4.1 Kesimpulan
Proses menua pada seseorang adalah fenomena alamiah sebagai akibat bertambahnya umur
oleh karena itu fenomena ini bukanlah suatu penyakit melainkan suatu keadaan yang wajar
yang bersifat universal dan bila tidak diantisipasi dengan baik akan menimbulkan
masalah.Secara hakiki tidak diketahui apa sebenarnya proses menua itu,mengapa terjadi dan
kapan mulai,sebagaimana halnya belum diketahui pula dengan jelas apa sebenarnya
kehidupan itu sendiri.
Penyakit kardivaskular (PKV) merupakan penyebab kematian terbesar pada populasi usia 65
tahun ke atas di seluruh dunia dengan kematian lebih banyak di negara sedang
berkembang.Di seluruh dunia didapatkan 50 juta kematian setiap tahun,39 juta terdapat di
negara sedangn berkembang,Diperkirakan penyakit kardiovaskular merupakan 50% sebab
kematian di negara industri maju dan ¼ kematian di negara sedang berkembang (WHO,1995)
Hypertensi dapat didefenisikan sebagai tekanan darah persiiten dimana tekana sistoliknya di
atas 140 mmHg dan diastoliknya di atas 90 mmHgPada populasi lansia hypertensi
didefenisikan sebagai tekana sistolik 160 mmHg dan diastoliknya 90 mmHg (Smeltzer,2000)
Menurut data statistik sekitar 17,5 juta orang meninggal karena penyakit kardiovaskular,pada
tahun 2005,diantara 17,5 juta ini karena penyakit jantung koroner dan 5,7 juta karena stroke
dan hypertensi merupakan faktor resiko yang paling banyak merupakan faktor resiko yang
paling banyak menyebabkan kematian akibat penyakit kardivaskular.
Di Indonesia Hypertensi terus meningkat terutama pada golongan usia lanjut mencapai 17 %
sampai 21 % penderita.
25
4.2 Saran
a. Bagi Institusi
Dapat menambah ilmu dan pengetahuan untuk menjadi bahan panduan praktek di
lapangan.
b. Bagi Mahasiswa Keperawatan
Dapat menambah ilmu pengetahuan dalam memberikan asuhan keperawatan gerontik
khususnya Hipertensi.
c. Bagi Keluarga atau Masyarakat
Agar masyarakat dapat mengerti dan memahami tentang cara menjaga kesehatan
untuk meningkatkan kesejahteraan.
25
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG.
Menua adalah suatu proses secara perlahan – lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki
diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan
terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang di derita.Dimulai sejak lahir dan umumnya
dialami pada semua mahluk hidup.
Usia lanjut adalah tahap akhir dari siklus hidup manusia,merupakan bagian dari proses alamiah
kehidupan yang tidak dapat dihindarkan dan akan dialami oleh setiap indvidu.Penuaan dalah
normal,dengan perubahan fisik dan tingkah laku yang dapat diramalkan terjadi pada semua
orang pada saat mencapai usia tahap perkembangan kronologis tertentu.Ini merupakan suatu
fenomena yang kompleks dan multi dimensional yang dapat diobservasi di dalam satu sel dan
berkembang pada keseluruhan sistem. Walaupun hal ini dapat terjadi pada tingkat kecepatan
yang berbeda di dalaam parameter yang cukup sempit dan prosesnya tidak tertandingi
sehingga berbagai penyakit sering dialami para kaum lanjut usia.
Nina Kemala Sari dari Divisi Geriatri Ilmu Penyakit Dalam RS Cipto Mangunkusumo,Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia dalam suatu pelatihan di kalangan kelompok peduli lansia
menyampaikan beberapa masalah yang kerap muncul pada usia lanjut,yang disebutnya sebagai
a series of I’s.Mulai dari immobiity (imobilisasi),instability(instabiltas dan jatuh),incontinence
(inkotinensia),intelellectual impairment (gangguan intelektual),infection (infeksi),impaitment
of vision and hearing (gangguan penglihatan dan pendengaran),isolation
(depresi),inanition(malnutrisi),imsomnia (gangguan tidur), hingga immune
deficiency(menurunnya kekebalan tubuh)
Sumber lain menyebutkan penyakit utama yang menyerang lansia ialah hipertensi,gagal
jantung dan infark serta gangguan ritme jantung,diabetes mellitus,gangguan fngsi ginjal dan
hati.Juga terdapat berbagai keadaan yang khas dan sering mengganggu lansia seperti gangguan
fungsi kognitif,keseimbangan badan,penglihatan dan pendengaran.
25
Secara umum,menjadi tua ditandai oleh kemunduran biologis yang terlihat sebagai gejala-
gejala kemunduran fisik,antara lain ;
1. Kulit mulai mengendur dan wajah mulai keriput serta garis-garis yang menetap.
2. Rambut kepala mulai memutih atau beruban.
3. Gigi mulai lepas (ompong).
4. Penglihatan dan pendengaran berkurang.
5. Mudah lelah dan mudah jatuh.
6. Gerakan menjadi lamban dan kurang lincah.
1. Suka lupa yang disebaban oleh ingatan tidak berfungsi dengan baik.
2. Ingatan terhadap hal-hal di masa muda lebih baik daripada hal-hal baru saja terjadi.
3. Sering adanya disorientasi terhadap waktu tempat dan orang.
4. Sulit menerima ide-ide baru.
Penyakit kardivaskular (PKV) merupakan penyebab kematian terbesar pada populasi usia 65
tahun ke atas di seluruh dunia dengan kematian lebih banyak di negara yang sedang
berkembang.Setiap tahun dijumpai 50 juta kematian di seluruh dunia 39 juta kematian terjadi
di negara sedang berrkembang.Di perkirakan penyakit kardiovaskular merupakan 50%
penyebab kematian di negara industri maju dan 25 % kematian di negara yang sedang
berkembang (WHO,1995
Menurut data statistik sekitar 17,5 juta orang meninggal karena penyakit kardiovaskular,pada
tahun 2005,diantara 17,5 juta ini karena penyakit jantung koroner dan 5,7 juta karena stroke
dan hypertensi merupakan faktor resiko yang paling banyak menyebabkan kematian akibat
penyakit kardivaskular.Di Indonesia Hypertensi terus meningkat terutama pada golongan usia
lanjut mencapai 17 % sampai 21 % penderita.
25
B.Tujuan Penulisan
25
BAB II
TINJAUAN TEORI
A.PROSES MENUA
Proses menua pada seseorang adalah fenomena alamiah sebagai akibat bertambahnya umur
oleh karena itu fenomena ini bukanlah suatu penyakit melainkan suatu keadaan yang wajar
yang bersifat universal dan bila tidak diantisipasi dengan baik akan menimbulkan
masalah.Secara hakiki tidak diketahui apa sebenarnya proses menua itu,mengapa terjadi dan
kapan mulai,sebagaimana halnya belum diketahui pula dengan jelas apa sebenarnya
kehidupan itu sendiri
Penyakit kardivaskular (PKV) merupakan penyebab kematian terbesar pada populasi usia 65
tahun ke atas di seluruh dunia dengan kematian lebih banyak di negara sedang
berkembang.Di seluruh dunia didapatkan 50 juta kematian setiap tahun,39 juta terdapat di
negara sedangn berkembang,Diperkirakan penyakit kardiovaskular merupakan 50% sebab
kematian di negara industri maju dan ¼ kematian di negara sedang berkembang
(WHO,1995). Penyakit kardiovaskular merupakan masalah penting pada usia lanjut,maka
dengan adanya peningkatan polpulasi golongan ini akan terjadi pula peningkatan penyakit
kardiovaskular.Penyakit kardiovaskular merupakan sebab utama kematian dan disabilitas
pada usia lanjut,(Kannel,1972).
25
B.Perubahan Anatomi pada jantung..
Telah lama kita ketahui bahwa elastisitas dinding aorta pada manusia akan menurun dengan
bertambahnya usia,ini disertai dengan bertambahnya caliber aorta yang pula dapat
diperlihatkan in vivo pada angiokardiografi (Caird,et al,1985).
Penambahan usia tidak menyebabkan jantung mengecil (atrofi)seperti organ tubuh yang
lain,tetapi malah terjadi hypertrofi.Pada batas umur 30 – 90 tahun masa jantung bertambah
(± 1 gram/tahun pada laki-laki dan ± 1,5 gram pada wanita (Lakatta dkk 1987)
Secara garis besar perubahan-perubahan serupa juga terjadi pada katup trikuspidalis dan
pulmonal,tetapi pada umumya dalam derajat yang lebih ringan lagi.
a. Jantung(cor)
25
menjadi sebab apa yang disebut isolated aortic incompetence dan terdengarnya bising pada
apex cordis.
Penambahan usia tidak menyebabkan jantung mengecil (atropi) seperti organ tubuh
lain,tetapi malahan menjadi hypertropi.Pada umur 30 – 90 tahun massa jantung bertambah ( ±
1 gram /tahun pada laki-laki dan ± 1,5 gram/tahun pada wanita).
Pada daun dan cincin katup aorta perubahan utama terdiri dari berkurangnya jumlah inti sel
dari jaringan fibrosa stroma katup,penumpukan lipid,degenerasi kolagen dan klasifikasi
jaringan fibrosa katup tesebut.Daun katup menjadi kaku,perubahan ini menyebabkan
terdengarnya bising sistolik ejeksi pada usia lanjut.Ukuran katup jantung tampak
bertambah.Pada orang muda katup antrioventrikular lebih luas dari katup semilunar.Dengan
bertambahnya usia terdapat penambahan circumferensi katup,katup aorta paling cepat
sehingga pada usia lanjut menyamai katup mitral,juga menyebabkan penebalan katup mitra
dan aorta.Perubahan ini disebabkan degenerasi jaringan kalogen,pengecilan
ukuran,penimbunan lemak dan kalsifikasi.Kalsifikasi sering terjadi pada anulus katup mitral
yang sering ditemukan pada wanita.Perubahna katup aorta terjadi pada daun atau cincin
katup.
Otak mendapat suplai darah utama dari Arteri Karotis Interna dan arteri
vertebralis.Pembentukan plak ateroma sering dijumpai di daerah bifurkatio khususnya pada
pangkal arteri karotis interna.Sirkulasi willisii dapat pula terganggu dengan adanya plak
ateroma juga arteri-arteri kecil mangalami perubahan ateromatus termasuk fibrosis tunika
media hialinisasi dan kalsifikasi.Walaupun berat otak hanya 2 % dari berat badan tetapi
mengkosumsi 20 % total kebutuhan oksigen konsumsion.Aliran darah serebral pada orang
dewasa kurang lebih 50 cc/100 gram/menit pada usia lanjut menurun menjadi 30 cc/100
gram/menit.
25
yang terdorong ini akan mengalami klasifikasi dan membentuk osteofit.Keadaan seperti ini
dikenal dengan nama spondilosis servikalis.
Discus intervertebralis total merupakan 25% dari seluruh colummna vertebralis sehingga
degenerasi diskus dapat mengakibatkan pengurangan tinggi badan pada usia
lanjut.Spondilosis servikalis berakibat 2 hal pada a.vertebralis,yaitu ;
1. Osteofit sepanjang pinggir corpus vertebrales dan pada posisi tertentu bahkan dapat
mengakibatkan oklusi pembuluh arteri ini.
2. Berkurangnya panjang kolum servikal berakibat a.vertebralis menjadi berkelok-
kelok.Pada posisi tertentu pembuluh ini dapat bertekuk sehingga terjadi oklusi
Dengan adanya kelainan anatomis pembuluh darah arteri pada usia lanjut seperti telah
diuraikan di atas,dapat dimengerti bahwa sirkulasi otak pada orangtua rentan terhadap
perubahan-perubahan,baik perubahan posisi duduk maupun fungsi jantung bahkan fungsi
otak
Arterosclerosis yang berat akan menyebabkan penyumbatan arteri perifer yang menyebabkan
pasokan darah ke otot-otot tungkai bawah menurun,hal ini menyebabkan iskimia jaringan
otot yang menyebabkan keluhan kladikasio.
25
Kelainan fungsi sistolik berupa gangguan relaksasi disebabkan pengurangan compliance
jantung pada permulaan diastole.Pada umur diantara 20 – 80 tahun terjadi pengurangan 5 %
pengisian ventrikel pada permulaan diastole (Gerstenblith et all,1977).Dengan adanya
penambahan masa LF (ventrikel kiri) dan pengurangan compliance
perubahan jantung pada usia lanjut menyerupai kelainan jantung pada hipertensi.
Sifat-sifat penyakit pada golongan lanjut usia yang bersifat umum,ialah patologi
multiple,gejal-gejala dan tanda-tanda yang tersembunyi (occult),tidak
khas,atipik,beranekaragam,sering pula asitomatik,progresif dan sering bersifat kronik
sehingga menimbulkan invaliditas cukup lama sebelum meninggal (Stieglitz,1954;Boedi
Dharmajo,1982)
25
Nyeri dengan sesak napas seringkali dirasa dalam derajat yang biasa ringan.Nyeri angina
pectoris yang khas jarang sekali ditemui.Ini mungkin disebabkan karena orang usia lanjut
daerah-daerah yang iskemik adalah daerah aliran koronere kecil,lagipula usia lanjut demikian
tua terdapat kehilangan nyata ujung-ujung syraf sensorik (Caird dkk,1985)
Rasa cepat lelah (fantique)yang hebat lebih sering ditemukan dari rasa sesak napas.Namun
sesak napas tengah malam lebih sering ditemukan daripada dekompensasi kordis pada orang
yang lebih muda.
Bising sistolik yang seringkali ditemukan pada penderita lanjut usia,ini dapat ditemukan pada
60% penderita demikian(Bruns,dkk,dikutip oleh Chaird dkk,1985).Suatu penemuan lain
dilaporkan ditemukan bising sistolik yang asistematik pada 28 % penderita berusia 65 tahun
ke atas (Kotler dkk,1981).
Pemeriksaan EKG merupakan suatu alat yang terpercaya untuk diagnosis aritmia.Kelainan
EKG ini sering didapatkan pada penderita-penderita usia lanjut dan hampir selalu mempunyai
prognosis yang buruk (Chaird dkk,1985).Selain itu pemeriksaan radiologi mempunyai
kegunaan yang kurang sebanding dengan pemeriksaan EKG.Cardiothorac Ratio (CTR)
bertambah dengan naiknya usia,sehingga harga di atas 50 % tidak usah selalu berarti adanya
pembesaran jantung,bila keadaan ini ditemukan pada penderita lanjut usia.
PJK merupakan suatu penyakit jantung yang sering ditemukan pada orang usia lanjut yaitu
pada studi populasi ditemukan pada 20% pra dan 12 % wanita yang berusai 65 tahun ke atas
(Kennedy dkk,1977).
Angina Pectoris pada usia lanjut biasanya disetai dengan rasa nyeri dengan derajat lebih
ringan dibanding dengan usis menengah.Pengelolaan keluhan ini pada umumnya sama
dengan pada usia dewasa.Hasil operasi pintas koroner pun pada usia lanjut meujukkan
keberhasilan smpai 95 %(Knap dkk,dikuitp oleh Chaird dkk,1985)
Infark Miokard Akut (IMA) pada usia lanjut dikatakan banyak yang tidak khas keluhannya
pada usia menengah.Manifestasi yang paling sering ialah ;keadaan bingung akutepisode
25
simkope,hemiplegia,oklusi embolik,gagal ginjal,muntah-muntah dan kelemahan hebat.Suatu
studi oleh Rodstein (dikutip oleh Chaird dkk,1985) menemukan hanya 29 % kasus miokard
yang klinis khas,40 % atipis dan 31% sama sekali silnet.
Prevensi usia lanjut Silent Miocardial Iskhemia (SMI) lebih tinggi dari usia muda.Hal ini
disebabkan gangguan persepsi rasa sakit.Peneliltian Framingham melaporkan 25% penderita
dengan silent miocardial infarction terutama pada usia lanjut.
Penyakit jantung valvular makin banyak dijumpai pada usia lanjut dengan manivestai klinik
yang sering berbeda dengan penderita usia muda (Roeland an Meeter,1933).Katup yang
sering terkena yaitu katup mitral dan aorta yang berupa kelainan degeneratif dan
klasifikasi.Penyakit jantung valvular merupakan penyebab gagal jantung usia lanjut setelah
PJK dan hipertensi.
Penyakit jantung valvular dapat disebabkan perubahna degenerasi dan klasifikasi Vaa yang
menyebabkan sklerosis aorta,klasifikasi annulus,stenosis aorta.Pada katup juga dapat
ditemukan degenerasi mukoid yang menyebabkan prolaps katup.Di negara berkembang harus
dipikirkan penyakit jantung reumatik (PJR) yang biasanya terdapat pada anak dan dewasa
muda.
Kelainan katup yang sering dijumpai adalah katup aorta dan mitral.Progresivitas PJR pada
usia lanjut sukar diperhitungkan.
Stenosis aorta merupakan kelainan katup yang sering dijumpai pada usia lanjut.Perubahna
degenerasi yang dijumpai ialah klasifikasi dan degenerasi mukoid.Pada umumnya stenosis
aorta pada pedeerita yang berusia kurang dari 60 tahun disebabkan oleh katup bicuspid dan
PJR (Khotler dkk,1992).Pada penderita usia 60 -70 tahun proses klasifikasi pada katup
bicuspid dan degenerative stenosis aorta disebabkan proses klasifikasi.
25
3. Penyakit Vaskular Perifer.
Gejala yang paling sering adalah rasa terbakar,kram,atau nyeri sangat yang terjadi te pada
saat aktivitas fisik dan menghilang pada saat istirahat.Ketika penyakit semakin
berkembang,nyeri tidak lagi hilang pada saat istirahat.Jika klien mempertahankan gaya hidup
kurang gerak,penyakit ini mungkin telah berlanjut ketika nyeri pertama muncul.Tanda dan
gejala lain yaitu ekstremitas dingin,perubahan trofik (misalnya kehilangan rambut yang tidak
seimbang,deformitas kuku,atrofi jari-jari dari anggota gerk yang terkena),tidak terabanya
denyut nadi,dan mati rasa.
Manifestasi klinis dari penyakit katup jantung bervariasi dari fase kompensasi sampai pada
fase pascakompensasi.Selama fase kompensasi tubuh mentesuaikan perubahan pada struktur
dan fungsi katup,menghasilkan sedikit gaya hidup yang menghabiskan sebagian besar
waktunya dengan kurang gerak yang menempatkan tuntutan kebutuhan yang lebih kecil pada
jantung untuk curah jantungnya.
Bila fase pascakompensasi dicapai biasanya mengindikasikan disfungsi yang berat pada
katup yang terpengaruh.Gejalanya bervariasi bergantung pada katup yang terlibat tetapi
secara umum terdiri ata dispnea pada saat beraktivitas,nyeri dada tipe agina,dan gejala-gejala
jantung kanan atau kiri atau keduanya.Murmur secara khs terdengar pada saat auskultasi.\
Hypertensi dapat didefenisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di
atas 140 mmHg dan diastoliknya di atas 90 mmHg (smeltzer,2000)
1. Hypertensi primer atau esensial atau esensial adalah hypertensi yang tidak diketahui
penyebabnya (erdapat pada kurang lebih 90% dari seluruh hypertensi)
2. Hypertensi sekunder adalah hypertensi yang sudah diketahui penyebabnya.
25
Beberapa penyebab terjadinya hypertensi sekunder adalah ;
1.Faktor keturunan
Yang terpenting untuk diketahui pada golongan lanjut usia adalah kecenderungan labilitas
tekanan darah,serta mudahnya terjadi hipotensi postural.Maka dari itu dianjurkan untuk selalu
mengukur tekanan darah pada posisi tidur atau tegak.Baik pada permulaan pemeriksaan
maupun pada kontrol pengobatan.Apabila hipertensi ini tidak terkontrol dengan seksama dan
teratur dengan sendirinya akan terjadi Penyakit Jantung Hipertensif (PJH) dan komplikasi-
komplikasi pada target organ yang lain yang pada gilirannya nanti akan memberi komplikasi
PJK atau gagal jantung dengan segala konsekuensinya.
25
Penelitian Framingham menunjukkan bahwa penderita hipertensi terdapat kenaikan
mortalitas total dua kali mortalitas kardivaskular tiga kali lebih tinggi dari normotensi dan hal
ini lebih signifikan pada wanita setelah berusia lebih dari 65 tahun.
Hypertrofi ventrikel kiri merupakan komplikasi hypertensi pada jantung yang sangat
penting.Data Framingham Study menunjukkan hipertropi ventrikel kiri (LVH) meninggi
mordibitas dan mortalitas pada usia lanjut (Levy,1988.dikutip oleh Anityo dkk.
Patofisiologi.
Meknisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat
vasomotor,pada medulla di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula saraf simpatis,yang
berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumnna medulla spinalis ganglia
simpatis di toraks dan abdomen.Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk
impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis. Pada titik ini,neuron
preganglion melepaskan asetikolin,yang akan merangsang serabut saraf pasca anglion ke
pembuluh darah terhadap rangsang vasokontriksi.Individu dengan hypertensi sangat sensitif
terhadap norepinefrin,meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa
terjadi.
Pada saat bersamaan di mana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah
sebagai respons rangsang emosi,kelenjar adrenal juga teransang,mengakibatkan tambahan
aktivitas vasokontriksi. Medulla adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya,yang dapat
memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah.Vasokontriksi yang mengakibatkan
penurunan aliran ke ginjal,menyebabkan pelepasan renin. Renin merangsang pembentukan
angiotensin I yang kemudian di ubah menjadi angiotensin II,suatu vasokonstriktor yang
kuat,yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini
menyebabkan retensi natrium
dan air oleh tubulus ginjal,menyebabkan peningkatan volumen intra vaskuler.Semua faktor
ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.
25
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN.
1. Identitas klien
Hypertensi pada umumnya biasanya sering terjadi atau cenderung pada lansia usia 5o tahun
ke atas,tetapi tidak menutup kemunkinan pada usia muda.
Riwayat kesehatan masa lalu.Tanyakan pada klien apakah pernah mengalami penyakit yang
sama sebelumnya,atau mengkomsumsi obat-obatan.
Riwayat kesehatan keluarga.Tanyakan padaa klien adakah riwayat penyakit yang sama
diderita oleh anggota keluarga yang lain atau riwayat penyakit lain baik yang bersifat genetis
maupun tidak.
3.Pemeriksaan fisik,
25
6 Keadaan psikologis,perubahan kepribadian.ansietas,depresi,tingkat emosi.
7.Pengkajian persistem;
d.Pernapasan,dispnea yang berkaitan dengan aktivitas kerja,batuk dengan atau tanpa sputum
dan apakah ada riwayat merokok.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
3.Nyeri akut
4.Cemas
INTERVENSI KEPERAWATAN.
25
tindakan keperawatan
Gas ecchange selama 1 x 1 jam pola Monitor irama frekuensi ke
napas lebih efektif dalam dari respirasi.
(00030) dengan kriteria hasil ;
Auskultasi suara paru-paru.
Status respirasi (0415)
Monitor dispenia.
Tidak sesak napas
(040301) Monitor pola napas,curah
jantung,
Irama pernapasa DBN
(040302) Manejemen airway (3140)
25
Setelah dilakukan Monitor berat badan.
tindakan keperawatan
selama 1 X 24 jam curah Pertahankan intake dan
jantung pasien output
normal,dengan kriteria
hasil ; yang akurat.
25
(160505) pasien dan keluarga.
ri.
Tingkatkan istirahat.
25
(140204) mengidentifikaskan situasi
yang menciptakan cemas.
Merencanakan strategi
koping (140205) Intruksikan pasien untuk
menggunakan tehnik
Menggunakan strategi relaksasi.
koping efektif.
Menggunakan tehnik
relaksasi untuk
menurunkan kecemasan.
Mempertahankan
hubungan sosial.
25
BAB III
TINJAUAN KASUS
1. Pengkajian
a. Identitas pasien
Nama : NY.S
Usia :± 80 tahun
Pekerjaan : IRT
Agama : Islam
Suku ; Jawa
b.Riwayat kesehatan.
2. Masalah kesehatan sekarang. klien merasa nyeri kepala dan merasa berat di
pundaknya,serta apabila malam sering merasa gelisah dan tidurpun merasa terganggu.
klen sering merasa takut bila penyakitnya tidak sembuh.
3. .Masalah kesehtan keluarga atau keturunan
Ayah klien pernah mengalami penyakit yang sama hypertensi.
c..Pemeriksaan fisik;
Kesadran ;Composmentis
TD :180/100 mmHg
Nadi : 86 x/ menit
Suhu : 36,6 ° c
Respirasi : 22 x / menit
BB : 50 kg
25
d.Pemeriksaan khusus
e. Pengkajian persistem
1) Sistem pernapasan :
Bentuk thorax normal, tidak tampak adanya retraksi intercostalvocal premitus merata
di semua lapang paru, perkusi terdengar sonor, auskultasi terdengar vesikular.
2) Sistem kardiovaskular ;
Auskultasi tidak terdengar murmur.
3) Sistem urinaria ;
BAK 2 – 3 kali sehari,tidak sakit dan lancar.
4) Sistem muskulusceletal ; kedua kaki tampak sejajar sama besar dan panjang .Tidak
tampak adanya kifosis dan scoliosis.kemampuan mengubah posisi baik,kekuatan otot
tangan pada saat meremas agak lemah.
Nervus II : Tidak dapat melihat jauh tulisan,orang dan benda- benda yang kecil, tapi
tidak menggunakan kacamata.
Nervus VI : Sensorik kulit wajah klien baik, dapat merasakan goresan kapas pada pipi
kanan
Nervus XI : Dapat berbicara dengan jelas dan lidah berfungsi dengan baik.
6) Sistem endokrin : klien mengatakan tidak mempunyai penyakit gula, dan gondok
7) Sistem reproduksi : -
8) Sistem integument : kulit tampak keriput, warna kulit sawo matang, tidak tampak ada
lesi, elastisitas berkurang.
25
f.Pengkajian psikososial dan spritual:
a. Psikososial: klien mengatakan dapat bersosialisasi dengan orang lain dan membina
hubungan yang baik.
b. Status ;emosi stabil dan kooperatif saat di ajak bicara.
c. Spiritual ; klien mengatakan selalu sholat lima waktu dan memasrahkan semuanya
pada Allah.
g.Keadaan biologis :
h. Keadaan psikologi;
Keadaan emosi ;saat ini klien cenderung sendiri dan menenangkan diri.
i.Sosial ;
1 Dukungan keluarga ; klien mendapatkan dukungan kesehatan dari anak dan suaminya.
2 Hubungan antar keluarga ;klien mempunyai hubugan baik dengan anak dan suaminya.
3 Hubungan dengan orang lain;klien juga mempunyai hubungan yang baik dengan
lingkungan dan tetangganya
25
2.ANALISA DATA
3.RENCANA TINDAKAN.
25
Mengontrol nyeri (160511) 3 – 5 dapat
mengekspresikan
Mengenali gejala nyeri (160502) 3-5
nyeri.
Menggunakan analgetik sesuai 3. Berikan analgetik
untuk mengurangi
kebutuhan (160505) 3 – 5
nyeri.
4. Tingkatkan istirahat
5. Berikan dukungan
terhadap pasien dan
keluarga.
6. Kolaborasi dengan
Dokter jika ada keluhan
25
Tidur (0004) 2 – 5 pasien.
3. Ciptakan
Jam tidur ( 000 401) 2 – 5
lingkungan yang
Pola tidur ( 000403) 2 – 5 nyaman.
4. Monitor waktu
Kwalitas tidur (000404) 2 – 5
makan dan minum
Rutinitas tidur (000407) 2 – 5 dengan wakti
tidur klien.
Kontisten tidur pada malam hari
5. .Monitor / catat
(000418) 2 – 5 kebutuhan tidur
klien setiap hari
Menyatakan tidak mengalami
dan jam.
kesulitan tidur 6. Kolaborasi
dengan dokter
Perasaan segar sesudah tidur atau
pemberian obat
istirahat. tidur.
25
DAFTAR PUSTAKA
Www.google.com.
2872 html
25