Anda di halaman 1dari 26

Sudden Death

kematian dalam waktu 24 jam sejak


gejala timbul, namun pada kasus-kasus
forensik sebagian besar kematian
terjadi dalam hitungan menit atau
bahkan detik sejak gejala timbul.
WHO
Epidemiologi

 Laki-laki > perempuan


 Perbandingan 7:1 sebelum menopause dan menjadi 1:1 setelah
menopause
 Penyakit pada jantung dan pembuluh darah menduduki urutan
pertama dalam penyebab kematian mendadak
 Di Indonesia seperti yang dilaporkan badan Litbang Departemen
Kesehatan RI, persentase kematian akibat penyakit ini meningkat dari
5,9% (1975) menjadi 9,1% (1981), 16,0 (1986), dan 19,0% (1995)
KLASIFIKASI
• Kematian yang terjadi dimana ada saksi mata
dan keadaan dimana faktor fisik dan emosi
mungkin memainkan peran, juga dapat terjadi
saat aktivitas fisik, dimana cara mati dapat
Attendaned lebih mudah diterangkan atau kematian
tersebut terjadi selama perawatan/pengobatan
Physician yang dilakukan oleh dokter

• Keadaan dimana mayat ditemukan dalam


keadaan yang lebih mencurigakan
seringnya diakibatkan TKP nya atau pada
unattendaned saat orang tersebut meninggal tidak
physician dalam perawatan atau pengobatan dokter
ETIOLOGI

Trauma

Keracunan

Penyakit
Trauma

 Menurut dr.Roslan Yusni Hasan, Sp.BS, trauma


pada otak dan leher dapat menjadi kombinasi
penyebab kematian yang fatal.
 Trauma lain yang bisa menyebabkan kematian
mendadak adalah cedera tulang dada (thorax) dan
panggul (pelvis).
Keracunan

 Racun ialah zat yang bekerja pada tubuh secara


kimiawi dan fisiologik yang dalam dosis toksik akan
menyebabkan gangguan berupa sakit atau kematian.

 Intoksikasi merupakan suatu keadaaan dimana


fungsi tubuh menjadi tidak normal yang
disebabakan oleh sesuatu jenis racun atau bahan
toksik lain.
 Jenis-jenis racun
 Sumber racun
 Tumbuhan : opium, kokain, kurare, aflatoksin
 Hewan : toksin ular, laba-laba dan hewan laut
 Sintetik : heroin

 Tempat racun
 Alam bebas : gas alam
 Rumah tangga : detergen, insektisida, pembersih
 Pertanian : insektisida, herbisida dan pestisida
 Industry : asap dan basa kuat, logam berat
 Makanan : sianida dalam singkong, botulinium
(racun ikan), bahan pengawet, zat adiktif
 Obat : misalnya hipnotik, sedative
 Cara kerja
 Lokal : pada tempat kontak akan timbul
beberapa reaksi
 Sistemik : mempunyai afinitas terhadap salah
satu
system
 Lokal dan sistemik:

asam karbol menyebabkan erosi lambung,


sedangkan sebagian yang diabsorpsi akan
menimbulkan depresi SSP
o Faktor yang mempengaruhi
keracunan
 Cara masuk
 Umur
 Kondisi tubuh
 Kebiasaan
 Alergi
 Faktor racun sendiri
 Waktu pemberian
Kriteria Diagnosis

 Adanya tanda dan gejala yang sesuai dengan racun


penyebab
 Dengan analisis kimiawi dapat dibuktikan adanya
racun pada barang bukti jika sisanya masih ada
 Dapat ditemukan racun atau sisa dalam tubuh/
cairan tubuh korban, jika racun menjalar secara
sistemik
 Kelainan pada tubuh korban, makroskopik maupun
mikroskopik sesuai dengan racun penyebab
 Riwayan penyakit, bahwa korban tersebut benar-
benar kontak dengan racun.
Pemeriksaan toksikologik

 Bila pada pemeriksaan setempat terdapat kecurigaan


terhadap keracunan.
 Bila pada otopsi ditemukan kelainan yang lazim
ditemukan pada keracunan dengan zat tertentu.
 Bila pada otopsi tidak ditemukan penyebab
kematian.
PENYAKIT

 Penyakit Sistem Kardiovaskular


 Penyakit Jantung iskemik

 Infark Miokard

 Penyakit Katup Jantung

 Miokarditis

 Kardiomiopati
 Penyakit Jantung Iskemik
 Sekitar 62% dari semua kematian
mendadak karena penyakit jantung,
disebabkan oleh arteriosklerosis pada
arteri koroner.
 Stenosis dari arteri koroner
 Insufisiensi koroner
 Komplikasi dari ateroma
 Trombosis koroner
 Miokard infark
 Lesi pada sistem konduksi jantung
1. ISKEMIK

 Definisi : nekrosis jaringan otot jantung akibat


insufisiensi aliran darah
 Komplikasi :
 Ruptur jantung
 Trombosis mural
 Perikarditis
 Fibrosis miokard
 Aneurisma jantung
2. INFARK MIOKARD

 Infark laminar
 Infark lokal atau regional

 Gambaran makroskopis
 oedema intersisial, kongesti, dan perdarahan kecil.
 Periode 18-24 jam, Oedema seluler mereda dan
digantikan oleh oedema interfibre
 Hari 2-4, nukleus menjadi cekung dan membayang
 Akhir minggu pertama, terjadi disitegrasi serabut otot
 Minggu ke-4, terjadi fibrosis awal yang lambat dan
tidak merata
3. PENYAKIT KATUP JATUNG

 Biasanya mempunyai riwayat yang panjang.


Kematian mendadak dapat terjadi akibat
rupture valvula.
 Penyebabnya biasanya adalah kalsifikasi pada
katup jantung menyebabkan katup menjadi
tebal dan kaku.
 Kematian mendadak umumnya terjadi pada
usia di atas 60 tahun, namun terjadi pula pada
orang yang lebih muda dengan kelainan
kongenital berupa katup aorta yang bikuspid
4. MIOKARDITIS

 Diagnosis miokarditis pada kematian mendadak


hanya dapat ditegakkan dengan pemeriksaan
histopatologik.
 Otot jantung harus diambil sebanyak 20 potongan
dari 20 lokasi yang berbeda dari pemeriksaan ini.
5. KARDIOMIOPATI

 Suatu kelainan pada miokardium yang dihubungkan


dengan disfungsi jantung dimana belum diketahui
penyebab yang pasti.
 Dibagi menjadi 3:
 dilated/kongesti
 Hipertrofi
 Restriktif-obliteratif
Penyakit Sistem Respirasi
• Kematian  mekanisme perdarahan, asfiksia, dan atau
pneumothoraks.
• Perdarahan dapat terjadi pada tuberculosis paru,
kanker paru, bronkiektasis, abses, dan sebagainya.
• Sedangkan asfiksia terjadi pada pneumonia, spasme
saluran nafas, asma, penyakit paru obstruktif kronis,
aspirasi darah atau tersedak

Penyakit Sistem Pencernaan


• Terjadi pada kasus perdarahan akibat gastritis kronis
atau ulkus duodeni.
• Kematian mendadak dapat juga disebabkan oleh
varises esophagus yang sering merupakan komplikasi
dari sirosis hepatis dimana mekanisme terjadinya
adalah akibat dari hipertensi portal
Penyakit
Sistem
Hematopoietik

Limpa Darah

Pada kasus megaloblastik anemia.


Infeksi ringan juga dapat muncul
Ruptur dari limpa dapat menyebabkan kolaps dan mati
sebagai pemicu terjadinya kematian
mendadak dengan cepat. Limpa dapat ruptur secara
pada beberapa keadaan anemia.Hal
spontan atau karena trauma. Hal ini terjadi jika limpa
tersebut juga dapat terjadi pada pasien
terlibat dalam penyakit yang cukup berat yaitu infeksi
leukemia
mononukleosa, hemofilia, malaria dan tifoid
Perdarahan Sub
Arakhnoid Spontan
(Non Trauma)
Penyakit Sistem
Saraf Pusat
Perdarahan
Intraserebral
Penyakit Sistem Urogenital
• Penyakit pada ginjal dan sistem urinaria jarang
menyebabkan mati mendadak. Ada beberapa kondisi
yaitu pada pasien dengan uremia fase terminal atau
dengan koma/kejang dapat terjadi mati mendadak
Lain-lain
• Kematian mendadak jarang terjadi pada infeksi,
meskipun ada abses serebral yang ruptur, dan
kematian yang cepat berhubungan dengan
meningitis (pneumokokus, meningokokus,
influenza, tuberkulosa). Akut poliomyelitis dan
ensefalitis dapat menyebabkan kematian cepat jika
juga mengenai batang otak
PEMERIKSAAN PENUNJANG

 Darah:
 vena femoralis atau iliaca, atau dari vena axilaris.

 15 ml darah dimasukkan ke dalam tabung kosong

 5-10 ml darah dimasukkan kedalam tabung berisi


antikoagulan
 Pemeriksaan alkohol, 5 ml darah dimasukkan ke tabung berisi
sodium fluorida
 Urin
 20-30 ml urine dimasukkan ke dalam kontainer kosong.

 Muntahan isi lambung


 Muntahan dapat dimasukkan ke dalam kantung plastik

 membuka kurvatura minor dengan gunting dan mengambil


sampel dinding lambung
 Feces
 20-30 gram dapatdimasukkan ke dalam
wadah yang dapat tertutup rapat
 Liver dan organ lain
 Hati dapat diperiksa secara utuh untuk
analisa toksikologi
 Potongan rambut dan kuku
 Potongan kuku dapat digunakan pada
pemeriksaan penunjang karena logam berat
mengendap pada kuku dan dapat dianalisa
dengan analisa aktivasi neutron untuk
melihat hubungan pertumbuhan rambut
dan paparan racun
ASPEK MEDIKOLEGAL

 Prinsip pada sudden death


 Apakah pada pemeriksaan luar jenazah terdapat
adanya tanda-tanda kekerasan yang signifikan dan
dapat diprediksi dapat menyebabkan kematian ?
 Apakah pada pemeriksaan luar terdapat adanya
tanda-tanda yang mengarah pada keracunan ?
 Apakah korban merupakan pasien (contoh: penyakit
jantung koroner) yang rutin datang berobat ke
tempat praktek atau poliklinik di rumah sakit ?
 Apakah korban mempunyai penyakit kronis tetapi
bukan merupakan penyakit
tersering penyebab natural sudden death ?

Anda mungkin juga menyukai