Anda di halaman 1dari 30

CLINICAL SCIENCE SESSION (CSS)

TRAUMA TUMPUL DAN TEMBUS PADA MATA

Dosen Pembimbing: dr. Gita Mayani, Sp. M

Fitri Pebriandani, S.Ked

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR


BAGIAN MATA RSUD RADEN MATTAHER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
BAB I
PENDAHULUAN

Mata merupakan salah satu indra yang sangat penting untuk kehidupan
01 manusia, terlebih lagi dengan majunya teknologi, indera penglihatan
yang baik Walaupun
merupakanmata
kebutuhan yang sistem
mempunyai tidak dapat diabaikan
pelindung yang cukup
baik seperti rongga orbita, kelopak, dan jaringan lemak

02 retrobulbar selain terdapatnya reflex memejam atau


mengedip, mata masih sering mendapat trauma dari dunia
luar mengakibatkan kerusakan pada bola mata dan kelopak,
Trauma dapat

03 saraf mata dan rongga orbita. Kerusakan mata akan dapat


mengakibatkan atau memberikan penyulit sehingga mengganggu
fungsi penglihatan
Trauma pada mata memerlukan perawatan yang tepat untuk
04 mencegah terjadinya penyulit yang lebih berat yang akan
mengakibatkan
Trauma mekanik kebutaan
dapat dikelompokkan menjadi trauma tumpul dan
trauma tembus dimana trauma tumpul okuli diakibatkan benda yang
05 keras atau benda tidak keras dengan ujung tumpul sedangkan trauma
tembus mata sering merupakan penyebab kebutaan unilateral pada
dewasa muda.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
TRAUMA TAJAM DAN TRAUMA TEMBUS PADA MATA

Sinistra
BETT
(BIRMINGHAM EYE TRAUMA TERMINOLOGY)
BENDA ASING EKSTRAOKULER

Benda asing ekstraokuler dapat tertanam pada


 Konjungtiva. Benda asing ini dapat tertanam pada konjungtiva tarsal, sulkus subtarsalis,
konjungtiva forniks, atau konjungtiva bulbi
 Kornea. Benda asing sering tertanam pada lapisan superfisial seperti epitelium dan
jarang sampai menembus lapisan stroma.
GEJALA KLINIS DAN TATALAKSANA BENDA ASING EKSTRAOKULER

GEJALA KLINIS TATALAKSANA

Gejala klinis dari benda asing di Penatalaksanaan benda asing


konjungtiva adalah didapatkan ekstraokuler ialah mengambil benda
tanda khas berupa asing tersebut secepatnya. Pada
• Blefarospasme kasus benda asing di konjungtiva
• Injeksi konjungtiva tarsal atau forniks, dapat
menggunakan swab kapas. Bila
• Abrasi dan benda asing pada
benda asing terdapat pada
permukaan kornea akan
konjungtiva bulbi, pengangkatan
memberikan sensasi nyeri dan
menggunakan jarum kecil dengan
iritasi sewaktu mata dan palpebra
bantuan anestesi topikal
digerakkan
TRAUMA TUMPUL

Trauma tumpul pada mata dapat diakibatkan


benda yang keras atau benda yang tidak keras,
dimana benda tersebut dapat mengenai mata
dengan keras (kencang) atau dengan lambat.
1.Benda tumpul, Trauma tumpul yang mengenai mata
2.Benturan atau ledakan di mana terjadi dapat menyebabkan robekan pada
pemadatan udara pembuluh darah iris, akar iris dan badan
silier sehingga mengakibatkan perdarahan
dalam bilik mata depan. Iris bagian
perifer merupakan bagian paling lemah.
Suatu trauma yang mengenai mata akan
Trauma tumpul dapat dibedakan menjadi dua
menimbulkan kekuatan hidralis yang
jenis, yaitu:
dapat menyebabkan hifema dan
1.Kontusio, yaitu kerusakan disebabkan oleh
iridodialisis, serta merobek lapisan otot
kontak langsung dengan benda dari luar
spingter sehingga pupil menjadi ovoid
terhadap bola mata, tanpa menyebabkan
dan non reaktif.
robekan pada dinding bola mata
2.Konkusio, yaitu bila kerusakan terjadi
secara tidak langsung. Trauma terjadi pada
jaringan di sekitar mata, kemudian getarannya
sampai ke bola mata.
TRAUMA TUMPUL KELOPAK MATA

1. Trauma jaringan lunak pada kelopak mata dan daerah periokular diklasifikasikan menjadi kontusio, lecet,
avulsi, tusukan dan laserasi.
2. Luka memar dan lecet dapat diobati dengan antibiotik topikal dan kompres dingin.
3. Setiap trauma avulsi, tusukan, atau laserasi pada kelopak mata, daerah periokular, atau sistem kanalikuli
harus dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dan dirujuk ke dokter spesialis mata

HEMATOMA PALPEBRA
 Hematoma palpebra merupakan pembengkakan atau penimbunan darah
di bawah kulit kelopak akibat pecahnya pembuluh darah palpebral.
 Bila perdarahan terletak lebih dalam dan mengenai kedua kelopak dan
berbentuk kacamata hitam yang sedang dipakai, maka keadaan ini
disebut dengan hematoma kaca mata atau yang biasa disebut Racoon
Eye.
 Pada hematoma kelopak yang dini dapat diberikan kompres air dingin
untuk menghentikan perdarahan dan menghilangkan rasa sakit. Bila telah
lama, untuk memudahkan absorpsi darah dapat dilakukan kompres
hangat pada kelopak mata.
TRAUMA TUMPUL KONJUNGTIVA

EDEMA KONJUNGTIVA HEMATOMA SUBKONJUNGTIVA

Bila kelopak terpajan ke dunia luar dan Hematoma subkonjungtiva terjadi akibat pecahnya
konjungtiva secara langsung kena angin tanpa pembuluh darah yang terdapat pada atau di bawah
dapat mengedip, maka keadaan ini telah dapat konjungtiva, seperti arteri konungtiva dan arteri episklera.
mengakibatkan edema pada konjungtiva. Pada Pengobatan dini pada hematoma subkonjungtiva ialah
edema konjungtiva dapat diberikan dekongestan dengan kompres hangat. Perdarahan subkonjungtiva akan
untuk mencegah pembendungan cairan di dalam hilang dan diabsorpsi dalam 1-2 minggu tanpa diobati.
selaput lendir konjungtiva.
TRAUMA TUMPUL KORNEA

EDEMA KORNEA EROSI KORNEA

Trauma tumpul yang keras atau cepat mengenai Erosi kornea merupakan keadaan terkelupasnya epitel
mata dapat mengakibatkan edema kornea bahkan kornea yang dapat diakibatkan oleh gesekan keras pada epitel
sampai ruptur membran Descement. Edema kornea. Erosi dapat terjadi tanpa cidera pada membran basal.
kornea akan memberikan keluhan penglihatan Pada erosi pasien akan merasa sangat kesakitan akibat erosi
kabur dan terlihatnya pelangi disekitar bola lampu merusak kornea yang mempunyai serat sensible yang banyak,
atau sumber cahaya yang dilihat. mata berair, dengan blefarospasme, lakrimasi, fotofobia dan
Pengobatan yang diberikan adalah larutan penglihatan akan terganggu akibat media kornea yang keruh.
hipertonik seperti NaCl 5% atau larutan garam Tatalaksana berikan Anastesi topical dan
hiperrtonik 2 – 8%, glukose 40% dan larutan Epitel yang terkelupas atau terlipat sebaiknya dilepas atau
albumin. dikupas.
TRAUMA TUMPUL UVEA

IRIDOPLEGIA IRIDODIALISIS

Trauma tumpul pada uvea dapat mengakibatkan Trauma tumpul dapat mengakibatkan robekan pada
kelumpuhan otot sfingter atau iridoplegia sehingga pupil pangkal iris sehingga bentuk pupil menjadi berubah. Pasien
menjadi lebar atau midriasis. Pasien akan sukar melihat akan melihat ganda dengan satu matanya. Pada iridodialisis
dekat karena gangguan akomodasi, silau akibat gangguan akan terlihat pupil lonjong. Biasanya iridodialisis terjadi
pengaturan masuknya sinar pada pupil. pupil terlihat tidak Bersama-sama dengan terbentuknya hifema
sama besar dan bentuk pupil dapat menjadi iregular. Bila keluhan demikian maka pada pasien sebaiknya
Pupil ini tidak bereaksi terhadap sinar dilakukan pembedahan dengan melakukan reposisi pengkal iris
Pada pasien dengan iridoplegia sebaiknya diberi istirahat yang terlepas.
untuk mencegah terjadinya kelelahan sfingter dan
pemberian roboransia.
HIFEMA

Hifema atau darah di dalam bilik mata depan dapat terjadi akibat adanya trauma tumpul yang merobek

1 pembuluh darah iris atau badan siliar. Pasien akan mengeluh sakit, disertai epifora dan blefarospasme.
Penglihatan pasien akan sangat menurun. Bila pasien duduk, hidema akan terlihat terkumpul dibagian bawah
bilik mata depan, dan hifema dapat memenuhi seluruh ruang bilik mata depan

Hasil Anamnesis sering didapatkan gejala berupa : Adanya darah di bagian tengah mata, Gejala

2 peningkatan tekanan intra ocular : nyeri pada mata, nyeri kepala, fotofobia , Gangguan penglihatan .
Faktor Risiko : Trauma tumpul, Trauma intraoperasi, Pecahnya neovaskularisasi

Pemeriksaan Fisik :
• Adanya darah di bilik mata depan

3
• Tekanan Intra Okular meningkat
Pemeriksaan Penunjang :
• USG mata (menyingkirkan tumor intra ocular)
• CT-Scan (menyingkirkan tumor intra ocular)

Berdasarkan waktu terjadinya, hifema dibagi atas 2 yaitu:

4 1. Hifema primer, timbul segera setelah trauma hingga hari ke 2.


2. Hifema sekunder, timbul pada hari ke 2-5 setelah terjadi trauma.
HIFEMA LANJUTAN…

Klasifikasi Hifema :
Berdasarkan penyebabnya hifema dibagi menjadi:
1. Hifema traumatika adalah perdarahan pada bilik mata depan yang
disebabkan pecahnya pembuluh darah iris dan badan silier akibat
trauma pada segmen anterior bola mata.
2. Hifema akibat tindakan medis, misalnya kesalahan prosedur
operasi mata.
3. Hifema akibat inflamasi yang parah pada iris dan badan silier,
sehingga pembuluh darah pecah.
4. Hifema akibat kelainan sel darah atau pembuluh darah, contohnya
juvenile xanthogranuloma.
5. Hifema akibat neoplasma, contohnya retinoblastoma.

Berdasarkan grade hifema dibagi atas 4 yaitu


6. Grade I : Darah mengisi kurang dari sepertiga COA
7. Grade II : Darah mengisi sepertiga hingga setengah COA
8. Grade III : Darah mengisi hampir total COA
9. Grade IV : Darah memenuhi seluruh COA
PENATALAKSANAAN HIFEMA

NON MEDIKAMENTOSA MEDIKAMENTOSA

Penderita ditidurkan dalam keadaan 1. Koagulansia


terlentang dengan posisi kepala 2. Midriatika Miotika
diangkat (diberi alas bantal) dengan 3. Ocular Hypotensive Drug
elevasi kepala 30º - 45º. Hal ini akan 4. Kortikosteroid dan Antibiotika
mengurangi tekanan darah pada
pembuluh darah iris serta
memudahkan kita mengevaluasi
jumlah perdarahannya. Istirahat
total ini harus dipertahankan
minimal 5 hari mengingat
kemungkinan perdarahan sekunder.
PEMBEDAHAN HIFEMA

PARASENTESIS IRIDOSIKLITIS

Parasentesis merupakan tindakan pembedahan dengan Pada trauma tumpul dapat terjadi reaksi jaringan uvea
mengeluarkan darah atau nanah dari bilik mata depan, sehingga menimbulkan iridosiklitis radang uvea anterior.Pada
dengan teknik sebagai berikut: dibuat insisi kornea 2 mm mata akan terlihat mata merah, akibat adanya darah di dalam
dari limbus ke arah kornea yang sejajar dengan permukaan bilik mata maka akan terdapat suar dan pupil yang mengecil
iris. Biasanya bila dilakukan penekanan pada bibir luka dengan tajam penglihatan menurun.Pada uveitis antarior
maka koagulum dari bilik mata depan keluar. Bila darah diberikan tetes mata midriatik dan steroid topikal. Bila terlihat
tidak keluar seluruhnya maka bilik mata depan dibilas tanda radang berat maka dapat diberikan steroid sistemik.
dengan garam fisiologik. Biasanya luka inisisi kornea pada
parantesis tidak perlu dijahit.
TRAUMA TUMPUL LENSA

DISLOKASI LENSA SUBLUKSASI LENSA

Trauma tumpul lensa dapat mengakibatkan Sublukasi lensa terjadi akibat putusnya sebagian zonula
dislokasi lensa. Dislokasi lensa terjadi pada Zinii sehingga lensa berpindah tempat. Subluksasi lensa dapat
putusnya zonula Zinii yang akan mengakibatkan juga terjadi spontan akibat pasien menderita kelainan pada
kedudukan lensa terganggu zonula Zinii yang rapuh (sindrom Marphan)
LUKSASI LENSA

Bila seluruh zonula Zinii ruptur, lensa akan terdorong ke arah bilik mata depan.
Akibat lensa terletak didalam bilik mata depan ini, maka akan terjadi gangguan
pengeluaran cairan akuos dan akan menimbulkan glaukoma sekunder
1. Luksasi Lensa Anterior. Bila seluruh zonula Zinii di sekitar ekuator putus
akibat trauma maka lensa dapat masuk ke dalam bilik mata depan. Pasien
akan mengeluh penglihatan menurun mendadak, disertai rasa sakit yang
sangat, muntah, mata merah dengan blefarospasme
2. Luksasi Lensa Posterior. Pada trauma tumpul yang keras pada mata dapat
terjadi luksasi lensa posterior akibat putusnya zonula Zinii di seluruh
lingkaran ekuator lensa sehingga lensa jatuh ke dalam badan kaca dan
tenggelam di dataran bawah polus posterior fundus okuli, Bila lukserasi
lensa telah menimbulkan penyulit sebaiknya secepatnya dilakukan
ekstraksi lensa
TRAUMA TUMPUL LENSA

KATARAK TRAUMA CINCIN VOSSIUS

Katarak akibat cidera pada mata dapat akibat trauma Pada trauma lensa dapat terlihat apa yang
perforasi ataupun tumpul terlihat sesudah beberapa hari disebut sebagai cincin Vossius yang merupakan
ataupun tahun. Pengobatan katarak traumatik tergantung cincin berpigmen yang terletak tepat di belakang
pada saat terjadinya. pupil yang dapat terjadi segera setelah trauma,
Bila terjadi pada anak sebaiknya dipertimbangkan akan yang merupakan deposit pigmen iris pada dataran
kemungkinan terjadinya ambliopia. Untuk mencegah depan lensa sesudah trauma, seperti suatu stempel
ambliopia pada anak dapat dipasang lensa intra jari.
okularprimer atau sekunder
TRAUMA TUMPUL RETINA DAN KOROID
EDEMA RETINA DAN KOROID ABLASIO RETINA

Edema retina akan memberikan warna retina yang Pada pasien akan terdapat keluhan seperti adanya selaput
lebih abu-abu akibat sukarnya melihat jaringan yang seperti tabir menganggu lapangan pandangannya. Bila
koroid melalui retina yang sembab. terkena atau tertutup daerah makula maka tajam penglihatannya
akan menurun. Pada pemeriksaan funduskopi akan terlihat
retina yang berwarna abu-abu dengan pembuluh darah yang
terlihat terangkat dan berkelok-kelok
RUPTUR KOROID

Bila seluruh zonula Zinii ruptur, lensa akan terdorong ke arah bilik mata depan.
Akibat lensa terletak didalam bilik mata depan ini, maka akan terjadi gangguan
pengeluaran cairan akuos dan akan menimbulkan glaukoma sekunder
1. Luksasi Lensa Anterior. Bila seluruh zonula Zinii di sekitar ekuator putus
akibat trauma maka lensa dapat masuk ke dalam bilik mata depan. Pasien
akan mengeluh penglihatan menurun mendadak, disertai rasa sakit yang
sangat, muntah, mata merah dengan blefarospasme
2. Luksasi Lensa Posterior. Pada trauma tumpul yang keras pada mata dapat
terjadi luksasi lensa posterior akibat putusnya zonula Zinii di seluruh
lingkaran ekuator lensa sehingga lensa jatuh ke dalam badan kaca dan
tenggelam di dataran bawah polus posterior fundus okuli, Bila lukserasi
lensa telah menimbulkan penyulit sebaiknya secepatnya dilakukan
ekstraksi lensa
TRAUMA TUMPUL SARAF OPTIK
AVULSI PAPIL SARAF OPTIK OPTIK NEUROPATI TRAUMATIC

Trauma tumpul dapat mengakibatkan kompresi pada saraf


Pada trauma tumpul dapat terjadi saraf optik
optik, demikian pula perdarahan dan edema sekitar optik.
terlepas dari pangkalnya di dalam bola mata yang
Penglihatan akan berkurang setelah cidera mata. Terdapat
disebut sebagai avulsi papil saraf optik. Keadaan
reaksi defek aferen pupil tanpa adanya kelainan nyata pada
ini akan mengakibatkan turunnya tajam
retina. Tanda lain yang dapat ditemukan adalah gangguan
penglihatan yang berat dan sering berakhir dengan
penglihatan warna dan lapangan pandang. Papil saraf optic
kebutaan
dapat normal beberapa minggu sebelum pucat
TRAUMA TEMBUS
1. Trauma dapat mengakibatkan robekan pada konjungtiva saja.
2. Bila robekan <1 cm, maka tidak perlu dilakukan penjahitan.
3. Bila robekan > 1 cm diperlukan tindakan penjahitan
GEJALA KLINIS

Tajam penglihatan yang menurun

Tekanan bola mata yang rendah

Bilik mata depan yang dangkal

Bentuk dan letak pupil yang berubah

Terlihatnya ada ruptur kornea atau sklera

Terdapat jaringan yang di proplas seperti cairan mata, iris, lensa, badan kaca, atau retina

Konjugtiva kemotis
PATOFISIOLOGI
Benda asing dengan kecepatan tinggi akan menembus seluruh lapisan sklera atau
kornea serta jaringan lain dalam bulbus okuli sampai ke segmen posterior kemudian
bersarang didalamnya bahkan dapat mengenai os orbita. Dalam hal ini akan ditemukan
suatu luka terbuka dan biasanya terjadi prolaps (lepasnya) iris, lensa, ataupun corpus
vitreus. Perdarahan intraokular dapat terjadi apabila trauma mengenai jaringan uvea,
berupa hifema
BERBAGAI KERUSAKAN JARINGAN MATA AKIBAT TRAUMA TEMBUS
TRAUMA TEMBUS PADA PALPEBRA TRAUMA TEMBUS PADA ORBITA

Luka tajam yang mengenai orbita dapat merusak bola


Mengenai sebagian atau seluruhnya, jika mengenai
mata, merusak saraf optik, menyebabkan kebutaan atau
levator apaneurosis dapat menyebabkan suatu
merobek otot luar mata sehingga menimbulkan paralisis dari
ptosis yang permanen
otot dan diplopia. Selain itu juga bisa menyebabkan infeksi
BERBAGAI KERUSAKAN JARINGAN MATA AKIBAT TRAUMA TEMBUS
TRAUMA TEMBUS PADA KONGJUNGTIVA TRAUMA TEMBUS PADA SKLERA

Bila ada luka tembus pada sklera dapat menyebabkan


Trauma dapat mengakibatkan robekan pada konjungtiva.
Bila robekan konjungtiva ini kecil atau tidak melebihi 1 penurunan tekanan bola mata dan kamera okuli jadi dangkal,
cm, maka tidak perlu dilakukan penjahitan. Bila robekan
luka sklera yang lebar dapat disertai prolap jaringan bola mata,
lebih dari 1 cm perlu dilakukan penjahitan untuk mencegah
granuloma. Pada setiap robekan conjungtiva perlu sehingga bisa menyebabkan infeksi dari bagian dalam bola mata
diperhatikan juga robekan sklera yang biasa disertai
robekan konjungtiva. Disamping itu, pemberian antibiotik
TRAUMA TEMBUS PADA KORNEA
juga perlu diberikan untuk mencegah infeksi sekunder.

Bila luka tembus mengenai kornea dapat menyebabkan


gangguan fungsi penglihatan karena fungsi kornea sebagai
media refraksi. Bisa juga trauma tembus kornea menyebabkan
iris prolaps, korpus vitreum dan korpus ciliaris prolaps, hal ini
dapat menurunkan visus.
PENATALAKSANAAN TRAUMA TEMBUS MATA

Penatalaksanaan sebelum tiba di rumah sakit:


1. Mata tidak boleh dibebat dan diberikan perlindungan tanpa kontak.
2. Tidak boleh dilakukan manipulasi yang berlebihan dan penekanan
bola mata.
3. Benda asing tidak boleh dikeluarkan tanpa pemeriksaan lanjutan.
4. Sebaiknya pasien di puasakan untuk mengantisipasi tindakan
operasi.

Penatalaksanaan di rumah sakit:


5. Pemberian antibiotik spektrum luas.
6. Pemberian obat sedasi,antiemetik, dan analgetik sesuai indikasi.
7. Pemberian toksoid tetanus sesuai indikasi.
8. Pengangkatan benda asing di kornea, konjungtiva atau intraokuler
(bila mata intak).
9. Tindakan pembedahan /penjahitan sesuai dengan kausa dan jenis
cedera.
BENDA ASING INTRAOKULAR

BENDA ASING MAGNETIK INTRAOCULAR

Benda asing intraokular yang magnetic ataupun tidak akan memberikan


gangguan pada tajam penglihatan. Akan terlihat kerusakan kornea, lensa iris
ataupun sklera yang merupakan tempat jalan masuknya benda asing ke
dalam bola mata
Pemeriksaan funduskopi sebaiknya segera dilakukan karena bila lensa
terkena maka lensa akan menjadi keruh secara perlahan-lahan sehingga akan
memberikan kesukaran untuk melihat jaringan belakang lensa. Pengobatan
pada benda asing intraokulat ialah Antibiotik: topikal, sistemik: IV atau
oral, intra vitreal, Jika benda asing terletak di segmen anterior, dikeluarkan
melalui insisi limbus dari kamera anterior, Jika benda asing di belakang
lensa dan di sebelah anterior ekuator, pengeluaran dilakukan melalui pars
plana secara vitrektomi
BAB III
KESIMPULAN

Trauma pada mata dapat terjadi dalam bentuk-bentuk antara lain trauma mekanik (tumpul dan tajam)
Anamnesis harus mencakup perkiraan ketajaman penglihatan sebelum dan segera sesudah cidera. Harus dicatat
apakah gangguan penglihatan bersifat progesif lambat atau berawitan mendadak.
Harus dicurigai adanya benda asing intraocular apabila terdapat riwayat memalu, mengasah atau ledakan.
Pada semua kasus trauma mata, mata yang tampak tidak cidera juga harus diperiksa dengan teliti.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai