BAB I
PENDAHULUAN
Pada negara-negara yang kematian harus secara resmi di sertifikasi,
kewajiban untuk melakukan pelaporan berada di tangan dokter yang merawat saat
orang tersebut masih hidup atau seseorang yang memiliki pengetahuan cukup
untuk melakukan pelaporan mengenai penyebab kematian. Namun pada 25-60
persen kasus kematian terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara
keterangan klinik dengan lesi atau penyakit yang ditemukan saat otopsi. Semua
dokter seharusnya secara serius menangani pembuatan laporan mengenai
kematian, namun biasanya pekerjaan ini diserahkan ke anggota kelompok yang
paling junior dan paling sedikit memiliki pengalaman.
Pada keadaan kematian yang medadak perlu dilakukan pendekatan yang
berbeda, kematian yang seperti ini biasa dilaporkan kepada pihak yang berwenang
untuk investigasi mediko-legal. Sebelum membuat surat kematian, mayat harus
diperiksa, kecuali pasien sudah diperiksa oleh dokter tersebut dalam 14 hari
sebelumnya, namun sekarang ini batasan waktu tersebut sudah dihilangkan, dan
bergantung pada kemampuan dokter untuk mendeskripsikan penyebab kematian
dengan percaya diri.
World Health Organization mendefinisikan sudden death/kematian
mendadak dengan kematian dalam 24 jam dari waktu timbulnya gejala, tetapi
kenyataannya dalam forensik kebanyakan kematian mendadak terjadi dalam
beberapa menit atau bahkan detik dari waktu timbulnya gejala . Kematian
mendadak atau sudden death dapat digolongkan berdasarkan penyebab yang
mendasarinya yaitu sistem kardiovaskular, sistem respirasi, sistem pencernaan,
kondisi ginekologis, dan kematian akibat asma dan epilepsi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Definisi
Pengertian
kematian
mendadak
sebenarnya
berasal
dari
kata
tidak
wajar
sedapat
mungkin
dipisahkan,
dari
Kematian tertinggi pada usia antara 1 bulan dan 6 bulan, dengan puncak
sirkulasi kolateral yang adekuat, darah masih dapat mencapai otot jantung
dengan jalur lain.
Area dari kerusakan otot oleh miokard infark, semakin lama akan
semakin melemah akibat proses kematian sel dan respon inflamasi
terhadap sel-sel nekrotik. Area yang mengalami infark melemah dalam 3
hari sampai 1 minggu setelah timbulnya gejala dari infark tersebut, dan
saat inilah area yang melemah tersebut dapat ruptur, yang memicu
timbulnya
kematian
mendadak.
Ruptur
timbul
melalui
septum
10
yang dapat
11
12
13
14
septikemia
sekunder.
Hemophilus,
pneumococcal
dan
terkumpul
pada
15
ragam.
Sekitar 80% dari kematian akibat emboli pulmoner memiliki
predisposisi penyebab seperti patah tulang, trauma jaringan, operasi,
imobilisasi, dan lain-lain. Ini membuat hubungan antara kematian dan
kejadian yang terkait dengan trauma menjadi lebih sulit. Dalam
penerapan hukum sukar untuk dibuktikan hingga meyakinkan hakim
bahwa trauma yang dibuat tersangka yang menyebabkan kematian.
Penyebab kematian mendadak yang sering pula terjadi di Indonesia
adalah haemoptysis masif dari caverna tuberculosis atau
dari
yang
16
segera
berupa
tracheostomy
atau
umumnya
disebabkan
akibat
oleh
kerusakan
sistem
system
vaskulernya.
17
tepat
dalam
hitungan
karena
singkat bila tidak terdiagnosa dan tertangani dengan baik. Trombosis dan
emboli mesenterium yang menyebabkan infark usus memang tidak terjadi
segera, namun dapat terjadi dengan cepat dan tetap tidak terdiagnosa oleh
para klinisi.
2.2.6 Sistem Genitalia
Bila seorang wanita dalam usia subur mati mendadak, diagnosa
difrensial
komplikasi
kehamilan
harus
dipertimbangkan.
Aborsi
tergganggu
tuba
pada
kehamilan
perdarahan
intraperitoneal,
kecuali
18
racun
19
e. Analisis
kimia
atau
pemeriksaan
toksikologi
harus dapat
lima
kriteria
tersebut,
kriteria
ke
dan
terdapat gelas atau alat minum lain atau ada surat perpisahan atau
peninggalan jika merupakan kasus bunuh diri.
Mengumpulkan keterangan sebanyak mungkin tentang saat
kematian, kapan terakhir kali ditemukan dalam keadaan sehat, berapa
lama gejala timbul setelah makan atau minum terakhir dan apa gejalagejalanya. Apabila sebelumnya sudah sakit, apakah penyakitnya dan
obat-obat apa yang diberikan, dosis obat serta siapa yang memberikan.
Selain memgumpulkan keterangan, tahap selanjutnya mengumpulkan
barang bukti, kumpulkan obat-obatan dan pembungkusnya; muntahan
harus diambil dengan kertas saring dan di simpan dalam toples;
periksa adanya etiket dari apotik dan jangan lupa memeriksa tempat
sampah.
20
Pemeriksaan Luar
Pakaian, catat warna bercak, bau serta distribusinya.
1. Pada pembunuhan : bercak tidak beraturan (disiram),
2. Pada bunuh diri : bercak beraturan, pada bagian tangan dari atas ke
bawah,
3. Pada kecelakaan : tidak khas.
Lebam mayat, perhatikan warna dari lebam mayat.
1. Merah terang : keracunan sianida atau terkena benda yang bersuhu
rendah (es),
2. cheery-red : keracunan karbon-monoksida,
3. Coklat kebiruan (slaty) : keracunan aniline, nitrobenzene, kina,
potassium-chlorate dan acetanilide.
Bercak dan warna disektar mulut serta distribusi,
1. Yodium : warna kulit menjadi hitam,
2. Nitrat : warna kulit menjadi kuning,
3. Zat-zat korosif : luka bakar berwarna merah coklat,
4. Distribusi memberi informasi perihal cara kematian.
Bau dari mulut dan hidung, yaitu dengan cara menekan dinding dada,
dan dekatkan hidung pemeriksa pada mulut atau hidung, untuk
mengetahui bau yang keluar,
1. Sianida : berbau amandel,
2. Alcohol, insektisida, eter, dan asam karbol : bau khas dan mudah
dikenali
Kelainan lain,
1. Bekas suntikan (needle mark), didaerah lipat siku, punggung tangan,
lengan atas, penis, dan sekitar putting susu : keracunan narkotika,
2. skin blisters : keracunan narkotika, barbiturate dan karbonmonoksida,
21
Pemeriksaan Dalam
Pembukaan rongga tengkorak
Perhatikan bau yang keluar, warna jaringan otak (cherry red pada
keracunan CO; menjadi lebih cokelat pada keracunan zat yang
menyebabkan terjadinya met-Hb)
Pembukaan rongga dada
Perhatikan warna dan bau yang keluar, pada keracunan zat yang
mengakibatkan terjadinya hemolysis seperti : bisa ular, pyrogallol,
hydroquinone atau anine, darah dan organ menjadi coklat.kemerahan
dan gelap, pada keracunan zat mengganggu trombosit akan tampak
adanya perdarahan pada otot-otot.
Pembukaan rongga perut
Bila racunnya ditelan, maka kelainan terutama terdapat pada
lambung; selain tentunya juga harus diperhatikan bau yang keluar
serta perubahan warna dari jaringan tubuh, adapun kelainan pada
lambung tersebut adalah :
1. Hiperemi, pada keracunan zat korosif hal ini sering dijumpai pada
daerah curvature-mayor ; pada keracunan tembaga, selain hiperemi
juga
didapatkan
22
sebagai
korban
23
autopsy
perlu
Darah
Tempat terbaik untuk memperoleh sampel darah adalah dari vena femoral
atau iliaca, atau dari vena axilaris. Untuk analisa secara umum, sekitar 15 ml
darah dimasukkan ke dalam tabung kosong agar pembekuan darah dapat
24
terjadi, bersama itu diambil pula 5-10 ml darah dimasukkan ke dalam tabung
berisi antikoagulan seperti EDTA atau potassium oxalat atau heparin. Untuk
pemeriksaan alkohol dari darah diperlukan 5 ml darah yang dimasukkan
dalam tabung berisi sodium fluorida untuk mengambat destruksi alkohol oleh
mikro organisme.
g. Urin
20-30 ml urine dimasukkan ke dalam kontainer kosong, kecuali bila ada
penundaan pemeriksaan, dapat dimasukkan sodium azide.
h.
i. Feses
Isi rektum umumnya tidak diperlukan untuk analisa kecuali ada kecurigaan
keracunan logam berat, sampel sebanyak 20-30 gram dapat dimasukkan ke
dalam wadah yang dapat tertutup rapat.
j. Hepar dan organ lain
Hati dapat diperiksa secara utuh untuk analisa toksikologi, bila hanya
sebagian hati yang diambil sebagai sampel (100 g) maka berat total hati
harus
dicantumkan
dalam
lembar
permintaan
pemeriksaan.
Pada
25
gas yang terperangkap dalam paru dapat dianalisa. Pada keadaan ini paru
dimasukkan ke wadah kedap udara seperti kantung nilon atau kantung
polyvinyl klorida.
k. Potongan rambut dan kuku
Pada keracunan logam berat sebagian rambut dapat dipotong atau dicabut
beserta akarnya, bersama dengan potongan kuku karena logam berat ini
mengendap pada kuku dan dapat dianalisa dengan analisa aktivasi neutron
untuk melihat hubungan pertumbuhan rambut dan paparan racun. Paparan
racun yang paling baru akan terlihat paling dengan dengan akar atau pangkal
kuku.
26
BAB III
KESIMPULAN
Kematian sering terjadi tanpa diduga, terjadi tiba-tiba dan dengan
cara yang
terkadang
tampak
tidak
wajar,
sehingga
penyidik
maupun
27
DAFTAR PUSTAKA
Bagian Kedokteran Forensik FKUI. 1 9 9 7 . Ilmu Kedokteran Forensik.
Jakarta: Bagian Kedokteran Forensik FKUI.
Idries AM. 1997. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta : Binarupa
Aksara.
James J.P., Jones R., Karch S.B., Manlove J. 2011. Simpsons Forensic Medicine
13th Ed. London : Ashley Cooper Visuals Unlimited, Scuence Photo Library.