Anda di halaman 1dari 28

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Proses menua pada seseorang adalah fenomena alamiah sebagai akibat bertambahnya umur
oleh karena itu fenomena ini bukanlah suatu penyakit melainkan suatu keadaan yang wajar
yang bersifat universal dan bila tidak diantisipasi dengan baik akan menimbulkan
masalah.Secara hakiki tidak diketahui apa sebenarnya proses menua itu,mengapa terjadi dan
kapan mulai,sebagaimana halnya belum diketahui pula dengan jelas apa sebenarnya
kehidupan itu sendiri.

Penyakit kardivaskular (PKV) merupakan penyebab kematian terbesar pada populasi usia 65
tahun ke atas di seluruh dunia dengan kematian lebih banyak di negara sedang
berkembang.Di seluruh dunia didapatkan 50 juta kematian setiap tahun,39 juta terdapat di
negara sedangn berkembang,Diperkirakan penyakit kardiovaskular merupakan 50% sebab
kematian di negara industri maju dan ¼ kematian di negara sedang berkembang (WHO,1995)

Hypertensi dapat didefenisikan sebagai tekanan darah persiiten dimana tekana sistoliknya di
atas 140 mmHg dan diastoliknya di atas 90 mmHgPada populasi lansia hypertensi
didefenisikan sebagai tekana sistolik 160 mmHg dan diastoliknya 90 mmHg (Smeltzer,2000)

Menurut data statistik sekitar 17,5 juta orang meninggal karena penyakit kardiovaskular,pada
tahun 2005,diantara 17,5 juta ini karena penyakit jantung koroner dan 5,7 juta karena stroke
dan hypertensi merupakan faktor resiko yang paling banyak merupakan faktor resiko yang
paling banyak menyebabkan kematian akibat penyakit kardivaskular.

Di Indonesia Hypertensi terus meningkat terutama pada golongan usia lanjut mencapai 17 %
sampai 21 % penderita.

Macam penyakit kardivaskular pada usia lanjut adalah ;

1. Penyakit jantung koroner.


2. Penyakit jantung vulvular.
3. Penyakit vaskular perifer.
4. Penyakit katup jantung
5. Hypertensi.

25
4.2 Saran
a. Bagi Institusi
Dapat menambah ilmu dan pengetahuan untuk menjadi bahan panduan praktek di
lapangan.
b. Bagi Mahasiswa Keperawatan
Dapat menambah ilmu pengetahuan dalam memberikan asuhan keperawatan gerontik
khususnya Hipertensi.
c. Bagi Keluarga atau Masyarakat
Agar masyarakat dapat mengerti dan memahami tentang cara menjaga kesehatan
untuk meningkatkan kesejahteraan.

25
BAB I

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG.

Menua adalah suatu proses secara perlahan – lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki
diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan
terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang di derita.Dimulai sejak lahir dan umumnya
dialami pada semua mahluk hidup.

Usia lanjut adalah tahap akhir dari siklus hidup manusia,merupakan bagian dari proses alamiah
kehidupan yang tidak dapat dihindarkan dan akan dialami oleh setiap indvidu.Penuaan dalah
normal,dengan perubahan fisik dan tingkah laku yang dapat diramalkan terjadi pada semua
orang pada saat mencapai usia tahap perkembangan kronologis tertentu.Ini merupakan suatu
fenomena yang kompleks dan multi dimensional yang dapat diobservasi di dalam satu sel dan
berkembang pada keseluruhan sistem. Walaupun hal ini dapat terjadi pada tingkat kecepatan
yang berbeda di dalaam parameter yang cukup sempit dan prosesnya tidak tertandingi
sehingga berbagai penyakit sering dialami para kaum lanjut usia.

Nina Kemala Sari dari Divisi Geriatri Ilmu Penyakit Dalam RS Cipto Mangunkusumo,Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia dalam suatu pelatihan di kalangan kelompok peduli lansia
menyampaikan beberapa masalah yang kerap muncul pada usia lanjut,yang disebutnya sebagai
a series of I’s.Mulai dari immobiity (imobilisasi),instability(instabiltas dan jatuh),incontinence
(inkotinensia),intelellectual impairment (gangguan intelektual),infection (infeksi),impaitment
of vision and hearing (gangguan penglihatan dan pendengaran),isolation
(depresi),inanition(malnutrisi),imsomnia (gangguan tidur), hingga immune
deficiency(menurunnya kekebalan tubuh)

Sumber lain menyebutkan penyakit utama yang menyerang lansia ialah hipertensi,gagal
jantung dan infark serta gangguan ritme jantung,diabetes mellitus,gangguan fngsi ginjal dan
hati.Juga terdapat berbagai keadaan yang khas dan sering mengganggu lansia seperti gangguan
fungsi kognitif,keseimbangan badan,penglihatan dan pendengaran.

25
Secara umum,menjadi tua ditandai oleh kemunduran biologis yang terlihat sebagai gejala-
gejala kemunduran fisik,antara lain ;

1. Kulit mulai mengendur dan wajah mulai keriput serta garis-garis yang menetap.
2. Rambut kepala mulai memutih atau beruban.
3. Gigi mulai lepas (ompong).
4. Penglihatan dan pendengaran berkurang.
5. Mudah lelah dan mudah jatuh.
6. Gerakan menjadi lamban dan kurang lincah.

Disamping itu,juga terjadi kemunduran kognitif antara lain ;

1. Suka lupa yang disebaban oleh ingatan tidak berfungsi dengan baik.
2. Ingatan terhadap hal-hal di masa muda lebih baik daripada hal-hal baru saja terjadi.
3. Sering adanya disorientasi terhadap waktu tempat dan orang.
4. Sulit menerima ide-ide baru.

Penyakit kardivaskular (PKV) merupakan penyebab kematian terbesar pada populasi usia 65
tahun ke atas di seluruh dunia dengan kematian lebih banyak di negara yang sedang
berkembang.Setiap tahun dijumpai 50 juta kematian di seluruh dunia 39 juta kematian terjadi
di negara sedang berrkembang.Di perkirakan penyakit kardiovaskular merupakan 50%
penyebab kematian di negara industri maju dan 25 % kematian di negara yang sedang
berkembang (WHO,1995

Menurut data statistik sekitar 17,5 juta orang meninggal karena penyakit kardiovaskular,pada
tahun 2005,diantara 17,5 juta ini karena penyakit jantung koroner dan 5,7 juta karena stroke
dan hypertensi merupakan faktor resiko yang paling banyak menyebabkan kematian akibat
penyakit kardivaskular.Di Indonesia Hypertensi terus meningkat terutama pada golongan usia
lanjut mencapai 17 % sampai 21 % penderita.

25
B.Tujuan Penulisan

1. Mengetahui dan memahami mengenai penyakit kardivaskular pada lanjut usia.


2. Mengetahui perubahan anatomik,fisiologik, dan epidemilogi jantung pada lanjut usia
3. Mengetahui gejala,tanda dan diagnosis penyakit jantung pada usia lanjut.
4. Mengetahui macam-macam penyakit kardiovaskular pada usia lanjut.
5. Mengetahui konsep asuhan keperawatan pada lansia dengan gangguan system
kardiovaskular dengan hypertensi.

25
BAB II

TINJAUAN TEORI

A.PROSES MENUA

Proses menua pada seseorang adalah fenomena alamiah sebagai akibat bertambahnya umur
oleh karena itu fenomena ini bukanlah suatu penyakit melainkan suatu keadaan yang wajar
yang bersifat universal dan bila tidak diantisipasi dengan baik akan menimbulkan
masalah.Secara hakiki tidak diketahui apa sebenarnya proses menua itu,mengapa terjadi dan
kapan mulai,sebagaimana halnya belum diketahui pula dengan jelas apa sebenarnya
kehidupan itu sendiri

Proses menua menurut WHO :

1. Elderly (64 – 74 tahun)


2. Old (75 – 90 tahun)
3. Very old (lebih dari 90 tahun)

Di Indonesia usia lanjut ;

1. Menjelang usia lanjut (45 – 54 tahun)


2. Presenile senile (55 – 64 tahun)
3. Senile (lebih dari 65 tahun)

Penyakit kardivaskular (PKV) merupakan penyebab kematian terbesar pada populasi usia 65
tahun ke atas di seluruh dunia dengan kematian lebih banyak di negara sedang
berkembang.Di seluruh dunia didapatkan 50 juta kematian setiap tahun,39 juta terdapat di
negara sedangn berkembang,Diperkirakan penyakit kardiovaskular merupakan 50% sebab
kematian di negara industri maju dan ¼ kematian di negara sedang berkembang
(WHO,1995). Penyakit kardiovaskular merupakan masalah penting pada usia lanjut,maka
dengan adanya peningkatan polpulasi golongan ini akan terjadi pula peningkatan penyakit
kardiovaskular.Penyakit kardiovaskular merupakan sebab utama kematian dan disabilitas
pada usia lanjut,(Kannel,1972).

25
B.Perubahan Anatomi pada jantung..

Telah lama kita ketahui bahwa elastisitas dinding aorta pada manusia akan menurun dengan
bertambahnya usia,ini disertai dengan bertambahnya caliber aorta yang pula dapat
diperlihatkan in vivo pada angiokardiografi (Caird,et al,1985).

Penambahan usia tidak menyebabkan jantung mengecil (atrofi)seperti organ tubuh yang
lain,tetapi malah terjadi hypertrofi.Pada batas umur 30 – 90 tahun masa jantung bertambah

(± 1 gram/tahun pada laki-laki dan ± 1,5 gram pada wanita (Lakatta dkk 1987)

Pada katup-katup jantung pun aka terjadi perubahan-perubahan dengan bertambahnya


usia.Pada daun dan cincin katup aorta perubahan utama terdiri dari berkurangnya jumah inti
sel dari berkurangnya jaringan fibrosa stroma katup,penumpukan lipid,degenerasi kolagen
dan klafikasi jaringan fibrosa tersebut.Daun-daun yang menjadi kaku karena perubahan-
perubahan ini dapat menjadi penyebab terdengarnya bising sistolik ejeksi pada orang-orang
usia lanjut tadi

(Mayeri et al,1982 dikutip oleh Caird et al,1985)

Perubahan-perubahan pada katup mitral juga menyerupai perubahan-perubahan di atas tetapi


biasanya dalam derajat yang lebih ringan.pada katup mitral dapat ditemukan penebalan
moduler daun katup dan juga perkapuran cincin katup sehingga menyebabkan terdengarnya
bising sistolik insufisiensi katup mitral,apalagi bila daun katup posterior mengalami prolaps
ke dalam atrium kiri.

Secara garis besar perubahan-perubahan serupa juga terjadi pada katup trikuspidalis dan
pulmonal,tetapi pada umumya dalam derajat yang lebih ringan lagi.

Beberapa perubahan anatomi pada kardivaskular antara lain ;

a. Jantung(cor)

Elastisitas dinding aorta menurun dengan bertambahnya usia.Disertai dengan bertambahnya


kaliber aorta.Perubahan ini terjadi akibat adanya perubahan pada dinding media aorta dan
bukan merupakan akibat dari perubahan intima karena aterosklerosis.Perubahan aorta ini

25
menjadi sebab apa yang disebut isolated aortic incompetence dan terdengarnya bising pada
apex cordis.

Penambahan usia tidak menyebabkan jantung mengecil (atropi) seperti organ tubuh
lain,tetapi malahan menjadi hypertropi.Pada umur 30 – 90 tahun massa jantung bertambah ( ±
1 gram /tahun pada laki-laki dan ± 1,5 gram/tahun pada wanita).

Pada daun dan cincin katup aorta perubahan utama terdiri dari berkurangnya jumlah inti sel
dari jaringan fibrosa stroma katup,penumpukan lipid,degenerasi kolagen dan klasifikasi
jaringan fibrosa katup tesebut.Daun katup menjadi kaku,perubahan ini menyebabkan
terdengarnya bising sistolik ejeksi pada usia lanjut.Ukuran katup jantung tampak
bertambah.Pada orang muda katup antrioventrikular lebih luas dari katup semilunar.Dengan
bertambahnya usia terdapat penambahan circumferensi katup,katup aorta paling cepat
sehingga pada usia lanjut menyamai katup mitral,juga menyebabkan penebalan katup mitra
dan aorta.Perubahan ini disebabkan degenerasi jaringan kalogen,pengecilan
ukuran,penimbunan lemak dan kalsifikasi.Kalsifikasi sering terjadi pada anulus katup mitral
yang sering ditemukan pada wanita.Perubahna katup aorta terjadi pada daun atau cincin
katup.

b. Pembuluh Darah Otak.

Otak mendapat suplai darah utama dari Arteri Karotis Interna dan arteri
vertebralis.Pembentukan plak ateroma sering dijumpai di daerah bifurkatio khususnya pada
pangkal arteri karotis interna.Sirkulasi willisii dapat pula terganggu dengan adanya plak
ateroma juga arteri-arteri kecil mangalami perubahan ateromatus termasuk fibrosis tunika
media hialinisasi dan kalsifikasi.Walaupun berat otak hanya 2 % dari berat badan tetapi
mengkosumsi 20 % total kebutuhan oksigen konsumsion.Aliran darah serebral pada orang
dewasa kurang lebih 50 cc/100 gram/menit pada usia lanjut menurun menjadi 30 cc/100
gram/menit.

Perubahan degeneratif yang dapat mempengaruhi fungsi sistem vertebrobasiler adalah


degenerasi discus vertebralis (kadar air sangat menurun,fibrokartilago meningkat dan
perubahan pada mukopoliskharid).Akibatnya diskus ini menonjol ke perifer mendorong
periost yang meliputi dan lig.intervertebrale menjauh dari corpus vertebrae.Bagian periost

25
yang terdorong ini akan mengalami klasifikasi dan membentuk osteofit.Keadaan seperti ini
dikenal dengan nama spondilosis servikalis.

Discus intervertebralis total merupakan 25% dari seluruh colummna vertebralis sehingga
degenerasi diskus dapat mengakibatkan pengurangan tinggi badan pada usia
lanjut.Spondilosis servikalis berakibat 2 hal pada a.vertebralis,yaitu ;

1. Osteofit sepanjang pinggir corpus vertebrales dan pada posisi tertentu bahkan dapat
mengakibatkan oklusi pembuluh arteri ini.
2. Berkurangnya panjang kolum servikal berakibat a.vertebralis menjadi berkelok-
kelok.Pada posisi tertentu pembuluh ini dapat bertekuk sehingga terjadi oklusi

Dengan adanya kelainan anatomis pembuluh darah arteri pada usia lanjut seperti telah
diuraikan di atas,dapat dimengerti bahwa sirkulasi otak pada orangtua rentan terhadap
perubahan-perubahan,baik perubahan posisi duduk maupun fungsi jantung bahkan fungsi
otak

c. Pembuluh Darah Perifer.

Arterosclerosis yang berat akan menyebabkan penyumbatan arteri perifer yang menyebabkan
pasokan darah ke otot-otot tungkai bawah menurun,hal ini menyebabkan iskimia jaringan
otot yang menyebabkan keluhan kladikasio.

C. Perubahan Fisiologi Pada Jantung.

Pengatur irama jantung oleh simpul SA ternyata menurun dengan bertambahnya


umur.Denyut jantung maksimum pada latihan (exercise)ternyata menurun pada
bertambahnya umur.Isi semenit jantung (cardiac output) juga menurun dengan bertambahnya
umur.Ini disebabkan sebagian karena menurunnya isi sekuncup meskipun pada orang usia
lanjut biasanya secara fungsional berusaha memperbaiki isi semenitnya dengan jalan
menambah frekuensi denyut jantung.Daya cadangan jantung pada usia lanjut
menurun.Bahkan menurut Pietro (1985) menyatakan bahwa isi semenit menurun rata-rata 1%
setahun sesudah usia pertengahan.Aritmia berupa ekstra systole dikatakan ditemukan pada
lebih 10 % penderita-penderita usia lanjut yang diperiksa EKG-nya secara rutin.Aritmia
ringan semacam ini biasanya tidak memerlukan pengobatan khusus.

25
Kelainan fungsi sistolik berupa gangguan relaksasi disebabkan pengurangan compliance
jantung pada permulaan diastole.Pada umur diantara 20 – 80 tahun terjadi pengurangan 5 %
pengisian ventrikel pada permulaan diastole (Gerstenblith et all,1977).Dengan adanya
penambahan masa LF (ventrikel kiri) dan pengurangan compliance

perubahan jantung pada usia lanjut menyerupai kelainan jantung pada hipertensi.

Perubahan-perubahan yang terjadi pada jantung;

1. Pada miokardium terjadi brown atrophy disertai akumulasi lipofusin (aging


pigment)pada serat-serat miokardium.
2. Terdapat fibrosis dan klasifikasi dari jaringan fibrosa yang menjadi rangka dari
jantung.Selain itu pada katup juga terjadi klsifikasi dan perubahan sirkuferens
menjadi lebi besar sehingga katup menebal.Bising jantung (murmur)yang disebabkan
dari kekakuan katup sering ditemukan pada lansia.
3. .Terdapat penurunan daya kerja nodus sino-atrial yang merupakan pengatur irama
jantung.Sel-sel dari nodus SA juga akan berkurang sebanyak 50% -75% sejak
manusia berusia 50 tahun.Jumlah sel dari nodus AV tidak berkurang,tapi akanterjadi
fibrosis.Sedangkan pada berkas His juga akan ditemukan kehilangan pada tingkat
selular.Perubahan ini akan mengakibatkan penurunan denyut jantung.
4. Terjadi penebalan dari dinding jantung,terutama pada ventrikel kiri.Ini menyebabkan
jumlah darah yang dapat ditampung menjadimlebih sedikit walaupun terdapat
pembesaran jantung secara keseluruhan.Pengisian darah ke jantung juga melambat.
5. Terjadi iskemia subendokardial dan fibrosis jaringan interstisial.Hal ini disebabkan
karena meurunnya perfusi jaringan akibat tekanan diastolik menurun

D.Gejala,Tanda Dan DiagnosisPenyakit Jantung Pada Usia Lanjut.

Sifat-sifat penyakit pada golongan lanjut usia yang bersifat umum,ialah patologi
multiple,gejal-gejala dan tanda-tanda yang tersembunyi (occult),tidak
khas,atipik,beranekaragam,sering pula asitomatik,progresif dan sering bersifat kronik
sehingga menimbulkan invaliditas cukup lama sebelum meninggal (Stieglitz,1954;Boedi
Dharmajo,1982)

25
Nyeri dengan sesak napas seringkali dirasa dalam derajat yang biasa ringan.Nyeri angina
pectoris yang khas jarang sekali ditemui.Ini mungkin disebabkan karena orang usia lanjut
daerah-daerah yang iskemik adalah daerah aliran koronere kecil,lagipula usia lanjut demikian
tua terdapat kehilangan nyata ujung-ujung syraf sensorik (Caird dkk,1985)

Rasa cepat lelah (fantique)yang hebat lebih sering ditemukan dari rasa sesak napas.Namun
sesak napas tengah malam lebih sering ditemukan daripada dekompensasi kordis pada orang
yang lebih muda.

Bising sistolik yang seringkali ditemukan pada penderita lanjut usia,ini dapat ditemukan pada
60% penderita demikian(Bruns,dkk,dikutip oleh Chaird dkk,1985).Suatu penemuan lain
dilaporkan ditemukan bising sistolik yang asistematik pada 28 % penderita berusia 65 tahun
ke atas (Kotler dkk,1981).

Pemeriksaan EKG merupakan suatu alat yang terpercaya untuk diagnosis aritmia.Kelainan
EKG ini sering didapatkan pada penderita-penderita usia lanjut dan hampir selalu mempunyai
prognosis yang buruk (Chaird dkk,1985).Selain itu pemeriksaan radiologi mempunyai
kegunaan yang kurang sebanding dengan pemeriksaan EKG.Cardiothorac Ratio (CTR)
bertambah dengan naiknya usia,sehingga harga di atas 50 % tidak usah selalu berarti adanya
pembesaran jantung,bila keadaan ini ditemukan pada penderita lanjut usia.

E.Macam-macam Penyakit pada usia Lanjut.

1. Penyakit Jantung Koroner (PJK)

PJK merupakan suatu penyakit jantung yang sering ditemukan pada orang usia lanjut yaitu
pada studi populasi ditemukan pada 20% pra dan 12 % wanita yang berusai 65 tahun ke atas
(Kennedy dkk,1977).

Angina Pectoris pada usia lanjut biasanya disetai dengan rasa nyeri dengan derajat lebih
ringan dibanding dengan usis menengah.Pengelolaan keluhan ini pada umumnya sama
dengan pada usia dewasa.Hasil operasi pintas koroner pun pada usia lanjut meujukkan
keberhasilan smpai 95 %(Knap dkk,dikuitp oleh Chaird dkk,1985)

Infark Miokard Akut (IMA) pada usia lanjut dikatakan banyak yang tidak khas keluhannya
pada usia menengah.Manifestasi yang paling sering ialah ;keadaan bingung akutepisode

25
simkope,hemiplegia,oklusi embolik,gagal ginjal,muntah-muntah dan kelemahan hebat.Suatu
studi oleh Rodstein (dikutip oleh Chaird dkk,1985) menemukan hanya 29 % kasus miokard
yang klinis khas,40 % atipis dan 31% sama sekali silnet.

Prevensi usia lanjut Silent Miocardial Iskhemia (SMI) lebih tinggi dari usia muda.Hal ini
disebabkan gangguan persepsi rasa sakit.Peneliltian Framingham melaporkan 25% penderita
dengan silent miocardial infarction terutama pada usia lanjut.

2.Penyakit Jantung Valvular.

Penyakit jantung valvular makin banyak dijumpai pada usia lanjut dengan manivestai klinik
yang sering berbeda dengan penderita usia muda (Roeland an Meeter,1933).Katup yang
sering terkena yaitu katup mitral dan aorta yang berupa kelainan degeneratif dan
klasifikasi.Penyakit jantung valvular merupakan penyebab gagal jantung usia lanjut setelah
PJK dan hipertensi.

Penyakit jantung valvular dapat disebabkan perubahna degenerasi dan klasifikasi Vaa yang
menyebabkan sklerosis aorta,klasifikasi annulus,stenosis aorta.Pada katup juga dapat
ditemukan degenerasi mukoid yang menyebabkan prolaps katup.Di negara berkembang harus
dipikirkan penyakit jantung reumatik (PJR) yang biasanya terdapat pada anak dan dewasa
muda.

Kelainan katup yang sering dijumpai adalah katup aorta dan mitral.Progresivitas PJR pada
usia lanjut sukar diperhitungkan.

Stenosis aorta merupakan kelainan katup yang sering dijumpai pada usia lanjut.Perubahna
degenerasi yang dijumpai ialah klasifikasi dan degenerasi mukoid.Pada umumnya stenosis
aorta pada pedeerita yang berusia kurang dari 60 tahun disebabkan oleh katup bicuspid dan
PJR (Khotler dkk,1992).Pada penderita usia 60 -70 tahun proses klasifikasi pada katup
bicuspid dan degenerative stenosis aorta disebabkan proses klasifikasi.

25
3. Penyakit Vaskular Perifer.

Gejala yang paling sering adalah rasa terbakar,kram,atau nyeri sangat yang terjadi te pada
saat aktivitas fisik dan menghilang pada saat istirahat.Ketika penyakit semakin
berkembang,nyeri tidak lagi hilang pada saat istirahat.Jika klien mempertahankan gaya hidup
kurang gerak,penyakit ini mungkin telah berlanjut ketika nyeri pertama muncul.Tanda dan
gejala lain yaitu ekstremitas dingin,perubahan trofik (misalnya kehilangan rambut yang tidak
seimbang,deformitas kuku,atrofi jari-jari dari anggota gerk yang terkena),tidak terabanya
denyut nadi,dan mati rasa.

4.Penyakit katup jantung.

Manifestasi klinis dari penyakit katup jantung bervariasi dari fase kompensasi sampai pada
fase pascakompensasi.Selama fase kompensasi tubuh mentesuaikan perubahan pada struktur
dan fungsi katup,menghasilkan sedikit gaya hidup yang menghabiskan sebagian besar
waktunya dengan kurang gerak yang menempatkan tuntutan kebutuhan yang lebih kecil pada
jantung untuk curah jantungnya.

Bila fase pascakompensasi dicapai biasanya mengindikasikan disfungsi yang berat pada
katup yang terpengaruh.Gejalanya bervariasi bergantung pada katup yang terlibat tetapi
secara umum terdiri ata dispnea pada saat beraktivitas,nyeri dada tipe agina,dan gejala-gejala
jantung kanan atau kiri atau keduanya.Murmur secara khs terdengar pada saat auskultasi.\

5.Hipertensi dan penyakit jantung hipertensi.

Hypertensi dapat didefenisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di
atas 140 mmHg dan diastoliknya di atas 90 mmHg (smeltzer,2000)

Hypertensi berdasarkan penyebabnya ada dua yaitu ;

1. Hypertensi primer atau esensial atau esensial adalah hypertensi yang tidak diketahui
penyebabnya (erdapat pada kurang lebih 90% dari seluruh hypertensi)
2. Hypertensi sekunder adalah hypertensi yang sudah diketahui penyebabnya.

25
Beberapa penyebab terjadinya hypertensi sekunder adalah ;

1. Penyakit ginjal sekitar 5 – 10% penderita hypertensi.


2. Kelainan hormonal 1 – 2 % penderita hypertensi.
3. Obat-obatan misalnya pil
KB,kortikosteroid,siklosporin,eritropoletin,kokain,penyalahgunaan alkohol.
Penyebab hypertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan-perubahan
pada ;

a. Elastisitas dinding aorta menurun.


b. Katup jantung menebal dan menjadi kaku
c. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1 % setiap tahun sesudah berumur
20 tahun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
d. Kehilangan elastisitas pembuluh darah,hal ii terjadi karena kurangnya efektivitas
pembuluh darah perifer untuk oksigenasi.
e. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer.

Meskipun hypertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya,data-data penelitian


telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya hypertensi.Faktor
tersebut adalah ;

1.Faktor keturunan

2.Ciri perseorangan,yang mempengarugi timbulnya hypertensi adalah ;

a. Umur,jika umur bertambah maka tekanan darah meningkat


b. Jenis kelamin ,laki-laki lebih tinggi daipada perempuan.
c. Ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih
3.Kebiasaan hidup,yang sering menyebabkan hypertensi adalah;

a. Konsumsi garam yang tinggi melebihi dari 30 gram


b. Kegemukan atau makan berlebihan.
c. Streess
d. Merokok
e. Minum alcohol

Yang terpenting untuk diketahui pada golongan lanjut usia adalah kecenderungan labilitas
tekanan darah,serta mudahnya terjadi hipotensi postural.Maka dari itu dianjurkan untuk selalu
mengukur tekanan darah pada posisi tidur atau tegak.Baik pada permulaan pemeriksaan
maupun pada kontrol pengobatan.Apabila hipertensi ini tidak terkontrol dengan seksama dan
teratur dengan sendirinya akan terjadi Penyakit Jantung Hipertensif (PJH) dan komplikasi-
komplikasi pada target organ yang lain yang pada gilirannya nanti akan memberi komplikasi
PJK atau gagal jantung dengan segala konsekuensinya.

25
Penelitian Framingham menunjukkan bahwa penderita hipertensi terdapat kenaikan
mortalitas total dua kali mortalitas kardivaskular tiga kali lebih tinggi dari normotensi dan hal
ini lebih signifikan pada wanita setelah berusia lebih dari 65 tahun.

Hypertrofi ventrikel kiri merupakan komplikasi hypertensi pada jantung yang sangat
penting.Data Framingham Study menunjukkan hipertropi ventrikel kiri (LVH) meninggi
mordibitas dan mortalitas pada usia lanjut (Levy,1988.dikutip oleh Anityo dkk.
Patofisiologi.

Meknisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat
vasomotor,pada medulla di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula saraf simpatis,yang
berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumnna medulla spinalis ganglia
simpatis di toraks dan abdomen.Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk
impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis. Pada titik ini,neuron
preganglion melepaskan asetikolin,yang akan merangsang serabut saraf pasca anglion ke
pembuluh darah terhadap rangsang vasokontriksi.Individu dengan hypertensi sangat sensitif
terhadap norepinefrin,meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa
terjadi.

Pada saat bersamaan di mana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah
sebagai respons rangsang emosi,kelenjar adrenal juga teransang,mengakibatkan tambahan
aktivitas vasokontriksi. Medulla adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya,yang dapat
memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah.Vasokontriksi yang mengakibatkan
penurunan aliran ke ginjal,menyebabkan pelepasan renin. Renin merangsang pembentukan
angiotensin I yang kemudian di ubah menjadi angiotensin II,suatu vasokonstriktor yang
kuat,yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini
menyebabkan retensi natrium
dan air oleh tubulus ginjal,menyebabkan peningkatan volumen intra vaskuler.Semua faktor
ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.

Sebagai pertimbangan gerontologis dimana terjadi perubahan struktural dan funsional


pada system pembuluh perifer bertanggung jawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi
pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis,hilangnya elastisitas jaringan ikat
dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah,yang pada gilirannya menurunkan
kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah.Konsekuensinya,aorta dan arteri besar
berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung
(volume sekuncup) mengakibatkan

Penurunan curah jantung dan peningkatan tahanan perifer (Smeltzer,2001)

25
ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN.

1. Identitas klien

Hypertensi pada umumnya biasanya sering terjadi atau cenderung pada lansia usia 5o tahun
ke atas,tetapi tidak menutup kemunkinan pada usia muda.

2. Riwayat kesehatan. Atau adanya faktor resiko.

Riwayat kesehatan sekarang.meliputi gangguan yang berhubungan dengan gangguan yang


dirasakan saat ini.Apakah pasien merasaa pusing,terasa berat di pundak,sesak napas dan
seberapa sering kejadian itu terjadi.

Riwayat kesehatan masa lalu.Tanyakan pada klien apakah pernah mengalami penyakit yang
sama sebelumnya,atau mengkomsumsi obat-obatan.

Riwayat kesehatan keluarga.Tanyakan padaa klien adakah riwayat penyakit yang sama
diderita oleh anggota keluarga yang lain atau riwayat penyakit lain baik yang bersifat genetis
maupun tidak.

Penggunan obat yang memicu hypertensi

3.Pemeriksaan fisik,

Keadaan umum pasien,meliputi kesadaran pasien,TTV, apakah frekuensi jantung


meningkat,adakah perubahan irama jantung,takipnea.

4.Aktivitas / istirahat,kelemahan,letih,napas pendek,gaya hidup monoton

5.Makanan,apakah makanan yang disukai,apakah makanan tinggi garam,tinggii lemak,tinggi


kolesterol misainya keju telor,yang digoreng.

25
6 Keadaan psikologis,perubahan kepribadian.ansietas,depresi,tingkat emosi.

7.Pengkajian persistem;

a.Sirkulasi,riwayat hypertensi,ateroskleorosis,penyakit jantung koroner atau katup dan


penyakit cerebro vaskular,episode palpitasi,perspirasi

b. Eleminasi,apakah ada gangguan ginjal saat ini atau pada sebelumnya.

c.Neurosensori.apakah ada keluhan pusing,berdenyut,sakit kepala apakah terjadi pada saat


istirahat atau beraktivitas,spontan atau setelah beberapa jam.

d.Pernapasan,dispnea yang berkaitan dengan aktivitas kerja,batuk dengan atau tanpa sputum
dan apakah ada riwayat merokok.

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.Pola nafas tidak efektif.

2.Penurunan curah jantung.

3.Nyeri akut

4.Cemas

INTERVENSI KEPERAWATAN.

NO DIAGNOSA NOC NIC


KEPERAWATAN
1 Pola nafas tidak efektif. Domain 2 phislogic Domain 2 Physiologycal
health care that support
Domain 3. Elimination homeostatic
exchange. Class 3 Carpulmonary regulation.Respirastory
monitoring (3350)
Class 4. Fungsi respirasi Setelah dilakukan

25
tindakan keperawatan
Gas ecchange selama 1 x 1 jam pola Monitor irama frekuensi ke
napas lebih efektif dalam dari respirasi.
(00030) dengan kriteria hasil ;
Auskultasi suara paru-paru.
Status respirasi (0415)
Monitor dispenia.
Tidak sesak napas
(040301) Monitor pola napas,curah
jantung,
Irama pernapasa DBN
(040302) Manejemen airway (3140)

Mudah bernapas Posisikan pasien untuk


(040305) memaksimalkan ventilasi
pernapasan (semiflower)
Respiratory status airway
paten (0410) Lakukan batuk efektif dan
suction untuk
Frekwensi pernapasan menghilangkan sesak.
DBN (16 – 24) (041006)
Ajarkan pasien batuk efektif.
Dapat mengeluarkan
sputum. Kolaborasi pemberian
bronkodilator.
Tidak ada wezing/suara
napas abnormal. Buka jalan napas,gunakan
tehnik chin cif atau jawthrust
bila perlu

Auskultasi suara napas,catat


adanya suara tambahan.

Lakukan fisiotherapi dada.

Atur intake untuk cairan


mengoptimalkan
keseimbangan

2 Penurunan curah jantung. Domain 2 Phuysiologic Domain 1 Physiological


heath.
Domain 2 Nutrisi Class D Nutrition support
Class E cardiopulmonry.
Risk for imbalan need fluid Nutrition management
(0400) Cardiac pump (1100)
(00025) effectivenes.
Fluid management(4120)

25
Setelah dilakukan Monitor berat badan.
tindakan keperawatan
selama 1 X 24 jam curah Pertahankan intake dan
jantung pasien output
normal,dengan kriteria
hasil ; yang akurat.

Fluid balance (0601) Monitor status hidrasi


(membrane mukosa) yang
Tekanan darah DBN adekuat.
(060102)
Monitor vital sign.
Keseimbangan intake
dan output dalam 24 Monitor indikasi kelebihan
jam. cairan.

Berat badan Monitor status nutrisi.


stabil(060109)
Monitor intake output.
Tidak haus
berlebihan(060115) Kolaborasi dengan dokter
jika muncul cairan berlebih.
Bj urin DBN (060120)
3. Nyeri akut (00132) Domain IV Pengetahuan Domain I Physiological
kesehatan dan perilaku. basic.
Domain 12 kenyamanan.
Class Q perilaku Manajemen nyeri (1400)
Klass I kenyamanan fisik. kesehatan
Kaji secara komprehensif
Setelah dilakukan tentang
tindakan kperawatan nyeri,lokasi,durasi,frekuensi,
selama 1 x 30 menit
nyeri berkurang. kualitas,intensitas nyeri dan
faktot presipitasi.
Kontrol nyeri (1605)
Gunakam komunikasi
Mengenali faktor nyeri terapeutik agar pasien dapat
(160501)
mengekspresikan nyeri.
Mengenali nyeri
(160502) Kaji latar belakang budaya
pasien.
Mengontrol nyeri
(160511) Evaluasi tentang keefektifan
dari tindakan mengontrol
Menggunakan analgetik nyeri yang telah digunakan.

sesuai kebutuhan Berikan dukungan terhadap

25
(160505) pasien dan keluarga.

Melaporkan nyeri Anjurkan pasien untuk


berkurang. memonitor sendiri nyeri.

Berikan analgetik sesuai


anjuran.

Observasi reaksi abnormal


dari ketidaknyamanan.

Kurangi faktor presifitasi


nye

ri.

Tingkatkan istirahat.

Kolaborasi dengan dokter


jika

jika ada keluhan dan


tindakan

nyeri tidak berhasil.


4. Cemas (00146) Domain 3 Psychososial Domain 3 Behavioral
health. psychological comfort
Domain 9 (coping toleransi promotion.
Class O Self control.
stress Anxiety reduction (5820)
Setelah dilakkukan
Class 2 Respon coping tindakan keperawatan Tenangkan klien.
selama 1 x 40 menit
Jelaskan prosedur tindakan
cemas teratasi dengan
kriteria hasil ; kepada klien dan perasaa
yang
Anxiety control (0005)
mungkin muncul saat
Monitor kecemasa melakukan tindakan.
(1402)
Temani pasien untuk
Monitor intensitas cemas mendukung keamanan dan
( menurunkan rasa takut.

(140201) Sediakan aktivitas


menurunkan ketengangan.
Mencari informasi untuk
menurunkan cemas Bantu pasien untuk

25
(140204) mengidentifikaskan situasi
yang menciptakan cemas.
Merencanakan strategi
koping (140205) Intruksikan pasien untuk
menggunakan tehnik
Menggunakan strategi relaksasi.
koping efektif.

Menggunakan tehnik
relaksasi untuk
menurunkan kecemasan.

Mempertahankan
hubungan sosial.

25
BAB III

TINJAUAN KASUS

1. Pengkajian

a. Identitas pasien

Nama : NY.S

Usia :± 80 tahun

Alamat : Desa jayanti

Pekerjaan : IRT

Agama : Islam

Suku ; Jawa

Pendidikan : Tidak sekolah

b.Riwayat kesehatan.

1. .Masalah kesehatan yang pernah dialami;


Klien mengatakan sudah 3 tahun ini menderita penyakit ini dan sudah pernah
dirawat di rumahsakit 1 tahun yang lalu.

2. Masalah kesehatan sekarang. klien merasa nyeri kepala dan merasa berat di
pundaknya,serta apabila malam sering merasa gelisah dan tidurpun merasa terganggu.
klen sering merasa takut bila penyakitnya tidak sembuh.
3. .Masalah kesehtan keluarga atau keturunan
Ayah klien pernah mengalami penyakit yang sama hypertensi.

c..Pemeriksaan fisik;

Keadaan umum ; baik

Kesadran ;Composmentis

TD :180/100 mmHg

Nadi : 86 x/ menit

Suhu : 36,6 ° c

Respirasi : 22 x / menit

BB : 50 kg

25
d.Pemeriksaan khusus

1. Kepala ;tampak bulat,tidak ada lesi dan benjolan,rambut tampak beruban


2. Mata : sklera tidak tampak ikteri,kongjutiva tidak anemis,pupil isokhor.
3. Leher : tidak teraba adanya pembesaran kelenjar getah bening.
4. Hidung : tampak simetris,tidak tampak ada cairan berlebih.
5. Telinga;simetris,tidak tuli,bersih.
6. Mulut:tidak karies.

e. Pengkajian persistem

1) Sistem pernapasan :
Bentuk thorax normal, tidak tampak adanya retraksi intercostalvocal premitus merata
di semua lapang paru, perkusi terdengar sonor, auskultasi terdengar vesikular.
2) Sistem kardiovaskular ;
Auskultasi tidak terdengar murmur.

3) Sistem urinaria ;
BAK 2 – 3 kali sehari,tidak sakit dan lancar.

4) Sistem muskulusceletal ; kedua kaki tampak sejajar sama besar dan panjang .Tidak
tampak adanya kifosis dan scoliosis.kemampuan mengubah posisi baik,kekuatan otot
tangan pada saat meremas agak lemah.

5) Sistem syaraf pusat ;


Nervus I : Dapat membedakan bau dari minyak kayu putih dan minyak wangi

Nervus II : Tidak dapat melihat jauh tulisan,orang dan benda- benda yang kecil, tapi
tidak menggunakan kacamata.

Nervus III ;IV:IV : _

Nervus VI : Sensorik kulit wajah klien baik, dapat merasakan goresan kapas pada pipi
kanan

Nervus VII : Dapat menggerakkan alis dan mengerutkan dahi.

Nervus VIII : Fungsi keseimbangan baik.

Nervus IX : Reflek menelan baik.

Nervus X : Dapat menggerakkan kedua bahunya dan menggerakkan kepalanya.

Nervus XI : Dapat berbicara dengan jelas dan lidah berfungsi dengan baik.

6) Sistem endokrin : klien mengatakan tidak mempunyai penyakit gula, dan gondok
7) Sistem reproduksi : -
8) Sistem integument : kulit tampak keriput, warna kulit sawo matang, tidak tampak ada
lesi, elastisitas berkurang.

25
f.Pengkajian psikososial dan spritual:

a. Psikososial: klien mengatakan dapat bersosialisasi dengan orang lain dan membina
hubungan yang baik.
b. Status ;emosi stabil dan kooperatif saat di ajak bicara.
c. Spiritual ; klien mengatakan selalu sholat lima waktu dan memasrahkan semuanya
pada Allah.

g.Keadaan biologis :

1. Pola makan ;klien makan sehari 3 kali,terkadang 2 kali sehari


2. Pola minum : Klien minm dalam sehari 5 – 8 gelas air putih terkadang teh manis 1 gelas
sehari.
3. Pola tidur : Klien tidur satu malam ± 5 – 6 jam karena klien terkadang terbangun karena
nyeri
4. Pola eliminasi ;klien BAB normal 1 – 2 kali sehari sedangkan BAK 2 – 3 kali sehari.
5. .Rekreasi ; klien jarang berekreasi dengan keliarganya.

h. Keadaan psikologi;

Keadaan emosi ;saat ini klien cenderung sendiri dan menenangkan diri.

i.Sosial ;

1 Dukungan keluarga ; klien mendapatkan dukungan kesehatan dari anak dan suaminya.
2 Hubungan antar keluarga ;klien mempunyai hubugan baik dengan anak dan suaminya.
3 Hubungan dengan orang lain;klien juga mempunyai hubungan yang baik dengan
lingkungan dan tetangganya

25
2.ANALISA DATA

No Data fokus Diagnosa


keperawatan
1 DS : Klien mengatakan sakit kepala dan Nyeri akut
datangnya sewaktu-waktu dan terasa
berat di pundak
P: nyeri karena tensi naik.
Q:skala nyeri 5 – 6
R;Nyeri pada kepala.
S;
DO: Klien tampak memengangi
kepalanya.
TD ; 180/100 mmHg
Nadi ; 98 x / menit
Suhu ; 36,6 ° C
RR ; 22 x / menit
2 DS ; Klien mengatakan takut Cemas
penyakitnya tidak bisa sembuh

DO ; Klien tampak gelisah


3 DS ; Klien mengatakan tidak bisa tidur Gangguan pola tidur
setiap malam dan terjaga

DO ; klien tampak lesu

3.RENCANA TINDAKAN.

NO Diagnosa Keperawatan NOC NIC


1 Nyeri akut Domain IV Pengetahuan kesehatan Domain 1Physiological
( 00132) basic.
& Perilaku
Kelas E Physical comfort
Domain 12 Kelas Q Perilaku kesehatan promotion.
Klass I kenyamanan fisik Manajemen nyeri(1400)
Setelah dilakukan tindakan
1. Kaji secara kompre-
Keperawatan selama 1 x 30 menit hensip tentang nyeri,
lokasi, durasi,
nyeri berkurang
frekuensi, kualitas,
Kriteria hasil: intesitas/beratnya
nyeri.
Kontrol nyeri (1605) 3- 5
2. Gunakan komunikasi
Mengenali faktor nyeri (160501) 3-5 terapeutik agar pasien

25
Mengontrol nyeri (160511) 3 – 5 dapat
mengekspresikan
Mengenali gejala nyeri (160502) 3-5
nyeri.
Menggunakan analgetik sesuai 3. Berikan analgetik
untuk mengurangi
kebutuhan (160505) 3 – 5
nyeri.
4. Tingkatkan istirahat
5. Berikan dukungan
terhadap pasien dan
keluarga.
6. Kolaborasi dengan
Dokter jika ada keluhan

2 Cemas (00146) Domain 3 psychosocial health. Domain 3 Behavioral


psychological
Domain 9 coping Klass O self control.
comfortpromotion.
Toleransi stres Setelah dilakukan tindakan selama 1
Klass T therapi relasi
Klas 2 respon coping x 40 menit cemas teratasi dengan
Anxiety reduction (5820)
kriteria hasil; 1. Jelaskan prosedur
tindakan kepada
klien dan perasaan
Monitor kecemasan (1402) 3-5 yang mungkin
muncul saat
Monitor intensitas cemas(140201)
melakukan tindakan
3–5 2. Temani pasien untuk
mendukung
Mencari informasi untuk
keamanan dan
menurunkan cemas(140204) 3-5 menurunkan rasa
takut.
Merencanakan strategi
3. Sediakan aktivitas
koping(140205) 3 – 5 menurunkan
ketegangan.
Menggunakan tehnik relaksasi untuk
4. Bantu pasien untuk
menurunkan kecemasan mengidentifikasikan
situasi yang
menciptakan cemas.
5. Intruksikan pasien
untuk menggunakan
tehnik relaksasi.
3 Gangguan pola tidur Domain 1 Fungsi sehat Domain 3 behavior
Klass O therapi behavior
Domain 4 Aktivitas Klass A Pertahanan energi.
Therapi aktivitas (4310)
Klass 1 Tidur Setelah dilakukan tindakan 1 x 24 1. Jelaskan
pentingnya tidur
Tidur terganggu (0096) jam gangguan pola tidur pasien
yang adekwat.
teratasi dengan kriteriaa hasil ; 2. Diskusikan
dengan pasien dan
keluarga tentang
tehnik tidur

25
Tidur (0004) 2 – 5 pasien.
3. Ciptakan
Jam tidur ( 000 401) 2 – 5
lingkungan yang
Pola tidur ( 000403) 2 – 5 nyaman.
4. Monitor waktu
Kwalitas tidur (000404) 2 – 5
makan dan minum
Rutinitas tidur (000407) 2 – 5 dengan wakti
tidur klien.
Kontisten tidur pada malam hari
5. .Monitor / catat
(000418) 2 – 5 kebutuhan tidur
klien setiap hari
Menyatakan tidak mengalami
dan jam.
kesulitan tidur 6. Kolaborasi
dengan dokter
Perasaan segar sesudah tidur atau
pemberian obat
istirahat. tidur.

25
DAFTAR PUSTAKA

Martono,Hadi,& Dharmojo,Boedhi (1999),Geriatri,Jakarta Fakultas Kedokteran Universitas


Indonesia.

Www.google.com.

Http:// asuhan keperawatan on lin.logspot.com/2012/09/gangguan-sistem- kardiovaskular-


pada

2872 html

http:amin selalutersenyum.blogspot.com/2013/askep -lansia-dengan-gangguan-sistemhtml.

25

Anda mungkin juga menyukai