Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS TERHADAP FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB GIZI KURANG

PADA BALITA DI DESA BANYUANYAR KECAMATAN KALIBARU


BANYUWANGI

Firdawsyi Nuzula1, Maulida Nurfazriah Oktaviana1, Roshinta Sony Anggari1


1. Prodi D III Keperawatan Akademi Kesehatan “Rustida”
Korespondensi:
1. Firdawsyi Nuzula, d/a Program Studi D III Keperawatan Akademi Kesehatan
“Rustida”
Email: firda_indiana@yahoo.co.id

ABSTRAK

Gizi buruk masih menjadi perhatian badan kesehatan dunia WHO karena
merupakan penyebab tertinggi kematian anak di negara berkembang terutama
Indonesia. Faktor penting dalam pembentukan SDM yang berkualitas adalah
unsur gizi, sehingga dapat mewujudkan manusia yang sehat, cerdas dan produktif.
Gangguan pemenuhan gizi pada awal kehidupan akan mempengaruhi kualitas
kehidupan berikutnya. Banyak faktor yang mempengaruhi status gizi pada balita
baik faktor langsung maupun tidak langsung. Penelitian ini bertujuan untuk
memberikan gambaran faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kejadian gizi
kurang pada balita.
Metode penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif cross-sectional
analitik. Dengan menggunakan Purposive Random Sampling didapatkan jumlah
sampel penelitian 42 balita. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner
dan lembar observasi. Hasil pengumpulan data ditabulasi dan dianalisa bivariat
menggunakan uji chi-square dan analisis multivariat dengan regresi logistic.
Hasil analisis regresi multivariat menunjukkan bahwa dengan CI 95%
didapatkan faktor asupan makanan menunjukkan OR=4,813, sedangkan faktor
penyakit infeksi menunjukkan OR=0.072, pengetahuan ibu menunjukkan
OR=0,908, dan Pola asuh menunjukkan OR=2,626. Keempat faktor tersebut
memberikan pengaruh terhadap status gizi balita.
Perlu dilakukan studi kualitatif untuk mengidentifikasi sejauh mana faktor
asupan makanan, penyakit infeksi, pengetahuan ibu, dan pola asuh dapat
mempengaruhi status gizi pada balita.

Kata kunci: Status Gizi Balita, Gizi Kurang, Asupan Makanan, Penyakit Infeksi,
Pengetahuan Ibu, Pola Asuh

PENDAHULUAN

Angka kematian balita di negara- kirakan bahwa 54 persen kematian


negara berkembang khususnya anak disebabkan oleh keadaan gizi
Indonesia masih cukup tinggi. Badan yang buruk (United Nation, 2013).
kesehatan dunia (WHO) memper- Oleh karena itu, permasalahan

359
tentang gizi buruk pada anak masih BB dan TB disajikan dalam bentuk
menjadi salah satu poin penting yang tiga indikator antropometri, yaitu
terus dibahas dalam Millenium berat badan per umur (BB/U) atau
Development Goals (MDGs). Status underweight, tinggi badan per umur
Gizi Balita merupakan salah satu (TB/U) atau stunting, dan berat badan
indikator yang menggambarkan per tinggi badan (BB/TB) atau
tingkat kesejahteraan masyarakat wasting. Underweight mengindikasi-
karena anak usia dibawah lima tahun kan masalah gizi secara umum karena
merupakan kelompok yang rentan berat badan berkorelasi positif dengan
terhadap kesehatan dan gizi. Setiap umur dan tinggi badan; stunting
negara secara bertahap harus mampu merupakan masalah gizi yang sifatnya
mengurangi jumlah balita yang kronis sebagai akibat dari keadaan
bergizi buruk atau kurang gizi yang berlangsung lama dan meng-
sehingga mencapai 15 % pada tahun indikasikan adanya malnutrisi; dan
2015 (Saputra & Nurizka, 2013). wasting merupakan masalah gizi
Gizi kurang pada balita, bersifat akut sebagai akibat dari
membawa dampak negatif terhadap peristiwa yang terjadi dalam waktu
pertumbuhan fisik maupun mental, yang tidak lama karena wabah
menurunkan daya tahan tubuh, penyakit dan kelaparan (Kemenkes
menyebabkan hilangnya masa hidup RI, 2013). Tinggi rendahnya
sehat balita, bahkan menimbulkan prevalensi gizi buruk dan kurang
kecacatan, meningkatkan angka mengidentifikasikan ada tidaknya
kesakitan serta angka kematian masalah gizi pada balita, tetapi tidak
(Rahim, 2014). Apabila gizi kurang memberikan indikasi apakah masalah
tidak ditangani dengan baik maka gizi tersebut bersifat kronis atau akut
akan berkembang menjadi gizi buruk (Nasution, 2010).
dan kekurangan gizi yang serius dapat Dua faktor yang mempengaruhi
menyebabkan kematian pada anak masalah gizi kurang atau buruk pada
(Helmi, 2013). Angka gizi kurang dan anak balita, yaitu penyebab langsung
buruk di Indonesia masih jauh diatas dan tidak langsung. Faktor penyebab
target RPJMN tahun 2014 yaitu langsung status gizi yaitu kurang
sebesar 15%, angka gizi kurang adekuatnya intake makanan yang
sebesar 18,4% pada tahun 2007 dan mengandung protein dan kalori yang
17,9% pada tahun 2010 akan tetapi dibutuhkan oleh tubuh, perbedaan
mengalami peningkatan pada tahun sosial dan budaya tentang kebiasaan
2013 menjadi sebesar 19,6% makan yang mempengaruhi nutrisi,
(Riskesdas, 2013). kurang pengetahuan tentang nutrisi,
Status gizi adalah keadaan tubuh kelebihan makanan baik dalam
sebagai akibat konsumsi makanan dan jumlah maupun kualitas yang tidak
penggunaan zat-zat gizi. Status gizi dibutuhkan oleh tubuh, adanya
dapat diketahui melalui penilaian penyakit yang menyertai seperti
konsumsi pangannya berdasarkan pencernaan, absorspi makanan, gagal
data kuantitatif maupun kualitatif menyusun menu berdasarkan tingkat
(Depkes RI, 2012). Status gizi balita aktifitas dan istirahat (Purwaningrum
diukur berdasarkan umur, berat badan & Wardani, 2011). Sedangkan faktor
(BB) dan tinggi badan (TB). Variabel penyebab tidak langsung antara lain

360
pengetahuan ibu, pendidikan ibu, BBLR mempunyai pengaruh terhadap
penghasilan keluarga, pola peng- kejadian balita gizi kurang (Lastanto
asuhan anak dan riwayat pemberian dkk, 2014). Penelitian lain
ASI eksklusif. Faktor pengetahuan menyebutkan bahwa pola asuh
ibu, pendidikan ibu, pendapatan keluarga mempunyai hubungan yang
keluarga, riwayat pemberian ASI, signifikan terhadap kejadian masalah
kelengkapan imunisasi dan riwayat gizi pada balita (Mustapa dkk, 2013).

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan Instrument penelitian yang


penelitian observasional meng- digunakan berisi pertanyaan berkaitan
gunakan rancangan cross-sectional dengan karakteristik sampel, asupan
analitik dengan pendekatan nutrisi, penyakit infeksi, pendidikan
kuantitatif, yaitu melakukan peng- ibu, pengetahuan ibu, penghasilan
ukuran atau pengamatan pada seluruh keluarga, pola pengasuhan anak,
variabel tergantung (dependent) riwayat BBLR dan riwayat
dengan variabel bebas (independent) kelengkapan imunisasi. Hasil
dilakukan dalam waktu yang sama. pengumpulan data dari kuisioner
Populasi target dalam penelitian ini selanjutnya ditabulasi dan dianalisa
adalah seluruh anak balita yang bivariat menggunakan uji chi-square
mengalami gizi kurang atau gizi baik dan analisis multivariat dengan
di Desa Banyuanyar Kecamatan regresi logistic.
Kalibaru Kabupaten Banyuwangi. Penelitian ini telah mendapatkan
Sampel penelitian didapatkan dengan ijin penelitian terlebih dahulu dari
metode Purposive Random Sampling pihak-pihak yang terkait. Peneliti
berdasarkan catatan buku register menjelaskan tentang tujuan, manfaat
posyandu kemudian dilakukan dan resiko penelitian sebagai upaya
pengukuran antropometri pada balita. memenuhi hak otonomi responden.
Hasil pengukuran tersebut kemudian Responden diberi kebebasan untuk
dijadikan sampel frame. Besar sampel mengundurkan diri saat proses
dalam penelitian ini yaitu 42 balita. pengambilan data apabila penelitian
Pengumpulan data dimulai dirasa menimbulkan kerugian.
dengan menilai berat badan dan tinggi Kerahasiaan identitas responden
badan dari masing-masing responden dijaga dengan menggunakan inisial
yang terpilih. Selanjutnya ditentukan nama (anonimity) pada publikasi
status gizi responden melalui penelitian.
penilaian berdasarkan BB/U.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian
Hasil perhitungan statistik dan pola asuh dengan status gizi
dengan Chi Square menunjukkan dapat dilihat pada tabulasi silang
adanya hubungan asupan makanan, tabel 1.
penyakit infeksi, pengetahuan ibu,

361
Tabel 1. Analisis Chi Square Hubungan Asupan Makanan, Penyakit Infeksi,
Pengetahuan Ibu, dan Pola Asuh dengan Status Gizi pada Responden
Status Gizi
Total
Faktor Dependen Kurang Baik OR P
n % n % n %
Kurang 11 26.19 13 30.95 24 57.14
Asupan
Cukup 3 7.14 15 35.71 18 42.86 4.231
makanan 0.047
Total 14 33.33 28 66.66 42 100

Ada 4 9.53 1 2.38 24 11.91


Penyakit
Tidak ada 10 23.80 27 64.28 18 88.09 0.093 0.014
Infeksi
Total 14 33.33 28 66.66 42 100

Tinggi 7 16.67 11 26.19 18 42.86


Pengetahuan Rendah 7 16.67 17 40.48 24 57.14
1.545
ibu Total 0.369
14 33.34 28 66.66 42 100

Baik 5 11.9 18 42.85 18 54.75


Pola Asuh Buruk 9 21.45 10 23.80 24 45.25 3.240 0.07
Total 14 33.35 28 56.65 42 100

Tabel diatas menunjukkan nilai untuk mengetahui seberapa besar


OR pada faktor asupan makanan pengaruh antara asupan makanan,
sebesar 4, OR pada faktor penyakit infeksi, pengetahuan ibu dan
pengetahuan ibu sebesar 1,5 dan pada pola asuh terhadap status gizi balita
faktor pola asuh nilai OR sebesar 3. dapat dilihat dari tabel 2.
Hasil analisis multivariat
menggunakan regresi logistik ganda
Tabel 2. Analisis Regresi Logistik Ganda Hubungan Asupan Makanan, Penyakit
Infeksi, Pengetahuan Ibu, dan Pola Asuh dengan Status Gizi pada
Responden
CI 95%
p Uji
Variabel OR Batas Bawah Batas Atas Wald
Asupan makanan 4.813 0.820 28.261 3.027
Penyakit infeksi 0.072 0.005 0.944 4.015
Pengetahuan ibu 0.908 0.191 4.306 0.015
Pola asuh 2.626 0.577 11.938 1.561
N observasi 42
-2 log likelihood 41.959
Nagelkerke R 2 33.3 %
Tabel 2 menunjukkan nilai OR dibandingkan dengan balita yang
variabel asupan makanan sebesar memiliki asupan gizi cukup. Nilai
4.813 yang menunjukkan bahwa Odd Ratio variabel pola asuh sebesar
balita dengan asupan gizi kurang 2.626 yang berarti bahwa balita
mempunyai kemungkinan 5 kali dengan pola asuh yang kurang baik
untuk mengalami status gizi kurang mempunyai kemungkinan 3 kali

362
untuk mengalami status gizi kurang memiliki pola asuh yang baik.
dibandingkan dengan balita yang
Pembahasan
Faktor penyakit infeksi dengan mengakibatkan terjadinya gizi buruk
status gizi balita secara statistik (Lastanto, 2015).
menunjukkan hubungan yang Penelitian yang dilakukan oleh
signifikan. Penyakit infeksi dan Jayani (2014) di Kabupaten Ponorogo
keadaan gizi anak merupakan 2 hal Jawa Timur menunjukkan bahwa
yang saling mempengaruhi. Dengan balita yang menderita penyakit infeksi
adanya suatu penyakit nafsu makan hampir setengahnya mengalami status
anak mulai menurun dan mengurangi gizi kurang. Penyakit infeksi sangat
asupan konsumsi makanannya, erat kaitannya dengan status gizi yang
sehingga berakibat berkurangnya zat kurang. Hal ini berkaitan dengan
gizi yang masuk ke dalam tubuh mekanisme pertahanan tubuh dimana
anak. Dampak penyakit infeksi yang balita yang mengalami kekurangan
lain adalah muntah yang kemudian makanan tubuhnya tidak mampu
berakibat pada kehilangan zat gizi. membentuk energi baru untuk
Infeksi yang menyebabkan diare pada melawan serangan infeksi. Pada
anak mengakibatkan cairan dan zat umumnya orangtua mempunyai
gizi di dalam tubuh berkurang. pengetahuan yang baik tentang status
Kadang–kadang orang tua juga gizi balita, namun akibat keterbatasan
melakukan pembatasan makan akibat ekonomi dan kondisi geografis yang
infeksi yang diderita dan menyebab- terletak dilereng pegunungan
kan asupan zat gizi sangat kurang membuat ibu kurang aktif dalam
sekali bahkan bila berlanjut lama memeriksakan balita ke pelayanan
kesehatan.

KESIMPULAN

Status gizi pada anak balita Status gizi kurang pada balita
sering digunakan untuk melihat status berkaitan erat dengan faktor langsung
gizi masyarakat secara umum. Gizi berupa penyakit infeksi. Penelitian
yang baik dipadukan dengan selanjutnya diharapkan mengguna-
kebiasaan makan yang sehat selama kan metode observasi dan wawancara
masa balita akan menjadi dasar bagi mendalam (indept interview) untuk
kesehatan. Pengaturan makanan yang mengetahui seberapa besar keterkait-
seimbang menjamin terpenuhinya an antara faktor asupan nutrisi,
kebutuhan gizi untuk energi, per- penyakit infeksi, pengetahuan ibu dan
tumbuhan anak, melindungi anak dari pola asuh dengan status gizi balita
penyakit dan infeksi serta membantu yang kurang dan cukup.
perkembangan mental dan kemampu-
an belajarnya (Ihsan dkk, 2012).

363
SARAN

Penelitian selanjutnya diharapkan besar keterkaitan antara faktor asupan


menggunakan metode observasi dan nutrisi, penyakit infeksi, pengetahuan
wawancara mendalam (indept ibu dan pola asuh dengan status gizi
interview) untuk mengetahui seberapa balita kurang dan cukup.

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. (2012). Kerangka Determinan Kejadian Masalah


Kebijakan Gerakan Sadar Gizi Gizi Pada Anak Balita Di
Dalam Rangka Seribu Hari Wilayah Kerja Puskesmas Tilote
Pertama Kehidupan (1000 Kecamatan Tilango Kabupaten
HPK). Gorontalo Tahun 2013. Jurnal
Helmi, R. (2013). Faktor-Faktor Yang Universitas Hasanudin, 1–13.
Berhubungan Dengan Status Gizi Nasution, D. R. (2010). Gambaran
Pada Balita Di Wilayah Kerja Status Gizi Anak Balita Gizi
Puskesmas Margoroto Kurang Setelah Mendapatkan
Kecamatan Metro Kibang Pemberian Makanan Tambahan
Kabupaten Lampung Timur. Di Puskesmas Mandala Medan
Jurnal Kesehatan, IV (April), Tahun 2009. Jurnal Kedokteran
233–242. USU, (Desember), 1–105.
Ihsan, M., Hiswani, & Jemadi. Purwaningrum, S., & Wardani, Y.
(2012). Faktor-faktor Yang (2011). Hubungan Antara
Berhubungan Dengan Status Gizi Asupan Makanan Dan Status
Anak Balita Di Desa Teluk Kesadaran Gizi Keluarga Dengan
Rumbia Kecamatan Singkil Status Gizi Balita Di Wilayah
Kabupaten Aceh Singkil Tahun Kerja Puskesmas Sewon Bantul.
2012. Jurnal Universitas Rahim, F. K. (2014). Faktor Resiko
Sumatera Utara, 1–10. Underweight Balita Umur 7-59
Jayani, indah. (2014). Hubungan Bulan. Jurnal Keshatan
antara Penyakit Infeksi dengan Masyarakat, 9(02), 115–121.
Status Gizi Pada Balita di Riskesdas. (2013b). RISET
Kecamatan Jambon Kabupaten KESEHATAN DASAR 2013.
Ponorogo. Jurnal unik Kediri. Saputra, W., & Nurizka, R. H. (2013).
Lastanto, Indri, H., & Cindy, A. Pengaruh Faktor Demografi
(2014). Analisis Faktor Yang Terhadap Resiko Gizi Buruk
Mempengaruhi Kejadian Balita Pada Tiga Komunitas Di
Gizi Kurang Di Wilayah Kerja Sumatera Barat. Prakarsa
Puskesmas Cebongan. Jurnal Research Paper, (August).
Stikes Kusuma Husada, 1, 1–14. United Nation. (2013). The
Mustapa, Y., Sirajudin, S., & Salam, Millennium Development Goals
A. (2013). Analisis Faktor Report 2013.

364

Anda mungkin juga menyukai