Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN KASUS

GENERAL ANASTESI PADA PASIEN DENGAN WIDE EKSISI


GANGLION ET MANUS DEXTRA

Pembimbing
dr. Harry Kurniawan, Sp.An
dr. Rahmadius Eka Santoso, Sp.An

Disusun Oleh :
Hari Ilman Toni, S.Ked 102120029

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN ANESTESI


RUMAH SAKIT Hj. BUNDA HALIMAH
KOTA BATAM PROVINSI KEPULAUAN RIAU
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BATAM
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Kasus yang berjudul “General Anestesi pada Pasien dengan Ganglion
et Manus Dextra”.
Laporan Kasus ini disusun untuk memenuhi sebagian syarat dalam
mengikuti dan menyelesaikan kepaniteraan klinik SMF Kedokteran Anestesi
di Rumah Sakit Hj. Bunda Halimah Kota Batam Provinsi Kepulauan Riau.
Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. dr. Harry Kurniawan, Sp.An selaku dokter pembimbing
2. dr. Rahmadius Eka Santoso, Sp.An selaku dokter pembimbing
3. Para pegawai di SMF Kedokteran Anestesi RS Hj. Bunda Halimah
4. Teman-teman sejawat dokter muda di lingkungan RS Hj. Bunda Halimah

Untuk seluruh bantuan baik moril maupun materil yang diberikan kepada
penulis selama ini, penulis ucapkan terimakasih dan semoga Tuhan membalas
dengan pahala yang sebesar- besarnya, Aamiin.
Penulis menyadari bahwa Laporan Kasus ini masih jauh dari sempurna.
Untuk itu penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan Laporan Kasus ini. Semoga Laporan Kasus
ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi para dokter muda yang
memerlukan panduan dalam menjalani aplikasi ilmu.

Batam, 10 Mei 2021


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................. 1
BAB II LAPORAN KASUS
A. Identitas Pasien.................................................................................. 2
B. Pemeriksaan Pra Anestesi................................................................. 2
C. Pemeriksaan Fisik............................................................................. 3
D. Pemeriksaan Penunjang.................................................................... 5
E. Kesan Anestesi.................................................................................. 7
F. Rencana Anestesi.............................................................................. 7
G. Tatalaksana Anestesi......................................................................... 8
H. Laporan Anestesi............................................................................... 10
BAB III KESIMPULAN
A. Kesimpulan....................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Anestesiologi adalah cabang ilmu kedokteran yang mendasari berbagai
tindakan meliputi pemberian anestesi, penjagaan keselamatan penderita yang
mengalami pembedahan, pemberian bantuan hidup dasar, pengobatan intensif
pasien gawat, terapi inhalasi dan penanggulangan nyeri menahun. Pada
prinsipnya dalam penatalaksanaan anestesi pada suatu operasi terdapat
beberapa tahap yang harus dilaksanakan yaitu pra anestesi yang terdiri dari
persiapan mental dan fisik pasien, perencanaan anestesi, menentukan prognosis
dan persiapan pada pada hari operasi. Sedangkan tahap penatalaksanaan
anestesi terdiri dari premedikasi, masa anestesi dan pemeliharaan, tahap
pemulihan serta perawatan pasca anestesi1,2,3.
Kista Ganglion atau di sebut Ganglion merupakan yang terbentuk dari
kapsul suatu sendi atau sarung suatu tendon. Kista ini berisi cairan kental
jernih yang mirip dengan jelly yang kaya protein. Ganglion merupakan tumor
jaringan lunak yang paling sering di dapatkan di tangan.Ganglion biasanya
melekat pada sarung tendon pada tangan atau pergelangan tangan atau
melekat pada suatu sendi. Namun ada juga yang tidak memiliki hubungan
dengan stuktur apapun. Gaglion ini juga dapat di temukan di kaki. Ukurannya
bervariasi dapat bertambah besar atau mengecil sesuai dengan
perkembangannya. Selain itu juga dapat berinflamasi jika teriritasi
.konsistensi dapat lunak sampai keras seperti batu. akibat tekanan tinggi
cairan yang mengisi Ganglion sehingga kadang diagnosis seperti tonjolan
tulang-tulang.4
Pemilihan jenis anestesi untuk eksisi Ganglion ditentukan berdasarkan usia
pasien, kondisi kesehatan dan keadaan umum, sarana prasarana serta
keterampilan dokter bedah, dokter anestesi dan perawat anestesi.3
BAB II

LAPORAN KASUS

A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. R
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir : 10/12/1981
Usia : 39 tahun
Berat Badan : 53 kg
Agama : Islam
Alamat : -
No. RM : -
Diagnosis : Soft tissue tumor ganglion et manus dextra

B. PEMERIKSAAN PRA ANESTESI


1. Anamnesis
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis dengan pasien pada
tanggal 26 April 2021, pukul 13.00 WIB di ruang OK RS Keluarga
Husada Batam.
a. Keluhan utama : Benjolan di bagian pergelangan tangan kanan
b. Riwayat penyakit sekarang :
Pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan Benjolan di bagian
pergelangan tangan kanan, benjolan dirasakan sejak 2 tahun yang lalu,
tidak didapatkan sakit pada benjolan, namun 1 bulan terakhir pasien
sering merasakan kebas pada daerah benjolan terutama ketika malam
hari. Dari anamnesis tidak didapatkan gejala penyerta.
c. Riwayat penyakit dahulu :
1) Riwayat asma disangkal
2) Riwayat penyakit jantung disangkal
3

3) Riwayat diabetes melitus disangkal


4) Riwayat alergi makanan dan obat disangkal
5) riwayat penyakit yang sama disangkal

d. Riwayat penyakit keluarga :


Riwayat asma, alergi dan riwayat penyakit yang sama dengan pasien
disangkal.
 Riwayat operasi sebelumnya :
Pasien tidak pernah melakukan operasi sebelumnya.
 Keadaan saat ini :
Pasien tidak sedang demam dan tidak ada batuk pilek.

C. PEMERIKSAAN FISIK
Dilakukan pada 26 April 2021
Keadaan Umum : Tampak sakit ringan, gizi cukup
GCS : E4V5M6 = 15 (Composmentis)
Vital Sign : Tekanan darah : 130/80 mmHg
Nadi : 64 x/menit
Suhu : 36,5C
Respirasi : 20 x/menit
Berat Badan : 53 kg
Tinggi Badan : 160 cm

Status Generalis
a. Kulit : Warna kulit putih, tidak ikterik, tidak sianosis,
turgor kulit cukup, capilary refill kurang dari 2
detik dan teraba hangat.
b. Mata : Konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-)
c. Hidung : Nafas cuping hidung (-), sekret (-)
d. Mulut : Sianosis (-), gigi goyanh (-), gigi palsu (+),
Mallampati II, Buka mulut > 3 jari
4

e. Telinga : Sekret (-), pendengaran baik


f. Leher : Mobile, Kelenjar tiroid ditengah, limfadenopati (-)
g. Pemeriksaan Thorax :
1) Paru
Inspeksi : Pengembangan paru kanan = kiri, retraksi (-)
Palpasi : Stem Fremitus kanan = kiri
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Suara dasar vesikuler kanan = kiri, ronkhi (-),
wheezing (-)
2) Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba kuat angkat
Perkusi : Batas jantung kesan tidak melebar
Auskultasi : S1,S2 reguler, murmur (-), gallop (-)

h. Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : Simetris, tampak datar
Auskultasi : Bising usus (+)
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), Hepar dan lien tidak teraba.
Perkusi : Timpani
i. Pemeriksaan Ekstremitas :
- Tidak terdapat jejas, bekas trauma, massa, dan sianosis
- Tidak terdapat edema
- Turgor kulit cukup, akral hangat

j. Kajian sistemik :
- Pasien tidak pernah mengalami kejang, tidak ada gigi goyang
namun terdapat gigi palsu, tidak ada masalah dalam mobilisasi
leher dan tidak ada nyeri dada.
- Mallampati II, buka mulut > 3 jari
5

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium :
26 April 2021

Kesan : Anemia ringan mikrositik hipokromik


6

Elektrokardiografi :
26 April 2021

Kesan : Sinus Rhytm, Low Voltage (Limb lead)


(Tidak ada kelainan, konsul jantung tidak ada kontra indikasi tindakan)
7

E. KESAN ANESTESI
Perempuan 39 tahun menderita Ganglion et Manus Dextra dengan anemia
ringan mikrositik hipokromik, status ASA II, dengan tindakan operasi
wide eksisi soft tissue tumor ganglion.

Menentukan status fisik dengan klasifikasi ASA (American Society


Anesthesiology):
ASA I : Pasien normal sehat, kelainan bedah terlokalisir, tanpa
kelainan faali, biokimiawi, dan psikiatris.
ASA II : Pasien dengan gangguan sistemik ringan sampai dengan
sedang sebagai akibat kelainan bedah atau proses
patofisiologis.
ASA III : Pasien dengan gangguan sistemik berat sehingga aktivitas
harian terbatas. Angka mortalitas 38%.
ASA IV : Pasien dengan gangguan sistemik berat yang mengancam
jiwa, tidak selalu sembuh dengan operasi. Misal :
insufisiensi fungsi organ, angina menetap.
ASA V : Pasien dengan kemungkinan hidup kecil. Tindakan
operasi hampir tak ada harapan. Tidak diharapkan hidup
dalam 24 jam tanpa operasi / dengan operasi.
ASA VI : Pasien mati otak yang organ tubuhnya akan diambil
(didonorkan)
Untuk operasi cito, ASA ditambah huruf E (Emergency) terdiri dari
kegawatan otak, jantung, paru, ibu dan anak.

F. RENCANA ANESTESI

1. Persiapan operasi :
- Persetujuan operasi tertulis (Informed Consent)
- Periksa tanda vital dan keadaan umum
8

- Puasa > 6 jam atau pasang NGT


- Oksigenasi 3 lpm nasal kanul
- Periksa obat dan alat anestesi
- Infus RL 20 tpm makro
- Injeksi Ceftriaxone 2 gr iv
- Ondansentron 4 mg iv
2. Jenis anestesi : General anestesi, status ASA II
3. Teknik anestesi : Semi closed inhalasi
4. Premedikasi : Fentanyl 100 mcg iv, Midazolam 5 mg iv
5. Induksi : Propofol 120 mg iv, ketamin 100 mg iv
6. Maintenance : Oksigen 6 lpm simple mask
7. Monitoring : Tanda vital tiap 10 menit selama operasi, cairan,
perdarahan, kedalaman anestesi
8. Pengawasan pasca anestesi : 30 menit di Ruang Pemulihan
(Recovery Room), hitung aldrette score.

G. TATA LAKSANA ANESTESI


Monitoring selama anestesi
Anestesi mulai jam 13.25
Operasi mulai jam 13.35
Jam TD Nadi SpO2 Keterangan
13.25 – 13.30 130/8 64 100 Obat anestesi Fentanyl 100 mcg iv,
0 Midazolam 5 mg iv, Propofol 120 mg
iv, ketamin 100 mg iv
13.35 104/7 80 99 Infus RL 20 tpm, oksigen 6 lpm,
2 operasi dimulai dan monitoring tanda-
tanda vital tiap 10 menit
13.45 126/7 76 98
2
13.55 140/9 106 58 Saturasi turun, periksa airway, pasang
0 oropharyngeal tube (OPO), pasang
Bagging Mask Ventilation untuk assist
9

pernafasan, saturasi naik dan normal


kembali
14.05 120/7 74 99 Propofol 30 mg iv
0
14.15 120/8 70 100
0
14.25 128/8 70 100 Operasi selesai
0

Ruang pemulihan (Recovery Room)


Jam TD Nadi SpO2 Keterangan
14.30 120/8 64 100 Oksigen 3 lpm
0
14.40 126/7 80 99
6
14.50 126/8 76 100 Pasien sadar penuh
0
14.55 122/8 74 100 Pasien pindah ke ruang perawatan
0

Aldrette score
Kesadaran 2 (sadar, orientas baik)

Tekanan darah 2 (tekanan darah berubah < 20%)

Aktivitas 1 (2 ekstremitas bergerak)

Warna kulit/SpO2 2 (merah muda, tanpa O2, SaO2 > 92 %)

Pernafasan 2 (napas dalam, batuk)

TOTAL 9 (pasien kembali ke ruangan perawatan)

 Pasien boleh pindah ke ruangan bila hasil penilaian ≥ 8

TINDAK LANJUT
 Infus RL 500 ml 20 tpm makro
 Ceftriaxone 2x1 gr iv
 Ketoprofen 3x30 mg iv
10

Monitoring hemodinamik tiap 15 menit selama 1 jam pertama, selanjutnya


tiap 1/2 jam sampai dengan hemodinamik stabil.

H. LAPORAN ANESTESI
a. Jenis Pembedahan : Wide Eksisi soft tissue tumor
b. Jenis Anestesi : General Anestesi
c. Teknik Anestesi : General Anastesi TIVA
d. Mulai Anestesi : 26 April 2021, pukul 13.30 WIB
e. Mulai Operasi : 23 April 2016, pukul 13. 35 WIB
f. Respirasi : Pernapasan spontan serta dengan assist
pernafasan Bagging Mask Ventilation
g. Posisi : Supine / terlentang
h. Cairan Durante Operasi : RL 500 ml
i. Selesai operasi : 14.25 WIB

Pada pasien ini telah dilakukan persiapan yang cukup, antara lain :
a. Puasa lebih dari 6 jam (pasien sudah puasa selama 6 jam)
b. Pemeriksaan laboratorium darah, EKG
Permasalahan yang ada adalah :
 Bagaimana memperbaiki keadaan umum penderita dengan anemia
ringan sebelum dilakukan anestesi dan operasi.
 Macam dan dosis obat anestesi yang bagaimana yang sesuai
dengan keadaan umum penderita.
Dalam mempersiapkan operasi pada penderita perlu dilakukan :
11

 Pemasangan infus untuk terapi cairan sejak pasien masuk RS. Pada
pasien ini diberikan cairan Ringer Laktat 20 tetes per menit,
terhitung sejak pasien mulai puasa hingga masuk ke ruang operasi.
Puasa paling tidak 6 jam untuk mengosongkan lambung, sehingga
bahaya muntah dan aspirasi dapat dihindarkan.Terdapat tiga jenis
cairan berdasarkan tujuan terapi, yaitu:

1. Cairan rumatan (maintenance)


Bersifat hipotonis: konsentrasi partikel terlarut < konsentrasi
cairan intraseluler (CIS); menyebabkan air berdifusi ke dalam
sel. Tonisitas <270 mOsm/kg. Misal: Dekstrosa 5 %,
Dekstrosa 5 % dalam Salin 0,25 %
2. Cairan pengganti (resusitasi, substitusi)
Bersifat isotonis: konsentrasi partikel terlarut = CIS; no net
water movement melalui membran sel semipermeabel
Tonisitas 275 – 295 mOsm/kg. Misal : NaCl 0,9 %, Ringer
Laktat, koloid.
3. Cairan khusus
Bersifat hipertonis: konsentrasi partikel terlarut > CIS;
menyebabkan air keluar dari sel, menuju daerah dengan
konsentrasi lebih tinggi Tonisitas > 295 mOsm/kg. Misal:
NaCl 3 %, Mannitol, Sodium- bikarbonat, Natrium laktat
hipertonik. Berdasarkan kepustakaan disebutkan bahwa
dehidrasi isotonik merupakan jenis dehidrasi yang paling
sering terjadi (80%).
Pada pasien ini diberikan resusitasi cairan berupa Ringer Laktat
dengan tujuan untuk memperbaiki volume sirkulasi dan pemilihan
cairan ini berdasarkan pertimbangan kompartemen yang
mengalami defisit.
 Persiapan kantung darah sebagai persiapan bila terjadi perdarahan
durante atau post operasi.
12

 Jenis anestesi yang dipilih adalah general anestesi karena pada


kasus ini memerlukan waktu yang diperkirakan cukup lama dan
mempunyai efek amnesia. Teknik anestesi semi closed inhalasi.
 Selama operasi dipasang oksigen simple mask.

2. Premedikasi
a. Sebagai antiemetik pada pasien diberikan ondansentron 4 mg iv.
b. Diberikan fentanyl 100 mcg iv merupakan anagesik golongan opiod
kuat yang bekerja dengan cara memblokir sinyal rasa sakit pada sel
saraf menuju sel otak. Dosis awal 1 - 2 mcg/kgBB per jam, dosis
pemeliharaan 2 – 20 mcg/kgBB.
c. Diberikan midazolam 5 mg iv sebagai ansiolitik, sedatif, anti
konvulsif. Digunakan sebagai premedikasi sebelum intervensi bedah.
Dosis awal yang digunakan 2,5 – 5 mg, selanjutnya 1 mg jika
diperlukan, durasi kerjanya 15 – 30 menit.

3. Induksi
a. Digunakan Propofol 120 mg sebagai obat induksi serta bertujuan untuk
memulai dan mempertahankan anestesi selama prosedur operasi
dengan efek induksi yang cepat, distribusi dan eliminasi yang cepat.
Selain itu juga propofol dapat menghambat transmisi neuron yang
hancur oleh GABA. Obat anestesi ini mempunyai efek kerjanya yang
cepat dan dapat dicapai dalam waktu 30 detik. Dosisnya 2 – 2,5
mg/kgBB, serta dosis pemeliharaan 25 - 50 mg iv, dapat diberikan
melalui infus 100 – 200 mcg/kg/menit.
b. Digunakan Ketamin 100 mg sebagai analgesik kuat, amnesia, akan
tetapi efek sedasinya ringan. Rentang dosis awal 1 mg/kgBB – 4,5
mg/kgBB, rata-rata dosis yang diperlukan untuk efek anestesi selama
lima sampai sepuluh menit adalah 2 mg/kgBB. Induksi anestesi 1 – 2
mg/kgBB dengan kecepatan pemberian 0,5 mg/kgBB/menit.

4. Maintenance
13

Oksigen 6 lpm simple mask

5. Terapi Cairan
Perhitungan kebutuhan cairan pada kasus ini adalah ( Berat Badan 53 kg )
a. Kebutuhan cairan selama puasa
* 2cc/kgBB/jam, puasa 6 jam.
2 x 53 x 6 = 636 cc
b. Cairan durante operasi
* Operasi ringan 4cc/kgBB/jam, sedang 6 cc/kgBB/jam, berat 8cc/kgBB/jam
4 x 53 = 212 cc
c. Cairan akibat Perdarahan
Perdarahan yang terjadi  80 cc
EBV = 80 cc x 53 kg = 5300 cc.
Jadi perkiraan kehilangan darah = 80/5300x 100 % = 1,88 %
d. Cairan yang sudah diberikan :
1). Pra anestesi = 500 cc
2). Durante operasi = 350 cc
Total cairan yang masuk = 850 cc
BAB III
KESIMPULAN

A. KESIMPULAN
Pasien, Ny. R 39 tahun datang ke ruang operasi untuk menjalani
operasi wide eksisi soft tissue tumor ganglion pada tanggal 26 April 2021
dengan diagnosis pre operatif Ganglion et manus dextra. Persiapan operasi
dilakukan pada tanggal 26 April 2021. Dari anamnesis pasien mengeluh
terdapat benjolan di bagian pergelangan tangan kanan, benjolan dirasakan
sejak 2 tahun yang lalu, tidak didapatkan sakit pada benjolan, namun 1
bulan terakhir pasien sering merasakan kebas pada daerah benjolan
terutama ketika malam hari. Dari anamnesis tidak didapatkan gejala
penyerta. Pasien tidak mengeluhkan nafsu makan menurun atau penurunan
berat badan. Pemeriksaan fisik dari tanda vital didapatkan tekanan darah
130/80 mmHg; nadi 64 x/menit; respirasi 20 x/menit; suhu 36,5OC. Dari
pemeriksaan laboratorium hematologi yang dilakukan tanggal 26 April 2021
dengan hasil: Hb 8,8 g/dl, Leukosit 4,1 L, Trombosit 268 L, Eritrosit 4,13
L , GDS 138 mg/dL, Anti HIV (-), HbsAg (-), Rapid Test Antigen (-). Dari
hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang disimpulkan
bahwa pasien masuk dalam ASA II akibat anemia ringan mikrositik
hipokromik.
Pemberian maintenance cairan sesuai dengan berat badan pasien
yaitu 2cc/kgBB/jam, sehingga kebutuhan perjam dari penderita adalah 106
cc/jam. Sebelum dilakukan operasi pasien dipuasakan selama 6-8 jam.
Tujuan puasa untuk mencegah terjadinya aspirasi isi lambung karena
regurgitasi atau muntah pada saat dilakukannya tindakan anestesi akibat
efek samping dari obat- obat anastesi yang diberikan sehingga refleks laring
mengalami penurunan selama anestesia. Penggantian puasa juga harus
dihitung dalam terapi cairan ini yaitu 6 x maintenance. Sehingga kebutuhan
cairan yang harus dipenuhi sekitar 636 cc.
Operasi wide eksisi soft tissue tumor ganglion dilakukan pada

14
15

tanggal 26 April 2021. Pasien dikirim dari Poli Bedah. Pasien masuk ke
ruang OK pada pukul 13.00 dilakukan pemasangan NIBP dan O2 dengan
hasil TD 130/80 mmHg; Nadi 64 x/menit, dan SpO2 99 %. Dilakukan
injeksi intravena fentanyl 100 mikrogram, midazolam 5 mg, dilanjutkan
propofol 120 mg dan ketamin 100 mg. Pemberian fentanyl yang merupakan
obat opioid yang bersifat analgesik dan bisa bersifat induksi. Penggunaan
premedikasi pada pasien ini betujuan untuk menimbulkan rasa nyaman pada
pasien dengan pemberian analgesia dan mempermudah induksi dengan
menghilangkan rasa khawatir. Karena dilakukan operasi wide eksisi
ganglion membutuhkan waktu yang tidak terlalu lama, maka dokter anestesi
memilih untuk melakukan Genaral Anastesi dengan Total Intra Vena
Anestesi (TIVA). TIVA merupakan teknik anestesi umum dengan hanya
menggunakan obat-obat anestesi yang dimasukan mealui jalur intravena.
Total cairan yang diberikan pada pasien ini sejumlah 850 cc ringer
laktat. Perdarahan pada operasi ini kurang lebih 80 cc. Pada pukul 14.20
WIB, sebelum selesai pembedahan dilakukan pemberian analgetik, injeksi
ketorolac 30 mg tramadol 100 mg, diindikasikan untuk penatalaksanaan
jangka pendek terhadap nyeri akut sedang sampai berat dan mengatasi
perdarahan setelah prosedur pembedahan dengan pertimbangan transfusi.
Pada pukul 14.25 WIB, pembedahan selesai dilakukan, dengan
pemantauan akhir TD 128/80 mmHg; Nadi 70x/menit, dan SpO2 100%.
Pembedahan dilakukan selama 50 menit dengan perdarahan ± 80 cc. Pasien
kemudian dibawa dan diobservasi di ruang pemulihan (Recovery Room)
selama 30 menit, Selama di ruang pemulihan, jalan nafas dalam keadaan
baik, pernafasan spontan dan adekuat serta kesadaran compos mentis.
Tekanan darah pasca operasi stabil yaitu 126/76 mmHg. Dinilai aldrette
score yaitu 9 dan pasien dipindahkan ke ruang perawatan.
DAFTAR PUSTAKA

1. Baugh RF et al. (2011). Clinical Practice Guideline: Tonsillectomy in


Children. Otolaryngology Head and Neck Surgery 2011; 144 (15):1-30.
2. Muhardi, M, dkk. (1989). Anestesiologi, Bagian Anastesiologi dan Terapi
Intensif, FKUI. Jakarta: CV Infomedia.
3. Mansjoer A, Suprohaita, dkk. (2002). Ilmu Anestesi. dalam: Kapita Selekta
Kedokteran FKUI. Jilid 2. edisi ketiga. Jakarta:Media Aesculapius
Mangku, Gde.; Senapathi, Tjokorda Gde Agung Senaphati. Ilmu Anestesi
dan Reanimasi. Jakarta : Indeks Jakarta. 2010. p.49-65.
4. Smeltzer, S, & Bare. (2008). Brunner & Suddarths Textbook of Medical
Surgical. Philadelpia : Lippin cott

Anda mungkin juga menyukai