Anda di halaman 1dari 40

TRAUMA PADA

MATA
Pendahuluan
◦ Trauma mata  sering terjadi pada anak dan dewasa muda
◦ Rumah , tempat kerja, sekolah, jalan, olah raga
- Kecelakaan lalu lintas, berkelahi, terjatuh
- Kayu, besi, pensil
- Badminton, footbaal, tennis, golf
◦ Kerusakan jaringan dapat ringan berat
◦ Dapat menjadi penyebab kebutaan unilateral
• Pada anamnesis trauma mata ditanyakan mengenai proses terjadi trauma,
benda apa yang mengenai mata tersebut,
• Bagaimana arah datangnya benda yang mengenai mata tersebut apakah dari
depan, samping atas, bawah dan bagaimana kecepatannya waktu mengenai
mata.
• Perlu ditanyakan pula berapa besar benda yang mengenai mata dan bahan
benda tersebut apakah terbuat dari kayu, besi atau bahan lain.
• Apabila terjadi penurunan penglihatan, ditanyakan apakah pengurangan
ANAMNESIS penglihatan itu terjadi sebelum atau sesudah kecelakaan.
• Ditanyakan juga kapan terjadinya trauma.
• Apakah trauma disertai dengan keluarnya darah dan rasa sakit dan
• Apakah sudah dapat pertolongan sebelumnya.
Pemeriksaan Fisik 1.Menilai tajam penglihatan, bila parah: diperiksa proyeksi cahaya,
diskriminasi dua titik dan defek pupil aferen.
2.Pemeriksan motilitas mata dan sensasi kulit periorbita.
Lakukan palpasi untuk mencari defek pada tepi tulang orbita.
3.Pemeriksaan permukaan kornea : benda asing, luka dan abrasi
4.Inspeksi konjungtiva: perdarahan atau tidak
5.Kamera okuli anterior: kedalaman, kejernihan, perdarahan
6.Pupil: ukuran, bentuk dan reaksi terhadap cahaya
(dibandingkan dengan mata yang lain)
7.Oftalmoskop: menilai lensa, korpus vitreus, diskus optikus dan retina.
Diagnosis
Pemeriksaan Penunjang

 Pemeriksaan antara lain dengan plain radiography, USG, MRI, dan CT scan yang
dapat memberikan informasi yang adekuat apabila ada benda asing yang
tertinggal di dalam mata.
 Pemeriksaan CT-scan dan USG digunakan untuk mengetahui posisi benda asing.
 MRI kontraindikasi untuk kecurigaan trauma akibat benda logam.
 Electroretinography (ERG) berguna untuk mengetahui ada tidaknya degenerasi
pada retina.
Jenis trauma pada mata
(berdasarkan etiologi)
◦ Trauma tajam
◦ Trauma tumpul
◦ Trauma kimia
◦ Trauma cahaya
TRAUMA TAJAM
Berbagai Kerusakan Jaringan Mata akibat Trauma Tembus

a. Trauma tembus pada palpebral b. Trauma tembus pada saluran


Mengenai sebagian atau seluruhnya, jika lakrimalis
mengenai levator aponeurosis dapat Dapat merusak sistem pengaliran air
menyebabkan suatu ptosis yang permanen. mata dari pungtum lakrimalis sampai
ke rongga hidung. Hal ini dapat
menyebabkan kekurangan air mata.
Berbagai Kerusakan Jaringan Mata akibat Trauma Tembus

c. Trauma tembus pada Orbita d. Trauma tembus pada Kongjungtiva


Dapat merusak bola mata, saraf optik, Trauma dapat mengakibatkan robekan
kebutaan atau merobek otot luar mata pada konjungtiva. Bila robekan < 1 cm
sehingga menimbulkan paralisis dari otot → tidak perlu dijahit. Bila robekan >
dan diplopia, infeksi → selulitis orbita. 1 cm → perlu dijahit untuk mencegah
granuloma. Pemberian antibiotik untuk
mencegah infeksi sekunder.
Berbagai Kerusakan Jaringan Mata akibat Trauma Tembus

e. Trauma tembus pada Sklera f. Trauma tembus pada Kornea


Dapat menyebabkan penurunan tekanan Dapat menyebabkan gangguan fungsi
bola mata dan kamera okuli jadi dangkal, penglihatan karena fungsi kornea
luka sklera yang lebar dapat disertai sebagai media refraksi.
prolap jaringan bola mata → infeksi dari
bagian dalam bola mata.
Berbagai Kerusakan Jaringan Mata akibat Trauma Tembus

g. Trauma tembus pada Uvea i. Trauma tembus pada Retina


Dapat menyebabkan gangguan Dapat menyebabkan perdarahan retina
pengaturan banyaknya cahaya yang masuk yang dapat menumpuk pada rongga
sehingga muncul fotofobia atau penglihatan badan kaca, hal ini dapat muncul
kabur. fotopsia dan ada benda melayang
dalam badan kaca.
h. Trauma tembus pada Lensa
Akan mengganggu daya fokus sinar pada j. Trauma tembus pada corpus siliar
retina sehingga menurunkan daya refraksi Prognosisnya buruk, karena
sebagai penglihatan menurun karena daya kemungkinan besar dapat menimbulkan
akomodasi tidak adekuat. endoftalmitis, panoftalmitis yang
berakhir dengan ptisis bulbi pada mata
yang terkena trauma. Sedangkan pada
mata yang sehat dapat timbul
oftalmia simpatika.
TRAUMA TUMPUL
Tanda dan Gejala dari trauma tumpul, yaitu :

• Mata merah
• Rasa sakit
• Mual dan muntah karena kenaikan Tekanan Intra Okuler (TIO)
• Penglihatan kabur
• Penurunan visus
• Infeksi konjungtiva
TRAUMA TUMPUL KELOPAK MATA

1. Trauma jaringan lunak pada kelopak mata dan daerah periokular diklasifikasikan menjadi kontusio, lecet,
avulsi, tusukan dan laserasi.
2. Luka memar dan lecet dapat diobati dengan antibiotik topikal dan kompres dingin.
3. Setiap trauma avulsi, tusukan, atau laserasi pada kelopak mata, daerah periokular, atau sistem kanalikuli
harus dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dan dirujuk ke dokter spesialis mata

HEMATOMA PALPEBRA
 Hematoma palpebra merupakan pembengkakan atau penimbunan darah
di bawah kulit kelopak akibat pecahnya pembuluh darah palpebral.
 Bila perdarahan terletak lebih dalam dan mengenai kedua kelopak dan
berbentuk kacamata hitam yang sedang dipakai, maka keadaan ini
disebut dengan hematoma kaca mata atau yang biasa disebut Racoon
Eye.
 Pada hematoma kelopak yang dini dapat diberikan kompres air dingin
untuk menghentikan perdarahan dan menghilangkan rasa sakit. Bila telah
lama, untuk memudahkan absorpsi darah dapat dilakukan kompres
hangat pada kelopak mata.
TRAUMA TUMPUL KONJUNGTIVA

EDEMA KONJUNGTIVA HEMATOMA SUBKONJUNGTIVA

Bila kelopak terpajan ke dunia luar dan Hematoma subkonjungtiva terjadi akibat pecahnya
konjungtiva secara langsung kena angin tanpa pembuluh darah yang terdapat pada atau di bawah
dapat mengedip, maka keadaan ini telah dapat konjungtiva, seperti arteri konungtiva dan arteri episklera.
mengakibatkan edema pada konjungtiva. Pada Pengobatan dini pada hematoma subkonjungtiva ialah
edema konjungtiva dapat diberikan dekongestan dengan kompres hangat. Perdarahan subkonjungtiva akan
untuk mencegah pembendungan cairan di dalam hilang dan diabsorpsi dalam 1-2 minggu tanpa diobati.
selaput lendir konjungtiva.
TRAUMA TUMPUL KORNEA

EDEMA KORNEA EROSI KORNEA

Trauma tumpul yang keras atau cepat mengenai Erosi kornea merupakan keadaan terkelupasnya epitel
mata dapat mengakibatkan edema kornea bahkan kornea yang dapat diakibatkan oleh gesekan keras pada epitel
sampai ruptur membran Descement. Edema kornea. Erosi dapat terjadi tanpa cidera pada membran basal.
kornea akan memberikan keluhan penglihatan Pada erosi pasien akan merasa sangat kesakitan akibat erosi
kabur dan terlihatnya pelangi disekitar bola lampu merusak kornea yang mempunyai serat sensible yang banyak,
atau sumber cahaya yang dilihat. mata berair, dengan blefarospasme, lakrimasi, fotofobia dan
Pengobatan yang diberikan adalah larutan penglihatan akan terganggu akibat media kornea yang keruh.
hipertonik seperti NaCl 5% atau larutan garam Tatalaksana berikan Anastesi topical dan
hiperrtonik 2 – 8%, glukose 40% dan larutan Epitel yang terkelupas atau terlipat sebaiknya dilepas atau
albumin. dikupas.
TRAUMA TUMPUL UVEA

IRIDOPLEGIA IRIDODIALISIS

Trauma tumpul pada uvea dapat mengakibatkan Trauma tumpul dapat mengakibatkan robekan pada
kelumpuhan otot sfingter atau iridoplegia sehingga pupil pangkal iris sehingga bentuk pupil menjadi berubah. Pasien
menjadi lebar atau midriasis. Pasien akan sukar melihat akan melihat ganda dengan satu matanya. Pada iridodialisis
dekat karena gangguan akomodasi, silau akibat gangguan akan terlihat pupil lonjong. Biasanya iridodialisis terjadi
pengaturan masuknya sinar pada pupil. pupil terlihat tidak Bersama-sama dengan terbentuknya hifema
sama besar dan bentuk pupil dapat menjadi iregular. Bila keluhan demikian maka pada pasien sebaiknya
Pupil ini tidak bereaksi terhadap sinar dilakukan pembedahan dengan melakukan reposisi pengkal iris
Pada pasien dengan iridoplegia sebaiknya diberi istirahat yang terlepas.
untuk mencegah terjadinya kelelahan sfingter dan
pemberian roboransia.
HIFEMA

Hifema atau darah di dalam bilik mata depan dapat terjadi akibat adanya trauma tumpul yang merobek

1 pembuluh darah iris atau badan siliar. Pasien akan mengeluh sakit, disertai epifora dan blefarospasme.
Penglihatan pasien akan sangat menurun. Bila pasien duduk, hidema akan terlihat terkumpul dibagian bawah
bilik mata depan, dan hifema dapat memenuhi seluruh ruang bilik mata depan

Hasil Anamnesis sering didapatkan gejala berupa : Adanya darah di bagian tengah mata, Gejala

2 peningkatan tekanan intra ocular : nyeri pada mata, nyeri kepala, fotofobia , Gangguan penglihatan .
Faktor Risiko : Trauma tumpul, Trauma intraoperasi, Pecahnya neovaskularisasi

Pemeriksaan Fisik :
• Adanya darah di bilik mata depan

3
• Tekanan Intra Okular meningkat
Pemeriksaan Penunjang :
• USG mata (menyingkirkan tumor intra ocular)
• CT-Scan (menyingkirkan tumor intra ocular)

Berdasarkan waktu terjadinya, hifema dibagi atas 2 yaitu:

4 1. Hifema primer, timbul segera setelah trauma hingga hari ke 2.


2. Hifema sekunder, timbul pada hari ke 2-5 setelah terjadi trauma.
HIFEMA LANJUTAN…

Klasifikasi Hifema :
Berdasarkan penyebabnya hifema dibagi menjadi:
1. Hifema traumatika adalah perdarahan pada bilik mata depan yang
disebabkan pecahnya pembuluh darah iris dan badan silier akibat
trauma pada segmen anterior bola mata.
2. Hifema akibat tindakan medis, misalnya kesalahan prosedur
operasi mata.
3. Hifema akibat inflamasi yang parah pada iris dan badan silier,
sehingga pembuluh darah pecah.
4. Hifema akibat kelainan sel darah atau pembuluh darah, contohnya
juvenile xanthogranuloma.
5. Hifema akibat neoplasma, contohnya retinoblastoma.

Berdasarkan grade hifema dibagi atas 4 yaitu


6. Grade I : Darah mengisi kurang dari sepertiga COA
7. Grade II : Darah mengisi sepertiga hingga setengah COA
8. Grade III : Darah mengisi hampir total COA
9. Grade IV : Darah memenuhi seluruh COA
PENATALAKSANAAN HIFEMA

NON MEDIKAMENTOSA MEDIKAMENTOSA

Penderita ditidurkan dalam keadaan 1. Siklopegik


terlentang dengan posisi kepala diangkat 2. Analgesik
(diberi alas bantal) dengan elevasi kepala 30º 3. Kortikosteroid
- 45º. Hal ini akan mengurangi tekanan darah 4. Antifibrinolitik
pada pembuluh darah iris serta memudahkan 5. Terapi antiglaucoma bila perlu
kita mengevaluasi jumlah perdarahannya.
Istirahat total ini harus dipertahankan
minimal 5 hari mengingat kemungkinan
perdarahan sekunder.
PEMBEDAHAN HIFEMA

PARASENTESIS IRIDOSIKLITIS

Parasentesis merupakan tindakan pembedahan dengan Pada trauma tumpul dapat terjadi reaksi jaringan uvea
mengeluarkan darah atau nanah dari bilik mata depan, sehingga menimbulkan iridosiklitis radang uvea anterior.Pada
dengan teknik sebagai berikut: dibuat insisi kornea 2 mm mata akan terlihat mata merah, akibat adanya darah di dalam
dari limbus ke arah kornea yang sejajar dengan permukaan bilik mata maka akan terdapat suar dan pupil yang mengecil
iris. Biasanya bila dilakukan penekanan pada bibir luka dengan tajam penglihatan menurun.Pada uveitis antarior
maka koagulum dari bilik mata depan keluar. Bila darah diberikan tetes mata midriatik dan steroid topikal. Bila terlihat
tidak keluar seluruhnya maka bilik mata depan dibilas tanda radang berat maka dapat diberikan steroid sistemik.
dengan garam fisiologik. Biasanya luka inisisi kornea pada
parantesis tidak perlu dijahit.
TRAUMA TUMPUL LENSA

DISLOKASI LENSA SUBLUKSASI LENSA

Trauma tumpul lensa dapat mengakibatkan Sublukasi lensa terjadi akibat putusnya sebagian zonula
dislokasi lensa. Dislokasi lensa terjadi pada Zinii sehingga lensa berpindah tempat. Subluksasi lensa dapat
putusnya zonula Zinii yang akan mengakibatkan juga terjadi spontan akibat pasien menderita kelainan pada
kedudukan lensa terganggu zonula Zinii yang rapuh (sindrom Marphan)
LUKSASI LENSA

Bila seluruh zonula Zinii ruptur, lensa akan terdorong ke arah bilik mata depan.
Akibat lensa terletak didalam bilik mata depan ini, maka akan terjadi gangguan
pengeluaran cairan akuos dan akan menimbulkan glaukoma sekunder
1. Luksasi Lensa Anterior. Bila seluruh zonula Zinii di sekitar ekuator putus
akibat trauma maka lensa dapat masuk ke dalam bilik mata depan. Pasien
akan mengeluh penglihatan menurun mendadak, disertai rasa sakit yang
sangat, muntah, mata merah dengan blefarospasme
2. Luksasi Lensa Posterior. Pada trauma tumpul yang keras pada mata dapat
terjadi luksasi lensa posterior akibat putusnya zonula Zinii di seluruh
lingkaran ekuator lensa sehingga lensa jatuh ke dalam badan kaca dan
tenggelam di dataran bawah polus posterior fundus okuli, Bila lukserasi
lensa telah menimbulkan penyulit sebaiknya secepatnya dilakukan
ekstraksi lensa
TRAUMA TUMPUL LENSA

KATARAK TRAUMA CINCIN VOSSIUS

Katarak akibat cidera pada mata dapat akibat trauma Pada trauma lensa dapat terlihat apa yang
perforasi ataupun tumpul terlihat sesudah beberapa hari disebut sebagai cincin Vossius yang merupakan
ataupun tahun. Pengobatan katarak traumatik tergantung cincin berpigmen yang terletak tepat di belakang
pada saat terjadinya. pupil yang dapat terjadi segera setelah trauma,
Bila terjadi pada anak sebaiknya dipertimbangkan akan yang merupakan deposit pigmen iris pada dataran
kemungkinan terjadinya ambliopia. Untuk mencegah depan lensa sesudah trauma, seperti suatu stempel
ambliopia pada anak dapat dipasang lensa intra jari.
okularprimer atau sekunder
TRAUMA TUMPUL RETINA DAN KOROID
EDEMA RETINA DAN KOROID ABLASIO RETINA

Edema retina akan memberikan warna retina yang Pada pasien akan terdapat keluhan seperti adanya selaput
lebih abu-abu akibat sukarnya melihat jaringan yang seperti tabir menganggu lapangan pandangannya. Bila
koroid melalui retina yang sembab. terkena atau tertutup daerah makula maka tajam penglihatannya
akan menurun. Pada pemeriksaan funduskopi akan terlihat
retina yang berwarna abu-abu dengan pembuluh darah yang
terlihat terangkat dan berkelok-kelok
RUPTUR KOROID

 Perdarahan subretina yang dapat merupakan akibat


ruptur koroid.
 Biasanya terletak di polus posterior bola mata dan
melingkar konsentris di sekitar papil saraf optik.
 Bila ruptur koroid ini terletak atau mengenai daerah
makula lutea maka tajam penglihatan akan turun
 Bila tertutup oleh perdarahan subretina agak sukar dilihat
akan tetapi bila darah tersebut telah diabsorpsi maka
akan terlihat bagian ruptur berwarna putih karena sklera
dapat dilihat langsung tanpa tertutup koroid.
TRAUMA TUMPUL SARAF OPTIK
AVULSI PAPIL SARAF OPTIK OPTIK NEUROPATI TRAUMATIC

Trauma tumpul dapat mengakibatkan kompresi pada saraf


Pada trauma tumpul dapat terjadi saraf optik
optik, demikian pula perdarahan dan edema sekitar optik.
terlepas dari pangkalnya di dalam bola mata yang
Penglihatan akan berkurang setelah cidera mata. Terdapat
disebut sebagai avulsi papil saraf optik. Keadaan
reaksi defek aferen pupil tanpa adanya kelainan nyata pada
ini akan mengakibatkan turunnya tajam
retina. Tanda lain yang dapat ditemukan adalah gangguan
penglihatan yang berat dan sering berakhir dengan
penglihatan warna dan lapangan pandang. Papil saraf optic
kebutaan
dapat normal beberapa minggu sebelum pucat
TRAUMA KIMIA
Definisi
Trauma pada mata yang terjadi akibat bahan kimia

Bahan Padat Bahan Cair Bahan Gas

ASAM (pH < BASA (pH >7)


7)
ASAM KOAGULASI

BASA SAPONIFIKA
SI
Anamnesis

 Jenis zatnya dan kapan terjadi ?


 Bagaimana terjadinya trauma ?  misalnya tersiram sekali atau
akibat ledakan dengan kecepatan tinggi
 Penurunan visus ?  setelah cedera atau saat cedera terjadi?
onset  secara progresif /tiba-tiba
 Keluhan yang dirasakan ?  nyeri berat, lakrimasi, dan pandangan
kabur merupakan gambaran umum
trauma
Pemeriksaan Fisik
 Epifora
 Blefarospasme
 Defek epitel kornea
 Stroma kabur
 Perforasi kornea
 Reaksi inflamasi KOA → flare (+)
 Peningkatan TIO
 Kerusakan kelopak mata
 Inflamasi konjungtiva
 Penurunan ketajaman penglihatan
Pemeriksaan Penunjang

 Pemeriksaan pH bola mata secara berkala dengan kertas lakmus.

 Pemeriksaan bagian anterior mata dengan lup atau slit lamp


bertujuan untuk mengetahui lokasi luka.

 Pemeriksaan oftalmoskop direk dan indirek juga dapat dilakukan.

 Pemeriksaan tonometri untuk mengetahui tekanan intraokular.


TRAUMA ASAM
Trauma asam merupakan salah satu jenis
trauma kimia mata yang disebabkan zat
kimia bersifat asam dengan pH < 7.

 asam sulfat → baterai mobil


 asam sulfit → pemutih
 asam hidroklorida (HCl)
 asam nitrat
 asam asetat (CH3COOH)
 asam kromat (Cr2O3)
 asam hidroflorida → penghilang karat, pengkilap
aluminium dan cairan pembersih yang kuat
TRAUMA BASA
Trauma basa merupakan salah satu jenis
trauma kimia mata yang disebabkan zat
kimia bersifat asam dengan pH > 7,6.

 Semen  Freon/bahan pendingin


 Soda kuat lemari es
 Amonia  Sabun
 NaOH  Shampo
 CaOH  kapur gamping
 Cairan pembersih dalam  Tiner
rumah tangga  Lem
Terapi
◦ Irigasi 
◦ Tujuan : menghilangkan materi penyebab sebersih mungkin
◦ Berikan anestesi topikal terlebih dahulu
◦ Cairan : Larutan NaCl 0,9 % selama 15-30 min sebanyak 2000 mL –
mengembalikan pH
◦ Bilas bersih  gosok seluruh permukaan konjungtiva bulbi/tarsal dengan cotton
bud
◦ Bila terdapat jaringan nekrotik, lakukan nekrotomi
◦ Steroid topikal (4-6 x 1 tetes) – menekan inflamasi
◦ Vitamin C (3 – 4 x 500 mg) – meningkatkan produksi kolagen
◦ Sikloplegik topikal (2-3 x 1 tetes) mengistirahatkan iris, mencegah sinekia
◦ Artificial tears (8 x 1 tetes) – mengurangi kekeringan / lubrikan
TRAUMA CAHAYA
Solar retinopathy
◦ Disebabkan paparan cahaya yang terlalu kuat, misal melihat sinar matahari langsung,
gerhana matahari, sinar laser
◦ Mengakibatkan cedera pada makula retina
◦ Gejala :
◦ Visus turun
◦ Skotoma sentral
◦ Kadang disertai sensasi nyeri
◦ Tatalaksana :
◦ Obervasi
◦ Antioksidan
Terimakasih….

Anda mungkin juga menyukai