Anda di halaman 1dari 13

Faktor Penentu Status Gizi Seribu Hari Pertama Kehidupan

Bayi Berusia Dua Tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Oepoi,


Kupang, Indonesia

Oleh : Andini Agustina

Pembimbing :dr. Wahyu Indah Aurora, M.KM


ABSTRAK

• Latar Belakang: Pemenuhan Gizi pada seribu hari pertama kehidupan


berpengaruh besar terhadap kecerdasan anak. Prevalensi balita stunting di
Nusa Tenggara Timur terbukti lebih tinggi dari jumlah balita kurus dan
masih terdapat anak dengan status gizi sangat pendek. Status gizi pendek
sebesar 17,9% menunjukkan bahwa status gizi anak pada seribu hari
pertama kehidupan masih belum optimal. Tujuan untuk mengetahui
faktor-faktor determinan status gizi bayi usia dua tahun seribu hari
pertama kehidupan di wilayah kerja Puskesmas Oepoi Kota Kupang
Indonesia.
• Metode: Penelitian kuantitatif ini menggunakan desain kohort
retrospektif. Data yang didaftarkan pada bulan Juni hingga November
2017 di wilayah kerja Puskesmas Oepoi Kota Kupang, Indonesia dengan
sampel 100 bayi berusia dua tahun.
ABSTRAK

• Hasil: Faktor determinan yang berhubungan dengan status gizi kurang


atau sangat kurus adalah ASI eksklusif, berat badan lahir, dan status gizi
ibu/anemia selama kehamilan. Faktor determinan yang berhubungan
dengan tinggi badan/usia status gizi adalah ASI eksklusif, pemberian
makanan pendamping ASI dini, dan status gizi ibu/anemia selama
kehamilan, status gizi ibu/kekurangan energi kronis selama kehamilan, dan
pemberian kolostrum. Faktor determinan yang berhubungan dengan
status gizi kurus atau kurus adalah pemberian ASI eksklusif, status gizi
ibu/anemia selama hamil, dan status pelayanan antenatal.
• Kesimpulan: Penelitian ini menemukan bahwa semua variabel bebas
bukan merupakan faktor determinan yang berhubungan dengan indeks
massa tubuh/status gizi usia.
Pendahuluan
• Pemenuhan Gizi pada seribu hari pertama kehidupan berpengaruh
besar terhadap kecerdasan anak. Prevalensi balita stunting di Nusa
Tenggara Timur terbukti lebih tinggi dari jumlah balita kurus dan
masih terdapat anak dengan status gizi buruk. Status gizi buruk
sebesar 17,9% menunjukkan bahwa status gizi anak pada seribu hari
pertama kehidupan masih belum optimal.
• Tujuan untuk mengetahui faktor-faktor determinan status gizi bayi
usia dua tahun seribu hari pertama kehidupan di wilayah kerja
Puskesmas Oepoi Kota Kupang Indonesia.
Pendahuluan
• Promosi gizi 1000 hari pertama kehidupan (1000 FDL) atau Gerakan
1000 HPK merupakan upaya setiap pemerintah untuk meningkatkan
gizi anak dan periode ini dianggap sebagai masa emas atau kritis, jika
tidak dimanfaatkan dengan baik, dapat menyebabkan kerusakan
permanen.
• Indikator yang menjadi sasaran adalah penurunan angka berat badan
lahir rendah (BBLR), stunting, wasting, overweight, dan anemia serta
peningkatan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan.
Bahan dan Metode

• Penelitian kuantitatif ini menggunakan desain kohort retrospektif dari bulan Agustus sampai
Oktober 2017 dengan teknik proportional random sampling 100 orang di Puskesmas Oepoi
Kota Kupang, Indonesia.
• Subyek penelitian adalah ibu yang memiliki anak usia 6-23 bulan. Kriteria inklusi adalah anak
usia 6-23 bulan yang memiliki kartu sehat dan buku ibu dan anak (MAC) dan menjadi
responden. Kriteria eksklusi adalah cacat fisik.
• Data asupan gizi diperoleh dari hasil recall 1x24 jam sebanyak 3 kali pengukuran, karakteristik
responden, pantangan, status sosial ekonomi keluarga, riwayat pemberian ASI, dan makanan
pendamping ASI dengan menggunakan kuesioner.
• Buku MAC digunakan untuk mengetahui anemia dan status gizi ibu dan bayi berusia dua tahun
selama kehamilan.
Hasil
Hasil
Hasil
Kesimpulan

• Faktor determinan yang berhubungan dengan status gizi BB/U adalah ASI eksklusif (p=0,04),
berat badan lahir (p=0,048), dan status gizi ibu/anemia selama kehamilan (p=0,001).

• Faktor determinan yang berhubungan dengan status gizi TB/U adalah ASI eksklusif (p=0,001),
makanan pendamping ASI dini (p=0,000), dan status gizi/anemia ibu selama hamil (p=0,047),
status gizi ibu/KEK selama kehamilan. (p= 0,022), dan pemberian kolostrum (p=0,001).

• Faktor determinan yang berhubungan dengan status gizi BB/TB adalah ASI Eksklusif (p=0,001),
status gizi ibu/anemia selama hamil (p=0,025), dan status ANC (p=0,025).

• Penelitian ini menemukan bahwa semua variabel bebas bukan merupakan faktor determinan
yang berhubungan dengan status gizi IMT/U. Peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan
food recall untuk mengetahui asupan makanan pada bayi berusia dua tahun.
*TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai