Anda di halaman 1dari 36

ASPEK MEDIKOLEGAL

KEMATIAN MEDADAK /
NATURAL SUDDEN DEATH
Perseptor: dr. Arya Yudistira, Sp.F
PENDAHULUAN
PENGERTIAN
• Definisi WHO untuk kematian mendadak adalah kematian yang terjadi
pada 24 jam sejak gejala-gejala timbul, namun pada kasus-kasus forensik,
sebagian besar kematian terjadi dalam hitungan menit atau bahkan detik
sejak gejala pertama timbul.
• Kematian mendadak adalah suatu kematian alamiah yang terjadi tanpa
diduga dan terjadi secara mendadak, hanya disebabkan oleh penyakit
bukan aibat trauma atau racun
PENYEBAB
• sistem kardiovaskuler merupakan penyebab kematian mendadak yang
menduduki peringkat pertama sebesar 44,9%
• sistim pernapasan sebesar 23,1%
• sistim saraf (otak dan selaput otak) sebesar 17,9%
• sistim pencernaan dan urogenital sebesar 9,7%
• sebab-sebab lainnya sebesar 4,4%.
JENIS KEMATIAN MENDADAK
• Kematian seketika (Instantaneous death)
• Kematian tak terduga (Unexpected death)
• Kematian tanpa saksi atau sebab kematian yang tidak jelas (Unwitness
death)
2 KATEGORI
• Kematian yang terjadi dimana ada saksi mata dan keadaan dimana faktor
fisik dan emosi mungkin memainkan peran, juga dapat terjadi saat aktivitas
fisik, dimana cara mati dapat lebih mudah diterangkan atau kematian
tersebut terjadi selama perawatan/pengobatan yang dilakukan oleh dokter
(attendaned physician).
• Keadaan dimana mayat ditemukan dalam keadaan yang lebih
mencurigakan seringnya diakibatkan TKP nya atau pada saat orang
tersebut meninggal tidak dalam perawatan atau pengobatan dokter
(unattendaned physician), terdapat kemungkinan hadirnya saksi-saksi yang
mungkin ikut bertanggung jawab terhadap terjadinya kematian.
ASPEK MEDIKOLEGAL NATURAL SUDDEN
DEATH
YANG PERLU DIPERHATIKAN
• Apakah pada pemeriksaan luar jenazah terdapat adanya tanda-tanda
kekerasan yang signifikan dan dapat diprediksi dapat menyebabkan
kematian?
• Apakah pada pemeriksaan luar terdapat adanya tanda-tanda yang
mengarah pada keracunan?
• Apakah almarhum merupakan pasien (Contoh: Penyakit jantung
koroner) yang rutin datang berobat ke tempat praktek atau poliklinik di
rumah sakit?
• Apakah almarhum mempunyai penyakit kronis tetapi bukan merupakan
penyakit tersering penyebab natural sudden death?
• Adanya kecurigaan atau kecenderungan pada kematian yang tidak wajar
berdasarkan kriteria tersebut, maka dokter yang bersangkutan harus
melaporkan kematian tersebut kepada penyidik (polisi) dan tidak
mengeluarkan surat kematian.
1. Penyakit jantung dan pembuluh darah
• Penyumbatan arteri koroner
• Lesi miokard, katup jantung, endocardium dan pericardium
• Penyakit jantung kongenital
• Lesi aorta
2. Penyakit respirasi
• Lesi yang menyebabkan asfiksia
• Perdarahan dari jalan nafas
• Pneumothorax
• Infeksi paru
3. Penyakit otak dan lesi intrakranial lain
4. Penyakit saluran cerna dan urogenital
• Perdarahan ke dalam saluran cerna
• Perdarahan intra-abdomen
• Syok
• Infeksi peritoneum
• Lesi urogenital
5. Lain-lain
• Addison disease
• Pheochromocytoma dari medula adrenal yang menyebabkan hiperadrenalin
• Senile marasmus
• Diabetes melitus
• Hemochromatosis
• Discrasias darah
• Status lymphaticus
• Hipertiroid
• Malaria
• Deformitas berat dari spinal
• Perdarahan dari ulcus varises di kaki
• Penyebab yang belum dapat ditentukan
6. Anak
• Anomali kongenital
• Penyakit infeksi
• Konvulsi dengan asfiksia
• Penyakit defisiensi
KEMATIAN MENDADAK AKIBAT PENYAKIT
JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH
PENYAKIT ARTERI KORONER
• Arteri koroner adalah pembuluh darah yang memberi makan jantung,
sehingga kerusakan pada arteri koroner akan sangat mempengaruhi kinerja
dan kelangsungan hidup jantung.
• Stenosis  infark
TROMBOSIS KORONER
• Miokard infark, terjadi ketika stenosis berat terjadi atau terjadi oklusi total dari
pembuluh darah, bila pembuluh darah kolateral di tempat bersangkutan
tidak cukup memberi darah pada daerah yang bersangkutan
KEMATIAN MENDADAK AKIBAT
GANGGUAN SISTEM SARAF
PERDARAHAN SEREBRAL SPONTAN
• Perdarahan terjadi biasanya di daerah basal ganglia karena pecahnya
arteri lentikulostriata dan biasanya penyakit yang mendasari adalah
aterosklerosis cerebral atau hiperetensi.
• Kematian biasanya tidak terjadi seketika tapi biasanya diawali pada
keadaan koma sampai diagnosis dapat ditegakkan.
• Perdarahan ini lebih sering menyerang umur pertengahan atau lebih tua.
• Secara klinis perdarahan intrasererbral spontan sering dikelirukan dengan
perdarahan intracranial berhubungan dengan trauma atau tanda-tanda
kekerasan.
PERDARAHAN SPONTAN PONS
DAN SEREBELLUM
• Perdarahan ini terjadi biasanya akibat pecahnya aneurisma pada arteri
sereberal tapi hal ini sering tak dapat dibuktikan.
• Beberapa perdarahan pontin menghasilkan hiperpireksis atau peningkatan
suhu tubuh, pupil menjadi miosis dan kondis seperti ini sering dikelirukan
dengan keracunan akibat morfin.
• Dari hasil otopsi perdarahan pons ini tidak dapat terlihat karena pons tidak
dapat dibuka. Perdarahan ini dapat menyebabkan kematian yang cepat
karena terjadi penekanan pada batang otak.
PERDARAHAN SUBARAKNOID
• Perdarahan ini biasanya penting sebagai penyebab kematian mendadak
dan tak terduga. Perdarahan ini mencapai 4,7% dari total kasus yang
diotopsi dan merupakan 29% dari kelompok kasus penyakit otak dan selaput
otak.
• Penyebab kematian dari kasus bini adalah pecahnya aneurisma pada arteri
serbral, lebih sering terjadi pada cabang-cabang sirkulus willisi
PERDARAHAN SEREBRAL MULTIPLE
• Perdarahan serebral yang berakibat fatal, kadang-kadang merupakan
perdarahan yang multiple. Perdarahan seperti ini sering didapat pada
seseorang yang menderita leukemia kronis
PERDARAHAN PACHY-MENINGITIS
INTERNA
• Perdarahan ini berkembang cepat dan prograsif sehingga penyebab
kematian adalah akibat penekanan serebral
TROMBOSIS DAN EMBOLI
SEREBRAL
• Walau thrombosis tidak begitu umum mengakibatkan kematian mendadak,
namun thrombosis ini sering terjadi pada seseorang yang menderita
aterosklerosis serebral, dan komplikasi penyakit yang lain yang dapat
menyebabkan kematian mendadak.
• Kasus ini terjadi biasanya bertahap dan penderita biasanya mengetahui
akibat dari penyakitnya.
• Trombosis serebral biasanya mengenai serebral media, basiler atau arteri
vertebral.
• Trombosis serebral spontan dan infark serebral tidak sulit ditemukan pada
otopsi. Selama otopsi berlangsung harus hati-hati agar thrombus dalam
aurikula atau ventrikel jantung atau dalam aorta ascending dan cabang-
cabangnya dapat ditemukan. Trombus juga bisa menyumbat arteri di otak,
yang berasal dari thrombosis di ventrikel kiri
KISTA KOLOID DAN PARASIT
• Penekanan serebral yang lama dan tersembunyi dapat diakibatkan karena
infeksi yang lama, seperti cyscercus cellulose yang membendung cairan
serebro spinal (CSF) pada ventrikel IV, di mana akibat yang timbul mirip
dengan penekanan akibat terjadinya pembuntuan foramen munro
INTRAKRANIAL NEOPLASMA
• Tumor pada kepala, pembesarannya terjadi secara perlahan-lahan
sehingga menimbulkan gejala yang tidak khas, tiba-tiba berakibat fatal
akibat penekanan serebral.
• Jenis yang tersering adalah glioma primer, meningioma pada duramater
yang menyebabkan penekanan penekanan pada permukaan otak.
ABSES OTAK, POLIOENSEFALITIS
DAN MENINGITIS
• Abses otak yang sering akibat komplikasi dari otitis media kronik dan
mastoiditis dapat berkembang menjadi lebih parah dan dapat
menyebabkan kematian dengan cepat akibat penekanan pada serebral.
• Polioensefalitis akut dan ensefalitis juga sering menyebabkan kematian
mendadak.
• Kasus-kasus lain yang menyebabkan kematian tak terduga adalah
leptomeningitis supurativa dan sepsis meningokokus fulminan
INFEKSI SIFILIS
• Sifilis leptomeningitis kronik ditandai dengan infiltrasi sel radang dalam
selaput piaaraknoid yang terlihat jelas di bawah permukaan pons dan
sekitar sirkulus wilisi
TIDAKAN PADA KASUS KEMATIAN
MENDADAK
• Dari sudut kedokteran forensik, tujuan utama pemeriksaan kasus kematian
mendadak adalah menentukan cara kematian korban
ALASAN PEMERIKSAAN KEMATIAN
MENDADAK
• Menentukan adakah peran tindak kejahatan pada kasus tersebut
• Klaim pada asuransi
• Menentukan apakah kematian tersebut karena penyakit akibat industry
atau merupakan kecelakaan belaka, terutama pada pekerja industry.
• Adakah faktor keracunan yang berperan
• Mendeteksi epidemiologi penyakit untuk pelayanan kesehatan masyarakat.
KEPENTINGAN OTOPSI
• Untuk keluarga korban, dapat menjelaskan sebab kematian
• Untuk kepentingan umum, melindungi yang lain agar dapat terhindar dari
penyebab kematian yang sama
PENENTUAN KASUS KEMATIAN
ADALAH BERDASARKAN PROSES
INTERPRETASI YANG MELIPUTI

• Perubahan patologi anatomi, bakteriologi dan kimia


• Pemilihan lesi yang fatal pada korban.
PADA KASUS KEMATIAN MENDADAK
YANG SERING KITA HADAPI,
TINDAKAN YANG MAMPU DILAKUKAN
PADA KEMATIAN MENDADAK ADALAH

• Semua keterangan almarhum dikumpulkan baik dari keluarga, teman,


polisis, atau saksi-saksi, yang meliputi : usia, penyakit yang pernah diderita,
pernah berobat di mana, hasil pemeriksaan laboratorium, tingkah laku yang
aneh, dll
• Keadaan korban dan sekitar korban saat ditemukan, pakaian yang
ditemukan, tanda-tanda kekerasan atau luka, posisi tubuh, temperature,
lebam mayat, situasi TKP rapi atau berantakan, adanya barang-barang
mencurigakan
• Keadaan sebelum korban meninggal
• Bila sebab kematian tidak pasti, sarankan kepada keluarga untuk melapor
kepada polisi, jika polisi tidak meminta visum et repertum dapat diberi surat
kematian
• Dalam mengisi formulir B, pada sebab kematian bila tidak diketahui sebab
kematiannya ditulis tidak diketahui atau mati mendadak
• Bila dilakukan pemeriksaan dalam, buat preparat histopatologi bagian
organ-organ tertentu diperiksa dan pemeriksaan toksikologi
• Sebaiknya jangan menandatangani surat kematian tanpa memeriksa
korban, jangan menyentuh apapun terutama yang dipakai sebagai barang
bukti.
KEMUNGKINAN HASIL
PEMERIKSAAN
• Korban meninggal secara wajr dan sebab kematian jelas, misalnya coronay
heart disease, maka diberi surat kematian dan dikuburkan
• Sebab kematian tidak jelas, keluarga/dokter lapor ke polisi, kemudian polisi
minta visum et repertum, setelah SPVR dating maka korban diotopsi untuk
menetukan sebab kem,kmatian korban
• Korban meninggal secara tidak wajar, misalnya ditemukan adanya tanda-
tanda kekerasan, maka keluarga atau dokter lapor ke polisi
• Korban diduga meninggal secara wajar, misalnya CVA tetapi juga
ditemukan tanda-tanda kekerasan, maka keluarga atau dokter lapor ke
polisi.
KESIMPULAN
• Kematian mendadak meliputi kematian seketika, kematian tak terduga dan
kematian tanpa saksi atau sebab kematian yang tidak jelas.
• Penyebab kematian mendadak dapat dikelompokkan menjadi beberapa
kelompok menurut sistem dalam tubuh, di mana kelompok penyakit sistem
kardiovaskuler, sistem pernapasan, sistem saraf, sistem pencernaan, sistem
saluran kencing, sistem genital dan sebab lain.
• Kematian mendadak dalam aspek forensik selalu dianggap tidak wajar
sampai dibuktikan merupakan kematian wajar.
• Untuk menetukan sebab kematian, perlu dilakukan otopsi dan dilengkapi
dengan pemeriksaan penunjang lainnya.
• Dengan demikian dalam penyelidikan kedokteran forensik pada kematian
mendadak, alasan yang sangat penting dilaksanakannya otopsi adalah
menentukan apakah terdapat tindak kejahatan.
• Dari sudut kedokteran forensik, tujuan utama pemeriksaan kasus kematian
mendadak adalah menentukan cara kematian korban.

Anda mungkin juga menyukai