Anda di halaman 1dari 43

RUANG LINGKUP KEDOKTERAN

OLAHRAGA
• Ilmu kedokteran olahraga merupakan salah
satu cabang ilmu kedokteran yang
mengkhususkan pembahasan pada
penggunaan olahraga sebagai media atau
sarana untuk mencapai derajat kesehatan
yang optimal melalui upaya promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif
Istilah-istilah yang sering digunakan dalam kedokteran olahraga:
• Aktivitas fisik adalah segala kegiatan atau aktivitas yang menyebabkan
peningkatan penggunaan energi/kalori oleh tubuh. Contoh: menyapu, mencuci,
dsb.
• Latihan (exercise) merupakan serangkaian aktifitas fisik yang terstruktur dan
berirama dengan intensitas tertentu dalam jangka waktu tertentu yang bertujuan
untuk meningkatkan kebugaran jasmani. Contoh: bersepeda, latihan beban,
jogging dsb.
• Olahraga (sport) merupakan serangkaian aktifitas fisik yang dilakukan secara
terstruktur dengan berpedoman pada aturan-aturan atau kaidah-kaidah tertentu
tetapi tidak terikat pada intensitas dan waktunya. Contohnya dari segi prestasi
:olahraga prestasi dan non-prestasi, sedangkan dari segi kontak badan : kontak
penuh, kontak sebagian dan no kontak. Misalnya olahraga sepakbola, olahraga
karate, olahraga bolabasket, dsb.
PERAN ILMU KEDOKTERAN
a.Promotif:
Sosialisasi kepada masyarakat bahwa latihan fisik teratur dapat meningkatkan derajat kesehatan
tentunya dengan kaidah-kaidah olahraga yang dianjurkan.

b.Preventif:
Serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mencegah timbulnya penyakit atau keadaan yang
tidak nyaman.
Seperti pencegahan jantung koroner, pencegahan penyakit gangguan metabolisme.

c.Kuratif:
Bentuk penatalaksanaan penyakit yang diderita seseorang melalui latihan fisik. Contoh: latihan
untuk pengendalian kadar gula darah pada diabetes melitus.

d.Rehabilitatif:
Pengembalian kondisi seseorang pada keadaan sebelum sakit pada orang yang baru mengidap
penyakit dengan latihan fisik. Contohnya latihan rehabilitasi post-stroke.
REGULASI KEOLAHRAGAAN
1. UU No 3 Tahun 2005 Tentang Sistim Keolahragaan
Nasional
2. PP No 16 Tahun 2007, TentangPenyelenggaraan
Keolahragaan.
3. PP No 17 Tahun 2007, Tentang Pekan dan Kejuaraan
4. PP No 18 Tahun 2007, Tentang Pendanaan
Keolahragaan.
5. Permenpora RI No 21 Tahun 2019, Tentang
Pembentukan (OPUD) Olahraga Prestasi Unggulan
Daerah.
6. PERDA No 5 Tahun 2017, Tentang Penyelengaraan
Keolahragaan
UUSKN No 3 Tahun 2005
• TERBAGI 3:
1. OLAHRAGA PRESTASI
2. OLAHRAGA REKREASI
3. OLAHRAGA PRESTASI
PERAN KEDOKTERAN OLAHRAGA
NON PRESTASI
Olaharga pendidikan
• Ketika seseorang atau sekelompok orang melakukan olahraga
dengan tujuan untuk pendidikan maka semua aktivitas gerak
diarahkan untuk memenuhi tuntunan tujuan-tujuan
pendidikan. Oleh karena itu, olahraga yang bertujan untuk
pendidikan ini idenitik dengan aktivitas pendidikan jasmani
yaitu dengan media cabang olahraga sebagai pendidikan.
• Olahraga Pendidikan biasanya kita temukan disekolah-sekolah
dengan implikasinya (penerapannya), diharapkan dalam jangka
yang pendek, paling tidak diarahkan para siswa memiliki
kebugaran jasmani, kesenangan melakukan aktifitas fisik dan
olahraga dan terbentuklah manusia yang sehat secara jasmani
Olahraga rekreasi
• ialah olahraga yang mengarah kepada aktivitas gerak yang bertujuan
untuk kesenangan dan kegembiraan. Biasanya kita dapat menemukan
olahraga rekreasi di tempat-tepat wisata, jenisnya juga semakin
berfariasi dari mulai yang berpetualangan sampai dengan yang
exstrim. Menurut Sejarah Olahraga di Indonesia, olahraga rekreasi
merupakan olahraga yang baru muncul.
• Aktivitas rekreasi dapat dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu
rekreasi aktif secara fisik, dan pasif secara fisik, biasanya digunakan
sebagai pengisi waktu luang oleh sebagian orang.  Contoh beberpa
olahraga rekreasi diantarnya : Outbound, Pendakian Gunung, Renang,
Jogging, Bersepeda, dan lain-lain.
• Pada dasarnya semua cabang olahraga bisa digunakan menjadi
olahraga rekreasi asalkan dengan tujuan yang jelas.
• Baik
Kaidah olahraga
Olahraga yang baik merujuk pada janis, tata cara dan waktu pelaksanaan latihan. Jenis
olahraga yang baik adalah olahraga yang disesuaikan dengan kondisi partisipan,
Tata cara yang baik adalah dilakukan dengan urutan pemanasan, gerakan inti, dan diakhiri
dengan pendinginan. Waktu olahraga yang baik adalah ketika temperatur lingkungan tidak
terlalu ekstrim.
• Benar
Merujuk pada gerakan yang dilakuakan saat melakukan latihan. Gerakan latihan yang salah
akan mendatangkan cedera.
• Terukur
Olahraga hendaknya memiliki ukuran atau parameter yang digunakan sebagai acuan dalam
menentukan hasil latihan yang dilakukan. Contoh parameter yang sering digunakan adalah
peningkatan frekuensi denyut nadi saat melakukan latihan.
• Teratur
Hanya olahraga teratur yang mendatangkan manfaat berupa kebugaran jasmani. Olahraga
dianggap teratur jika dilakukan minimal 3 kali seminggu.
• Progresif
Beban latihan yang diberikan pada partisipan perlu dinaikkan secara bertahap. Sistem tubuh
akan beradaptasi terhadap beban yang diberikan secara teratur dalam jangka waktu tertentu.
Penambahan beban secara bertahap diharapkan dapat mecapai titik maksimal sehingga
tingkat kebugaran yang maksimal dapat diperoleh.
Jenis latihan

• Latihan Aerobik
Latihan aerobik adala latihan fisik yang melibatan kelompok otot-otot besar tubuh
secara ritmik dan berkesinambungan, memerlukan jalur metabolisme aerobik
sebagai sumber penyediaan energi.
Penggunaan sejumlah besar otot-otot tubuh  peningkatan konsumsi oksigen
total tubuh  adaptasi sentral kardiopulmoner (cardiopulmonary).
Janis Olahraga Kelebihan Kelemahan
Berjalan kaki murah, mudah, massal, risiko - Sulit menentukan zona
cedera kecil latihan
- sangat tergantung cuaca
- tidakdapat dilakukan pada
orang sengan gangguan
sendi (sendi lutut)
Jogging - Murah, mudah, massal - Risiko cedera relatif tinggi
- Penggunaan kalori lebih - Tidak bisa dilakukan bagi
banyak individu dengan gangguan
lutut
- Zona latihan dapat
- Bergantung cuaca
disesuaikan
Bersepeda - Non-weight bearing - Relatif lebih mahal
- Unsur rekreasi - Bergantung cuaca jika di
- Pembebanan dapat dilakukan luar kecuali ergocycle
secara kuantitatif (ergocycle) - Memerlukan keahlian
khusus
Berenang - Non-weight bearing - Memerlukan keahlian
- Unsur rekreasi khusus
- Melibatkan banyak otot - Zona latihan kadang sulit
- Relatif murah dan mudah ditentukan
Senam Aerobik - Massal - Memerlukan latihan khusus
- Zona latihan terprogram - Memerlukan isntruktur
- Mengikuti kaidah olahraga
- Melibatkan banyak otot
- Relatif murah
• Latihan Kekuatan (resistance Training)
Resistance training adalah bentuk latihan fisik yang dirancang untuk meningkatkan
kebugaran otot, kekuatan otot, dan daya ledak (power) dengan melatih otot atau
kelompok otot melawan tahanan dari luar.
• Beban Tubuh (Body Weight/Calesthenic)
Adalah latihan kekuatan dengan menggunakan atau melawan beban tubuh
sendiri. Contoh: push up, crunch, squat, deadlift dan sebagainya. Latihan ini
sederhana tanpa memerlukan alat atau mesin khusus. Perkenaan otot dan sendi
pada latihan ini lebih banyak (multiple joint).
• Beban bebas (free weight)
Adalah latihan kekuatan dengan menggunakan beban bebas dengan alat-alat
beban sederhana seperti dumbbell, barbell, atau rubber band.
• Beban Mesin (Weight Machine)
Adalah latihan kekuatan dengan menggunakan alat atau mesin yang dirancang
khusus untuk kelompok otot tertentu. Contoh: Chest Press Machine, Leg curl
machine, Pectoral Machine dan lain sebagainya. Latihan ini melatih otot lebih
spesifik.
• Latihan Fleksibilitas
Fleksibilitas adalah kemampuan sendi, otot, tendon disekitarnya untuk bergerak
bebas dan nyaman sesuai dengan lingkup gerak (range of motion) nya secara
maksimal. Metode Latihan fleksibilitas disebut peregangan (stretching).
• Static Stretching adalah Peregangan yang dilakukan dengan pelan hingga
titik tekan (point of tension) atau point of mild discomfort dan ditahan
beberapa detik. Peregangan ini merupakan peregangan paling aman dan
terkontrol untukmencapai kelenturan otot dan sendi.
• Dynamic Stretching adalah Peregangan yang dilakukan dengan gerakan cepat
atau lambat sesuai ROM yang diperlukan untuk gerakan olahraga.
Peregangan ini biasa dipakai pada orang yang terbiasa olahraga atau
kelompok atlet.
Program Satuan Latihan
• A. Pemanasan (5 s.d 10 menit)
 Semua jenis kegiatan fisik yang melibatkan kelompok otot besar
• B. Latihan Inti (30 menit)
 Latihan tubuh/kalistenik/umumnya menggunakan bentuk
kegiatan peregangan yang bersifat dinamik
 Latihan Keseimbangan
 Latihan Inti;
1. Latihan keterampilan/teknik
2. Latihan kekuatan dan kecepatan
3. Latihan untuk dayatahan
• C. Pendinginan (5 s.d 10 menit)
 Semua jenis kegiatan fisik yang melibatkan kelompok otot besar
PERAN KEDOKTERAN OLAHRAGA
PRESTASI
Olahraga prestasi
• adalah olahraga yang membina dan
mengembangkan  olahragawan secara
terencana, berjengjang, dan berkelanjutan
melalui kompetisi untuk mencapai prestasi
dengan dukungan ilmu pengetahuan dan
teknologi keolragaan.
UUSKN No 3 Tahun 2005

Tujuan Olahraga Nasional adalah


Bertujuan memelihara dan meningkatkan
kesehatan dan kebugaran, prestasi,
kualitas manusia, menanamkan nilai moral
dan ahlak mulia, sportivitas, disiplin,
mempererat dan membina persatuan dan
kesatuan bangsa, memperkukuh
ketahanan nasional, serta mengangkat
harkat, martabat dan kehormatan bangsa,
PEMBINAAN Tingkat
Tingkat Nasional
Nasional
BERJENJANG SLB/PLB
SLB/PLB OSN
OSN
PEPARPENAS
PEPARPENAS
Tingkat
Tingkat Sekolah
Sekolah PEPARNAS
PEPARNAS
Dasar
Dasar PORNAS
PORNAS SOIna
SOIna
OSN
OSN Tingkat
Tingkat Asia
Asia Tenggara
Tenggara
Tingkat
Tingkat Kab/Kota
Kab/Kota ASIAN
ASIAN PARA
PARA GAMES
GAMES
SLB/PLB
SLB/PLB OSN
OSN (2019
(2019 DI
DI PHILIPINA)
PHILIPINA)
PEPARPELDA
PEPARPELDA Tingkat
Tingkat Asia
Asia
Kab/Kota
Kab/Kota ASIAN
ASIAN PARA
PARA GAMES
GAMES
POR
POR SOIna
SOIna (2018
(2018 DI
DI INDONESIA)
INDONESIA)
Kab/Kota
Kab/Kota Tingkat
Tingkat Dunia
Dunia
Tingkat
Tingkat Provinsi
Provinsi PARALYMPIC
PARALYMPIC GAMES
GAMES
SLB/PLB
SLB/PLB OSN
OSN (2020
(2020 DI
DI JEPANG
JEPANG
PEPARPELDA
PEPARPELDA SPECIAL
SPECIAL OLYMPICS
OLYMPICS
PEPARDA
PEPARDA WORLD
WORLD GAMES
GAMES (SOWG
(SOWG
PORDA
PORDA SOIna
SOIna 2019
2019 DI
DI ABU
ABU DABI)
DABI)
ORGANISASI
OLAHRAGA

KOMITE
KOMITE
OLAHRAGA
OLAHRAGA
NASIONAL
NASIONAL
INDONESIA
INDONESIA
ORAGANISASI
DISABILITAS
NATIONAL
NATIONAL PARALYMPIC
PARALYMPIC
COMMITTEE/
COMMITTEE/ KOMITE
KOMITE
PARALIMPIADE
PARALIMPIADE NASIONAL
NASIONAL
(NPC)
(NPC)
Tuna
Tuna Daksa,Tuna
Daksa,Tuna Netra,Tuna
Netra,Tuna
Runggu,Tuna
Runggu,Tuna Grahita
Grahita

SPECIAL
SPECIAL OLYMPICS
OLYMPICS
INDONESIAN/
INDONESIAN/
SPESIAL
SPESIAL OLIMPIC
OLIMPIC INDONESIA
INDONESIA
(SOIna)
(SOIna)
Tuna
Tuna Grahita
Grahita
Berdasarkan Pasal 1 Angka 16 UU Nomor 3 Tahun 2005 Tentang
Sistem Keolahragaan Nasional dijelaskan bahwa Olahraga Cacat
adalah adalah olahraga yang khusus dilakukan sesuai dengan kondisi
kelainan fisik dan/atau mental seseorang.
Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan diatas dapat
digambarkan definisi cacat yaitu “seseorang yang memiliki kelainan
apabila dibandingkan dengan orang yang normal baik dilihat dari 
segi fisik, mental, tingkah laku, emosional, dan sosialnya. Perbedaan
utama orang yang cacat dengan orang yang normal terletak pada
keadaan atau kondisi fisik termasuk alat-alat fisik yang tidak lengkap
sehingga ia tidak dapat melakukan tugas dan fungsinya seperti yang
dilakukan anak normal
Peran kedokteran olahraga

Dokter spesialis kedokteran olahrga memberikan nasihat tentang latihan


yang meningkatkan daya tahan, kekuatan, dan fleksibilitas; melakukan
tes kebugaran, dan memberikan saran gizi dan pembinaan lainnya untuk
membantu atlet meningkatkan prestasi dan ntuk mencegah dan
meminimalkan cedera, ahli kedokteran olahraga terlibat dalam desain
alas kaki, pakaian, peralatan pelindung dan peralatan olahraga lainnya.
PEMERIKSAAN PREPARTISIPASI
• adalah serangkaian pemeriksaan fisis yang
dilakukan secara sistematis dan menyeluruh
melalui proses anamnesis, inspeksi, palpasi,
perkusi dan auskultasi pada orang yang akan
mengikuti kegiatan olahraga/ latihan
• Tujuan
• untuk mengetahui kondisi keseluruhan
masalah kesehatan yang mungkin dialami.
Selain itu dilakukan untuk kepentingan
medikolegal serta jaminan asuransi kesehatan.
• Pemeriksaan Umum
a.Anamnesis
b.Tujuan berolahraga
c.Riwayat Penyakit Kardiovaskular
d.Riwayat Penyakit Muskuloskeletal
e.Pemeriksaan fisik
1)Inspeksi, observasi dengan melalui indera penglihatan
2)Palpasi, Pemeriksaan melalui indera sensibilitas permukaan telapak tangan
3)Perkusi,pemeriksaan dengan memperhatikan resonansi suarayang
ditimbulkan perkusi.
f.Auskultasi, pemeriksaan dengan bantuan stetoskop
g.Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan lab. Sederhana meliputi: urin rutin, darah rutin, dan fases.
KuisionerPrapartisipasi (Physical Activity Readiness Quetionaire (Par-Q))

• untuk mengidentifikasi kondisi atau faktor


risiko kesehatan yang memerlukan
pemeriksaan lebih lanjut sebelum memulai
latihan. Namun kuisioner ini tidak terlalu
berguna bagi individu yang memiliki penyakit
kronik, karena dibutuhkan profil kesehatan
yang lebih mendalam.
Pertanyaan Ya Tdk

1. Apakah Anda pernah dinyatakan menderita penyakit jantung serta    


hanya diperbolehkan melakukan aktivitas fisik sesuai dengan yang
direkomendasikan oleh dokter?

2. Apakah Anda pernah merasakan nyeri dada pada waktu    


melakukan aktivitas fisik?

3. Apakah Anda pernah mersakan nyeri dada pada waktu tidak    


melakukan aktivitas fisik?

4. Apakah Anda pernah kehilangan keseimbangan karena pusing?    


Atau apakah Anda pernah pingsan?

5. Apakah Anda pernah mempunyai msalah pada tulang dan/atau    


persendian yang bertambah parah setelah melakukan aktivitas
fisik?

6. Apakah saat ini dokter Anda memberikan resep obat untuk    


tekanan darah tinggi atau untuk penyakit jantung?

7. Apakah Anda mengetahui adanya alasan lain yang menyebabkan    


Anda tidak boleh melakukan aktivitas fisik?
• Pemeriksaan Kebugaran Jasmani
ditujukan untuk:
• Paremeter awal dalam menentukan jumlah latihan
yang akan diberikan seseorang
• Evaluasi terhadap kemajuan suatu program latihan yag
berlangsung.
• Penentuan kebijakan
PERSIAPAN PEMERIKSAAN KEBUGARAN
• Partisipasi dalam keadaan sehat, paling tidak setelah anamnesis
dan pemeriksaan fisis dilakukan. Pemeriksaan penunjang kadang
diperlukan seperti EKG untuk individu usia di atas 50 tahun.
• Partisipan diharuskan tidur cukup sebelum pemeriksaan,
sedikitnya 6 jam.
• Makan besar terakhir paling tidak 2 jam sebelum pemeriksaan.
• Tidak melakukan aktivitas berat minimal 24 jam sebelum
pemeriksaan
• Tidak merokok menjelang dan selama pemeriksaan
• Pemeriksaan sebaiknya dilakukan pada pagi hari.
• Partisipan diharapkan memakai pakaian olahraga lengkap.
JENIS PEMERIKSAAN KEBUGARAN

a . Pemeriksaan Komposisi Tubuh


1 ) IMT (Indeks masa tubuh), perbandingan berat dan tinggi badan.
Berat Badan (Kg)
IMT = Tinggi Badan (m2)
Inteprestasi hasilnya adalah:
< 20 : kurus
20-25 : normal
26-30 : Obesitas tingkat I
30-35 : Obesitas tingkat II
<35 : Obesitas tingkat III

2 ) Pengukuran tebal lemak di bawah kulit pada tempat-tempat tertentu dengan


skinfold calliper .
Pemeriksaan Fleksibilitas
Dilakukan dengan melakukan raihan maksimal ujung jari tangan ke kaki
dengan tungkai yang terekstensi ( tes sit and reach).
Pemeriksaan Kekuatan Otot
Pemeriksaan kekuatan otot dilakukan dengan alat dinamometer.
Pemeriksaan Daya Tahan Otot
Pemeriksaan dilakukan dengan tes sit-up atau push-up dalam satu
menit.
Pemeriksaan Daya Tahan Jantung Paru
Estimasi Penggunaan oksigen maksimal
Respons Kardiovaskular terhadap beban yang diberikan
Pemeriksaan bisa dilakuakan:
1 ) Di laboratorium. Dapat dilakukan dengan pemeriksaan treadmilldan ergocycle.
2 ) Di lapangan. Tes lapangan yang dipakai adalah: (a) tes berjalan selama 5
menit, (b) tes lari sejauh 2,4 km, (c) tes lari selama 12 menit, (d) tes Harvard’s
Step Test.
• Komposisi lemak tubuh
Merupakan gambaran perbandingan masa jaringan tubuh aktif dengan tidak
terlibat aktif terlibat dalam metabolisme energi.
• Fleksibilitas
Disebut juga kelenturan merupakan ketersedian ruang gerak sendi dalam
memberikan toleransi terhadap upaya penggunaan maksimal sendi.
Fleksibilitas dipengaruhi oleh:
• Komponen-kompone sendi
• Umur
• Jenis Kelamin
• Latihan
• Kekuatan dan Ketahanan Otot
Kekuatan dan ketahanan otot berbanding lurus dengan tingkat kebugaan
seseorang. Orang dengan otot yang kuat dan dapat bertahan lama memeiliki
kebugaran yang baik.
• Ketahanan Jantung-Paru
Ketahanan kardiopolmunal dapat dijadikan pedoman langsung dalam menilai
tingkat kebugaran sseorang. Kemampuan ambilan oksigen saat melakukan
aktivitas fisik mencerminkan kemampuan metabolisme yang dimiliki orang
tersebut. Dalam menilai ketahanan jantung-paru, terdapat istilah VO2
maksimal, yang dijadikan perhitungan kuantitatif terhadap penilaian tingkat
kebugaran.
INDIKASI DAN INTERPRETASI
PEMERIKSAAN LABOR
• Pemeriksaan penunjang kadang diperlukan seperti EKG
untuk individu usia di atas 50 tahun.
• Pemeriksaan laboratorium darah rutin dan urine lengkap,
pemeriksaan laboratorium kimia darah (HBsag, anti HAV,
anti HCV, glukosa, ureum/creatinin oleh dokter spesialist
patologi klinik.h) Pemeriksaan rontgen thorax oleh dokter
spesialist radiologi, dan bagi atlet tinju yang mempunyai
riwayat trauma kepala, perlu pemeriksaan EEG atau MRIi)
Pemeriksaan resting EKG oleh Physiologist dan dokter
• Berhubungan dengan pemeriksaan kebugaran jasmani.
Kesimpulan dalam bentuk rekomendasi yang
dikeluarkan adalah sebagai berikut:
a)Dapat mengikuti semua kegiatan olahraga
b)Dapat mengkuti dengan persyaratan
c)Tidak dapat mengikuti kegiatan olahraga:

( ) Olahraga kontak penuh


( ) Olahraga non-kontak ( ) Olahraga kontak sebagian
( ) Semua kegiatan olahraga
DOPING

Doping adalah penggunaan zat-zat kimia sintetik ataupun alami dan metode yang secara
artifisial dapat meningkatkan kemampuan fisik atau psikis atlet sebelum atau setelah
pertandingan.
Badan yang mengurusi doping dunia adalah WADA (World Anti Doping Agency) dan
bentuk perwakilannya di Indonesia adalah LADI (Lembaga Anti Doping Indonesia).
a ) Steroid Anabolik
Pemberian steroid anabolik akan menimbulkan efek:
- Peningkatan pembentukan protein
- Menghambat efek katabolik glukokortikoid
- Peningkatan kecepatan kontraksi otot
Efek samping dari penggunaan steroid anabolik
- Sistem syaraf pusat: depresi, psikosis akut, serangan pembuluh darah otak,
tingkah laku agresif, dll.
- Sistem endokrin
a . Pria: atrofi testis, penekanan produksi hormon reproduksi, oligospermia,
hipertrofi prostat, ginekomastia.
b . Wanita: Pengecilan jaringan peyudara, hipertrofi klitoris, gangguan siklus
menstruasi dan gejala maskulinasi lainnya.
- Hepar: peninggian kadar enzim hati, kanker hati, hiperbilirubinemia
kolestatik, sirosis hepatitis.
- Jantung: hipertensi, gangguan pembekuan darah, infark otot jantung
- Ginjal: edema, kelainan pada tes faal ginjal, uretritis, dll.
- Kulit: timbul striae, jerawat, alopesia, folikulitis, dll
a ) Hormon Pertumbuhan
digunakan untuk mendapatkan efek berupa peningkatan masa tubuh yang aktif
(otot), percepatan pertambahan panjang, dan merangsang semua jaringan yang
terlibat dalam pertumbuhan. Efek samping berupa: gigantisme atau akromegali,
gangguan metabolisme glukosa dan lemak, artrosis, dan hipotiroid.
b ) Kafein
Alasan penggunaan: meningkatkan kemampuan metabolisme aerob sehingga
meningkatkan performa fisik. Dalam jumlah besar dapat berefek menimbulkan
gangguan tidur, iritabilitas, dan delirium.
c ) Penyekat Beta
Alasan penggunaan : kontrol motorik yang baik, dapat menurunkan frekuensi denyut jantung dan
mengurangi tremor. Hal ini menjadi keuntungan bagi olahraga yang mengutamakan aspek akurasi dan
ketepatan seperti: panahan, menembak dan sebagainya. Efek sampingnya relatif sedikit, kecuali
menimbulkan adiksi.
a ) Stimulan
Penggunaan dalam olahraga bertujuan untuk memperoleh efek stimulan berupa
euforia, rasapercaya diri yang tinggi dan untuk mengurangi kelelahan. Efek
samping dari stimulan adalah adiksi dan merusak ginjal dan hati.
b ) Alkohol
Efek alkohol terhadapa susunan syaraf pusat : hilangnya rasa takut, lebih berani,.
Efek sampingnya berupa: pemikiran yang melompat-lompat dan bersangkutan
tidak memikirkan keselamatan.
a ) Mariyuana
Tujuan penggunaan: mengurangi rasa sakit dan takut. Efek sampingnya berupa:
gangguan konsentrasi, apati, toleransi kuat terhadap obat.
b ) Deuretik
Tujuan penggunaan: memanipulasi penurunan berat badan dan membersihkan
tubuh dari bahan-bahan yang terlarang (masking effect).
c ) Eritropoietin
Tujuan penggunaan: meningkatkan pembentukan sel darah merah. Jumlah sel
darah merah yang banyak akan menambah kapasitas transportasi oksigen ke
jaringan. Efek sampingnya adalah meningkatnya kekentalan darah sehingga
membebani kerja jantung.
d ) Doping Darah
Alasan penggunaan: dengan meningkatnay jumlah sel darah merah akan memiliki kemampuan
pengangkutan oksigen yang lebih besar.

Anda mungkin juga menyukai