PENDAHULUAN
Kasus kematian yang mendadak sering terjadi dan dapat ditemukan dalam segala
macam kondisi.1 Kematian mendadak dapat terjadi pada saat orang sedang olahraga atau
sedang beristirahat sehabis olahraga, dapat terjadi saat sedang berpidato, rapat, diskusi,
saat menonton televisi, dapat pula saat sedang santai dan bergembira bersama keluarga.
Mati mendadak sendiri sebenarnya adalah tidak selalu merupakan proses yang
mendadak, bahkan sebenarnya mati mendadak adalah suatu proses akhir dari suatu
Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan Gonzales (1954) terhadap 2030 kasus
kelainan jantung dan aorta (44,9%), kelainan sistem respirasi (23,1%), kelainan sistem
saraf (17,9%), kelainan saluran pencernaan (6,5%), kelainan saluran kemih (1%), dan
hukum, perubahan status almarhum dan keluarganya, serta hak dan kewajiban yang
timbul dari meninggalnya orang tersebut. Autopsi sebagai suatu jalan penentuan sebab
kematian merupakan pilihan solusi saat berhadapan dengan suatu kematian mendadak.3
Penyakit jantung dan pembuluh darah secara umum menyerang laki-laki lebih
yang berkembang diduga ikut berpengaruh dalam meningkatnya kasus mati mendadak
1
yang disebabkan sakit jantung. Salah satunya adalah perkembangan ekonomi yang
semakin baik membuat konsumsi makan berubah. Kebiasaan makan makanan berserat
menjadi berkurang dan diganti dengan makan makanan berprotein tinggi dan berlemak.
yang dilaporkan Badan Litbang Departemen Kesehatan RI, persentase kematian akibat
penyakit ini meningkat dari 5,9% pada tahun 1975 menjadi 9,1% pada tahun 1981,
Dari uraian di atas, penulis ingin membahas tentang kematian mendadak dan
pembuluh darah.
1. Apa saja etiologi dan bagaimana patofisiologi dari masing-masing penyebab sudden
cardiac death?
1.3. Tujuan
cardiac death.
2
2. Menjelaskan temuan postmortem dan gambaran histopatologi dari masing-
1.4. Manfaat
2. Bagi penulis
di bangku perkuliahan.
3. Bagi pendidikan
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
natural death yang di dalamnya terkandung kriteria penyebab yaitu natural (alamiah,
wajar). Mendadak disini diartikan sebagai kematian yang datangnya tidak terduga dan
tidak diharapkan, dengan batasan waktu yang nisbi. Camps menyebutkan batasan kurang
Menurut WHO, kematian mendadak adalah kematian yang terjadi pada 24 jam
sejak gejala-gejala timbul. Pada kasus-kasus forensik, sebagian besar kematian terjadi
dalam hitungan menit atau bahkan detik sejak gejala pertama timbul. 4
2.1.2 Epidemiologi
Kematian mendadak terjadi empat kali lebih sering pada laki-laki dibandingkan
pada perempuan. Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan Gonzales (1954) terhadap 2030
adalah kelainan jantung dan aorta (44,9%), kelainan sistem respirasi (23,1%), kelainan
sistem saraf (17,9%), kelainan saluran pencernaan (6,5%), kelainan saluran kemih (1%),
2.1.3 Etiologi
Secara garis besar penyebab kematian mendadak yaitu karena trauma, keracunan
dan penyakit. Insiden kematian mendadak akibat trauma dan keracunan lebih kurang
4
kematian mendadak dengan persentase mencapai 60-70%. Kematian mendadak terbanyak
1. Trauma
2. Keracunan
3. Penyakit
a) Sistem Kardiovaskular
Kardiomiopati
Miokarditis
Kejadian mati mendadak yang berhubungan dengan penyakit sistem saraf pusat
intraserebral.5,6
c) Sistem Respirasi
pneumothoraks. 5,6
5
c) Sistem Pencernaan
Kematian dapat cepat terjadi pada kasus perdarahan akibat gastritis kronis atau
ulkus duodeni. Kematian mendadak dapat juga disebabkan oleh varises esophagus
d) Sistem Hematopoietik
Limpa
Limpa dapat ruptur secara spontan atau karena trauma. Hal ini terjadi jika
limpa terlibat dalam penyakit yang cukup berat yaitu infeksi mononukleosa,
Darah
Infeksi ringan juga dapat muncul sebagai pemicu terjadinya kematian pada
leukemia.7
e) Sistem Urogenital
Penyakit pada ginjal dan sistem urinaria jarang menyebabkan mati mendadak.
Ada beberapa kondisi yaitu pada pasien dengan uremia fase terminal atau dengan
bersandar pada diafragma diantara bagian bawah kedua paru-paru. Dibungkus oleh
media, di sebelah ventral ditutupi oleh sternum dan cartilago costa III-VI. Apeks dari
6
kerucut terletak di bawah, depan dan ke kiri. Hampir 2/3 bagian jantung terletak di
Ukuran jantung :
Panjang : 12 cm
Dinding jantung :
Pericardium
Merupakan kantung serofibrosa, berbentuk conus, berisi jantung dan akar pembuluh
darah besar. Terletak pada mediastinum, di sebelah belakang corpus sterni dan
cartilago costae II-VI, di sebelah depan dari vertebra thoracalis V-VIII. Pericardium
terdiri dari 2 saccus yang berhubungan erat satu dengan yang lain, tetapi berbeda
strukturnya. Saccus externa dikenal sebagai Pericardium Fibrosa, terdiri dari jaringan
membrane halus yang berbatasan dengan saccus fibrosa dan meliputi jantung. 9,10
Bagian-Bagian Jantung
7
Diantara kedua atrium dan ventrikel kanan dan kiri dipisahkan oleh septum sehingga
jantung terpisah menjadi 2 kanan dan kiri. Jantung bagian kanan di dalam tubuh
letaknya lebih ke arah ventral dan yang sisi kiri lebih ke arah dorsal (posterior).
Sulcus coronarius yaitu sulcus yang melingkari jantung diantara ventrikel dan
atrium. Sulcus ini ditempati oleh vasa yang mendarahi jantung. Di bagian ventral
sulcus coronarius ini kurang jelas sebab tertutup oleh conus arteroisus.
memisahkan kedua ventrikel kanan dan kiri terletak pada facies sternocostalis
terletak pada facies difragmatika dan memisahkan ventrikel kanan dan kiri. Kedua
sulcus ini saling bertemu di apex cordis sebagai incisura yang disebut incisura
apicis cordis.9,10
Apex Cordis
Apex cordis terletak di sebelah bawah depan dan ke kiri. Letak apex cordis dapat
dicari di daerah:
Basis Cordis
Merupakan dataran yang menghadap ke arah kanan, atas dan belakang dan jantung.
Basis ini tersusun oleh : atrium dextra, atrium sinistra dan bagian proksimal pembuluh
darah besar.
8
Batas kiri : v. oblique atria sinistri
Diantara basis cordis dengan corpus vertebra thoracalis V-VIII dapat dijumpai
Atrium Dekstra
o Atrium Propia
halus9,10
o Auricula dekstra
superior dan ventrikel dekstra. Batas antara auricula dengan atrium dari luar
ditandai oleh sulcus terminalis yang berhubungan dengan bangunan rigi di sebelah
dalamnya yang disebut crista terminalis. Permukaan dalam auricula terdiri atas
susunan otot seperti mta sisir disebut mm.pectinati. di bagian dalam atrium
9
Gambar 1. Jantung dan bagian-bagiannya
Ventrikel dekstra
Ventrikel ini menempati sebagian besar dari facies ventralis (sternocostalis). Batas
atas : conus atteriousus dengan truncus pulmonalis. Batas bawah membentuk margo
Merupakan aperture berbentuk oval dengan diameter 4cm, dan dikelilingi oleh
cincin fibrosa yang kuat dan padanya melekat valvula tricuspidalis dengan 3 buah
cuspis yaitu :
10
o Ostium Truncus Pulmonalis
Pada ostium ini terdapat valvula pulmonalis yang terdiri dari 3 cuspis semilunaris.
Permukaan ventrikel dari cuspis licin, ditutupi oleh endokardium dari atrium,
oleh chorda tendinea. Chorda ini berfungsi untuk mencegah tekanan balik dan
regurgitasi darah ke dalam atrium selama fase systole. Chorda ini umumnya
Trabecula Carnae
Merupakan kumpulan otot (seberkas otot) yang iregulair yang membentuk permukaan
dalam ventrikel kecuali pada daerah conus arteriousus. Trabeculae ada 3 macam:
Sebagai m papillaris9,10
Merupakan trabecula carnae yang terletak pada apex ventrikel kanan serabutnya
menyilang ruang ventrikel dari basis m.papillaris anterior menuju ke septum yang
Musculus papillaris
Merupakan otot yang berbentuk bulat (conus) dimana pada puncaknya melekat chorda
tendinae ukuran terbesar dan jumlahnya variabel. Pada dasarnya ada 2 yaitu :
M. papillaris anterior
M. papillaris posterior9,10
Atrium Sinistra
Ukurannya sedikit lebih kecil dibanding yang kanan, mempunyai dnding yang lebih
tebal + 3 mm. terdiri dari 2 bagian yaitu atrium propium dan auricula9,10
11
Ventrikel Sinistra
Ostium aorticum
Terdiri atas :
Nodus sinoatrialis
dengan atrium kanan. Pada sectie tidak terlihat. Kontraksi otot jantung
12
Nodus atrioventricularis
menuju ostium atrioventricularis sinistra dengan jarak + 1-2 cm. pada pertengahan
septum ia akan bercabang 2 : cabang kanan dan kiri (crus dextrum dan crus
sinistrum)
Fibra Purkinje9,10
Vascularisasi Jantung
Jantung mendapat perdarahan dari a.coronaria cordis yang merupakan cabang dari
A. coronaria dextra
kanan untuk muncul diantara truncus pulmonalis dan auricular kanan, kemudian
berjalan turun dan kekanan pada bagian kanan sulcus atrioventricularis menuju
pertemuan margo dekstra dan inferior cordis, untuk kemudian berputar ke kiri
Cabang-cabangnya :
R. interventricularis posterior
13
R. marginalis
Arteri ini timbul pada margo dekstra dan berjalan mengikuti margo acutus.
mendarahi facies anterior dan posterior ventrikel kanan. Member cabang kecil
ke atrium kanan, salah satu cabangnya melintas diantara atrium dekstra dan
A. coronaria sinistra
Timbul dari sinus aorticus posterior sinistra, berjalan kedepan diantara truncus
Cabang-cabangnya :
Arteri ini dipercabangkan pada saat a. coronaria sinistra akan berbelok ke kiri.
R. Marginalis
Arteri ini timbul pada margo sinistra dan berjalan mengikuti margo obtusus.
R. circumflexa
14
Pembuluh darah balik jantung
Sinus Coronarius
Kebanyakan vena dari jantung akan bermuara ke dalam sinus coronarius. Sinus ini
merupakan saluran vena dengan panjang + 2,25 cm, terletak di bagian posterior sulcus
coronarius dan tertutup oleh stratum muscular atrium kiri. Sinus coronarius berakhir
di atrium kanan, diantara muara v.cava inferior dan ostium atrioventricularis. Pada
lubang muaranya terdapat valvula semilunaris disebut valvula sinus coronarius .9,10,11
Vena ini dimulai dari apeks jantung dan berjalan ascenden sepanjang sulcus
dalam sulcus coronarius untuk mencapai bagian belakang jantung dan bermuara
pada ujung kiri sinus coronarius. Vena ini menerima cabang-cabang vena dari
atrium kiri dan kedua ventrikel. Salah satu vena yaitu : V. marginalis sinistra yang
Berjalan di dalam sulcus coronarius diantara atrium kanan dan ventrikel. Vena ini
bermuara pada ujung kanan sinus coronarius. Menerima darah balik dari bagian
ascenderen sepanjang margo kanan jantung akan bersatu dengan v.cordis parva di
o V. cordis media
15
o V. ventriculi sinistra posterior
Merupakan vena kecil yang descenderen secara obliq di bagian belakang atrium
sinistra dan berakhir di dekat ujung kiri sinus coronarius. Ke arah atas vena ini
melanjut sebagai ligamentum vena cava sisnistra dan bangunan yang berasal dari
ductus cuvieri.10,11
V. cardiac anterior :
Terdiri dari 3-4 vena kecil yang mengumpulkan darah dari bagian depan ventrikel
kanan dan bermuara langsung pada atrium kanan. V.marginalis dekstra sering
Terdiri atas beberpa vena kecil yang berasal dari dinding otot jantung dan
sebagian besar bermuara di atrium kanan, tetapi ada juga yang bermuara di
ventrikel.
16
2.3 Sudden Cardiac Death
2.3.1 Definisi
Kematian jantung mendadak adalah kematian yang tak terduga karena penyebab
jantung yang terjadi dalam jangka waktu singkat (biasanya dalam waktu 1 jam dari onset
gejala) pada orang dengan penyakit jantung yang diketahui atau tidak diketahui. Sebagian
besar kasus kematian jantung mendadak berhubungan dengan aritmia jantung yang dapat
tetapi dapat terjadi selama serangan jantung. Serangan jantung terjadi ketika ada
penyumbatan dalam satu atau lebih pembuluh darah ke jantung, sehingga darah yang
kaya oksigen akan terhambat masuk ke dalam jantung dan menimbulkan otot jantung
kekurangan oksigen. Sebaliknya, henti jantung mendadak terjadi saat terjadi malfungsi
dalam sistem listrik jantung dan menjadi tidak teratur. Jantung dapat berdetak cepat dan
ventrikel bisa terjadi fibrilasi, sehingga darah tidak dapat mencapai seluruh tubuh. Dalam
beberapa menit pertama, aliran darah ke otak akan berkurang dan seseorang akan
kehilangan kesadaran. Bila tidak ditangani dengan segera maka akan menimbulkan
kematian.11
Kematian jantung mendadak menjadi penyebab sekitar 91% dari kasus kematian
mendadak Gejala prodromal yang timbul biasanya non spesifik, nyeri dada (iskemik),
2.3.2 Epidemiologi
Amerika Serikat. Kematian jantung mendadak terjadi sekitar 0,1-0,2% per tahun pada
populasi dewasa. Penelitian di Paris, 72% korban dari kematian jantung mendadak tidak
didapatkan riwayat sakit jantung. Kematian jantung mendadak biasanya terjadi pada
17
manusia dengan latar belakang penyakit koroner berat dengan penyempitan banyak
pembuluh darah, jarang disebabkan oleh trombosis. Penelitian yang di lakukan di kota
penyakit jantung koroner lebih banyak terjadi pada manusia berkulit hitam dibandingkan
kulit putih. Pria memiliki insiden yang lebih tinggi pada kematian jantung mendadak
daripada wanita dengan perbandingan 3:1. Rasio ini umunya mencerminkan insiden yang
lebih tinggi dari penyakit koroner obstruktif pada pria. Insiden kematian jantung
2.3.3 Etiologi
puncak di pagi hari. Penjelasan yang mungkin adalah pada waktu tersebut aktivitas
Coarcatio Aorta
Stenosis Aorta
Abnormarlitas Elektrofisiologi
Aritmia Atrium
Aritmia Ventrikular
18
Penyakit Arteri Koroner
Aorta stenosis
Aorta Regurgitasi
Mitral Stenosis
Mitral Regurgitasi
Endokarditis
Miokarditis
Kardiomiopati
Merupakan penyakit jantung bawaan yang ditandai dengan adanya : defek septum
ventrikel, stenosis katup pulmoner, overriding aorta dan hipertrofi ventrikel kanan
sianosis sentral
Temuan Post Mortem : Defek septum ventrikel, stenosis katup pulmoner, overriding
19
Gambar 4. Tetralogy of Fallot. Tampak Hipertrofi ventrikel kanan, defek septum ventrikel, stenosis katup
pulmonalis dan overriding aorta.
Bila penyempitannya parah, maka sirkulasi darah ke organ tubuh di rongga perut
(ginjal, usus dll), serta tungkai bawah sangat berkurang, dan kondisi pasien
memburuk.15,16
Beberapai pasien coarcatio aorta asimptomatik tetapi sering mati mendadak akibat :
o Perdarahan intraserebral
o Endokarditis bacterial
Temuan post mortem : penyempitan lumen aorta dengan atau tanpa aterosklerosis
20
A B
akibat penyakit jantung. Diketahui bahwa sekitar 25% pasien AF juga menderita
Fluter Atrial (AFi) merupakan suatu kondisi aritmia atrial yang disebabkan oleh
reentrant circuit yang besar dan terletak dalam jaringan atrium. Pada atrial fluter ini
melibatkan bagian otot atrium dan tidak berhubungan langsung dengan nodus AV.
Atrial Takikardia merupakan gangguan irama yang muncul di atrium yang tidak
ventrikel untuk inisiasi dan pemeliharaan takikardia tersebut. Terdiri atas dua
21
Ekstrasistol atrial/Premature Atrial Contraction merupakan suatu beat premature yang
fokusnya berasal dari atrium. Karakteristik beat premature adalah focus ektopik
miokardium.17,18
Memiliki spektrum yang luas mulai dari premature ventricular contraction (PVC,
dikenal juga sebagai ventricular extrasystole atau VES), takikardia ventrikel (VT),
fokus ektopik pada ventrikel yang muncul lebih awal dari irama dasarnya. Bila PVC
yang sering muncul pada pasien pasca infark dengan penurunan fungsi LV atau
akibat penyakit jantung koroner memberi risiko tinggi untuk terjadinya kematian
mendadak (sudden cardiac death) akibat aritmia yang fatal (VT yang berdegenerasi
Fibrilasi ventrikel (VF) merupakan keadaan terminal dari aritmia ventrikel yang
ditandai oleh kompleks QRS, Gelombang P, dan segmen ST yang tidak beraturan dan
sulit dikenali. Penyebab utama adalah infark miokard akut, blok AV total dengan
asidosis berat dan hipoksia. VF akan menyebabkan tidak adanya curah jantung
sehingga pasien dapat pingsan dan mengalami henti nafas dalam hitungan detik.19,20
22
Torsades de pointes (TDP) adalah suatu bentuk takikardi ventrikel yang ditandai oleh
perubahan bentuk dan arah (aksis) kompleks QRS dalam satu beberapa denyutan
Patogenesis : hambatan aliran darah di katup aorta akan merangsang mekanisme RAA
Penambahan massa otot ventrikel ini akan meningkatkan tekanan intraventrikel agar
dapat melampaui tahanan stenosis aorta tersebut dan mempertahankan wall stress.
Namun bila tahanan aorta bertambah, maka hipertrofi akan berkembang menjadi
patologik dengan gejala sinkop, iskemia sub endokard yang menghasilkan angina dan
Temuan Post Mortem : Terjadi Kalsifikasi pada katup aorta dengan nodul, dapat pula
Gambar 6 : Kalsifikasi Katup Aorta. A, Calcific aortic stenosis B, Calcific aortic stenosis
occurring on a congenitally C And D, Mitral annular calcification, with calcific nodules within the
annulus (attachment margin) of the mitral leaflets (arrows).
23
2.3.3.6 Inkompetensi Aorta/Regurgitasi Aorta
Etiologi dilatasi radiks aorta akibat usia tua atau penyakit sifilis ataupun endokarditis
infeksi 23,24
Aliran darah dari aorta kembali ke ventrikel kiri sehingga meningkatkan stroke
Manifestasi klinis berupa nyeri dada bahkan gagal jantung yang mengakibatkan
Temuan post mortem : hipertrofi ventrikel kiri, prolaps aorta dengan atau tanpa
Keadaan dimana terjadi gangguan aliran darah dari atrium kiri melalui katup mitral
Etiologi tersering adalah endokarditis reumatika, akibat reaksi yang progresif dari
Demam reumatik muncul 2-3 minggu setelah infeksi streptococcus pada saluran nafas
Patologi terjadi edema dan nekrosis fibrinoid kolagen, agregasi limfosit dan makrofag
24
Gambar 7 : A. Mitral valvulitis Reumatik Akut superimposed penyakit jantung reumatik
B. Aschoff body pada Rheumatic Carditis Akut
Merupakan salah satu kelainan katup yang banyak terjadi yang diakibatkan oleh
anterior23,34
Jaringan ikat fibrous akibat penyakit jantung iskemik akan mengganggu mobilitas dari
muskulus papilaris yang mana dapat menarik katup mitral sehingga terjadi
inkompeten mitral23,24
Temuan post mortem : infark pada dinding depan ventrikel kiri, hipertrofi ventrikel
kiri, prolaps mitral dengan atau tanpa degenerasi mukoid, ruptur m. papillaris 23,24
25
Gambar 8. Inkompeten Mitral
Terbentuknya sumbatan pada lumen cabang pembuluh darah yang partial atau total
yang luas ataupun hanya setempat dapat menyebabkan arteri tidak dapat mengirim
darah yang adekuat ke miokardium. Sebagai akibatnya akan terjadi coronary artery
Obstruksi yang signifikan pada lumen arteri koronaria adalah jika membatasi 75%
lumen atau setidaknya 80% dari lumen yang normal harus hilang sebelum timbul
infark myocard.26,27
Penyakit jantung koroner sering ditandai dengan rasa tidak nyaman atau sesak di
dada, gejala seperti ini hanya dirasakan oleh sepertiga penderita. Rasa nyeri terasa
pada dada bagian tengah, lalu menyebar keleher, dagu dan tangan. Rasa tersebut akan
muncul beberapa menit kemudian. Rasa nyeri muncul karena jantung kekurangan
darah dan supplay oksigen. Gejala lain yang menyertai jantung koroner akibat
penyempitan pembuluh nadi jantung adalah rasa tercekik (angina pectoris). Kondisi
ini timbul secara tidak terduga dan hanya timbul jika jantung dipaksa bekerja keras.
Misalnya pada kondisi fisik yaitu dipaksa bekerja keras atau mengalami tekanan
emosional.26,27
Komplikasi : Ruptur jantung dapat berupa : rupture dinding atau septum ventrikel,
muskulus papillaris 28
26
Temuan Post Mortem : infark miokard, hipertrofi ventrikel kiri, ruptur dinding atau
Gambaran Histopatologi : nekrosis pada otot jantung, ateroma pada arteri coronaria
dan cabang-cabangnya28
27
Gambar 10 : Komplikasi Infark Myocard.
A.Ruptur dinding anterior B. Ruptur septum ventrikel. C, Ruptur musculus papillaris. D, Fibrinous
pericarditis, dengan perdarahan. E, Perluasan infark di anteroapical infarct dengan penyempitan lumen
dan thrombus. F, aneurysma ventrikel kiri
Pada tahun 1978 proporsi penyakit jantung hipertensi sekitar 14,3% dan meningkat
sekitar 39% pada tahun 1985 sebagai penyebab penyakit jantung di Indonesia.
Pada tahap awal, seperti hipertensi umumnya kebanyakan pasien tidak ada keluhan.
Bila simptomatik maka biasanya disebabkan oleh : peninggian tekanan darah itu
Penyakit jantung/hipertensi vascular seperti cepat capek, sesak nafas, sakit dada
(iskemia miokard atau diseksi aorta), bengkak kedua kaki atau perut. Gangguan
28
vaskular lainnya adalah epistaksis, hematuria, pandangan kabur karena perdarahan
Temuan post mortem : hipertrofi ventrikel kiri dengan penyempitan lumen, dilatasi
atrium kiri, hipertrofi ventrikel kanan (cor pulmonale chronic) tanpa adanya kelainan
2.3.3.11 Endokarditis
Endokarditis infektif (EI) adalah infeksi mikroba pada permukaan endotel jantung.
Infeksi biasanya paling banyak mengenai katup jantung, namun dapat juga terjadi
pada lokasi defek septal, atau korda tendinea atau endokardium mural31,32.
Lesi yang khas berupa vegetasi, yaitu massa yang terdiri platelet, fibrin,
29
Banyak jenis bakteri dan jamur, mycobacteria, rickettsiae, chlamydiae, dan
Manifestasi klinis yang sering terjadi adalah demam (80-85%) diikuti menggigil,
sesak nafas, batuk, nyeri dada, mual, muntah, penurunan berat badan dan nyeri otot
dan sendi.31,32
Temuan postmortem : vegetasi yang rapuh pada katup jantung, abses di sekitar katup
Gambaran histopatologi : vegetasi trombotik yang berisi sel inflamasi, fibrin, dan
mikroorganisme penyebab31,32
2.3.3.12 Miokarditis
Etiologi miokarditis karena infeksi yang terbanyak adalah infeksi viral terutama
30
Staphylococcus, Jamur terutama Candida, Parasit antara lain Trypanosoma,
Toxoplasma32,32
Etiologi karena non infeksi antara lain Obat-obatan yang menyebabkan rekasi
Gejala paling jelas adalah sindrom infeksi viral dengan demam, nyeri otot, nyeri sendi
dan malaise.31,32
Temuan postmortem : jantung dapat normal ataupun dilatasi. Pada stadium lanjut
miokard akan menjadi lunak dengan area yang pucat dan mengalami perdarahan
miosit
31
2.3.3.13 Kardiomiopati
Definisi
jantung atau miokard itu sendiri. Kelompok penyakit ini tergolong khusus karena
Klasifikasi :
Kardiomiopati Dilatasi
Merupakan jenis paling banyak yang ditemukan. Dengan deskripsi kelainan yang
ditemukan : dilatasi ventrikel kanan dan atau ventrikel kiri, disfungsi kontraktilitas
pada salah satu atau kediua ventrikel, aritmia, emboli dan seringkali disertai gagal
jantung kongestif.33
Etiologi tidak diketahui dengan pasti, tetapi kemungkinan besar kelainan ini
merupakan hasil akhir dari kerusakan miokard akibat produksi berbagai macam
Gejala klinis yang menonjol adalah gagal jantung kongestif, yang timbul secara
bertahap pada sebagian besar pasien. Keluhan seringkali timbul secara gradual,
Temuan post mortem antara lain : pembesaran ruang jantung dengan derajat yang
32
Gambar 14 : Kardiomiopati Dilatasi. A. Pembesaran ke empat ruang jantung.. B. Gambaran non
spesifik Kardiomiopati Dilatasi
Kardiomiopati Hipertrofi
Ada2 macam bentuk yaitu : Hipertrofi yang simetris atau konsentris dan hipertrofi
septal simetris dengan left ventricular outflow tract obstruction atau disebut juga
outflow tract obstruction dan dengan tanda left ventricular outflow tract
obstruction.33
sampai sinkop. Tekanan darah sistolik dapat pula menurun, banyak kasus
33
Temuan postmortem antara lain : hipertrofi ventrikel dengan atau tanpa hipertrofi
septal
Gambar : Kardiomiopati hipertrofi dengan asimetri hipertrofi septal. A, The septal muscle bulges into the
left ventricular outflow tract, giving rise to a banana-shaped ventricular lumen, and the left atrium is
enlarged. The anterior mitral leaflet has been moved away from the septum to reveal a fibrous endocardial
plaque (arrow) (see text). B, Histologic appearance demonstrating disarray, extreme hypertrophy, and
characteristic branching of myocytes, as well as interstitial fibrosis.
34
BAB III
PEMBAHASAN
Seorang laki-laki usia 17 tahun ditemukan meninggal di kamar kostannya pada pukul
09.00 WIB. Jenazah kemudian dibawa ke kamar jenazah RSUP Dr. Kariadi Semarang untuk
dilakukan otopsi karena diduga mati mendadak akibat penyebab tidak wajar.
o Umur : + 17 tahun
o Berat Badan : 58 kg
o Kaku Mayat : terdapat pada kelopak mata, rahang bawah, dapat dilawan
o Ujung jari dan jaringan di bawah kuku anggota gerak atas dan bawah tampak
kebiruan
35
o Tidak didapatkan tanda-tanda kekerasan
o Rongga Dada : Buih halus di saluran nafas, darah gelap dan encer pada
pengirisan paru, kardiomegali dengan LVH, pengerasan otot jantung dan katub
jantung
Kasus di atas termasuk dalam kematian mendadak karena sejak onset gejala
sampai kematian terjadi berlangsung kurang dari 24 jam. Berdasarkan etiologi penyebab
kematan mendadak adalah trauma, penyakit dan keracunan. 60-70% penyebab kematian
Dalam kasus ini dari pemeriksaan luar tidak didapatkan tanda-tanda trauma.
Kemungkinan besar bukan akibat trauma tetapi akibat yang lain bisa penyakit ataupun
keracunan. Di TKP tidak ditemukan bukti-bukti yang mendukung ke arah dugaan keracunan
tetapi tidak menutup kemungkinan juga bahwa korban mengalami suatu intoksikasi.
36
Dugaan terbesar adalah akibat suatu penyakit. Dimana penyakit yang dapat
menyebabkan kematian mendadak yaitu sistem cardiovascular, sistem saraf pusat dan system
respirasi. Oleh karena itu dilakukan otopsi untuk mencari penyebab kematian utama.
Sudden Death
Dari hasil otopsi didapatkan yang mengalami kelainan adalah jantung berupa
kardiomegali dengan LVH, pengerasan otot jantung dan katub jantung diertai tanda-tanda
mati lemas pada organ lain. Oleh karena itu kemungkinan besar penyebab kematiannya
37
Abnorma- Penyakit Penyakit Penyakit Inflamasi Kardio Penyakit
litas Arteri Jantung Jantung Jantung miopati Jantung
Elektro Koroner Katup Hipertensi Kongenital
fisiologi
+ 17 + - + + + + +
tahun
Laki- + + + + + + +
Laki
Etiologi Infeksi Atero Kongenita Hipertensi Infeksi Tidak Kongenital
Non Sklerosis l, Demam esensial Non diketahui
Infeksi Reumatik, Infeksi
DM,HT Senilis
Kardio +/- + + + - + +
Megali
Fibrosis - - - - - + -
Miokard
Kal - - + - - + -
sifikasi
Katub
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa kemungkinan terbesar penyebab kematian
pun menunjukan gambaran kardiomiopati. Kardiomiopati sendiri terbagi atas tiga yaitu
38
Patogenesis suatu kardiomiopati hipertrofi dapat menyebabkan mati lemas yaitu
miokardium sehingga menyebabkan hipertrofi ventrikel kiri. Selain itu juga terjadi
menyebabkan hipertrofi ventrikel kiri. Terjadinya hipertrofi ventrikel kiri jangka panjang
akan menyebabkan kondisi gagal jantung yang dapat mengakibatkan mati lemas.
39
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Sudden cardiac death dapat disebabkan oleh berbagai macam etiologi antara lain
penyakit jantung kongenital dan penyakit jantung dapatan yang berupa abnormalitas
2. Temuan post mortem dan gambaran histopatogi pada Sudden cardiac death bervariasi
tergantung penyebabnya. Temuan paling banyak yaitu adanya hipertrofi ventrikel kiri.
4.2 Saran
Penyebab kematian pada sudden cardiac death mempunyai gejala dan gambaran
makroskopis yang hampir sama. Oleh karena itu perlu pemeriksaan yang teliti sangat
40
DAFTAR PUSTAKA
6. Knight B. Forensic Pathology. Second Edition. New York : Oxford University Press.
1996
Indonesia.1984
Publisher.1975
9. Snell, Anatomi jantung dalam Buku ajar anatomi klinik.Jakarta :EGC .2006
10. Sobbota.Sobbota Atlas Anatomi Manusia. Edisi 21. EGC Penerbit Buku Kedokteran.
Jakarta.2010
11. Idris M. Mati Mendadak Akibat Penyakit. Jakarta: Bina Rupa Aksara.1997 hal: 209-
14.
12. Heart disease and sudden cardiac death. Di unduh dari http://www.webmd.com/heart-
41
13. Divisi Kardiologi Bagian Ilmu Kesehatan Anak. Diagnosis Dan Tatalaksana Penyakit
Jantung Bawaan Yang Kritis Pada Neonatus ( Diagnosis And Management Of Critical
Soetomo.2005.
14. Dwi, Deteksi dini penyakit jantung bawaan pada bayi untuk indikasi pembedahan,
15. Rahayoe, A.U., Penanganan Medis Pada Penyakit Jantung Bawaan, dalam
UID=2006020707584166.249.66.37, 2006.
com/2008/09/14/penyakit-jantung-bawaan/, 2008.
17. Olgin JE, Zipes DP. Spesific Arrhythmias Diagnosis and Treatment.In: Libby, Bonow,
Mann, Zipes editors, Braunwalds Heart Disease. 8th edition, Volume 1. Philadelphia;
Saunders; 2007.p.863-923.
18. Prystowsky EN, Katz AM, Atrial Fibrillation. In: Topols Textbook of Cardiovascular
Medicine. 2nd edition. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2002 : 64.
19. Scheinman MM, Atrial Fibrillation, In: Current Diagnosis and Treatment in
21. Wang TJ, Parise H, Levy D. Obesity and the risk of new-onset atrial fibrillation. JAMA
2004;292:2471.
42
22. Mansur, A., et al, 1998, Kapita Selekta Kedokteran, Media Ausculapius Fakultas
23. Price, S.A., Wilson, L.M., (2005), Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit,
EGC, Jakarta.
24. Tjokronegoro, A., et al, 1996, Buku Ajar Kardiologi, Balai Penerbit Fakultas
25. Suyono S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas
26. Heart disease and sudden cardiac death. Di unduh dari http://www.webmd.com/heart-
27. Bergovec M. Features and pathophysiology of acute coronary syndrome. Acta Med
Croatica. 2009;63(1):3-7.
28. MR Cowie, Dar O. Acute heart failure in the intensive care unit:epidemiology. Crit
29. Sudoyo, Aru W, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi V. Jakarta: Pusat
30. Panggabean, Marulam. Penyakit jantung hipetensi, Dalam: Sudoyo AW, Setyohadi B,
Alwi I, et all, editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi IV. Jakarta:Pusat
Indonesia; 2006.p.1654-55
31. Freedman SB, Haladyn JK, Floh A, Kirsh JA, Taylor G, Freedman JT. Pediatric
2007;120:127885
43
32. Park M.K, Troxler R.G. Myocarditis. Dalam: Pediatric cardiology for
33. Bowles NE, and Towbin JA. Childhood Myocarditis and Dilated Cardiomyopathy.
44