Anda di halaman 1dari 7

Tugas Kuliah Pengantar :

Penyakit Vena dan Limfe (KP 2.3.5.6)

Oleh Kelompok :16 C


Sonnya Morisa Angela (1810311018)
Asyifa Delfilaura {1810312088)
M.Firas Riselo Putra (1810312009)
Fitratul Annisa (1810312089)
Ilma Fitri Sakina (1810312044)
Adrian Ardimay (1810313031)
Hardianti (1810311004)
Adhima Indriyani (1810312075)
Ulfa Hulkarimah (1810313035)
Hana Yulia Rahmi H (1810311055)
Tugas 1 :
1. Jelaskan definisi, pathogenesis, tampilan klinis, dan tatalaksana pada
tromboflebitis
2. Jelaskan definisi, pathogenesis, tampilan klinis, dan tatalaksana pada limfangitis

Jawab:
1. Jelaskan definisi, pathogenesis, tampilan klinis, dan tatalaksana pada
tromboflebitis
A. Definisi
Tromboflebitis adalah flebitis ( radang dari vena ) yang berhubungan dengan trombus
(bekuan darah), jadi Trombloflebitis adalah peradangan pada pembuluh darah balik
(vena), yang memicu terbentuknya gumpalan darah pada satu vena atau lebih.
Umumnya tromboflebitis terjadi pada vena di tungkai. Meski demikian, tidak tertutup
kemungkinan kondisi ini menyerang vena pada lengan.

B. Pathogenesis- pathofisiologi
Pada tromboflebitis terjadi pembentukan trombus yang merupakan akibat dari
stasis vena sehingga mmenyebabkan gangguan coagulobility darah atau kerusakan
pembuluh maupun endotelial. Stasis vena sering dialami oleh orang-orang immobile
maupun yang istirahat di tempat tidur dengan gerakan otot yang tidak memadai untuk
mendorong aliran darah. Statis vena juga mudah terjadi pada orang yang berdiri
terlalu lama, duduk dengan lutut dan paha ditekuk, berpakaian ketat, obesitas, tumor
maupun wanita hamil. Stasis aliran darah vena terjadi ketika aliran darah melambat
misalnya pada istirahat lama (imobilisasi) seperti yang telah disebutkan sebelumnya
sehingga dapat berpengaruh pada pompa vena  perifer, meningkatkan stagnasi dan
penggumpalan darah pada ekstremitas sehingga ektremitas mengalami edema.
Hiperkoagulabilitas darah yang menyertai trauma, kelahiran dan myocardial
infret juga mempermudah terjadinya  pembentukan trombus.
Pembentukan trombus dimulai dengan melekatnya trombosit-trombosit pada
permukaan endotel pembuluh darah. Darah yang mengalir menyebabkan makin
banyak trombosit tertimbun. Oleh karena sifat trombosit ini, trombosis dapat saling
melekat sehingga terbentuk massa yang menonjol ke dalam lumen. Faktor yang
sangat berperan terhadap timbulnya suatu trombosis vena adalah statis aliran darah
dan hiperkoagulasi.
1. Statis Vena
Aliran darah pada vena cendrung lambat, bahkan dapat terjadi statis terutama
pada daerah-daerah yang mengalami immobilisasi dalam waktu yang cukup lama.
Statis vena merupakan predis posisi untuk terjadinya trombosis lokal karena dapat
menimbulkan gangguan mekanisme pembersih terhadap aktifitas faktor  pembekuan
darah sehingga memudahkan terbentuknya trombin.
2.Kerusakan pembuluh darah
Kerusakan pembuluh darah dapat berperan pada pembentukan trombosis vena,
melalui :
a. Trauma langsung yang mengakibatkan faktor pembekuan.
b. Aktifitasi sel endotel oleh cytokines yang dilepaskan sebagai akibat kerusakan
jaringan dan proses peradangan. Permukaan vena yang menghadap ke lumen dilapisi
oleh sel endotel. Endotel yang utuh bersifat non-trombo genetik karena sel endotel
menghasilkan beberapa substansi seperti prostaglandin, proteoglikan, aktifator
plasminogen dan trombo-modulin, yang dapat mencegah terbentuknya trombin.
Apabila endotel mengalami kerusakan, maka jaringan sub endotel akan terpapar.
Keadaan ini akan menyebabkan sistem pembekuan darah di aktifkan dan trombosir
akan melekat  pada jaringan sub endotel terutama serat kolagen, membran basalis dan
mikrofibril. Trombosit yang melekat ini akan melepaskan adenosin difosfat dan
tromboksan yang akan merangsang trombosit lain yang masih beredar untuk  berubah
bentuk dan saling melekat. Kerusakan sel endotel sendiri juga akan mengaktifkan
sistem pembekuan darah.
3. Perubahan daya beku darah
Dalam keadaan normal terdapat keseimbangan dalam sistem pembekuan darah
dan sistem fibrinolisis. Kecendrungan terjadinya trombosis, apabila aktifitas
pembekuan darah meningkat atau aktifitas fibrinolisis menurun. Trombosis vena
banyak terjadi pada kasus-kasus dengan aktifitas pembekuan darah meningkat, seperti
pada hiper koagulasi, defisiensi Anti trombin III, defisiensi protein C, defisiensi
protein S dan kelainan plasminogen

C. Tampilan klinis
Pelvio Tromboflebitis
1) Nyeri yang terdapat pada perut bagian bawah dan atau perut bagian samping,
timbul pada hari ke-2-3 masa nifas dengan atau tanpa panas.
2) Penderita tampak sakit berat dengan gambaran karakteristik sebagai berikut:
a. Mengigil berulang kali, menggigil inisial terjadi sangat berat (30-40 menit)
dengan interval hanya beberapa jam saja dan kadang-kadang 3 hari pada waktu
menggigil penderita hampir tidak panas.
b. Suhu badan naik turun secara tajam (36 oC menjadi 40 oC) yang diikuti
penurunan suhu dalam 1 jam (biasanya subfebris seperti pada endometritis)
c. Penyakit dapat langsung selama 1-3 bulan
d. Cenderung terbentuk pus, yang menjalar kemana-mana, terutama ke paru-paru
3) Abses pada pelvis
4) Gambaran darah :
a. Terdapat leukositosis (meskipun setelah endotoksin menyebar ke sirkulasi,
dapat segera terjadi leukopenia)
b. Untuk membuat kultur darah, darah diambil pada saat tepat sebelum
mulainya menggigil, kultur darah sangat sukar dibuat karena bakterinya adalah
anaerob
5) Pada periksa dalam hampir tidak diketemukan apa-apa karena yang paling banyak
terkena adalah vena ovarika; yang sulit dicapai pada pemeriksaan dalam.
Tromboflebitis femoralis
1. Keadaan umum tetap baik, suhu badan subfebris selama 7-10 hari, kemudian
suhu mendadak naik kira-kira pada hari ke-10-20 yang disertai dengan menggigil
dan nyeri sekali.
2. Pada salah satu kaki yang terkena, biasanya kaki kiri akan memberikan tanda-
tanda sebagai berikut:
A. Kaki sedikit dalam keadaan fleksi dan rotasi keluar serta sukar bergerak,
lebih panas dibandingkan dengan kaki lainnya.
B. Seluruh bagian dari salah satu vena pada kaki terasa tegang dan keras pada
paha bagian atas
C. Nyeri hebat pada lipat paha dan daerah paha
D. Reflektorik akan terjadi spasmus arteria sehingga kaki menjadi bengkak,
tegang, putih, nyeri, dan dingin dan pulsasi menurun.
E. Edema kadang-kadang terjadi sebelum atau sesudah nyeri dan pada
umumnya terdapat pada paha bagian atas, tetapi lebih sering dimulai dari
jari-jari kaki dan pergelangan kaki kemudian melus dari bawah ke atas.
F. Nyeri pada betis, yang terjadi spontan atau dengan memijat betis atau
dengan meregangkan tendo akhiles (tanda homan positif

D. Tatalaksana
Tatalaksana awal yaitu kompres hangat dan NSAID selama 7- 10 hari.
Kebanyakan kasus tromboflebitis superficial dapat sembuh sendiri. Antikoagulan
diberikan jika tidak mempan dengan terapi konservatif atau lokasinya dekat dengan
vena dalam.
LMWH dan Fondaparinux dengan dosis profilaksis atau dosis terapi dapat
diberikan untuk mencegah DVT dan PE.
Fibrinolitik : streptokinase dosis awal 600.000 unit selama 1 jam infus IV dalam
dekstrosa 5%.
Dilanjutkan 600.000 – 900.000 unit tiap 6 jam selama 3 hari. Dapat ditambahkan
hidrokortison tiap 6 jam IV
Tindakan Operatif
1. Trombektomi
2. Ligasi vena
3. Flebektomi

2. Jelaskan definisi, pathogenesis, tampilan klinis, dan tatalaksana pada limfangitis

A. Definisi
Suatu peradangan dari saluran limfatik yang terjadi sebagai akibat dari infeksi pada
situs distal ke saluran tersebut. Yang menyebabkan sebagian besar limfangitis yang
terjadi pada manusia adalah Streptococcus pyogenes (Grup Streptococcus A).
Limfangitis kadang-kadang juga disebut “Keracunan Darah”.

B. Pathogenesis
Dimulai dengan adanya masuknya organisme patogen kedalam saluran limfatik,
organisme pathogen memasuki saluran limfatik langsung melalui abrasi atau luka
masuk sebagai komplikasi dari infeksi, setelah masuknya organismekedalam saluran
limfatik, peradangan local terjadi, ditandai dengan garis garis merah pada kulit
Peradangan dan infeksi bisa meluas hingga ke proksimal terhadap kelenjar getah
bening regional, system limfatik secara anatomis terletak sejajar dengan system
vascular, dalam perjalanan peradangan akut, lapisan pembatas pembuluh limfe agak
meregang, biasanya ada penembusan lambat cairan interstisial kedalam saluran limfe
jaringan, sehingga terjadi kenaikan aliran yang menyolok dari daerah itu, cairan limfe
yang dibentuk dibawa kesentral dan bergabung kembali kedarah vena, selama
peradangan akut tidak hanya aliran limfe yang bertambah, tetapi kandungan protein
dan sel dari cairan limfe juga bertambah, agen agen yang dapat menimbulkan cidera
dapat dibawa saluran limfe jauh kedalam tubuh, dengan cara ini jika terdapat agen
agen yang menular dapat menyebar, penyebaran sering diabatasi oleh penyaringan
kelenjar limfe regional, tetapi agen atau bahan yang terbawa oleh cairan limfe
mungkin masih bisa melewati kelejar dan mencapai aliran darah.

C. Tampilan klinis
Limfangitis adalah proses inflamasi akut yang disebabkan oleh masuknya bakteri
pada pembuluh limfe. Secara klinis, pembuluh limfe yang mengalami inflamasi
tampak sebagai garis-garis kemerahan di subkutan memanjang dari tempat infeksi ke
ketiak atau pangkal paha dan terasa nyeri, biasanya berkaitan dengan pembesaran
kelenjar getah bening yang menampung aliran limfe tersebut (limfadenitis akut).
Infeksi bakteri menyebabkan demam tinggi 100-104° F (38°-40° C). Di samping itu
muncul rasa sakit umum, nyeri otot, sakit kepala, menggigil, dan hilangnya nafsu
makan juga dapat dirasakan. Jika bakteri tidak ditahan di dalam kelenjar getah bening,
maka organisme tersebut dapat masuk ke dalam sirkulasi vena dan menyebabkan
bakteremia atau sepsis.

D. Tatalaksana
Pengobatan di rumah
Gaya hidup dan pengobatan rumahan di bawah ini mungkin dapat membantu
mengatasi limfangitis:
a. Minum antibiotik sampai habis. Hubungi dokter jika terus mengalami demam
tinggi setelah mulai minum antibiotik.
b. Minum obat tanpa resep seperti acetaminophen atau ibuprofen untuk
menghilangkan rasa sakit, beri tahu dokter jika pengobatan ini tidak membantu
mengurangi rasa sakit.
c. Minum lebih banyak air dan makan makanan bergizi untuk menyembuhkan
penyakit.
d. Sebisa mungkin angkat bagian tubuh yang terluka atau posisikan lebih tinggi.
e. Gunakan handuk basah panas di area yang terkena untuk mengurangi bengkak
dan meningkatkan aliran darah.
f. Obati secepatnya jika terlihat tanda infeksi.
g. Hubungi dokter jika garis merah terus muncul dekat luka dan menyebar ke node
limfa terdekat setelah mulai mendapatkan perawatan.

Pengobatan limfangitis harus segera diberikan untuk mencegah penyebaran infeksi


dalam tubuh penderita. Dokter dapat menganjurkan beberapa langkah pengobatan
berikut:
a. Bila penyebabnya adalah bakteri, dokter mungkin memberikan obat antibiotik.
b. Obat antinyeri guna meredakan rasa sakit.
c. Obat antiperadangan.
d. Tindakan operasi untuk mengeringkan abses yang mungkin terbentuk.
e. Tindakan debridement atau pengangkatan kelenjar getah bening jika terjadi
penyumbatan.
f. Anda juga dapat mempercepat penyembuhan sekaligus mengurangi nyeri dengan
cara:
Menempelkan kompres hangat pada pembuluh limfe yang mengalami
peradangan. Kompres hangat akan melancarkan aliran darah dan mempercepat
penyembuhan.Bila memungkinkan, pastikan area yang terinfeksi agar berada pada
posisi terangkat atau elevasi. Langkah ini berfungsi mengurangi pembengkakan dan
memperlambat penyebaran infeksi.

Anda mungkin juga menyukai