman BJ, Subroto H.
Penyakit Telinga Hidung Tenggorokan Edisi 6. Faktorrisikonon viralpadakarsinomanasofaring.
Jakarta: Balai Penerbit FKUI JurnalKesehatanAndalas. 2015; 4(3)
4. Titcomb C P. High incidence of nasopharyngeal 13. Sharif SET, Zawawi N, Yajid AI, Shukri NM,
carcinoma in Asia. J InsurMed. 2001; 33: 235-8. Mohamad I. Pathology classification of
5. Yang XR, Diehl S, Pfeiffer R, et al.Evaluation of risk nasopharyngeal carcinoma. In: An Evidence-Based
factors for nasopharyngeal carcinoma in high-risk Approach to the Management of Nasopharyngeal
nasopharyngeal carcinoma families in taiwan. Cancer. Elsevier inc. 2020.
Cancer Epidemiology Biomarkers Prevention. 14. Huang SH, O’Sullivan B. Overview of the 8th
vol.14, no.4. 2005. edition TNM classification for head and neck
6. Chew CT. Nasopharynx (the Postnasal Space), cancer. Curr. Treat. Options in Oncol. 2017; 18: 40.
Scott-Brown’s Otolaryngology, 6thedition, 15. He JQ ,Sun L, He J , Zhu C, Li P, Lei J, et al. The
Butterworth-Heinemann, Great Britain: 1997. pathogenesis and therapeutics of nasopharyngeal
7. Ballenger JJ. Anatomi Bedah Faring dan Penyakit carcinoma. Health Sci J. 2019; Vol.13.No. 2:642.
Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher, 16. Yoshizaki T, Kondo S, Wakisaka N, Murono S,
Binarupa Aksara, Edisi 13, Jilid 1. 1994. Endo K, Sugimoto H, et al. Pathogenic role of
8. Brennan, Bernadette. Nasopharyngeal carcinoma. Epstein- Barr virus latent membrane protein-1 in
Manchester. BioMed Central Ltd. 2006. the development of nasopharyngeal carcinoma.
9. Chen, Y.-P., Chan, A. T. C., Le, Q.-T., Blanchard, Cancer Lett. j.canlet. 2013, 337:1
P., Sun, Y., & Ma, J. (2019). Nasopharyngeal 17. Rahman S. Update diagnosis dan tatalaksana
carcinoma. The Lancet, 394(10192), 64–80. karsinoma nasofaring. ResearchGate.net. 2014.
10. Roezin A, Adham M. Karsinomanasofaring. Dalam: 18. Wijaya FO dan Soeseno B. Deteksi dini dan
Soepardi EA, Iskandar N, et al. Buku ajar ilmu diagnosis karsinoma nasofaring. Kalbemed.com.
CDK-254/vol.44 no.7. 2017.
Tumor primer (T) Pembesaran KGB Metastase
regional (N) Jauh (M)
TX NX
Tumor primer tidak KGB regional tidak
dapat dinilai dapat dinilai
T0
tidak ada tumor yang
teridentifikasi, tapi EBV-
positif pada KGB servikal
terlibat
Tis
Tumor in situ
T1 N0 M0
Tumor terbatas di Tidak ada Tidak
nasofaring atau tumor metastasis ke KGB
meluas ke orofaring regional ada
dan/atau kavum nasi metastasis
tanpa perluasan ke jauh
parafaring
T2 N1 M1
Tumor dengan Metastasis Terdapat
perluasan ke KGBservikal unilateral metastasis
parafaring, dan/atau dengan jauh
terdapat keterlibatan diameter ≤6 cm, di
jaringan lunak yang atas batas kaudal dari
berdekatan (pterygoid kartilago krikoid,
medial atau lateral, dan/atau KGB
dan/atau otot pre- retrofaring unilateral
vertebra atau bilateral dengan
diameter ≤6 cm
T3 N2
Tumor melibatkan Metastasis KGB
struktur tulang vertebra servikal bilateral
servikal dasar dengan diameter ≤6
tengkorak, struktur cm, di atas di atas
pterygoid, dan/atau batas kaudal dari
sinus paranasal kartilago krikoid
T4 N3
Tumor dengan Metastasis KGB
perluasan intrakranial dengan diameter >6
dan/atau keterlibatan cm, dan/atau meluas
saraf kranial, hingga ke batas
hipofaring, orbita, kaudal dari kartilago
kelenjar parotid, krikoid
dan/atau infiltrasi