1. Mixed injction : injeksi campuran dari injeksi konjuktiva dan siliar dr proses inflamasi
Step 2
1. Mengapa pasien datang dengan pengliatan mata buram setelah terkena pembersih kloset
Trauma asam dipisahkan dalam dua mekanisme, yaitu ion hidrogen dan anion dalam kornea.
Molekul hidrogen merusak permukaan okular dengan mengubah pH, sementara anion
merusak dengan cara denaturasi protein, presipitasi dan koagulasi. Koagulasi protein
umumnya mencegah penetrasi yang lebih lanjut dari zat asam, dan menyebabkan tampilan
ground glass dari stroma korneal( buram) yang mengikuti trauma akibat asam.Sehingga
trauma pada mata yang disebabkan oleh zat kimia asam cenderung lebih ringan daripada
trauma yang diakibatkan oleh zat kimia basa Bila bahan asam mengenai mata maka akan
segera terjadi koagulasi protein epitel kornea yang mengakibatkan kekeruhan pada kornea,
Penurunan visus mendadak akibat defek pada kornea berupa defek pada epitel kornea atau
defek pada lapisan kornea yg lebih dalam lagi. Akan tetapi trauma asam akan membentuk
sawar presipitat jaringan nekrotik yang cenderung membatasi penetrasi dan kerusakan lebih
lanjut.
2. Mengapa pasien mengeluhkan mata merah berair dan bengkak?
Edema pada kelopak mata yang disebabkan adanya peningkatanpermeabilitas pembuluh
darah. Kerusakan pada jaringan palpebra sehingga mata tidak dapat menutup sempurna dan
terbentuknya jaringan parut pada palpebra.
2. Edema pada kelopak mata yang disebabkan adanya peningkatan permeabilitas pembuluh
darah. Kerusakan pada jaringan palpebra sehingga mata tidak dapat menutup sempurna dan
terbentuknya jaringan parut pada palpebra. 3. Hiperemis konjungtiva hingga dapat
terbentuknya kemosis.
4. Kerusakan pada kornea dapat bervariasi dari yang paling ringan, yaitu keratitis pungtata
superfisial hingga defek epitel luas berupa erosi kornea, hilangnya epitel kornea hingga
perforasi kornea. Walaupun jarang, perforasi kornea permanen dapat terjadi dalam
beberapa hari hingga minggu pada trauma kimia parah yang tidak ditangani dengan baik .
Pada defek epitel luas, hasil tes flouresin mungkin negatif.
5. Kabut stroma dapat bervariasi dari kornea bersih hingga opasifikasi sempurna.
7. Terjadinya reaksi peradangan pada bagian anterior, reaksi yang terbentuk bervariasi dari
flare sampai reaksi fibrinoid. Secara umum trauma basa lebih sering menyebabkan
peradangan bilik mata depan akibat kemampuannya yang dapat menembus lapisan kornea.
8. Peningkatan tekanan intraokular (TIO) dapat terjadi secara mendadak akibat dari
deformasi dan pengurangan serabut kolagen serta keikutsertaan prostaglandin. Peningkatan
TIO yang terus menerus secara langsung berhubungan dengan derajat kerusakan segmen
anterior akibat peradangan.
4. Apa saja macam2 trauma kimia pada mata dan efeknya?
Trauma Mekanik
a. Trauma tumpul
Kelopak
Palpebra hematom
o Penyebab
Trauma akibat pukulan tinju, atau benda-benda keras lainnya
o Penatalaksanaan
Pada hematoma kelopak dini dapat diberikan kompres dingin untuk
menghentikan perdarahan dan menghilangkan rasa sakit
Bila telah lama, untuk memudahkan absorbsi dapat dilakukan
kompres hangat pada kelopak
Bila perdarahan terletak lebih dalam dan mengenai kedua kelopak
dan berbentuk kaca mata yang sedang dipakai, maka keadaan ini
disebut sebagai hematoma kaca mata dan merupakan keadaan sangat
gawat. Hematoma kaca mata terjadi akibat pecahnya arteri oftalmika
yang merupakan tanda fraktur basis kranii. Darah masuk ke dalam
kedua rongga orbita sampai pada batas septum orbita kelopak mata,
akan memberikan bentuk hematoma ini.
Konjungtiva
Edema konjungtiva
Jaringan konjungtiva yang bersifat selaput lendir dapat menjadi kemotik
pada setiap kelainannya, demikian pula akibat trauma tumpul. Bila kelopak
terpajan ke duania luar dan konjungtiva secara langsung kena angin tanpa
mengedip, maka keadaan ini telah dapat mengakibatkan edema pada
konjungtiva.
Penatalaksanaannya : dapat diberikan dekongestan untuk mencegah
pembendungan cairan di dalam selaput lendir konjungtiva.
Hematom subkonjungtiva
Hematoma subkonjungtiva terjadi akibat pecahnya pembuluh darah yang
terdapat pada atau di bawah konjungtiva, seperti arteri konjungtiva dan
arteri episklera. Pecahnya pembuluh darah ini dapat akibat batuk
rejan,trauma tumpul basis kranii, atau pada keadaan pembuluh darah yang
rentan dan mudah pecah. Pembuluh darah akan rentan dan mudah pecah
pada usia lanjut, hipertensi, areriosklerosis, konjungtiva
meradang(konjungtivitis), anemia, dan obat-obatan tertentu.
Pengobatan dini yang dapat dilakukan kompres hangat. Perdarahan
subkonjungtiva akan hilang atau diabsorbsi dalam 1-2 minggu tanpa diobati
Bila perdarahan ini terjadi akibat trauma tumpul maka perlu dipastikan
bahwa tidak terdapat robekan di bawah jaringn konjungtiva atau sklera.
Kadang-kadang hematoma subkonjungtiva menutupi keadaan mata yang
lebih burukseperti perforasi bola mata. Bila tekanan bola mata rendah
disertai tajam penglihatan menurun dengan hematoma subkonjungtiva
maka sebaiknya dilakukan eksplorasi bola mata untuk mencari adanya
ruptur sklera atauterlihatnya jaringan kororid yang menonjol
Kornea
Edema kornea
Trauma tumpul yang keras atau cepat mengenai mata dapat mengakibatkan
edema kornea ataupun malahan ruptur daripada membran Descement.
Edema kornea yang berat dapat mengakibatkan serbukan sel radang dan
neurovaskularisaso masuk ke dalam jaringan stroma kornea.
Erosi kornea
Erosi kornea merupakan keadaan terkelupasnya epitel kornea yang dapat
diakibatkan oleh gesekan keras pada epitel kornea. Hal yang dapat
mengakibtkan erosi kornea adalah lensa kontak, sinar ultra violet, debu, dan
asap.
Akibatnya kornea yang mempunyai banyak serabut saraf sensibel terkena,
maka pasien akan merasa sakit sekali, dengan blefarospasme, lakrimasi,
fotofobia, dan penglihatan akan terganggu oleh media kornea yang keruh.
Pada kornea akan terlihat suatu defek epitel kornea yang bila di beri
pewarnaan fluoresein akan berwarna hijau. Hati-hati bila memakai obat
topikal untuk menghilangkan rasa sakit pada pemeriksaan karena dapat
menambah kerusakan epitel. Pada erosi kornea yang perlu diperhatikan
adalah adanya infeksi yang timbul kemudian akibat barier epitel hilang.
Pengobatan biasanya diberikan sikloplegik untuk menghilangkan rasa sakit
ataupun untuk mengurangkan gejala radang uvea yang mungkin timbul.
Antibiotik diberikan dalam bentuk tetes dan mata ditutup untuk
mempercepat tumbuh epitel baru dan mencegah infeksi sekunder. Biasanya
bila tidak terjadi infeksi sekunder erosi kornea yang mengenai seluruh
permukaan kornea yang mengenai seluruh permukaan kornea akan sembuh
dalam 3 hari. Pada erosi kornea tidak diberi antibiotik.
Erosi kornea rekuren
Uvea
Iridoplegia
Pada trauma tumpul dapat terjadi kelumpuhan otot sfingter pupil sehingga
pupil menjadi lebar atau midriasis. Pupil ini tidak bereaksi terhadap sinar.
Pasien akan sukar melihat dekat karena gangguan akomodasi, silau akibat
gangguan pengaturan masuknya sinar pada pupil, akan terlihat anisokoria
pada pupil.
Iridoplegia ini akan berlangsung beberap hari sampai beberapa minggu.
Kadang-kadang tidak menjadi normal lagi.
Pada pasien dengan iridoplegia sebaiknya diberi istirahat untuk mencegah
terjadinya kelelehan sfingter disertai dengan pemberian.
Iridodialisis
Trauma tumpul dapat mengakibatkan robekan pada pangkal iris sehingga
bentuk pupil menjadi berubah menjadi lonjong. Biasanya iridodialisis terjadi
bersama-sama dengan terbentuknya hifema. Pasien akan melihat ganda
dengan satu matanya. Bila keluhan demikian maka pada pasien sebainya
dilakukan pembedahan dengan melakukan resposisi iris yang terlepas.
Hifema
Hifema atau darah di dalam bilik mata depan dapat terjadi akibat trauma
tumpul yang merobek pembuluh darah iris atau badan siliar. Bila pasien
duduk hifema akan terlihat terkumpul di bagian bawah bilik mata depan,
dan hifema dapat memenuhi seluruh ruang bilik mata depan
Penglihatan pasien akan sangat menurun. Kadang-kadang terlihat
iridoplegia dan iridodialisis. Pasien akan mengeluh sakit disertai dengan
epifora dan blefarospasme.
Pasien dengan hifema harus tinggal dan dirawat di rumah sakit. Pasien tidur
dengan kepala miring 60 derajat, diberi koagulansia, dan mata ditutup. Pada
anak-anak yang gelisah dapat diberikan obat penenang. Bila terjadi penyulit
glaukoma diberi asetazolamida.
Biasanya hifema akan hilang sempurna. Kadang-kadang sesudah hifema
hilang atau 7 hari setelah trauma dapat terjadi perdarahan atau hifema baru
yang disebut hifema sekunder yang pengaruhnya akan lebih hebat karena
perdarahan lebih sukar hilang.
Iridosiklitis
Pada trauma tumpul dapat terjadi reaksi jaringan uvea sehingga
menimbulkan iridosiklitis atau radang uvea anterior. Pada mata akan
terlihat mata merah, suar di dalam bilik mata depan, dan pupil mengecil.
Tajam penglihatan menurun. Pada uveitis anterior diberikan tetes midriatik
dan steroid topikal. Bila terlihat radang berat maka dapat diberikan steroid
sistemik.
Lensa
Dislokasi lensa
Trauma tumpul lensa dapat mengakibatkan dislokasi lensa akibat
putusnya zonula zinii.
Gangguan kedudukan lensa ini dapat dalam bentuk ;
a) Subluksasi lensa
Terjadi akibat zonula zinn putus sebagian sehingga lensa berpindah
tempat. Pasien pasca trauma akan mengeluh penglihatan berkurang.
Subluksasi lensa akan memberikan gambaran pada iris berupa
iridodonesis. Akibat pegangan lensa pada zonula tidak ada maka lensa
yang elastis akan menjadi cembung, dan mata akan menjadi lebih
miopia. Lensa yang menjadi sangat cembung mendorong iris ke depan
sehingga sudut bilik mata tertutup. Bila sudut bilik mata menjadi
sempit pada mata ini mudah terjadi glaukoma sekunder.
Subluksasi lensa dapat juga terjadi spontan akibat pasien menderita
kelainan pada zonula zinn yang rapuh (sindrom Marphan).
b) Luksasi lensa anterior
Bila seluruh zonula zinn di sekitar ekuator putus akibat trauma maka
lensa dapat masuk ke dalam bilik mata depan. Akibat lensa terletak di
dalam bilik mata depan ini maka akan terjadi gangguan pengaliran
keluar cairan bilik mata sehingga akan timbul glaukoma kongestif akut
dengan gejala-gejalnya. Pasien akan mengeluh penglihatan menurut
mendadak, disertai rasa sakit yang sangat, muntah, mata merah dengan
blefarospasme. Terdapat injeksi siliar yang berat, edema kornea, lensa
di dalam bilik mata depan. Iris terdorong ke belakang dengan pupil
yang lebar. Tekanan bola mata sangat tinggi. Pasien secepatnya dikirim
pada dokter mata untuk dikeluarkan lensanya dengan terlihat dahulu
diberikan asetazolamida untuk menurunkan tekanan bola mata.
c) Luksasi lensa posterior
Pada keadaan putusnya zonulla zinn di seluruh lingkaran ekuator lensa
sehingga lensa jatuh ke dalam badan kaca dan tenggelam di datarn
bawah polus posterior fundus okuli. Mata ini akan menunjukkan gejala
mata tanpa lensa atau afakia. Pasien akan melihat normal dengan lensa
+ 12.0 dioptri untuk jauh, bilik mata depan dalam dan iris tremulans.
Pasien akan mengeluh adanya skotoma pada lapang pandangannya
akibat lensa mengganggu kampus pasien.
Katarak traumatic
Trauma tumpul dapat mengakibatkan katarak pungtata, selain daripada
dapat mengakibatkan katarak, yang biasanya berjalan lambat, dan proses
degenerasinya dapat berjalan lanjut. Proses degenerasi lanjut ini dapat
mengakibatkan pencairan korteks lensa dan bocor melalui kapsul lensa.
Bahan lensa di luar kapsul sebagai benda asing menimbulkan reaksi di
dalam bilik mata depan sehingga menimbulkan reaksi uveitis yang disebut
sebagai uveitis fakotoksik dan glaukoma fakolitik.
Bila katarak telah menimbulkan reaksi fakolitik maka pasien akan mengeluh
mata sakit disertai dengan gejala uveitis lainnya sehingga lensa perlu
dikeluarkan dengan segera.
Retina dan koroid
Edema retina dan koroid
Trauma tumpul pada retina dapat mengakibatkan edema retina. Edema
retina akan memberiakn warna retina yang lebih abu-abu akibat sukarnya
melihat jaringan uvea melalui retina yang sembab. Berbeda dengan oklusi
arteri retina sentral dimana terdapat edema retinakecuali daerah makula,
sehingga pada keadaan iniakan terlihat ”cherry red spot” yang berwarna
merah. Edema retina akibat trauma tumpuljuga mengakibatkanedema
makula sehingga tidak terdapat cherry red spot.
Pada trauma tumpul yang paling ditakutkan adalah terjadi edema makula
atau edema berlin. Pada keadaan ini akan terjadi edema yang luas sehingga
seluruh polus posterior fundus okuli berwarna abu-abu.
Ablasi retina
Trauma diduga merupakan pencetus untuk terlepasnya retina dari koroid
pada penderita ablasi retina. Biasanya pasien telah mempunyai bakat untuk
terjadinya ablasi retina ini seperti retina tipis akibat retinitis sanata, miopia,
dan proses degenerasi retina lainnya. Bila terjadinya ablasi retina setelah
suatu trauma tidak diketahui dengan jelas karena waktu terjadinya tidak
selalu sama.
Pada pasien ekan terdapat keluhan seperti adanya selaput yang seperti tabir
menganggu lapang pandangannya. Bila terkena atau tertutup daerah makula
maka tajam penglihatan akan menurun. Pada pemeriksaan funduskopi akan
terlihat retina yang berwarna abu-abu dengan pembuluh darah yang terlihat
terangkat dan berkelok-kelok. Kadang-kadang terlihat pembuluh darah
seperti yang terputus-putus.
Rupture koroid
Pada trauma keras dapat terjadi perdarahan subretina yang dapat
merupakan akibat daripada ruptur koroid. Ruptur ini biasanya terletak di
polus posterior bola mata dan melingkar konsentris di sekitar papil saraf
optik. Bila ruptur koroid ini terletak atau mengenai daerah makula lutea
maka tajam penglihatan akan turun dengan sangat.
Ruptur ini bila tertutup oleh perdarahan subretina agak sukar dilihat akan
tetapi bila darah tersebut telah diabsorbsi maka akan terlihat bagian yang
ruptur berwarna putih karena sklera dapat dilihat langsung tanpa tertutup
koroid.
Saraf optic
Avulse papilsaraf optic
Pada trauma tumpul dapat terjadi saraf optik terlepas dari pangkalnya di
dalam bola mata yang disebut sebagai avulsi papil saraf optik. Keadaan ini
akan mengakibatkan turunnya tajam penglihatan yang berat dan sering
berakhir dengan kebutaan. Penderita perlu dirujuk untuk dinilai kelainan
fungsi retina dan saraf optiknya.
1. Trauma Kimia
Bahan kimia yang dapat mengakibaIkan kelainan pada mata dapat dibedakan
dalam bentuk:
1. Trauma Asam
2. Trauma Basa atau Alkali.
Pengobatan
Setiap trauma kimia pada mata memerlukan tindakan segera.
lrigasi daerah yang terkena trauma kimia merupa tindakan yang segera
harus dilakukan karena dapat memberikan penyulit yang lebih berat.
Pembilasan dilakukan dengan memakai garam fisiologi atau air bersih
lainnya selama mungkin dan paling sedikit 15-30 menit.
Luka bahan kimia harus dibilas secepatnya dengan air yang tersedia pada
saat itu seperti dengan air keran, larutan garam fisiologik, dan asam berat.
Anestesi topikal diberikan pada keadaan dimana terdapat blefarospasme
berat.
Untuk bahan asam digunakan larutan natrium bikarbonat 3% sedang untuk
basa larutan asam borat, asam asetat 0.5% atau bufer as asetat pH 4.5%
untuk menetralisir. Diperhatikan kemungkinan terdapat benda asing
penyebab luka tersebut.
Untuk bahan basa diberikan EDTA. Pengobatan yang diberi adalah
antibiotika topikal, sikioplegik dan bebat mata selama mata masih sakit.
Regenerasi epitel akibat asam lemah dan alkali sangat lambat yang biasanya
sempurna setelah 3-7 hari.
Klasifikasi
Trauma Asam
Etiologi
Bahan asam yang dapat merusak mata terutama bahan anorga organik (asetat,
forniat),d an organik anhidrat (asetat).
Patofisiologi
Bila bahan asam mengenai mata maka akan segera terjadi pengendapan
ataupun penggumpalan protein permukaan sehingga bila konsentrasi tidak
tinggi maka tidak akan bersifat destruktif seperti trauma alkali. Biasanya akan
terjadi kerusakan hanya pada bagian superfisial saja. Bahan asam dengan
konsentrasi tinggi dapat bereaksi seperti terhadap trauma basa sehingga
kerusakan yang diakibatkannya akan lebih dalam.
Pengobatan
a. Pengobatan dilakukan dengan irigasi jaringan yang terkena
secepatnya dan selama mungkin untuk menghilangkan dan
melarutkan bahan yang mengakibatkan trauma.
b. Biasanya trauma akibat asam akan normal kembali, sehingga tajam
penglihatan tidak banyak terganggu.
Benda asing yang masuk ke konjungtiva sebagian besar merupakan akibat dari
kecelakaan yan terjadi selama melakukan aktivitas sehari-hari. Jenis benda asing yang
paling banyak masuk kedalam mata adalah:
-Bulu mata
-Serbuk gergaji
-Kosmetik
-Lensa kontak
-Partikel logam
-Pecahan kaca
Benda yang masuk kedalam mata dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu
Benda logam :emas, perak, platina, timah hitam, seng, nikel, aluminium, tembaga besi
Benda bukan logan :batu, kaca, perselin, karbon, bahan tumbuh-tumbuhan, pakaian, dan
bulu mata
Benda inert :benda yang terdiri dari bahan-bahan yang tidak menimbulkan reaksi pada
mata, walaupun di beberapa kasus terdapat reaksi yang ringan dan tidak
mengganggu fungsi mata sepertiemas, perak, platina, batu, kaca, porselin, dan plastik
jenis tertentu
Benda reaktif :yaitu benda yang menimbulkan reaksi pada mata sehingga mengganggu
fungsi mata sepertitimah hitam, seng, nikel, aluminium, tembaga, kuningan, besi, tumbuh-
tumbuhan, pakaian, dan bulu ulat.
10. Apa yang dokter jaga berikan pada paiesn pd pertolongnan pertama?Apa tatalaksana pd
pasien?
2. Lima sampai sepuluh menit setelah irigasi dihentikan, ukurlah pH dengan menggunakan
kertas lakmus. Irigasi diteruskan hingga mencapai pH netral (pH=7.0)
3. Jika pH masih tetap tinggi, konjungtiva forniks diswab dengan menggunakan moistened
cotton-tipped applicator atau glass rod. Penggunaan Desmarres eyelid retractor dapat
membantu dalam pembersihan partikel dari forniks dalam.
Selanjutnya, penatalaksana untuk trauma kimia derajat ringan hingga derajat sedang
meliputi:
1. Forniks diswab dengan menggunakan moistened cotton-tipped applicator atau glass rod
untuk membersihkan partikel, konjungtiva dan kornea yang nekrosis yang mungkin masih
mengandung bahan kimia. Partikel kalsium hidroksida lebih mudah dibersihkan dengan
menambahkan EDTA.
2. Siklopegik (Scopolamin 0,25%; Atropin 1%) dapat diberikan untuk mencegah spasme silier
dan memiliki efek menstabilisasi permeabilitas pembuluh darah dan mengurangi inflamasi.
3. Antibiotik topikal spektrum luas sebagai profilaksis untuk infeksi. (tobramisin, gentamisin,
ciprofloxacin, norfloxacin, basitrasin, eritromisin)
4. Analgesik oral, seperti acetaminofen dapat diberikan untuk mengatasi nyeri.
5. Jika terjadi peningkatan tekanan intraokular > 30 mmHg dapat diberikan Acetazolamid
(4x250 mg atau 2x500 mg ,oral), beta blocker (Timolol 0,5% atau Levobunolol 0,5%).
6. Dapat diberikan air mata artifisial (jika tidak dilakukan pressure patch).
Tatalaksana untuk trauma kimia derajat berat setelah dilakukan irigasi, meliputi
1. Rujuk ke rumah sakit untuk dilakukan monitor secara intensif mengenai tekanan
intraokular dan penyembuhan kornea.