• Talaks :
– Dekongestan utk cegah pembendungan cairan
dlm selaput lendir konjungtiva
– Pd kemotik konjungtiva berat dilakukan diinsisi
shg cairan konjungtiva kemotik keluar
Trauma Tumpul Konjungtiva
• Th/
1. Edema konj -> dekongestan (mencegah
pembendungan cairan dalam selaput lendir konj)
2. Kemotik berat -> insisi -> cairan konj kemotik keluar
Hematoma Subkonjungtiva
• Etio : PD pada/di bawah konjungtiva (a. konjungtiva,
a. episklera) pecah
• Etio pecahnya PD :
1. Batuk rejan
2. Trauma tumpul basis kranii/hematoma kacamata
3. PD rentan dan mudah pecah (lansia, HT,
arteriosklerosis, konjungtivitis, anemia, obat-obatan
ttt)
Hematoma Subkonjungtiva
• Bila ok trauma tumpul -> pastikan tidak ada robekan
di bawah jar konjungtiva atau sklera
• Terkadang hematoma menutupi keadaan mata yang
> buruk (mis: perforasi bola mata)
• Pemeriksaan : funduskopi (terutama hematoma
akibat trauma)
• TIO rendah dengan pupil lonjong + visus turun +
hematoma -> eksplorasi bola mata -> kemungkinan
ada ruptur bulbus oculi
Hematoma Subkonjungtiva
• Th/ dini : kompres hangat
• Prognosis : hematoma hilang dalam 1-2 minggu
tanpa th/
Edema Kornea
• Trauma tumpul yg keras/ cepat mengenai
mata dpt mengakibatkan edema kornea atau
malahan ruptur pd membran Descemet
Tanda dan Gejala
• Penglihatan kabur
• Terlihatnya pelangi sekitar bola lampu/
sumber cahaya
• Kornea keruh
• Pemeriksaan : Uji plasido (+)
• Berat masuknya serbukan sel radang &
neovaskularisasi ke dalam jaringan stroma
kornea
Terapi
• Larutan hipertonik
– NaCl 5%
– Larutan garam hipertonik 2 – 8 %
– Glukose 40%
– Larutan albumin
• Peningkatan TIO asetazolamida
Penyulit
• Kerusakan M. Descemet lama keratopati
bulosa
(keluhan: rasa sakit & menurunkan penglihatan
akibat astigmastisme irregular)
Erosi Kornea
• Keadaan terkelupasnya epitel kornea yang dapat mengakibatkan oleh
gesekan keras pada epitel kornea.
• Gambaran klinis:
- pasien akan merasa sakit sekali akibat erosi merusak kornea yang
mempunyai serat sensibel yang banyak,
- mata berair,
- fotofobia dan
- penglihatan akan terganggu oleh media yang keruh.
• Pada kornea akan terlihat adanya defek efitel kornea yang bila diberi
fuorosein akan berwarna hijau.
• Penatalaksanaan
– Anestesi topikal dapat diberikan untuk memeriksa tajam penglihatan
dan menghilangkan rasasakit yang sangat.
– Anestesi topikal diberikan dengan hati-hati karena dapat menambah
kerusakan epitel.
– Epitel yan terkelupas atau terlipat sebaiknya dilepas atau dikupas.
– Untuk mencegah terjadinyainfeksi dapat diberikan antibiotika spektrum
luas seperti neosporin, kloramfenikol dan sufasetamid tetes.
– Akibat rangsangan yang mengakibatkan spasme siliar maka dapat
diberikan sikloplegik aksi-pendek seperti tropikamida.
– Untuk mengurangi rangsangan cahaya dan membuat rasa nyaman pada
pasien, maka bisa diberikan bebat tekan pada pasien minimal 24 jam
Erosi Kornea Rekuren
• Akibat cedera yang merusak membran basal atau tukak metaherpetik.
• Epitel akan sukar menutup dikarenakan terjadinya pelepasan membran
basal epitelkornea sebagai sebagai tempat duduknya sel basal epitel
kornea.
• Gambaran klinis
– Pasien akan sukar melihat dekat karena gangguan akomodasi dan
merasakan silau karena gangguan pengaturan masuknya cahaya ke pupil.
– Pupil terlihat tidak sama besar atau anisokoriadan bentuk pupil dapat
menjadi ireguler.
– Pupil biasanya tidak bereaksi terhadap sinar.
06/09/2022 29
Dislokasi lensa
• Dislokasi lensa terjadi pada putusnya zonula
zinn yang akan mengakibatkan kedudukan
lensa terganggu.
06/09/2022 30
Subluksasi Lensa
• Terjadi akibat:
– putusnya sebagian zonula zinn sehingga lensa
berpindah tempat.
– Spontan akibat ps menderita kelainan pd zonula
zinn (sindrom marphan).
06/09/2022 31
Subluksasi Lensa
• Tanda dan Gejala:
– Penglihatan berkurang
– Iriododonesis
– Lensa menjadi cembung mata > miopik
06/09/2022 32
Subluksasi Lensa
• Penatalaksanaan:
– Bila tdk terjadi penyulit spt glaukoma atau uveitis
maka tdk dilakukan pengeluaran lensa dan diberi
kacamata koreksi yg sesuai.
06/09/2022 33
Luksasi Lensa Anterior
Lensa masuk ke
Zonula Zinn
Trauma dalam bilik mata
putus
depan
G3 pengaliran
Glaukoma
keluar cairan
kongestif akut
bilik mata
06/09/2022 34
Luksasi Lensa Anterior
• Tanda dan Gejala:
– Penglihatan turun mendadak
– Rasa sakit yg sangat
– Muntah
– Mata merah
– Blefarospasme
– Injeksi siliar berat
– Edema kornea
– Lensa didalam bilik depan
– Iris terdorong ke blkg dgn pupil yg lebar
– Tekanan bola mata sangat tinggi
06/09/2022 35
Luksasi Lensa Anterior
• Penatalaksanaan:
– Secepatnya dikirim ke dokter dan dikeluarkan
lensanya.
– Terlebih dulu berikan asetazolamida utk
menurunkan tekanan bola mata.
06/09/2022 36
Luksasi Lensa Posterior
• Trauma tumpul keras zonula zinn putus di
seluruh lingkaran ekuator lensa jatuh k dlm
badan kaca dan tenggelam di bwh polus
posterior fundus okuli LLP
06/09/2022 37
Luksasi Lensa Posterior
• Tanda dan Gejala:
– Skotoma
– Afakia
• Penyulit:
• Glaukoma fakotoksik
• uveitis fakotoksik
39
Avulsi papil saraf optik
• Saraf optik terlepas dari pangkalnya di dalam
bola mata turunnya tajam penglihatan yg
berat berakhir dgn kebutaan
• Perlu dirujuk untuk dinilai kelainan fungsi
retina dan saraf optiknya
06/09/2022 40
Optik neuropati traumatik
• Kompresi pd saraf optik, perdarahan dan
edema sekitar saraf optik
• Penglihatan berkurang stlh cedera mata
• Terdapat reaksi defek aferen pupil tanpa
adanya gangguan penglihatan warna dan
lapang pandang
• Papil saraf optik dapat normal bbrp minggu
sblm menjadi pucat
06/09/2022 41
• Dd:
– Trauma retina
– Perdarahan badan kaca
– Trauma yg bikin kerusakan pd ciasma optikum
• Pengobatan
– Steroid (akut)
– Bila memburuk pembedahan
06/09/2022 42
Trauma tembus bola mata
• Robekan pd konjungtiva
• < 1 cm tidak perlu penjahitan
• > 1 cm penjahitan untuk cegah granuloma
• Tanda :
– Tajam penglihatan turun
– TIO rendah
– Bilik mata dangkal
– Bentuk dan letak pupil berubah
06/09/2022 43
– Terlihat ada ruptur pd kornea/sklera
– Konjungtiva kemotis
• Secepatnya pemberian antibiotik topikal dan
mata ditutup rujuk untuk pembedahan
• Luka tembus bola mata antibiotik
sistemik/IV, pasien dipuasakan
• Sebelum rujuk mata tidak diberi salep krn
salep dpt masuk ke mata
06/09/2022 44
• Pasien tidak boleh diberi steroid lokal dan
beban yg diberikan tdk menekan bola mata
• Trauma tembus bola mata bisa akibat benda
asing yg masuk, harus dikeluarkan
• Benda asing magnetik alat magnit raksasa
• Benda tidak magnit vitrektomi
• Penyulit : endoftalmitis, panoftalmitis, ablasi
retina, perdarahan intraokular, ftisis bulbi
06/09/2022 45
Trauma Tumpul Retina dan Koroid
• Edema retina dan koroid
- visus sangat turun
- retina > abu-abu
- jar koroid sukar terlihat
- penyebab edema makula -> tidak ada cherry red
spot
- paling ditakutkan : edema makula atau Berlin
(edema luas -> seluruh polus posterior fundus okuli
abu-abu)
Trauma Tumpul Retina dan Koroid
• Edema retina dan koroid
- umumnya visus akan normal setelah beberapa
waktu tapi dapat berkurang akibat tertimbun
daerah makula oleh sel pigmen epitel
• Ablasi retina
- ada faktor : retina tipis akibat retinitis, miopia,
proses degenerasi retina lainnya
- keluhan : seperti ada selaput yg seperti tabir
mengganggu lapang pandangnya, visus turun
(makula tertutup)
Trauma Tumpul Retina dan Koroid
• Ablasi retina
- funduskopi : retina abu-abu dg PD terlihat
terangkat dan berkelok-kelok. Kadang
terlihat PD seperti yg terputus-putus
- th/: secepatnya dirawat dan dibedah oleh
dokter mata
Trauma Koroid
• Ruptur koroid
- trauma keras -> ruptur koroid ->
perdarahan subretina
- letak : polus posterior bola mata dan
melingkar konsentris sekitar papil saraf optik
- bila kena makula lutea -> visus sangat turun
- bila tertutup darah -> sukar terlihat
- ruptur putih ok sklera tidak tertutup koroid
Corneal foreign bodies
Sign & symptoms
pain and irritation that can be
felt during eye and lid movement
Fluorescein
exposed basement membrane of an
epithelial defect
highlight aqueous leakage from
penetrating wounds (positive Seidel
test)
pattern of vertical scratch marks
on the cornea foreign bodies
embedded on the tarsal
conjunctival surface of the upper
lid
Contact lens overwear corneal
edema
Treatment
Simple corneal epithelial defects antibiotic ointment and a
pressure patch to immobilize the lids
removal of foreign matter
anesthetic can be given
a spud or fine-gauge needle used to remove the material during slit lamp
examination
Examples
Metallic rings surrounding copper or iron fragments battery-operated drill with a
burr tip
Deeply embedded inert materials (eg, glass, carbon) may be allowed to remain in
the cornea
aqueous leak requiring sutures or cyanoacrylate glue microsurgical
technique
antibiotic ointment should be instilled and the eye patched
wound should be examined daily for evidence of infection
• NOTE !!
– Never give a topical anesthetic solution to the
patient for repeated use after a corneal injury
• delays healing, masks further damage, and can lead to
permanent corneal scarring
– Steroids should be avoided while an epithelial
defect exists
– Recurrent epithelial erosions sometimes follow
corneal injuries
• patching, bandage contact lens, corneal micropuncture,
or excimer laser phototherapeutic keratectomy (PTK)
Intraocular Foreign Bodies
Sign & symptoms
discomfort or blurred vision in an
eye
history of striking
metal upon metal, explosion, or high-
velocity projectile injury should
arouse a strong suspicion of
intraocular foreign body
anterior portion of the eye
inspected with a loupe or
slitlamp in an attempt to localize
the wound of entry
Direct and indirect
ophthalmoscopic visualization
of the foreign bodies
USG & CT
Treatment
must be removed whenever possible
iron or copper must be removed to prevent later disorganization of
ocular tissues from toxic degenerative changes (siderosis from iron
and chalcosis from copper)
glass or porcelain, may be tolerated indefinitely and are usually better
left alone
Organic foreign bodies in the orbit commonly result in orbital
inflammation and abscess formation remove
Site of the foreign bodies
anterior to the lens zonules removed through a limbal incision from
the anterior chamber
behind the lens and anterior to the equator removed through the
pars plana nearest to it so as to minimize retinal damage
posterior to the equator removed with pars plana vitrectomy and
intraocular forceps
Trauma Kimia
Trauma kimia pada mata merupakan trauma yang
mengenai bola mata akibat terpaparnya bahan
kimia baik yang bersifat asam atau basa yang
dapat merusak struktur bola mata tersebut
Epidemiologi
• Di Amerika Serikat, trauma pada mata merupakan 3-4% dari
seluruh kecelakaan kerja
• Sebagian besar (84%) merupakan trauma kimia
• Rasio frekuensi bervariasi trauma asam:basa antara 1:1
sampai 1:4
• Secara international, 80% dari trauma kimiawi dikarenakan
oleh pajanan pada pekerjaan.
Trauma asam
• disebabkan zat kimia bersifat asam dengan pH < 7
• Terjadi penggumpalan dan pengendapan protein.
Kerusakan hanya terjadi dipermukaan. Bila asamnya
lebih keras akan menembus lebih dalam
Etiologi:
•Bahan kimia
• asam sulfat, sulfurous acid, asam hidroklorida, asam
nitrat,asam asetat, asam kromat, dan asam
hidroflorida
Patofisiologi
Bahan kimia asam
Etiologi :
Semen
Soda kuat
Amonia
NaOH
CaOH
Cairan pembersih dalam rumah tangga
Patofisiologi
Bahan kimia alkali
Pecah atau rusaknya sel jaringan dan Persabunan disertai disosiasi asam lemak
membran sel penetrasi lebih lanjut
Diagnosis banding
• Konjugtivitis
• Konjugtivitis hemoragik akut
• Keratokunjugtivitis sicca
• Ulkus kornea
• Dan lain-lain
Komplikasi
1.Simblefaron, perlengketan antara konjungtiva palpebradan kornea
2.Kornea keruh, edema, neovaskuler
3.Katarak traumatik, merupakan katarak yang muncul sebagai akibat cedera
pada mata yang dapat merupakan trauma perforasi ataupun tumpul yang
terlihat sesudah beberapa hari ataupun beberapa tahun.
Katarak traumatik ini dapat muncul akut, subakut, atau pungejala sisa dari
trauma mata.
Trauma basa pada permukaan mata sering menyebabkan katarak, selain
menyebabkan kerusakan kornea,konjungtiva, dan iris.
4.Phtisis bulbi, bola mata mengecil
Trauma Radiasi Elektromagnetik
• Sering :
1. Sinar inframerah
2. Sinar UV
3. Sinar X dan sinar terionisasi
• Inframerah -> Suhu lensa naik 9 drajat celcius, iris
panas -> akibat tidak baik thd kapsul lensa di
dekatnya -> katarak dan eksfoliasi kapsul lensa
• Sinar UV -> epitel kornea rusak segera (sementara),
tidak nyata pada lensa dan retina
Trauma Radiasi Elektromagnetik
• Keluhan 4-10 jam pasca trauma o/ UV : mata sangat
sakit, seperti kelilipan/kemasukan pasir, fotofobia,
blefarospasme, konjungtiva kemotik
• UV -> Infiltrat kornea, kdg disertai keruh dan uji
fluoresein (+), pupil miosis, visus terganggu
• Th/ -> sikloplegia, AB lokal, analgetik, mata ditutup 2-
3 hr
• Prognosis : sembuh setelah 48 jam
Glaukoma Sekunder Pasca Trauma
• Glaukoma kontusi sudut
- trauma -> tergesernya pangkal iris ke belakang ->
robekan trubekulum -> gangguan fungsi
trubekulum -> hambatan aliran keluar cairan mata
- th/ : seperti th/ glaukoma sudut terbuka (obat
lokal/sistemik) -> tidak terkontrol -> bedah
Glaukoma Sekunder Pasca Trauma
• Glaukoma dengan dislokasi lensa
- trauma tumpul -> zonula zinn putus ->
kedudukan lensa abnormal -> iris ke depan -> sudut
bilik mata tertutup -> hambat aliran keluar cairan
mata -> glaukoma sekunder
- th/: mengangkat penyebab atau lensa -> sudut
terbuka
Pencegahan Trauma Mata
• Trauma tumpul ok kecelakaan tidak dpt dicegah tapi ok
perkelahian dapat dicegah
• Diperlukan perlindungan pekerja u/ hindari trauma tajam
• Setiap pekerja yang sering berhubungan dg bahan kimia
sebaiknya mengerti bahan apa yang ada di tempat
kerjanya
• Pekerja las -> hindarkan diri dr sinar dan percikan bahan
las dg kacamata
• Awasi anak yg sdg bermain yg mungkin bahaya untuk
matanya
Fraktur Tulang Temporal
• Definisi : Cedera pd os. Temporal karena benturan dengan
permukaan tumpul / peluru yg menembus kepala
• Fraktur +/-
• Cedera pd audiovestibuler sistem diinduksi oleh perubahan
tekanan diferensial / energi akustik ambien (NIHL)
• Klasifikasi :
– Etiologi
– Lokasi fraktur
tradisional longitudinal / transversal
– Severe parenkim otak ikut terkena
• Gambaran klinis :
• Ditemukan bukti dari cedera penetrasi di regio temporal
tengkorak
• Ottorhea (Discharge)
• Battle’s sign (memar pd proc. Mastoideus)
• LMN facial nerve palsy
• Otoskopi :
• Darah segar pd EAM
• Cedera membran timpani perforasi, haemotympanum
• Pemeriksaan :
• Radiologi
• CT scan Gold standard fraktur os. Temporal
• MRI Facial nerve palsy, haematoma didalam koklea
• Angiography
• Pemeriksaan :
• Hearing assesment
• Tes sederhana GCS untuk melihat respon terhadap perintah
verbal (sulit saat akut)
• Pure tone audiogram
• Tympanometri
• Electric response audiometry pada pasien yang tidak sadar
• Vestibular assesment
• Nystagmus
• Unilateral acute vestibular failure horizonal nistagmus
• Electrostagmography with caloric test setelah pulih dari cedera
akut (trauma adalah penyebab sekuder atau primer)
• CSF Leak beta-2 transferin analisys
Tatalaksana
• No treatment isolated otic-capsule sparing
fracture di temporal kanan
Komplikasi
Komplikasi Ket
Gg pendengaran (sering) ok hemotimpanum. Kadang² ok perforasi m.timpani,
konduktif diskontinuitas osikula ( dislokasi incudostapedial)
Gg pendengaran Fraktur transversal dg keterlibatan fraktur otic capsule, bs juga tanpa
sensorineural fraktur otic (ok conccusion labirin)
Concussion labirin gg membran koklear / sel rambut ok tekanan
gg pendengaran frekuensi tinggi
PERILYMPHATIC FISTULE
ETIOLOGI
• Perilymph bocor dari ruang perilymphatic tulang
labirin kedalam telinga tengah kehilangan
keseimbangan antara perilimf dan endolimf
• Pressure exposure, trauma kepala, perforasi membran
timpani kuadran posterosuperior, pasca stapedectomy
TATALAKSANA
• Bed rest
• Elevation of the head of the bed
• Use of stool softeners
• Avoidance of Valsalva maneuver
• Sedation
• Repeated audiometric evaluations should be performed
Whilash Injuries
• Adalah cedera fleksi/ekstensi yang disebabkan
oleh dampak tabrakan kendaraan dari belakang
atau samping, menyebabkan spectrum tanda &
gejala musculoskeletal dan neurologic.
• Gejala dapat disebabkan oleh:
▫ Trauma jaringan lunak leher
▫ Cedera tulang vertebra
▫ Trauma vaskular atau langsung pada medulla
spinalis/batang otak atau vestibular nuclei & labirin.
Klasifikasi
Whiplash-associated disorder grading system
after the Quebec task force conference
Grade Symptoms & signs
0 Nil symptoms
1 Complaint of pain on motion, but no pain on physical
examination
2 Complaint of pain in motion, with pain on physical
examination
3 As grade 2, but with neurological symptoms
4 Fracture or dislocation
Gambaran Klinis Terapi
• Riwayat: • Istirahat dengan menggunakan
▫ Riwayat trauma kepala & cervical collar.
leher, diikuti nyeri pada • Aktivitas normal pada grade 1
leher 7 hari setelahnya. &2
▫ Lebih jarang: parastesia, • Vertigo: program gerakan
dizziness, gangguan kepala & tubuh disertai
pendengaran, tinnitus, relaksasi, kontrol pernapasan &
konsentrasi buruk. memulai kembali aktivitas
• Pemeriksaan: pelatihan (rehabilitasi
▫ Penurunan lapang gerak vestibular) lakukan juga
leher berhubungan dengan pengukuran objektif terhadap
cedera/muscle tenderness. fungsi keseimbangan.
▫ Imaging servikal melihat
fraktur atau dislokasi.
Trauma telinga dalam
Trauma energi akustik
• Trauma ledakanlbh byk TT drpd TD
• Trauma akustik(110 dB dlm wkt
singkat)
– Penyebab ketulian sensorineural nada
tinggi paling umum
Benda Asing
• Berupa: benda mati atau hidup,
binatang, komponen tumbuh2an atau
mineral.
• Anak : kcg hijau, manik, mainan, karet
penghapus, terkadang baterai.
• Dewasa : kapas cotton bud, potongan
korek api, patahan pensil, kadang
serangga kecil seperti kecoa, semut
atau nyamuk.
Tanda & Gejala Pemeriksaan
• Rasa tidak enak di • Pada inspeksi telinga
telinga dengan atau tanpa
• Tersumbat corong telinga akan
• Pendengaran tampak benda asing
terganggu tersebut.
• Nyeri akan timbul
Tata Laksana : Pengeluaran
• Hati2 ! trauma membran timpani atau struktur
telinga tengah.
• Binatang yang masih hidup harus dimatikan dengan
memasukkan tampon basah lalu teteskan cairan (mis,
lar. Rivanol atau anastesi lokal) +- 10 menit
binatang mati keluarkan dengan pinset atau irigasi.
• Baterai : # boleh dibasahi efek korosif.
• Benda asing besar : tarik dengan pengait serumen.
• Benda asing kecil : ambil dengan cunam atau pengait.
KESIMPULAN SARAN
• Kami telah mempelajari • Lakukan pemeriksaan
trauma mata, fraktur penunjang (CT Scan)
tulang temporal dan kemudian lakukan
trauma pada telinga. tindakan operasi untuk
• Pasien tsb mengalami fraktur tulang
otitic barotrauma dan temporalnya.
temporal bone fracture.
Daftar Pustaka
• Efiaty AS, Nurbaiti I, Jenny B, Ratna DR. Buku Ajar Ilmu
Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher.
Edisi keenam, Jakarta: FKUI, 2007.
• Ballengers. Diseases of Ear Nose and Throat. BC Decker Inc.
• Scott Brown’s Otolaringology, Head and Neck Surgery.
Editor: Gleeson M et al. 7th ed. Vol 1-3. Edward Arnold
(Publishers) Ltd, London, 2008.
• Eva, Paul Riordan; 2008; Lange Vaughan & Asbury’s
GENERAL OPHTHALMOLOGY International Edition; New
York: Mc Graw Hill
• Ilyas, Sidarta; 2010; Ilmu Penyakit Mata; Jakarta: FKUI