Anda di halaman 1dari 11

DI

OLEH :
KELOMPOK : 4
AUVI RAHMADANI TASYA (23010099)
ALA FADLA (23010098)
ALFAHIRAH (23010124)
RAHMA NELISA (23010023)
NADIATUR RAHMI (23010037)
SAVIYATUL DIANA (23010046)
MALAYANA PUTRI (23010075)
WIRDATUL RAHMI ( 23010132)
NAJILLA ANWAR (23010065)
SAMARA NADILA (23010121)

DOSENPEM: Dr. BUKHARI


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehilangan adalah peristiwa dari pengalaman manusia yang bersifat unik
secara individual. Hidup adalah serangkaian kehilangan dan pencapaian. Seorang
anak yang mulai belajar berjalan mencapai kemandiriannya dengan mobilisasi.
Seorang lansia dengan perubahan visual dan pendengaran mungkin kehilangan
keterandalan-dirinya. Penyakit dan perawatan di rumah sakit sering melibatkan
berbagai kehilangan.
Dalam kehidupan setiap individu hanya ada satu hal yang pasti, yaitu
individu tersebut akan meninggal dunia . Kematian merupakan suatu hal yang
alami. Saat terjadinya kematian merupakan saat-saat yang tidak diketahui
waktunya. Kematian dapat terjadi singkat dan tidak terduga seperti seorang anak
yang meninggal akibat kecelakaan, kematiaan dapat berlangsung mendadak dan
tidak dapat diperkirakan sebelumnya, misalnya seseorang yang pingsan dan dalam
waktu 24 jam sudah meninggal, kematian dapat diperkirakan sebelumnya melalui
diagnosis medis tetapi saat kematian itu sendiri biasa terjadi mendadak,atau pasien
dapat mengalami dahulu stadium terminal penyakit dalam waktu yang bervariasi
mulai dari berapa hari hingga berbulan-bulan.
Kematian dari masa lampau sampai saat ini selalu dikhaskan dengan
kondisi terhentinya pernapasan, nadi, dan tekanan darah, serta hilangnya respon
terhadap stimulus eksternal, ditandai dengan terhentinya kerja otak secara
menetap.Namun demikian, kemajuan dalam teknologi kedokteran berlangsung
sedemikian cepat sehingga kalau satu atau lebih sistem tubuh tidak berfungsi,
pasien mungkin masih dapat dipertahankan “hidupnya”
dengan bantuan mesin, tindakan ini dapat dilakukan sehubungan dengan
pengangkatan organ tubuh untuk bedah transplantasi.
Perawatan jenazah adalah suatu tindakan medis melakukan pemberian
bahan kimia tertentu pada jenazah untuk menghambat pembusukan serta menjaga
penampilan luar jenazah supaya tetap mirip dengan kondisi sewaktu hidup.
Perawatan jenazah dapat dilakukan langsung pada kematian wajar, akan tetapi
pada kematian tidak wajar pengawetan jenasah baru boleh dilakukan setelah
pemeriksaan jenasah atau otopsi dilakukan.
Perawatan jenazah perlu dilakukan pada keadaan adanya penundaan
penguburan atau kremasi lebih dari 24 jam. Hal ini penting karena di Indonesia
yang beriklim tropis dalam 24 jam mayat sudah mulai membusuk mengeluarkan
bau dan cairan pembusukan yang dapat mencemari lingkungan sekitranya. Dan
perawatan jenasah dilakukan untuk mencegah penularan kuman atau bibit
penyakit kesekitarnya. Selain itu perawatan jenazah juga yaitu untuk mencegah
pembusukan. Mekanisme pembusukan disebabkan oleh otorisis yakni tubuh
mempunyai enzim yang setelah mati dapat merusak tubuh sendiri. Selain itu,
perawatan dilakukan untuk menghambat aktifitas kuman.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan perawatan jenazah ?
2. Apa tujuan dari perawatan jenazah ?
3. Tindakan apa yang di lakukan pada peawatan jenazah
4. Hal-hal apa yang harus diperhstikan dalam proses perawatan jenazah.?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian perawatan jenazah
2. Mengetahui tujuan perawatan jenazah
3. Mengetahui cara perawatan jenazah
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kematian
Kematian suatu keadaan alamiah yang setiap individu pasti akan
mengalaminya. Secara umum, setiap manusia berkembang dari bayi, anak-anak,
remaja, dewasa, lansia dan akhirnya mati.
Kematian (death) merupakan kondisi terhentinya pernapasan, nadi, dan
tekanan darah, serta hilangnya respon terhadap stimulus eksternal, ditandai
dengan terhentinya aktivitas listrik otak, atau dapat juga dikatakan terhentinya
fungsi jantung dan paru secara menetap atau terhentinya kerja otak secara
menetap. . Terdapat beberapa perubahan tubuh setelah kematian, diantaranya :
1. Algor mortis (Penurunan suhu jenazah), merupakan salah
satu tanda kematian yaitu terhentinya produksi panas, sedangkan
pengeluaran berlangsung terus menerus, akibat adanya perbedaan panas
antara mayat dan lingkungan.
2. Livor mortis (Lebam mayat), terjadi akibat peredaran darah terhenti
mengakibatkan stagnasi maka darah menempati daerah terbawah sehingaa
tampak bintik merah kebiruan.
3. Rigor mortis (Kaku mayat), kekakuan pada otot tanpa atau disertai
pemendekan serabut otot.
4. Dekomposisi ( Pembusukan), merupakan suatu keadaan dimana bahan-
bahan organik tubuh mengalami dekomposisi baik yang disebabkan karena
adanya aktifitas bakteri, maupun karena autolisis. Skala waktu terjadinya
pembusukan
Mulai terjadi setelah kematian seluler. Lebih dari 24 jam mulai tampak
warna kehijauan di perut kanan bawah (caecum).
Penyebab kematian menurut ilmu kedokteran tidak berhubungan
dengan jatuhnya manusia ke dalam dosa atau dengan Allah, melainkan
diakibatkan tidak berfungsinya organ tertentu dari tubuh manusia.
Kematian menurut dokter H. Tabrani Rab disebabkan empat faktor:
a. Berhentinya pernafasan
b. Matinya jaringan otak
c. Tidak berdenyutnya jantung
d. Adanya pembusukan pada jaringan tertentu oleh bakteri-bakteri.
Seseorang dinyatakan mati menurut Dr. Sunatrio bilamana fungsi
pernafasan/paru-paru dan jantung telah berhenti secara pasti atau telah terbukti
terjadi kematian batang otak. Dengan demikian, kematian berarti berhentinya
bekerja secara total paru-paru dan jantung atau otak pada suatu makhluk. Dalam
ilmu kedokteran, jiwa dan tubuh tidak dapat dipisahkan. Belum dapat dibuktikan
bahwa tubuh dapat dipisahkan dari jiwa dan jiwa itu baka

B. Perawatan Jenazah
Perawatan jenazah adalah suatu tindakan medis melakukan pemberian
bahan kimia tertentu pada jenazah untuk menghambat pembusukan serta menjaga
penampilan luar jenazah supaya tetap mirip dengan kondisi sewaktu hidup.
Perawatan jenazah dapat dilakukan langsung pada kematian wajar, akan tetapi
kematian pada tidak wajar pengawetan jenazah baru boleh dilakukan setelah
pemeriksaan jenasah atau otopsi dilakukan.
Perawatan jenazah dilakukan karena ditundanya penguburan/kremasi,
misalnya untuk menunggu kerabat yang tinggal jauh diluar kota/diluar negri.Pada
kematian yang terjadi jauh dari tempat asalnya terkadang perlu dilakukan
pengangkutan atau perpindahan jenazah dari suatu tempat ketempat lainnya. Pada
keadaan ini, diperlukan pengawetan jenazah untuk mencegah pembusukan dan
penyebaran kuman dari jenasah kelingkungannya.
Jenasah yang meninggal akibat penyakit menular akan cepat membusuk
dan potensial menular petugas kamar jenasah. Keluarga serta orang-orang
disekitarnya.
Pada kasus semacam ini, kalau pun penguburan atau kremasinya akan
segera dilakukan tetap dilakukan perawatan jenasah untuk mencegah penularan
kuman atau bibit penyakit disekitarnya.
Perawatan jenazah penderita penyakit menular dilaksanakan dengan selalu
menerapkan kewaspadaan unifersal tanpa mengakibatkan tradisi budaya dan
agama yang dianut keluarganya. Setiap petugas kesehatan terutama perawat harus
dapat menasihati keluarga dan mengambil tindakan yangs sesuai agar penanganan
jenazah tidak menambah resiko penularan penyakit seperti halnya hepatits/B,
AIDS, Kolera dan sebagainya. Tradisi yang berkaitan dengan perlakuan terhadap
jenasah tersebut dapat diizinkan dengan memperhatikan hal yang telah disebut
diatas, seperti misalnya mencium jenasah sebagai bagian dari upacara
penguburan. Perlu diingat bahwa virus HIV hanya dapat hidup dan berkembang
dalam manusia hidup, maka beberapa waktu setelah penderita infeksi HIV
meninggal, firus pun akan mati.
Dalam menangani jenazah perawat harus melakukannya dengan hormat
dan sebaik-baiknya. Rasa hormat ini dapat dijadikan prinsip, dengan kata lain,
seseorang telah diperlakukan secara manusiawi dan sama seperti orang lain.
Seorang perawat harus memperlakukan tubuh jenazah dengan hormat. Sebelum
kematian terjadi, anggota tubuh harus diikat dan kepala dinaikkan ke atas bantal.
Tubuh harus dibersihkan dengan membasuhnya dengan air hangat secara
perlahan. Segala sesuatu yang keluar dari tubuh pasien harus dicuci dan
dibersihkan rawatan posmortem,
Perawatan tubuh setelah kematian disebut perawatan postmortem. Hal ini
dapat menjadi tanggung jawab perawat. Perawat akan lebih mudah melakukannya
apabila bekerja sama dengan staf kesehatan lainnya. Adapun hal yang harus
diperhatikan :
1. Perlakukan tubuh dengan rasa hormat yang sama perawat lakukan
terhadap orang yang masih hidup.
2. Beberapa fasilitas memilih untuk meninggalkan pasien sendiri sampai
petugas kamar jenazah tiba.
3. Periksa prosedur manual rumah sakit sebelum melanjutkan perawatan
postmortem
C. Tujuan Perawatan Jenazah
Adapun tujuan dari perawatan jenasah yaitu :
1. Untuk mencegah terjadinya pembusukan pada jenazah
2. Menyuntik zat-zat tertentu untuk membunuh kuman seperti pemberian
intjeksi formalin murni, agar tidak meningalkan luka dan membuat tubuh
menjadi kaku. Dalam injeksi formalin dapat dimasukan kemulut hidung
dan pantat jenazah.

D. Tindakan Diluar Kamar Jenazah


Adapun tindakan yang dilakukan diluar kamar jenazah yaitu :
1. Mencuci tangan sebelum memakai sarung tangan
2. Memakai pelindung wajah dan jubah
3. Luruskan tubuh jenzsah dan letakan dalam posisi terllentang dengan
tangan disisi atau terlipat didada.
4. Tutup kelopak mata atau ditutup dengan kapas atau kasa, begitu pula
multu dan telinga.
5. Beri alas kepala dengan kain handuk untuk menampung bila ada
rembesan darah atau cairan tubuh lainnya.
6. Tutup anus dengan kasa dan plester kedap air.
7. Lepaskan semua alat kesehatan dan letakan alat bekas tersebut dalam
wadah yang aman sesuai dengan kaidah kewaspadaan unifersal.
8. Tutup setiap luka yang ada dengan plester kedap air.
9. Bersihkan tubuh jenasah tutup dengan kain bersih untuk disaksikan
olehkeluarga
10. Pasang label identitas pada laki-laki
11. Beritahu petugas kamar jenazah bahwa jenazah adalah penderita penyakit
menular
12. Cuci tangan setelah melepas rarung tangan.

E. Tindakan Dikamar Jenazah


Adapun tidakan dikamar jenasah yaitu :
1. Lakukan prosedur baku ,yaitu cuci tangan sebelum mamakai sarung
tangan.
2. Petugas memakai alat pelindung :
a. Sarung tangan karet yang panjang (sampai kesiku).
b. Sebaiknya memakai sepatu boot sampai lutut
c. Pelindung wajah (masker dan kaca mata)
d. Jubah atau celemek sebaiknya yang kedap air.

F. Perawatan Jenazah
1. Adapun tindakan perawatan jenazah yaitu :
a. Tempatkan dan atur jenazah pada posisi anatomis.
b. Lepas dan singkirkan pakaian yang dikenakan jenazah
c. Lepaskan semua alat kesehatan yang masih terpasang pada pasien
d. Bersihkan tubuh dari kotoran dan noda
e. Tempatkan kedua tangan jenazah diatas abdomen dan ikat pergelangan
tangannya ( padahal ini dilakukan berdasarkan keyakinan masing-
masing ).
f. Tempatkan sayu bantal di bawah kepala.
g. Tutup kelopak mata, telinga, hidung, mulut, dan dubur. Jika tidak ada
tutup, bisa menggunakan kapas basah.
h. Katupkan rahang atau mulut, kemudian ikat dan letakkan gulungan
handuk di bawah dagu.
i. Letakkan alas di bawah glutea. Tutup sampai sebatas bahu kepala ditutup
dengan kain tipis.
j. Catat semua barang- barang milik pasien dan berikan pada keluarga.
k. Beri kartu atau tanda pengenal.
l. Bunkus jenazah dengan kain panjang.
2. Perawatan Jenazah yang akan Diotopsi
a. Ikuti prosedur rumah sakit dan jangan lepas alat kesehatan
b. Beri label pada pembungkus jenazah
c. Beri label pada alat protesa yang digunakan
d. Tempatkan jenazah pada lemari pendingin
3. Perawatan jenazah yang meninggal akibat kasus penyakit menular
a. Tindakan di ruangan
1) Luruskan tubuh, tutup mata, telinga dan mulut dengan kapas
2) Lepaskan alat kesehatan yang terpasang
3) Setiap luka harus diplester rapat
4) Tutup semua lubang tubuh dengan plester kedap air
5) Membersihkan jenazah perhatikan beberapa hal :
Perawat menggunakan pelindung
a) Sebaiknya menggunakan masker penutup mulut.
b) Harus menggunakan sarung tangan karet.
c) Sebaiknya menggunakan apron / untuk melindungi tubuh
dalam keadaan tertentu.
d) Menggunakan air pencuci yang telah dibubuhi bahan
desinfektan
e) Mencuci tangan dengan sabun setelah membersihkan jenazah
(sebelum sarung tangan dilepaskan dan sesudah sarung tangan
dilepaskan).
f) Pasang label identitas jenazah pada kaki.
g) Keluarga/teman diberi kesempatan untuk melihat jenazah
h) Memberitahukan kepada petugas kamar jenazah bahwa jenazah
adalah penderita penyakit “menular”
i) Jenazah dikirimkan ke kamar jenazah
j)
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kematian (death) merupakan kondisi terhentinya pernapasan, nadi, dan
tekanan darah, serta hilangnya respon terhadap stimulus eksternal, ditandai
dengan terhentinya aktivitas listrik otak, atau dapat juga dikatakan terhentinya
fungsi jantung dan paru secara menetap atau terhentinya kerja otak secara
menetap.
Dalam melaksanakan asuhan keperawatannya, perawat harus mengetahui
konsep kematian berdasarkan agama pasien. Perawat memiliki peranan dalam
perawatan jenazah. Perawatan yang dilakukan terhadap jenazah berbeda sesuai
dengan agama pasien. Perawatan jenazah pada pasien beragama Kristen antara
lain memandikan jenazah dan memformalin jenazah. Perawatan jenazah pasien
beragama Islam antara lain, membujurkan jenazah, memandikan jenazah,
mengkafani jenazah, dan menyolatkan jenazah. Sedangkan perawatan jenazah
pasien beragama Hindu antara lain memandikan jenazah dan membungkus
jenazah dengan kain putih.
Dalam melakukan perawatan jenazah, perawat harus mengetahui penyebab
kematian pasien, apakah karena penyakit menular atau tidak. Jika, pasien tersebut
meninggal karena penyakit menular, maka perawat harus menggunakan alat
pelindung diri saat melakukan perawatan jenazah.

B. Saran
Kami selaku penulis berharap semoga makalah ini dapat menjadi pedoman
untuk kita bersama,terkhusus bagi pembaca makalah ini,namun kami selaku
penulis menyaran kan kepada pembaca agar sebagus nya mencari referensi lain
untuk menambah keyakinan kita dalam menimba ilmu,dan membuat ilmu yang
kita pegang menjadi kokoh. Sekian dari kami,banyak maaf atas segala ke khilafan.
DAFTAR PUSTAKA

Potter & Perry. Buku Ajar Fundamental keperawatan volume 1. Edisi 4. Jakarta:
Penerbit buku kedokteran

Kozier dkk. Fundamental of nursing concepts, process and practice. Edisi

Stephen. Kematian: Perspektif Dan Sikap Teologis.http:// www. sabdaspace.net/


kematian.

Anda mungkin juga menyukai