Anda di halaman 1dari 15

Vol 1 No 3 September 2018

E-ISSN: 2614-5219
ARTIKEL PENELITIAN

Angka Kejadian Penyebab Kematian Mendadak di Instalasi Kedokteran


Forensik Dan Medikolegal RSUD Dr. Pirngadi Medan
Tahun 2013-2015

Ismurrizal

Bagian Ilmu Kedokteran Forensik, Fakultas Kedokteran UISU Medan

Email: dr.ismurrizal12@gmail.com

Abstrak: Insiden kematian mendadak meningkat seiring usia dan kematian mendadak lebih sering
terjadi pada pria daripada wanita. Untuk menentukan penyebab kematian mendadak harus
melakukan pemeriksaan otopsi yang meliputi pemeriksaan eksternal dan internal untuk hubungan
kausal antara kelainan yang ditemukan dengan kematian akibat penyakit yang disebabkan oleh
sistem kardiovaskular, sistem pernapasan, sistem pencernaan dan sistem genitourinari. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui kejadian kematian mendadak dalam pemasangan obat
forensik dan medikolegal RSUD Dr. Pirngadi Medan pada tahun 2013-2015. Jenis penelitian ini
adalah penelitian deskriptif dengan desain cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik
total sampling, di mana sebanyak 40 kasus digunakan sebagai sampel. Hasil penelitian diperoleh
angka kematian mendadak berdasarkan usia, sebagian besar adalah kelompok usia lanjut usia lanjut
usia 45-65 tahun sebanyak 12 (30%) dan jumlah kematian mendadak berdasarkan jenis kelamin
adalah 38 laki-laki (95%) dan 2 perempuan (5%). Sedangkan penyebab kematian mendadak akibat
sistem pernafasan sebanyak 27 orang (67,5%), karena sistem kardiovaskular sebanyak 8 orang (20%),
karena sistem gastrointestinal sebanyak 4 orang (10%) dan karena sistem genitourinari sebagai 1
orang (2,5%). Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa kejadian kematian mendadak dalam
pemasangan obat forensik dan medikolegal RSUD Dr. Pirngadi Medan, sebagian besar adalah
kelompok usia lanjut usia tua 45-65 tahun. Sedangkan berdasarkan jenis kelamin yang paling banyak
adalah laki-laki dan kematian mendadak sebagian besar disebabkan oleh penyakit sistem
pernapasan.
Kata Kunci: Kematian Mendadak, Penyebab, RSUD Dr. Pirngadi Medan

Incidence of Cause of Sudden Death at the Forensic and


Medical Medicine Installation of Dr. Pirngadi Medan in 2013-2015
Abstract: The incidences of sudden death increases with age and sudden death is more common in
men than women. To determine the cause of sudden death have to do an autopsy examination which
includes external and internal examination for a causal relationship between abnormalities were
found with disease deaths caused by cardiovascular system, respiratory system, gastrointestinal
1
Anatomica Medical Journal
Fakultas Kedokteran (FK)
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU)
http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/AMJ
Vol 1 No 3 September 2018

E-ISSN: 2614-5219
system and genitourinary system. The purpose of this study was to determine the incidence of sudden
death in installation of forensic medicine and medicolegal RSUD Dr. Pirngadi Medan in 2013-2015.
The type of research is descriptive research with cross sectional design. The sampling used the total
sampling technique, where as many as 40 cases used as a sample. The research results obtained by
the number of sudden death by age, most are early elderly group age 45-65 years old as many as 12
(30%) and the number of sudden death by gender are 38 men (95%) and 2 women (5%). While the
causes of sudden death due to respiratory system as 27 people (67,5%), due to cardiovascular system
as 8 people (20%), due to gastrointestinal system as 4 people (10%) and due to genitourinary system
as 1 person (2,5%). The results of this study concluded that the incidence of sudden death in
installation of forensic medicine and medicolegal RSUD Dr. Pirngadi Medan, most are early elderly
group age 45-65 years old. While based on gender the most are men and sudden death mostly caused
by respiratory system diseases. Keywords: Sudden Death, Cause, RSUD Dr. Pirngadi Medan
PENDAHULUAN sebenarnya berasal dari suddenunexpected

natural death yang didalamnya


Kematian mendadak tidak selalu tidak
diduga, dan kematian mendadak yang tak terkandung kriteria penyebab yaitu natural
diduga tidak selalu menjadi mendadak, (alamiah, wajar). Terminologi kematian
namun sering kali keduanya dapat terjadi mendadak dibatasi pada suatu kematian
secara bersamaan. Kematian alamiah yang terjadi tanpa diduga dan terjadi
secara mendadak, mensinonimkan kematian
mendadak adalah kematian nonkekerasan. mendadak dengan terminologi “sudden
Kejadian mati mendadak meningkat seiring natural unexpected death”
dengan bertambahnya usia. Kematian
mendadak menurut World Health Kematian alamiah di sini berarti kematian
Organization (WHO) adalah hanya disebabkan oleh penyakit bukan akibat
trauma atau racun. 3
kematian yang terjadi pada 24 jam sejak
gejala-gejala timbul, namun pada kasuskasus Pada kasus kematian mendadak
forensik sebagian besar kematian terjadi yang disebabkan oleh penyakit, seringkali
dalam hitungan menit atau bahkan detik mendatangkan kecurigaan baik bagi para
sejak gejala pertama timbul. Terminologi penyidik, masyakat atau keluarga yang
kematian mendadak disini dibatasi pada disertai dengan kecurigaan mengenai adanya
suatu kematian alamiah yang terjadi tanpa unsur kriminal pada kasus kematian
diduga dan terjadi secara mendadak.1 mendadak. Kecurigaan tersebut terutama
Kematian dikatakan tiba-tiba atau tak disebabkan masalah TKP

terduga ketika seseorang tidak (tempat kejadian perkara) yaitu bukan di


rumah korban atau di rumah sakit
diketahui telah menderita penyakit yang
melainkan di tempat umum. Karena alasan
berbahaya, cedera atau keracunan
tersebut, kematian mendadak termasuk
ditemukan mati atau meninggal dalam waktu kedalam kasus forensik, walaupun hasil
24 jam setelah timbulnya tandatanda dan autopsinya menunjukkan kematian yang
diakibatkan oleh misalnya penyakit jantung
gejala.2 koroner, perdarahan otak atau pecahnya
aneurisma serebri. Kematian dapat terjadi
Pengertian mati mendadak
pada saat orang sedang olah raga atau
2
Anatomica Medical Journal
Fakultas Kedokteran (FK)
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU)
http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/AMJ
Vol 1 No 3 September 2018

E-ISSN: 2614-5219
sedang beristirahat sehabis olah raga, dapat mendadak.5
terjadi saat sedang berpidato, rapat, diskusi,
Adapun beberapa penyebab tersering
saat menonton televisi, dapat pula saat
kematian mendadak adalah kelainan
sedang santai dan
kardiovaskular, kelainan sistem respirasi,
bergembira bersama keluarga.4 kelainan gastrointestinal dan kelainan saluran
genitourinaria. Kematian akibat kelainan
Mati mendadak sendiri sebenarnya
kardiovaskular menduduki persentase
adalah tidak selalu merupakan proses yang
tertinggi dari semua penyebab kematian
mendadak, bahkan sebenarnya mati
mendadak karena penyakit.5
mendadak adalah suatu proses akhir dari
suatu penyakit yang sudah dimiliki oleh Penyebab lain yang dapat
korban mati mendada. Pada kasus kematian menyebabkan terjadinya kematian mendadak
mendadak, sangat perlu mendapat perhatian antara lain keracunan,
terhadap keadaan korban sebelum kematian, kecelakaan, tenggelam, dan lain-lain. Racun
mengingat kemungkinan dalam kematian menurut Taylor adalah setiap bahan atau zat
mendadak tersebut terdapat unsur kriminal, yang dalam jumlah relatif kecil, bila masuk ke
atau kematian tersebut berhubungan dengan dalam tubuh akan menimbulkan reaksi
kelalaian perbuatan orang lain. Apakah kimiawi yang akan menyebabkan penyakit
korban baru menjalankan aktivitas, atau atau kematian. Berdasarkan kecepatan
sewaktu istirahat sehabis melakukan aktivitas. kerjanya, maka racun paling cepat
Keadaan lingkungan tempat kejadian perkara menimbulkan efek pada manusia bila ia
juga harus dijadikan perhatian, dengan tujuan masuk secara inhalasi. Sedangkan kecelakaan
menemukan proses penyakit dan atau adanya adalah serangkaian peristiwa dari
cedera, menerangkan penyebab kematian kejadiankejadian yang tidak diduga
serta mencari hubungan sebab akibat antara sebelumnya dan selalu mengakibatkan
kelainan-kelainan yang ditemukan dengan kerusakan pada benda, luka atau kematian.
penyebab kematian.4 Tenggelam merupakan salah salah bentuk
Kematian mendadak yang kematian asfiksia dimana bila pada asfiksia
yang lain tidak terjadi perubahan elektrolit
disebabkan oleh penyakit, sering kali
dalam darah, sedangkan pada tenggelam
mendatangkan kecurigan bagi penyidik
perubahan tersebut ada, baik tenggelam
maupun masyarakat umum, khususnya bila
dalam air tawar maupun tenggelam dalam air
kematian tersebut menimpa orang yang
asin. Kematian akan terjadi segera, bila
cukup dikenal oleh masyarakat, kematian
kematiannya disebabkan oleh inhibisi
dirumah tahanan dan di tempattempat
umum, seperti di hotel, cottage atau motel. kardial.6
Kasus kematian mendadak dapat terjadi pada
semua kelompok umur. Banyak faktor yang Kematian mendadak terjadi empat
berkembang diduga ikut berpengaruh dalam kali lebih sering pada laki-laki
meningkatnya kasus mati mendadak. Salah
dibandingkan perempuan. Penyakit pada
satunya dipengaruhi oleh beberapa faktor
seperti usia, etnis, riwayat kesehatan pribadi jantung dan pembuluh darah menduduki
dan riwayat keluarga. Meskipun etiologinya
urutan pertama dalam penyebab kematian
bervariasi, penyakit jantung merupakan
penyebab utama dari kematian
3
Anatomica Medical Journal
Fakultas Kedokteran (FK)
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU)
http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/AMJ
Vol 1 No 3 September 2018

E-ISSN: 2614-5219
mendadak dan sesuai dengan kecenderungan meninggal akibat penyakit jantung
kematian-kematian
koroner (PJK) di seluruh dunia pada tahun
mendadak pada laki-laki yang lebih besar, 2003. Angka ini diperkirakan meningkat
penyakit jantung dam pembuluh darah juga hingga 11 juta orang pada tahun 2020 The
memiliki kecenderungan serupa. Penyakit American Heart Association (AHA)
jantung dan pembuluh darah secara umum memperkirakan bahwa lebih dari 6 juta
menyerang laki-laki lebih sering dibanding penduduk Amerika menderita PJK dan lebih
perempuan dengan perbandingan 7:1 dari 1 juta orang yang diperkirakan
sebelum menopause dan mengalami serangan infark miokardium
setiap tahun. Kejadiannya lebih sering pada
menjadi 1:1 setelah perempuan pria dengan umur antara 45 sampai 65 tahun,
menopause. Di Indonesia, seperti yang dan tidak ada perbedaan dengan wanita
dilaporkan Badan Litbang Departemen setelah umur 65 tahun. Penyakit jantung
Kesehatan RI, persentase kematian akibat koroner juga merupakan penyebab kematian
penyakit ini meningkat dari 5,9% (1975) utama (20%) penduduk
menjadi 9,1% (1981), 16,0% (1986) dan 19,0% Amerika.7
(1995).1
Dewasa ini, penyakit Penyakit pada ginjal dan sistem

jantung koroner menyumbang cukup banyak urinaria jarang menimbulkan kematian

pada kasus kematian mendadak. mendadak. Kondisi dimana pasien

Penyakit pembuluh nadi koroner menderita gagal ginjal akut dapat menjadi
merupakan penyebab terbanyak kematian penyebab kematian mendadak pada sistem
ini. Gagal ginjal akut adalah sindrom klinis
mendadak. Penyakit jantung koroner meliputi
yang memiliki ciri penurunan laju filtrasi
gangguan aliran darah arteri ke jantung glomerulus yang cepat, azotemia, dan
gangguan homeostasis elektrolit, cairan, dan
sehingga oksigen pada jantung tidak adekuat.
asam basa.Angka kematian pada gagal ginjal
Keadaan ini seringkali terjadi karena akut cukup tinggi yaitu
penyempitan aterosklerotik pembuluh arteri sekitar 25% hingga 60%. Adanya kematian
koronaria. Manifestasi klinis penyakit jantung mendadak pada wanitausia subur harus
diperhatikan sebagai komplikasi dari
koroner sangat bervariasi, mulai dari angina
kehamilan. Rupturnya kehamilan ektopik
pektoris stabil dan angina tidak stabil, serta dapat menyebabkan kematian mendadak
infark miokard akut. Namun, penyakit jantung oleh karena

koroner juga dapat terjadi tanpa nyeri dada terjadinya perdarahan intraperitoneal. 10

(asimptomatik) atau nyeri dada yang Dalam penelitian deskriptif


restrospektif melaporkan bahwa frekuensi
tidak menonjol seperti iskemia miokardium
dan penyebab utama kematian mendadak
tersamar, gagal jantung, aritmia, hingga
berkaitan dengan total kematian di sebuah
kematian mendadakWHO mencatat lebih dari
rumah sakit universitas besar di wilayah
16,7 juta orang 29,2%,
Timur dari Arab Saudi selama enam tahun
4
Anatomica Medical Journal
Fakultas Kedokteran (FK)
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU)
http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/AMJ
Vol 1 No 3 September 2018

E-ISSN: 2614-5219
didapatkan 1273 kematian berturut-turut penyebab kematian. Jika pada
secara retrospektif menunjukkan 223 (17,5%)
pemeriksaan ditemukan beberapa jenis
merupakan kasus kematian mendadak
kelainan bersama-sama, maka dilakukan
dengan laki-laki sebanyak
penentuan kelainan mana yang merupakan
56.0% kasus. Insiden kematian mendadak penyebab kematian, serta apakah kelaianan
tertinggi dalam dua ekstrim usia (32,2% masih yang lain turut mempunyai
bayi dan 31,4% adalah lansia). Ada variasi
andil dalam terjadinya kematian tersebut. 9
musiman, dengan insiden tertinggi (29,6%)
selama musim semi diikuti oleh musim panas Autopsi adalah pemeriksaan terhadap
(25,1%).9 tubuh mayat, yang meliputi pemeriksaan luar
Pada tahun 2008 diperkirakan dan dalam untuk kepentingan pendidikan,
sebanyak 17,3 juta kematian disebabkan oleh hukum dan ilmu kesehatandengan tujuan
penyakit kardiovaskuler. Lebih dari 3 juta merumuskan proses penyakit dan atau
kematian tersebut terjadi sebelum usia 60 adanya cedera, melakukan interpretasi atas
tahun dan seharusnya dapat dicegah. penemuan-
Kematian dini yang disebabkan oleh penyakit penemuan tersebut, menerangkan penyebab
jantung terjadi berkisar sebesar 4% di negara kematian serta mencari
berpenghasilan tinggi sampai dengan 42%
terjadi di negara berpenghasilan rendah. hubungan sebab akibat antara kelainan-
Hipertensi menyebabkan setidaknya 45% kelainan yang ditemukan dengan penyebab
kematian karena jantung dan 51% kematian kematian. Autopsi forensik dilakukan atas
karena permintaan yang berwenang sehubungan
penyakit stroke. Kematian yang dengan adanya penyidikan dalam perkara
pidana yang menyebaban korban meninggal.
disebabkan oleh penyakit kardiovaskuler, Biasanya dilakukan pada kematian yang tidak
terutama penyakit jantung koroner dan wajar
stroke diperkirakan akan terus meningkat
mencapai 23,3 juta kematian pada tahun seperti pembunuhan, bunuh diri,
2030.8 kecelakaan lalu lintas, keracunan, kematian
Dalam kasus forensik, penyebab mendadak dan kematian yang tidak diketahui
kematian dapat di identifikasi dengan cara sebabnya. Tujuan pemeriksaan ini adalah
untuk membantu identifikasi korban,
pemeriksaan medik dengan tujuan mengetahui sebab pasti, mekanisme dan
membantu penegak hukum antara lain adalah lama kematian, mengumpulkan dan
pembuatan visum et repertum. Pemeriksaan memeriksa barang bukti untuk penentuan
medik lain yang sangat penting untuk identitas pelaku kejahatan, serta membuat
mengidentifikasi penyebab kematian adalah laporan tertulis yang objektif berdasarkan
autopsi. Autopsi bertujuan menemukan fakta dalam bentuk visum et repertum.
proses penyakit dan Autopsi
atau adanya cedera, melakukan interpretasi forensik harus dilakukan sedini mungkin,
atas penemuan-penemuan tersebut, lengkap, oleh dokter sendiri dan seteliti
menerangkan penyebabnya serta mencari mungkin Ada 2 bagian besar pemeriksaan
hubungan sebab akibat antara kelainan- yang dilakukan yaitu pemeriksaan luar dan
kelainan yang ditemukan dengan pemeriksaan dalam.6
5
Anatomica Medical Journal
Fakultas Kedokteran (FK)
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU)
http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/AMJ
Vol 1 No 3 September 2018

E-ISSN: 2614-5219
Berdasarkan latar belakang diatas, METODE
maka peneliti tertarik dan ingin meneliti
Jenis penelitian ini adalah
angka kejadian penyebab kematian
penelitian deskriptif, yakni melihat angka
mendadak di Instalasi Kedokteran Forensik
kejadian penyebab kematian mendadak di
dan Medikolegal RSUD Dr.
Instalasi Kedokteran Forensik dan
Pirngadi Medan tahun 2013-2015. Medikolegal RSUD Dr. Pirngadi Medan.
Adapun desain pada penelitian ini adalah
cross-sectional.
TUJUAN
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini
Tujuan Umum : adalah seluruh pasien mati mendadak di
Instalasi Kedokteran Forensik dan
Untuk mengetahui angka kejadian
Medikolegal RSUD Dr. Pirngadi Medan pada
kematian mendadak di tahun 2013-2015 sebanyak 40 orang.
Instalasi Kedokteran Forensik dan Teknik pengambilan sampel pada
Medikolegal penelitian ini menggunakan metode total

RSUD Dr. Pirngadi Medan tahun 20132015. sampling yaitu pengambilan


sampel
Tujuan Khusus :

Adapun yang menjadi tujuan khusus secara keseluruhan dari populasi. Adapun
dalam penelitian ini adalah: kriteria dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui angka kejadian 1. Kriteria inklusi:


kematian mendadak berdasarkan usia di a. Korban yang mati akibat dugaan mati
Instalasi Kedokteran Forensik dan mendadak.
Medikolegal RSUD Dr. Pirngadi Medan b. Mati mendadak diketahui melalui
tahun 2013-2015. autopsi luar dan dalam.
2. Untuk mengetahui angka kejadian 2. Kriteria eksklusi:
kematian mendadak berdasarkan jenis a. Korban mati akibat trauma, tindakan
kelamin di Instalasi Kedokteran Forensik
bunuh diri, keracunan, maupun
dan Medikolegal RSUD Dr. Pirngadi pembunuhan.
Medan tahun 2013-2015. b. Data visum yang hilang, rusak,dan
3. Untuk mengetahui penyebabpenyebab tidak terbaca.
kematian mendadak di Instalasi
Kedokteran Forensik dan Medikolegal HASIL
RSUD Dr. Pirngadi Medan tahun 2013-
Penelitian ini dilakukan di RSUD Dr.
2015. Pirngadi Medan pada bulan Desember 2016

6
Anatomica Medical Journal
Fakultas Kedokteran (FK)
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU)
http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/AMJ
Vol 1 No 3 September 2018

E-ISSN: 2614-5219
sampai dengan bulan Januari 2017 di bagian tahun sebanyak 12 orang atau sekitar 30%
Instalasi Kedokteran Forensik dan dari keseluruhan sampel.
Medikolegal RSUD Dr. Pirngadi Medan.
Diikuti dengan kelompok lansia akhir 5665
Responden dalam penelitian ini tahun sebanyak 9 orang (22,5%), dewasa awal
adalah seluruh pasien mati mendadak di 26-35 tahun sebanyak 6 orang (15%), dewasa
Instalasi Kedokteran Forensik dan akhir 36-45 tahun sebanyak 6 orang (15%),
Medikolegal RSUD Dr. Pirngadi Medan pada manula <65 tahun sebanyak 6 orang (15%)
tahun 2013-2015 yang memenuhi kriteria dan remaja akhir 17-25 tahun sebanyak 1
inklusi yaitu sebanyak 40 orang. Pada orang (2,5%).
penelitin ini, pengambilan besar besar sampel Tabel 2 Distribusi Frekuensi Sampel
ditentukan dengan menggunakan teknik total
sampling. Penelitian ini telah mendapatkan Berdasarkan Jenis
persetujuan dari komisi etik untuk Kelamin
pelaksanaannya dengan nomor Berdasarkan tabel 2 distribusi sampel
148/KEPK/FK-UISU/XII/2016. berdasarkan jenis kelamin

Dari keseluruhan pasien kasus mati didapatkan jumlah sampel terbanyak yang
mengalami mati mendadak adalah lakilaki,
mendadak yang diamati adalah angka
yaitu sebanyak 38 orang atau sekitar 95% dari
kejadian berdasarkan usia, angka kejadian keseluruhan sampel. Sedangkan perempuan
berdasarkan jenis kelamin dan penyebab sebanyak 2 orang (5%).

kematian mendadak. Berdasarkan tabel 3 distribusi sampel


berdasarkan penyebab kematian mendadak
Tabel 1 Distribusi Frekuensi terbanyak adalah sistem
Sampel
pernafasan sebanyak 27 orang atau sekitar
Berdasarkan Usia 67,5% dari keseluruhan sampel. Diikuti
dengan sistem kardiovaskular sebanyak 8
Kelompok Usia N % orang (20%), sistem gastrointestinal sebanyak
4 orang (10%) dan sistem
Remaja Akhir 17-25 1 2,5
genitourinaria sebanyak 1 orang (2,5%).
Dewasa Awal 26-35 6 15.0
Dewasa Akhir 36-45 6 15.0 Pada tabel 4, distribusi sampel
berdasarkan penyakit penyebab kematian
Lansia Awal 46-55 12 30.0 mendadak terbanyak adalah
akibat penyakit paru kronis sebanyak 19
Lansia Akhir 56-65 9 22,5 orang atau sekitar 47,5 % dari keseluruhan
Manula >65 6 15.0 sampel. Diikuti dengan asfiksia sebanyak 8

Total 40 100 Jenis Kelamin N %

Berdasarkan tabel 1 distribusi sampel Laki-laki 38 95.0


kelompok usia didapatkan jumlah sampel Perempuan 2 5.0
terbanyak yang mengalami mati mendadak
adalah kelompok lansia awal yaitu usia 46-55 Total 40 100

7
Anatomica Medical Journal
Fakultas Kedokteran (FK)
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU)
http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/AMJ
Vol 1 No 3 September 2018

E-ISSN: 2614-5219
orang (20%), penyakit jantung kronis sebanyak 1 orang (2,5%), ulkus peptikum
sebanyak 6 orang (15%), aneurisma aorta sebanyak 1 orang (2,5%), robek dinding
sebanyak 1 orang (2,5%), gagal ginjal akut serambi kanan sebanyak 1 orang (2,5%) dan
sebanyak 1 orang (2,5%), infeksi usus varises esovagus sebanyak 1 orang (2,5%).
sebanyak 1 orang (2,5%), penyakit hati

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Sampel Berdasarkan Penyebab Kematian


Mendadak
Penyebab Kematian Mendadak N %

Sistem Kardiovaskular 8 20.0


Sistem Pernafasan 27 67.5
Sistem Gastrointestinal 4 10.0
Sistem Genitourinaria 1 2.5
Total 40 100

8
Anatomica Medical Journal
Fakultas Kedokteran (FK)
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU)
http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/AMJ
Vol 1 No 3 September 2018

E-ISSN: 2614-5219

Tabel 4 Distribusi Frekuensi Sampel Berdasarkan Penyakit-


Penyakit yang
Menyebabkan Kematian Mendadak

Penyakit N %

Aneurisma Aorta 1 2,5


Asfiksia 8 20.0
Gagal Ginjal Akut 1 2.5
Infeksi Usus 1 2.5
Penyakit Hati 1 2.5
Penyakit Jantung Kronis 6 15.0
Penyakit Paru Kronis 19 47,5
Ulkus Peptikum 1 2.5
Robek Dinding Serambi Kanan 1 2.5
Varises Esovagus 1 2.5
Total 40 100
HASIL awal (26–35 tahun), dewasa akhir

(36–45 tahun), lansia awal (45–55


Dalam penelitian ini diperoleh
beberapa karakteristik pada pasien tahun), lansia akhir (56–65 tahun) dan
mati mendadak yaitu usia, jenis
kelamin dan penyebab kematian manula (>65 tahun). Dari tabel 4.1
mendadak. Dimana penyebab
diketahui bahwa dari 40 orang pasien
kematian mendadak diketahui melalui
pemeriksaan dalam. Data tersebut mati
menjadi dasar dalam
melakukan mendadak di Instalasi Kedokteran
pembahasan bagi penelitian ini. Forensik dan Medikolegal RSUD Dr.
Pirngadi Medan dijumpai kelompok
Kelompok usia yang digunakan usia terbanyak adalah lansia awal
dalam penelitian ini menurut Depkes yaitu usia 4655 tahun, sebanyak 12
orang atau sekitar 30% dari
RI tahun 2009 terbagi atas keseluruhan sampel.

beberapa kelompok, yaitu remaja Hasil penelitian ini berbeda


dengan penelitian Rahmawati (2010)
akhir (17–25 tahun), dewasa tentang hubungan antara usia dengan

9
Anatomica Medical Journal
Fakultas Kedokteran (FK)
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU)
http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/AMJ
Vol 1 No 3 September 2018

E-ISSN: 2614-5219

prevalensi dugaan mati mendadak yang terjadi tanpa diduga dan terjadi
yang menunjukkan bahwa tidak ada secara mendadak.
kasus pada kelompok usia 0 – 1 bulan
Dari tabel 2 diketahui bahwa
dan usia 1-12 tahun. Pada usia 12-21
dari 40 orang pasien mati mendadak di
tahun sebanyak sebanyak 4 kasus, usia
Instalasi Kedokteran Forensik dan
21-40 tahun sebanyak 25 kasus, usia
Medikolegal RSUD Dr. Pirngadi Medan
40-59 tahun sebanyak 45 kasus dan
dijumpai jenis kelamin terbanyak
kematian terbanyak pada usia ≥ 60
adalah laki-laki. Hasil penelitian ini
tahun sebanyak 61 kasus. Sementara
sesuai dengan penelitian sebelumnya
dalam penelitian ini diperoleh
oleh Rahmawati (2010), dari 135
kematian mendadak terbanyak terjadi
sampel didapatkan kejadian kematian
pada kelompok lansia awal yaitu usia
mendadak lebih sering terjadi pada
46-55 tahun. Hal ini dikarenakan pada
jenis kelamin laki-laki, yaitu sebanyak
kelompok lansia awal 46-55 tahun
100 orang (74 %) dan perempuan
cenderung
sebanyak 35 orang (26%). Dalam
memiliki stres akibat pekerjaan dan penelitian ini juga didapatkan
dapat berdampak pada pola istirahat kematian mendadak lebih
yang kurang. Dengan demikian,
sering terjadi pada laki-laki yaitu
kematian mendadak yang paling besar
sebanyak
tidak hanya terjadi pada usia ≥ 60
tahun, tetapi juga dapat terjadi pada 38 orang (95 %) sementara pada
usia 46-55 tahun. Kejadian mati perempuan jauh lebih sedikit yaitu
mendadak meningkat seiring dengan sebanyak 2 orang (5%).Hal ini sejalan
bertambahnya usia. Penyebab dengan teori Ismurrizal, Rosmawati &
kematian mendadak akibat Parinduri (2016) bahwa kematian
mendadak empat kali lebih sering
penyakit banyak terjadi pada usia tua
pada laki-laki dibandingkan
atau lansia. Ini terjadi karena sudah
perempuan.
terjadinya proses penuaan, di mana
ada penurunan fungsi organ-organ Rendahnya angka
tubuh. Seiring meningkatnya usia, kematian mendadak pada
faktor risiko untuk menderita penyakit
juga semakin meningkat. Hal ini akan perempuan sebelum menopause
semakin mendukung banyaknya disebabkan adanya hormon estrogen
jumlah kejadian mati mendadak pada
yang akan menurunkan kadar
usia tua, karena mati mendadak pada
dasarnya terkandung kolesterol plasma dengan cara

kriteria penyebab yaitu natural


meningkatkan jumlah reseptor LDL
(alamiah, wajar) dan suatu kematian
(Low Density Lipoprotein) di hati dan
yang bersifat alamiah merupakan fase
meningkatkan kadar HDL (High
terminal dari penyakit yang
Density Lipoprotein) plasma yang akan
menyerang sistem organ tertentu
menyerap kolesterol dari jaringan

10
Anatomica Medical Journal
Fakultas Kedokteran (FK)
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU)
http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/AMJ
Vol 1 No 3 September 2018

E-ISSN: 2614-5219

perifer tubuh dan mengangkutnya ke penyakit, dalam hal ini penyakit


hati. Dengan demikian konsentrasi jantung. Sementara dalam penelitian
HDL yang lebih tinggi ini akan ini diperoleh penyebab kematian
menurunkan insiden terjadinya mendadak terbanyak terjadi pada
kematian mendadak pada perempuan sistem pernafasan, hal ini dikarenakan
khususnya akibat penyakit jantung banyak responden di Instalasi
Kedokteran Forensik dan Medikolegal
dibandingkan pada laki-laki.
RSUD Dr. Pirngadi dengan identitas
Dari tabel 3 diketahui bahwa yang tidak diketahui (Mr X dan Mrs X)
yang diduga merupakan tuna wisma
dari 40 orang pasien mati mendadak di
dan penderita gizi kurang.
Instalasi Kedokteran Forensik dan
Penjelasan penyebab
Medikolegal RSUD Dr. Pirngadi Medan kematian mendadak berdasarkan
dijumpai penyebab kematian penyakit dapat

mendadak terbanyak adalah sistem dilihat pada uraian berikut ini:


pernafasan yaitu sebanyak 27 orang 1. Sistem Pernafasan
atau sekitar 67,5% dari Hasil penelitian ini berbeda
dengan penelitian Rahmawati (2010),
keseluruhan sampel. bahwa kematian mendadak dalam
Hasil penelitian ini berbeda sistem respirasi biasanya terjadi akibat
dengan penelitian Wulansari (2011) perdarahan saluran pernafasan.
bahwa dari 124 orang yang mengalami Sementara dalam penelitian ini
kematian mendadak, sebagian besar penyakit penyebab kematian
disebabkan karena sistem mendadak pada sistem respirasi
kardiovaskuler sebanyak 59 orang adalah penyakit paru kronis dan
(47,6%). Sementara itu kematian asfiksia. Dimana penyakit paru kronis
mendadak yang disebabkan sistem dan asfiksia biasanya disebabkan oleh
respirasi sebanyak 25 orang (20,2%). karena adanya hambatan aliran udara
Selain itu kematian mendadak yang di saluran pernafasan sehingga akan
disebabkan sistem digestif sebanyak 8 menimbulkan suatu keadaan dimana
orang (6,5%).Serta kematian oksigen dalam darah berkurang dan
mendadak yang disebabkan sistem dapat terjadi kematian.
urogenital sebanyak 6 orang (4,7%). 2. Sistem Kardiovaskular
Hal ini juga tidak sejalan dengan teori Dalam penelitian ini penyakit
Schoppe & Chief (2015) dan teori penyebab kematian mendadak pada
Idries (2015) yang mengatakan bahwa sistem kardiovaskular terbanyak
kematian akibat kelainan adalah penyakit jantung kronis seperti
kardiovaskular menduduki penyakit jantung koroner dan infark
persentase tertinggi dari semua miokard. Hal ini sejalan dengan teori
penyebab kematian mendadak karena Tao & Kendall (2013) bahwa penyakit
jantung koroner merupakan penyebab

11
Anatomica Medical Journal
Fakultas Kedokteran (FK)
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU)
http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/AMJ
Vol 1 No 3 September 2018

E-ISSN: 2614-5219

terbanyak kematian mendadak. penyakit pada ginjal dan sistem


Penyakit penyebab kematian urinaria jarang menimbulkan kematian
mendadak mendadak. Hal penelitian ini
menunjukkan bahwa dari 40 orang
lainnya yaitu penyakit arteri
pasien mati mendadak hanya 1 orang
aneurisma dan robeknya dinding
atau sekitar 2,5% pasien mati
serambi kanan.
mendadak yang disebabkan oleh
3. Sistem Gastrointestinal sistem

Hasil penelitian ini sejalan dengan genitourinaria yaitu gagal ginjal akut.
penelitian Wulansari (2011), bahwa
penyebab kematian mendadak akibat
gangguan sistem digestif adalah KESIMPULAN
penyakit ulkus peptikum yang
Berdasarkan tujuan penelitian dan
terendah (12,5%) sementara
hasil penelitian maka dapat diketahui
penyebab yang tertinggi adalah
angka kejadian penyebab kematian
penyakit gastro kronik (62,5%) dan
mendadak di Instalasi Kedokteran
penyakit varises esofagus
Forensik dan Medikolegal RSUD Dr.
(25%).Dimana kematian mendadak
Pirngadi Medan Tahun 2013-2015
yang terjadi akibat kerusakan sistem
dapat ditarik kesimpulan sebagai
gastrointestinal umumnya disebabkan
berikut:
oleh sistem
1. Angka kejadian penyebab kematian
vaskulernya.Pecahnya varises
esofagus mengakibatkan perdarahan mendadak berdasarkan usia yang
varises yang bersifat fatal.Perforasi paling banyak terjadi adalah
tukak lambung pada ulkus peptikum
juga dapat menyebabkan kematian kelompok usia lansia awal yaitu
mendadak.Dalam penelitian ini usia 46-55 tahun sebanyak 12
penyakit penyebab kematian
orang (30%).
mendadak
pada sistem gastrointestinal adalah 2. Angka penyebab kematian
varises esovagus, ulkus peptikum, mendadak berdasarkan jenis
infeksi usus dan penyakit hati.
kelamin yang paling banyak terjadi
4. Sistem Genitourinaria
adalah laki-laki sebanyak
Dalam penelitian ini penyakit
38 orang (95%) sementara
penyebab kematian mendadak pada
pada
sistem genitourinaria merupakan
penyebab perempuan sebanyak 2 orang (5%).

kematian mendadak paling sedikit. Hal 3. Penyebab kematian mendadak


ini sejalan dengan teori Knight (1991) yang diakibatkan oleh sistem
dalam Fadhillah (2012), bahwa

12
Anatomica Medical Journal
Fakultas Kedokteran (FK)
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU)
http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/AMJ
Vol 1 No 3 September 2018

E-ISSN: 2614-5219

pernafasan sebanyak 27 orang ruang lingkup yang lebih luas,


sehingga dapat menggambarkan
(67,5%). Sementara
penyebab kematian mendadak
itu kematian mendadak secara
yang
jelas.
disebabkan oleh sistem
kardiovaskular sebanyak 8 orang 3. Diharapkan bagi pihak pelayanan
(20%), sedangkan kematian kesehatan agar melengkapi dan
mendadak yang disebabkan oleh
merangkum dengan benar data
sistem gastrointestinal sebanyak 4
orang (10%) dan yang disebabkan pada hasil visum sehingga
oleh sistem genitourinaria
penelitian dalam
sebanyak 1 orang (2,5%).
bentuk data sekunder
dapat
SARAN
menghasilkan data yang baik.
Berdasarkan hasil penelitian yang 4. Bagi institusi pendidikan,
sudah dilakukan, saran yang dapat
diharapkan penelitian ini
diberikan yaitu:
bermanfaat sebagai
1. Bagi peneliti selanjutnya
referensi untuk
diharapkan data-data pada memberikan
penelitian ini dapat dijadikan kontribusi yang bernilai
acuan penelitian selanjutnya, terhadap

untuk dilakukan penelitian peneliti-peneliti selanjutnya.

dengan populasi yang lebih luas


serta dapat dikembangkan lebih
KETERBATASAN
PENELITIAN
lanjut menjadi
Penelitian ini mempunyai
studi analitik.
keterbatasan-keterbatasan yang dapat
2. Untuk penelitian lebih lanjut memperngaruhi hasil penelitian,
mengenai kematian mendadak yaitu :

sebaiknya dilakukan tidak hanya 1. Penelitian ini menggunakan


terbatas RSUD Dr. Pirngadi crosssectional rancangan
Medan saja tetapi juga bisa peneitian menggunakan metode
dilakukan sampai ini memiliki kelemahan dan
keterbatasan. Bila variabel yang

13
Anatomica Medical Journal
Fakultas Kedokteran (FK)
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU)
http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/AMJ
Vol 1 No 3 September 2018

E-ISSN: 2614-5219

dipelajari banyak, maka ForensikRSUD Dr. Pirngadi


dibutuhkan subjek penelitian Medan. Medan: FK USU.
dalam jumlah yang cukup besar. 4. Hakim, F. A. 2010.
Aspek
2. Penelitian ini menggunakan data
sekunder yaitu berupa pasien Medikolegal Kematian
Mendadak Akibat
mati mendadak di Instalasi
Penyakit(Natural Sudden Death), FK
Kedokteran Forensik dan
UNJANI: Research and Learning Unit.
Medikolegal RSUD Dr. Pirngadi
: Available from :
Medan. Kelengkapan, ketepatan
https://rludifkunjani.wordpress.com/
dan kebenaran data tergantung
2 010/11/17/aspek-
pada ketersediaan data sekunder,
medikolegalkematian-mendadak-
dalam hal ini sangat bergantung
akibat-penyakitnatural-sudden-
pada peran pihak keluarga pasien
death/ [Accessed 18 November
untuk melakukan autopsi
2016].
pemeriksaan dalam agar dapat
diketahui penyebab pasti 5. Ismurizal, Rosmawati, &

kematian mendadak pada pasien. Parinduri, AG. 2016. Ilmu


Kedokteran Forensik dan
Medikolegal. Medan: FK UISU.
DAFTAR PUSTAKA
6. Idries, A. M. 2015. Pedoman Ilmu
1. Amir A. 2015. Autopsi
Medikolegal. Kedokteran Forensik. Tangerang:

2 ed. Medan: Ramadhan. Binarupa Aksara.


7. Kemenkes RI. 2014. Pusat Data
2. Baskhara D, Mallo J & Tomuka.
dan Informasi Kementerian
2012. Hasil Autopsi Sebab
Kesehatan RI Situasi Kesehatan
Kematian Tak Terduga di
Jantung.
BagianForensik BLU RSUP. Prof.
Dr. R. D. Kandou Manado. 8. Purnomo SE, Wibowo HM. 2010.
Hubungan Angka Leukosit dengan
3. Fadhillah R. 2012. Profil Kejadian
Kejadian Cardiac Event pada Klien
Kematian Mendadak di
Infark Miokard Akut di Ruang A5
Departemen Kedokteran Forensik
UPJ RSUP Dr. Kariadi Semarang.
FK USU/SMF Kedokteran

14
Anatomica Medical Journal
Fakultas Kedokteran (FK)
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU)
http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/AMJ
Vol 1 No 3 September 2018

E-ISSN: 2614-5219

9. Rao D. 2013. Sudden Death.


Forensic Pathology. [Online]
Available at:
http://www.forensicpathologyonl
ine.c
om/e-book/autopsy/sudden-
deaths [Accessed 31 Agustus
2016].
10. Schoppe CH, & Chief.
2015.
Pathology of Sudden Natural Death.
Medscape.
11. Tao L, & Kendall K. 2013. Sinopsis
Organ System Kardiovaskular.
Tangerang: Karisma Publishing
Group.
12. Wulansari J. 2011. Penyebab
Utama Kematian Mendadak di
Kota Medan tahun 2008-2010.
Medan: FK USU.

15
Anatomica Medical Journal
Fakultas Kedokteran (FK)
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU)
http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/AMJ

Anda mungkin juga menyukai