Anda di halaman 1dari 34

PRESENTASI KASUS

Fraktur Tertutup Intertrochanter Femur

dr. Ni Made Ajeng Bulan K

Pembimbing :
dr. Syamsu Tatang Triyuwanto
Topik ini:
Status Pasien Definisi
1 2
Etiologi Anatomi dan
3 fisiologi 4
Klasifikasi Manifestasi
5 klinis 6
Diagnosis Tatalaksana
Banding 7 8

Edukasi Prognosis
9 10
Status Pasien
RPS
Pasien datang ke IGD RS
Bhayangkara diantar oleh keluarga
pasien dengan nyeri kaki sebelah kiri
sejak kurang lebih 5 jam yang lalu
SMRS, setelah jatuh terpluntir ke
belakang sebelah kiri, nyeri
dirasakan di bagian paha atas kaki
Bp. S Keluhan Utama sebelah kiri, kaki susah untuk
No RM : 00087933 Kaki Kiri Nyeri digerakkan dan terasa sangat nyeri,
Usia : 82 tahun nyeri memberat jika pasien berjalan
Alamat : Dendan Taskombang dgn kaki kirinya. Area nyeri teraba
Manisrenggo Klaten hangat (+), krepitasi (+), Rom
Terbatas (+). Pada pasien ini
dilakukan spalk kaki kiri hingga
akhirnya di rujuk ke RS Soeradji
Klaten. RPD : riwayat jatuh (-),
tanpa terapi RPO : -
Status Pasien

RPD RPK Alergi


TB Keluhan Serupa : (-) Tidak ada
Status Pasien

Gaya Hidup
Merokok : 20 Linting
Alkohol : -
Pengobatan Olahraga : Jarang
Pola Makan : Cukup baik
- Pola tidur : baik
Deskripsi Umum
danVital Sign

GCS TENS NADI RESPIR TEMPERATU NYERI


E4V5M6 121/73 mmHg 116x / menit 20x/menit
I ASI RE
37 C 8

Keadaan umum : Sedang, tampak kesakitan


Pemeriksaan Fisik
Kepala
 Ukuran kepala : Normocephali
 Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-), pupil isokor
 Hidung : Deformitas (-), discharge (-)
 Mulut : Sianosis (-), kering (-)
 Telinga : Edema (-/-), discharge (-/-)

Leher
• Pembesaran KGB (-), Pembesaran tiroid (-)
Ekstremitas
- Ekstremitas atas : Kulit tampak utuh (tak nampak luka terbuka). Akral teraba
hangat. CRT < 2 detik. Sensibilitas baik (hipoesthesi (-)). Pada bahu tidak
tampak bengkak, nyeri tekan (-), nyeri gerak aktif (-), nyeri gerak pasif (-),
keterbatasan gerak (-).
- Ekstremitas bawah : Kulit tampak utuh (tak nampak luka terbuka), akral
hangat, CRT < 2 detik. Sensibilitas baik (hipoesthesi (-)). Pada tungkai atas kiri
tampak bengkak, nyeri tekan (+), nyeri pada gerakan aktif (+), nyeri gerak
pasif (+), keterbatasan gerak (+).
Pemeriksaan Fisik Thorax
Perkusi : Redup,kesan kontur

Inspeksi : Gerakan dada Inspeksi : Iktus kordis jantung normal.


Perkusi : Sonor (+/+)
Batas atas jantung : SIC II linea
simetris, retraksi interkosta (-), tidak terlihat parasternalis sinistra
Auskultasi : Vesikuler (+/+) ,
jejas (-) Batas jantung kanan : SIC II-IV
Palpasi : Iktus kordis
rhonki (-/-) , wheezing (-/-) lineaparasternalis dextra
Palpasi : Tidak teraba teraba di SIC Batas jantung kiri : SIC V linea
axillaris anterior
benjolan, ketinggalan gerak (-),
5 linea midclavicular sinistra Auskultasi : Suara jantung
S1/S2 normal, S3 (-) dan S4 (-)
krepitasi (-)

PARU JANTUNG
Pemeriksaan Fisik Abdomen
Inspeksi
Tidak ada jejas, massa (-)
Palpasi
Auskultasi Supel, hepatomegali (-),
Bising usus dbn splenomegaly (-)

Perkusi
Timpani diseluruh lapang
perut
Pemeriksaan Lain
Survei Primer
Airway : bebas
Breathing : frekuensi nafas 10-20 kali/menit
Circulation : akral hangat, nadi teraba kuat, frekuensi nadi 100-
115kali/menit
Disability : alert
Resume
Bapak S usia 82 tahun datang ke IGD RS Bhayangkara diantar oleh keluarga pasien dengan
nyeri kaki sebelah kiri sejak kurang lebih 5 jam yang lalu SMRS, setelah jatuh terpluntir ke
belakang sebelah kiri, nyeri dirasakan di bagian paha atas kaki sebelah kiri, kaki susah untuk
digerakkan dan terasa sangat nyeri, nyeri memberat jika pasien berjalan dgn kakinya. Area
nyeri teraba hangat (+), krepitasi (+), Rom Terbatas (+). Pada pasien ini dilaukan spalk kaki
kiri hingga akhirnya di rujuk ke RS Soeradji Klaten. RPD : riwayat jatuh (-), tanpa terapi RPO
:-
tidak mengeluhkan demam (-), batuk (-), pilek (-), mual (-), muntah (-). BAB dan BAK
normal, nafsu makan dan minum masih baik. RPD TB, riwayat alergi tidak ada, dan riwayat
operasi disangkal. Saat datang ke IGD keadaan umum pasien tampak kesakitan, skala nyeri 8,
GCS E4V5M6, tekanan darah 121/73, HR 116 X/menit, RR 20x/menit, SpO2 98%.
Pemeriksaan Radiologi
Deskripsi imagine

; Fraktur Kompleta
intertrochanter os femur
sinistra dengan aposiisii dan
alignment kurang baik
dsertai soft tisue swelling di
sekitarnya
Tatalaksana di IGD

Spalk
Infus RL 20 Tpm
Injeksi Ketorolac 1A
Injeksi Ranitidine 1A
LANDASAN TEORI
Definisi
Fraktur adalah suatu kerusakan dari kontinuitas
tulang, baik sepenuhnya (complete), maupun
sebagian (incomplete). Fraktur dapat
disebabkan oleh trauma langsung, penekanan
yang berulang-ulang atau akibat proses
patologik.
Etiologi Fraktur
Trauma
Trauma langsung, trauma tidak
langsung, trauma energi tinggi,
trauma energi rendah 1

Fraktur beban
Fraktur akibat aktivitas berulang2
krn aktivitas yg lebih berat dari
biasanya. 2
Fraktur patologik
Fraktur akibat lemahnya suatu
tulang akibat kondisi kesehatan
sperti infeksi, penyakit
metabolisme tulang dan
keganasan pada tulang 3
Ujung proksimal terdiri dari caput femoris, fores
capitis femoris, collum femoris, trochanter mayor, fossa ANATOMI OS FEMUR
trochanterica, trochanter minor, trochanter tertius,
linea intertrochanter, dan crista intertrochanterica.
Batang atau corpus femur merupakan tulang panjang
berbentuk silinder yang mengecil di bagian tengahnya.
Pada ujung distal terdapat condylus medialis, condylus
lateralis, epicondylus medialis, epicondylus lateralis,
facies patellaris, fossa intercondylaris, linea
intercondylaris, tuberculum adductorium, fossa dan
sulcus popliteus, linea intercondylaris, tuberculum
adductorium, fossa dan sulcus popliteus. Condylus
memiliki permukaan sendi untuk tibia dan patella.
Kompartemen yang menempati anterior paha
diantaranya adalah :
a. Otot yang terdiri dari otot-otot fleksor panggul dan ekstensor lutut, yaitu
m. Sartorius, m. iliakus, m. psoas, m. pektineus, dan m. quadriceps
femoris.
b. Arteri femoralis dan cabang-cabangnya.

c. Vena femoralis yang merupakan lanjutan dari v. poplitea dan v.


saphena magna sebagai aliran darah utama yang mengalir melalui
hiatus safenus.
d. Limfatik dari kelenjar getah bening inguinalis profunda yang terletak
sepanjang bagian terminal v. femoralis.
e. Saraf yaitu n. femoralis
Kompartemen yang menempati medial paha
diantaranya adalah :

a. Otot yang terdiri dari otot adduktor panggul yaitu m.


grasilis, m. adductor longus, m. adductor brevis, m.
adductor magnus, dan m obturatorius eksternus.
b. Arteri yaitu a. profunda femoris, a. femoralis
sirkumfleksa medialis dan rami perforantes serta a.
obturatoria.
c. Vena yaitu v. profunda femoris dan v. obturatoria.
d. Saraf yaitu divisi anterior dan posterior n.
obturatorius
Kompartemen yang menempati posterior paha
diantaranya adalah :

a. Otot yang merupakan otot hamstring dan berfungsi


dalam fleksi lutut serta ekstensi panggul. Diantaranya
adalah: m. biseps femoris, m. semitendinosus, m.
semimembranosus, dan bagian hamstring dari m.
adductor magnus.
b. Arteri yaitu rami perforantes a. profunda femoris.
c. Vena yaitu vv. Komitans arteri-arteri kecil.
d. Saraf yaitu n. ischiadikus
Caput femur mendapat pasokan darah dari tiga sumber
utama yaitu :

a. Extracapsular arterial ring yaitu pembuluh darah yang melewati


collum bersama dengan retinakula capsularis dan memasuki caput
melalui foramina besar pada basis caput. Pembuluh darah ini berasal
dari cabang-cabang a. sirkumfleksa femoralis melalui anastomosis a.
krusiata dan a. trokanterika. Pada orang dewasa merupakan sumber
pasokan darah terpenting.
b. Pembuluh darah dalam ligamentum teres yang memasuki caput
melalui foramina kecil pada fovea. Pembuluh ini berasal dari cabang-
cabang a. obturatoria.
c. Pembuluh darah yang melalui diafisis dari pembuluh darah femoralis
nutrisia
Klasifikasi Fraktur intrakapsular atau fraktur femur proksimal merupakan
suatu keadaan dimana pembuluh darah pada bagian proksimal
Fraktur Femur femur terganggu sehingga menyebabkan penyatuan kembali
atau union pada fraktur terhambat

Fraktur subkapital

Fraktur Transervikal

Fraktur Basiliar
Klasifikasi Fraktur ekstrakapsular meliputi fraktur yang terjadi pada
Fraktur Femur daerah intertrochanter dan daerah subtrochanter.

Fraktur intertrochanter
• garis fraktur melintang dari trochanter
mayor ke trochanter minor
Fraktur Subtrochanter
• fraktur terjadi di sebelah bawah dari
trochanter
I. Manifestasi Klinis Fraktur

• Rasa nyeri atau adanya pembengkakan pada bagian tubuh dengan


tulang yang patah.
• Adanya deformitas atau perubahan bentuk dari normal, yang
terlihat atau teraba pada bagian tubuh dengan tulang yang patah.
• Adanya gangguan fungsi muskuloskletetal (akibat nyeri, putusnya
kontinuitas tulang, atau gangguan neurovaskuler.
Diagnosis Topik :
Fraktur komplit
intertrochanter femur
sinistra
Diagnosis Banding
01. Frakture femur suspect Osteoporosis
02. Frakture femur suspect Osteoartritis
03. Frakture femur inkomplet
TATALAKSANA
Definitif

Terdapat 3 prinsip pada penanganan fraktur:


1. Reduksi : meluruskan kembali fraktur yang tergeser
2. Imobilisasi : guna mencegah fraktur bergeser, atau angulasi,
mencegah gerakkan berlebihan yang dapat mengganggu
penyembuhan fraktur, mengurangi nyeri
3. Menjaga fungsional : melakukan latihan gerakan agar sendi
tidak kaku
Tindakan operatif:
• ORIF (Open reduction and internal Fixation)
Reduksi terbuka dan fiksasi internal dengan pelat
diindikasikan untuk fraktur segmental, kanal
intramedular terlalu sempit untuk dilewati
paku, atau jika fraktur meluas ke sendi lutut.
Prosedur ini merupakan prosedur pembedahan,
dan pemasangan pelat dan paku untuk
memfiksasi secara interna pada tulang yang
mengalami fraktur.
• Intramedullary nail
Merupakan prosedur operatif guna memasukkan
paku secara intramedullary. Paku dapat
dimasukan secara antegrade yaitu melalui
fossa piriformis dan sekrup pengunci
transversal pada bagian proksimal dan distal
(a,b). Paku juga dapat dimasukan secara
retrograde, yaitu melalui interkondilar (d).
Sekrup juga dapat dipasang dengan
penggunaan sekrup pararel dan sekrup
panggul.
Estimasi waktu penyembuhan fraktur
Edukasi
Memberikan penjelasan
mengenai kondisi
pasien, prognosis,
01 tindakan operatif yang
dilakukan untuk
Memberikan penjelasan
tatalaksana keadaan
kepada pasien dan 02 pasien, dan
keluarga untuk menjaga komplikasinya pada
kebersihan luka, jangan keluarga pasien.
terguyur air sampai luka
kering, latihan gerak aktif
kaki kiri.
Prognosis
Quo ad vitam : bonam
Quo ad sanam : bonam
Quo ad fungsionam: bonam
THANKS

Anda mungkin juga menyukai