Anda di halaman 1dari 8

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/326678845

Pengaruh Faktor Biologi Terhadap Gizi Kurang Anak Usia 6-11 Bulan di
kabupaten Cilacap

Preprint · July 2018


DOI: 10.31227/osf.io/uwe4m

CITATIONS READS

0 441

1 author:

Majestika Septikasari
STIKES Al Irsyad Al Islamiyyah Cilacap
19 PUBLICATIONS   86 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Children nutrition View project

All content following this page was uploaded by Majestika Septikasari on 08 September 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


PENGARUH FAKTOR BIOLOGI TERHADAP GIZI KURANG
ANAK USIA 6-11 BULAN DIKABUPATEN CILACAP
Majestika Septikasari
STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap, Jawa Tengah, Indonesia
majestika86@gmail.com

ABSTRAK
Kekurangan gizi pada usia balita dapat menyebabakan terganggunya
pertumbuhan fisik, perkembangan mental, menurunnya kecerdasan, bahkan dapat
menjadi penyebab kematian. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh
LILA ibu awal kehamilan, berat badan bayi baru lahir, keberhasilan ASI
eksklsusif dan asupan MP-ASI terhadap kejadian gizi kurang pada anak usia 6-11
bulan. Penelitian ini menggunakan desain studi analitik observassiaonal dengan
pendekatan kasus kontrol. Pengambilan sampel menggunkan teknik fixed disease
sampling sejumlah 144 sampel, terdiri dari 72 kasus dan 72 kontrol. Analisis
dilakukan secara univariat dan bivariat menggunakan uji chi square. Hasil
penelitian menunjukan adanya pengaruh kuat antara berat badan bayi baru lahir
(p=0.009; OR=10.14) dan asupan MP-ASI (p=0.002; OR=3.37) terhadap kejadian
gizi kurang anak usia 6-11 bulan. Sedangkan LILA ibu awal kehamilan (p=0.019;
OR= 2.60) dan keberhasilan ASI eksklusif (p=0.004; OR=2.67) berpengaruh
sedang terhadap kejadian gizi kurang anak usia 6-11 bulan. Kesimpulan penelitian
yaitu LILA ibu awal kehamilan, berat badan bayi baru lahir, keberhasilan ASI
eksklsusif dan asupan MP-ASI secara signifikan berpengaruh terhadap kejadian
gizi kurang anak usia 6-11 bulan di Kabupaten Cilacap.
Kata kunci: Gizi kurang, LILA, berat lahir, ASI ekkslusif, MP-ASI

ABSTRACT
Malnutrition among under-fives lead to disruption of physical growth, mental
development, decreased intelligence, even be the cause of child's death. This study
examined the influence of MUAC in early pregnancy, newborn weight, exclusive
breastfeeding and complementary food intake toward underweight among
children aged 6-11 months. Type of study is an analytic observational case
control study. Data collected from 144 children used fixed diseases sampling
consisted of 72 cases and 72 controls. Data analysis are univariate and bivariate
with the chi square test. The results showed a strong effect between the newborn
weight (p = 0.009; OR = 10.14) and the complementary food intake (p = 0.002;
OR = 3.37) on the incidence of underweight children aged 6-11 months. While
MUAC in early pregnancy (p = 0.019; OR = 2.60) and exclusive breastfeeding (p
= 0.004; OR = 2.67) were sufficiently influential on the incidence of underweight
children aged 6-11 months. MUAC in early pregnancy, newborn’s weight,
exclusive breastfeeding and complementary food intake have significantly affected
the incidence of underweight children aged 6-11 months in Cilacap
Key word: malnutrition,MUAC, newborn weight, breastfeeding, complementary
food

PENDAHULUAN menjadi perhatian dalam upaya


Persoalan gizi anak merupakan pembangunan manusia
salah satu permasalahan yang masih Indonesia.(Saputra dan Nurrizka,
61
2012) Berdasarkan data riset risko gizi kurang pada anak (Lepita et
kesehatan dasar (Riskesdas) tahun al., 2009).
2013, prevalensi gizi buruk anak usia Kabupaten Cilacap merupakan
dibawah lima tahun (balita) mencapai salah satu dari tiga kawasan industri
angka 5.7% sedangkan balita dengan utama di Jawa Tengah. Berdasarkan
gizi kurang sebesar 13.9%. data Riskesdas 2013, sebanyak 4%
(Kemenkes RI, 2015). Kondisi balita di Kabupaten Cilacap
kekurangan gizi pada balita tidak mengalami gizi buruk dan 13.4%
hanya berdampak pada terganggunya mengalami gizi kurang. Hal tersebut
pertumbuhan fisik tetapi juga menjadikan Kabupaten Cilacap berada
berpengaruh pada perkembangan pada urutan 17 dari 35 Kabupaten
mental serta menurunkan kecerdasan, dengan kasus gizi buruk terbanyak
bahkan meningkatkan risiko kematian dengan persentase kasus yang tidak
pada anak (Bappenas, 2013). jauh dari persentase kasus secara
Meningkatnya risiko kematian pada nasional. berbagai upaya perbaikan
anak akibat gizi kurang dikarenakan gizi telah dilakukan namun belum
secara signifikan gizi kurang menunjukan hasil yang signifikan hal
berhubungan dengan meningkatnya initampak dari tren kejadian gizi
risiko penyakit infeksi seperti infeksi kurang pada anak usia 6 sampai 11
pernafasan akut dan diare (Rabbidan bulan di Kabupaten Cilacap yang tidak
Karmaker, 2014). Menurut World banyak mengalami penurunan dimana
Health Organization (WHO) pada pada tahun 2014 terdapat 152 kasus
tahun 2002 gizi buruk menyebabkan gizi kurang, 2015 sebanyak 158 kasus
54% kematian pada balita (Putri et al., dan pada bulan Januari 2016 sebanyak
2015). 150 kasus.
Status gizi balita dapat
dipengaruhi oleh faktor biologi yaitu METODE PENELITIAN
status gizi ibu prahamil, berat badan Penelitian ini merupakan
bayi baru lahir, keberhasilan ASI penelitian studi analitik
eksklsusif dan asupan nutrisi yang observassiaonal dengan pendekatan
adekuat. Ibu yang mengalami kurang kasus control. Penelitian dilakukan di
energi kronis (KEK) pada masa Kabupaten Cilacap dari bulan Januari
kehamilan akan berdampak pada sampai dengan Juli 2016. Populasi
status gizi janin yang dipresentasikan pada penelitian ini adalah seluruh anak
oleh berat badan lahir rendah (BBLR) usia 6-11 bulan di Kabupaten Cilacap
(Karima dan Achadi, 2012). Anak pada bulan Januari tahun 2016 yaitu
dengan riwayat BBLR berisiko 3.34 sebesar 14.728 anak. Pengambilan
kali lebih besar untuk mengalami sampel menggunkan teknik fixed
status gizi kurang dibandingkan disease sampling dengan besar sampel
dengan yang tidak mengalami BBLR sebanyak 144 sampel yang terdiri dari
(Arnisam, 2007). Secara langsung 72 kasus dan 72 kontrol. Sampel
status gizi anak dipengaruhi oleh diambil pada 4 Puskesmas dengan
asupan nutrisi. Pemberian ASI kejadian gizi kurang anak usia 6-11
eksklusif selama 6 bulan di lanjutkan bulan terbanyak di Kabupaten Cilacap.
dengan pemberian makanan Sampel harus memiliki buku KIA
pendamping ASI (MP-ASI) sampai yang mencantumkan riwayat
dengan dua tahun dapat menurunkan kehamilan (LILA ibu awal kehamilan)
dan riwayat persalinan (berat badan
62
bayi baru lahir) serta tidak dalam risiko kejadian gizi kurang pada anak
kondisi sakit/diare. Data status gizi usia 6-11 bulan sebesar 3.4 kali.
anak diperoleh melalui penimbangan
dimana berat badan dirubah dalam Tabel 1 Distribusi Frekuensi
bentuk Z-score. LILA ibu awal Variabel n %
kehamilan dan berat badan bayi baru Variabel Independen
lahir diperoleh melalui studi LILA ibu awal
dokumentasi buku KIA sedangkan kehamilan
data keberhasilan ASI ekkslusif dan a. KEK 34 23.6
b. Tidak KEK 110 76.4
asupan MP-ASI diperoleh melalui
Berat badan bayi baru
kuesioner. Analisis data yang lahir
dilakukan meliputi analisa univariat a. BBLR 10 6.9
dan bivariat dengan uji chi square. b. Normal 134 93.1
Penyajian data dalam bentuk tabel dan Keberhasilan ASI
disertai narasi eksklusif
a. Tidak eksklusif 81 56.3
HASIL DAN PEMBAHASAN b. Eksklusif 63 43.7
Hasil penelitian yang ditunjukan Asupan MP-ASI
pada tabel 1 sebanyak 23.65% subjek a. Tidak adekuat 103 71.5
penelitian memiliki riwayat ibu b. Adekuat 41 28.5
Variabel Dependen
dengan KEK diawal kehamilan.
Status gizi anak
Subjek penelitian dengan riwayat a. Gizi Kurang 72 50
BBLR hanya sebesar 6.9%. sebagian b. Gizi baik 72 50
besar subjek penelitian (56,35%) Sumber: data primer diolah, 2016
tidak berhasil ASI eksklusif dan
71.5% subjek penelitian tidak LILA ibu yang kurang dari 23.5
mendapat MP-ASI yang tidak adekuat. cm merupakan salah satu idikator
Berdasarkan hasil uji statistik pada kondisi kurang energi kronis (KEK).
tabel 2, LILA ibu awal kehamilan Ukuran plasenta pada ibu dengan
(OR= 2.60; p=0.019), berat badan bayi KEK akan lebih kecil dibandingkan
baru lahir (OR=10.14; p=0.009), ibu yang tidak mengalami KEK. KEK
keberhasilan ASI eksklusif (OR=2.66; pada ibu hamil akan menyebabkan
p=0.004) dan asupan MP-ASI berkurangnya ekspansi volume darah
(OR=3.37; p=0.002) berpengaruh yang mengakibatkan pemompaan
secara signifikan terhadap status gizi darah dari jantung (cardiac output)
anak usia 6-11 bulan. Ibu dengan KEK tidak tercukupi sehingga aliran darah
akan meningkatkan risiko kejadian ke plasenta menjadi berkurang.
gizi kurang pada anak usia 6-11 bulan Kondisi tersebut berdampak pada
sebesar 2.6 kali. Bayi yang lahir ukuran plasenta yang tidak optimal
dengan BBLR akan meningkatkan yang selanjutnya mengakibatkan
risiko kejadian gizi kurang pada anak pengurangan distribusi zat gizi ke
usia 6-11 bulan sebesar 10 kali. ASI janin dan menyebabkan pertumbuhan
eksklusif yang tidak berhasil akan janin terhambat. Hal tersebut sesuai
meningkatkan risiko kejadian gizi dengan penelitian yang dilakukan di
kurang pada anak usia 6-11 bulan Sawahlunto-Sijujung pada tahun 2007
sebesar 2.7 kali. Asupan MP-ASI yang dimana diperoleh hasil ibu yang
tidak adekuat akan meningkatkan mengalami KEK berisiko melahirkan
bayi dengan BBLR 4,8 kali lebih besar
63
dari pada ibu yang tidak mengalami Ulee Kareng, Banda Aceh dimanan
KEK (Ariyani et al., 2012). hasil penelitian menunjukan balita
Anak yang lahir dengan riwayat dengan riwayat BBLR mempunyai
BBLR, berisiko lebih besar risiko 3,34 kali lebih besar untuk
mengalami gangguan pada sistem mengalami status gizi kurang
syaraf sehingga pertumbuhan dan dibandingkan dengan yang tidak
perkembanganya akan lebih lambat memiliki riwayat BBLR (Arnisam,
dibandingkan anak yang lahir dengan 2007).
berat badan normal. Bayi dengan ASI merupakan makanan paling
BBLR lebih rentan terhadap penyakit ideal untuk bayi baru lahir sampai
infeksi sehingga apabila tidak dengan 6 bulan karena mengandung
didukung dengan pemberian nutrisi nutrisi esensial untuk pertumbuhan
yang adekuat maka risiko mengalami dan perkembangan bayi. ASI tidak
gizi kurang atau gizi buruk di hanya mengandung zat-zat bernilai
kemudian hari akan lebih besar. gizi tinggi yang dibutuhan untuk
Tabel 2 Analisis Bivariat
Status Gizi Anak CI (95%)
Variabel Gizi Gizi Baik OR Batas Batas p
Independen Kurang Baw Atas
ah
n % n %
LILA ibu awal 2,60 1,16 5,86 0,019
kehamilan
KEK 23 67,6 11 32,4
Tidak KEK 49 44,5 61 55,5
Berat badan bayi 10,14 1,25 82,30 0,009
baru lahir
BBLR 9 90 1 10
Normal 63 47 71 53
Keberhasilan 2,66 1,35 5,25 0,004
ASI eksklusif
Tidak eksklusif 49 60,5 32 39,5
Eksklusif 23 36,5 40 63,5
Asupan MP-ASI 3,37 1,55 7,35 0,002
Tidak adekuat 60 58,3 43 41,7
Adekuat 12 29,3 29 70,7
Sumber: data primer diolah, 2016

pertumbuhan dan perkembangan


Penelitian di Brazil menunjukan syaraf dan otak bayi tetapi ASI juga
bahwa riwayat BBLR secara mengandung zat kekebalan yang akan
signifikan berhubungan dengan gizi melindungi bayi, sehingga bayi tidak
kurang, stunting dan wasting pada mudah sakit. Colostrum dalam ASI
balita (Rosha et al., 2013). Penelitian merupakan antibodi terbaik yang
tersebut sejalan dengan penelitian di dapat melindungi bayi dari infeksi dan
64
penyakit. ASI ekslusif juga pemberian MP-ASI akan berdampak
berhubungan dengan status gizi balita. pada tidak terpenuhinya kebutuhan
Hal ini tampak pada penelitian di nutrisi anak. Berdasarkan beberapa
Bangladesh dimana kejadian gizi studi yang telah dilakukan tampak
kurang pada balita lebih banyak terjadi jelas terlihat hubungan antara
pada kelompok dengan durasi pemberian MP-ASI dengan status gizi
pemberian ASI kurang dari 24 bulan balita. Penelitian yang dilakukan di
(Rabbi dan Karmaker, 2014). wilayah kerja puskesmas
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Gedongtengen Yogyakarta
di Padang Barat didapatkan hasil Bayi menunjukan hubungan yang bermakna
yang mendapat ASI ekslusif 80% antara pola pemberian MP-ASI dan
berstatus gizi normal (Nilakesuma et status gizi balita usia 6-24 bulan
al., 2015). Lamanya durasi pemberian (Septiana et al., 2010). Hal tersebut
ASI saja juga berpengaruh positif serupa dengan penelitian yang
terhadap pertumbuhan balita yang dilakukan di Kelurahan Setabelan
diukur berdasarkan persen terhadap Kota Surakarta dimana hasil penelitian
median BB/U dan BB/TB baku menunjukan terdapat hubungan
rujukan WHO-NCHS (Lepita et al., bermakna antara pemberian MP-ASI
2009). dengan status gizi bayi usia 6-24 bulan
Setelah usia 6 bulan ASI hanya (Wardhani, 2015).
mencukupi kebutuhan nutrisi
sebanyak 60% sehingga setelah 6 KESIMPULAN DAN SARAN
bulan perlu diberikan makanan Terdapat pengaruh kuat antara
pendamping ASI (MP-ASI) sampai berat badan bayi baru lahir (p=0.009;
dengan anak berusia 2 tahun. MP-ASI OR=10.14) dan asupan MP-ASI
harus mencakup semua zat gizi yang (p=0.002; OR=3.37) terhadap kejadian
dibutuhkan antara lain karbohidrat, gizi kurang anak usia 6-11 bulan.
protein, lemak vitamin, mineral dan Sedangkan LILA ibu awal kehamilan
air dengan memperhatikan kebersihan (p=0.019; OR= 2.60) dan keberhasilan
dan keamanannya bagi bayi. ASI eksklusif (p=0.004; OR=2.67)
Pemberian MP-ASI harus berpengaruh sedang terhadap kejadian
memperhatikan beberapa hal antara gizi kurang anak usia 6-11 bulan.
lain waktu yang tepat. Pemberian MP-
ASI yang terlalu dini dapat SARAN
menyebabkan gangguan pencernaan Perlu adaya peningkatan
pada bayi karena secara fisiologis pelayanan antenatal care baik dari segi
saluran pencernaan bayi belum siap sumber daya manusia maupun sarana
untuk makanan padat sehingga dapat prasarana dalam upaya meningkatkan
terjadi diare atau konstipasi. Selain itu kesejahteraan bayi selama proses
pemberian MP-ASI yang terlalu dini kehamilan sehingga bayi dapat
juga meningkatkan risiko obesitas, dilahirkan dengan kondisi normal.
alergi, dan menurunnya imunitas dapat teridentivikasi dengan lebih
karena berkurangnya konsumsi ASI. cermat
MP-ASI juga tidak boleh diberikan
terlalu lambat. Keterlambatan DAFTAR PUSTAKA
Ariyani DE, Achadi EL, dan Irawati Kekurangan Energi Kronis pada
A. Validitas Lingkar Lengan Wanita Indonesia. Jurnal
Atas Mendeteksi Risiko
65
Kesehatan Masyarakat Nasionl. Pertumbuhan Anak. Bandung
2012; 7( 2): 83-89 Medical Journal. 2009; 41 (1):
Arnisam. Hubungan Berat Badan 27-31.
Lahir Rendah (BBLR) dengan Nilakesuma A, Jurnalis YD, dan
Status Gizi Anak :Usia 6-24 Rusjdi SR. Hubungan Status
Bulan. 2007. [Diakses 27 Januari Gizi Bayi dengan Pemberian
2016]. Available at: ASI Eksklusif, Tingkat
http://etd.repository.ugm.ac.id. Pendidikan Ibu dan Status
Babatunde RO, Olagunju FI, Fakayode Ekonomi Keluarga di Wilayah
SD, and Sola-Ojo FE. Kerja Puskesmas Padang Pasir.
Prevalence and Determinants of Jurnal Kesehatan Andalas.
Malnutrition among Under Five 2015; 4 (1): 37-44
Children of Farming Households Putri RF, Sulastri D, dan Lestari Y.
in Kwara State, Nigeria. Journal Faktor-Faktor yang
of Agricultural Science. 2011; 3 Berhubungan dengan Status Gizi
(3):173-181 Anak Balita di Wilayah Kerja
Bappenas.. Periode Emas pada 1000 Puskesmas Nanggalo Padang.
Hari Pertama Kehidupan. Jurnal Kesehatan Andalas. 2015;
Buletin 1000 Hari Pertama 4 (1): 254-261
Kehidupan. 2013; 1 (1): 1-4 Rabbi AMF & Karmaker SC.
Correia LL, Silvia AC, Campos JS, Determinants of Child
Andrade FM, Machando MMT, Malnutrition in Bangladesh – A
Lindsay AC, Leite AJM et al,. Multivariate Approach. Asian
Prevalence and Determinants of Journal of Medical Sciences.
Child Undernutrition and 2014; 6 (2): 85-90
Stunting in Semiarid Region of Roesli U. Panduan Inisiasi Menyusu
Brazil. Revista de Saúde Pública. Dini Plus ASI Eksklusif. Jakarta:
2014; 48 ): 19-28 Pustaka Bunda; 2012.
Cunha AJLA, Leite AJM, and Rosha BC, Putri DSK, dan Putri IYS.
Almeida IS. The Pediatrician’s Determinan Status Gizi Pendek
Role in The First Thousand Days Anak Balita dengan Riwayat
of The Child: The Pursuit of Berat Badan Lahir Rendah
Healthy Nutrition and (BBLR) di Indonesia (Analisis
Development. Jornal de Data Riskesdas 2007-2010).
Pediatria. 2015; 91 (6): 44-51 Jurnal Ekologi Kesehatan. 2013;
Depkes RI. Situasi Kesehatan Anak 12 (3): 195-205
Balita di Indonesia. InfoDatin 8 Saputra W & Nurrizka RH. Faktor
April; 2015. Demografi dan Risiko Gizi
Karima K & Achadi EL. Status Gizi Buruk dan Gizi Kurang. Makara
Ibu dan Berat Badan Lahir Bayi. Journal of Health Research.
Jurnal Kesehatan Masyarakat 2012; 16 (2): 95-101
Nasional. 2012; 7(3): 111-119. Septiana R, Djanah RSN, dan Djamil
Krisnatuti D. Menyiapkan Makanan MD. Hubungan antara Pola
Pendamping ASI. Jakarta: Puspa Pemberian Makanan
Swara; 2008. Pendamping ASI (MP-ASI) dan
Lepita, Sukandar H dan Wirakusumah Status Gizi Balita usia 6-24
FF. Evaluasi Pengaruh Lamanya Bulan di Wilayah Kerja
Pemberian ASI Saja terhadap Puskesmas Godongtengen
66
Yogyakarta. Jurnal Kesehatan
Masyarakat. 2010; 4 (2): 118-
124
Wardhani GK. Hubungan pemberian
makanan pendamping asi dengan
status gizi bayi usia 6-24 bulan
di kelurahan setabelan Kota
Surakarta. 2015. [Diakses 30
Mei 2016]. Available at:
https://digilib.uns.ac.id

67

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai