Anda di halaman 1dari 3

Nama : Muhammad Gusri Kurniadi Saputra

NIM : 2211221021

Kelas : A1 Gizi

Dosen Pengampu : Dr. Helmizar, SKM., M. Biomed

Mata Kuliah : Penilaian Status Gizi

A. Rangkuman Artikel Tentang Faktor Ekologi dan Status Gizi

FAKTOR-FAKTOR SOSIAL EKONOMI DAN KESEHATAN MASYARAKAT


KAITANNYA DENGAN MASALAH GIZI UNDERWEIGHT, STUNTED, DAN
WASTED DI INDONESIA: PENDEKATAN EKOLOGI GIZI

Status gizi adalah suatu ukuran mengenai kondisi tubuh seseorang yang dapat dilihat dari
makanan yang dikonsumsi dan penggunaan zat-zat gizi di dalam tubuh dan keadaan tubuh
sebagai akibat dari pemakaian, penyerapan, dan penggunaan makanan. Status gizi adalah ukuran
keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi untuk anak yang diindikasikan oleh berat badan dan
tinggi badan anak. Status gizi juga didefinisikan sebagai status kesehatan yang dihasilkan oleh
keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutrient. Penilaian status gizi merupakan
penjelasan yang berasal dari data yang diperoleh dengan menggunakan berbagai macam cara
untuk menemukan suatu populasi atau individu yang memiliki risiko status gizi kurang maupun
gizi lebih.

Masalah gizi merupakan masalah ekologi, karena adanya interaksi antara berbagai faktor
lingkungan, baik fisik, sosial, ekonomi, budaya maupun politik. Secara operasional, faktor-faktor
yang menjadi pencetus timbulnya masalah gizi diantaranya kemiskinan, daya beli, pengetahuan
gizi, besar keluarga, kebiasaan makan, dan faktor lainnya. Selain itu, dipengaruhi juga oleh status
kesehatan (penyakit menular/infeksi). Tiga kata kunci dalam pendekatan ekologi gizi yaitu: 1.
akses terhadap air bersih, pelayanan kesehatan; 2. aset ekonomi dan sosial sebagai cerminan
akses pangan secara sosial ekonomi; 3. kurang gizi.

Adapun faktor yang berhubungan nyata terhadap underweight adalah PDRB/kapita, tingkat
pendidikan, tingkat kemiskinan, perilaku higiene, akses air bersih, pemanfaatan posyandu,
imunisasi lengkap, dan kejadian diare. Sedangkan, faktor yang berhubungan nyata terhadap
stunted adalah PDRB/kapita, tingkat pendidikan, perilaku higiene, pemanfaatan posyandu,
imunisasi lengkap, dan kejadian diare. Selain itu, adapun faktor yang berhubungan nyata
terhadap wasted adalah perilaku higiene, pemanfaatan posyandu, dan imunisasi lengkap.

Secara umum faktor ekologi yang berkaitan dengan status gizi terbagi dalam 2 kelompok yaitu
ekologi lingkungan dan vital statistik. Faktor ekologi lingkungan yang berhubungan dengan

1
status gizi di antaranya meliputi keadaan infeksi, pengaruh budaya, keadaan sosial ekonomi dan
produksi pangan. Berikut ini penjelasan masing-masing faktor. Sedangkan, data vital statistik
secara tidak langsung dapat digunakan untuk menilai status gizi, terutama pada kelompok
penduduk tertentu. Angka-angka statistik kesehatan mempunyai hubungan yang erat dengan
keadaan gizi masyarakat. Beberapa data vital statistik yang berhubungan dengan keadaan gizi
dan kesehatan, antara lain adalah angka kesakitan, angka kematian, pelayanan kesehatan dan
penyakit infeksi.

Sumber Referensi:

Ulfani, Dian Hani, Drajat Martiano, dan Yayuk Farida Baliwati. 2011. Faktor-Faktor Sosial
Ekonomi dan Kesehatan Masyarakat Kaitannya Dengan Masalah Gizi Underweight, Stunted,
Dan Wasted Di Indonesia: Pendekatan Ekologi Gizi. Jurnal Gizi Pangan: Fakultas Ekologi
Manusia, Institut Pertanian Bogor.

B. Rangkuman Artikel Ukuran Statistik dan Status Gizi

HUBUNGAN STATUS GIZI PADA ANAK TK DENGAN PEKERJAAN IBU DI


WILAYAH KERJA PUSKESMAS GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN
2018

Kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam bidang kesehatan yang saat ini
terjadi di seluruh dunia khususnnya Indonesia. Derajat kesehatan anak mencerminkan derajat
kesehatan bangsa, sebab anak sebagai generasi penerus bangsa memiliki kemampuan yang dapat
dikembangkan dalam meneruskan pembangunan bangsa. Berdasarkan alasan tersebut, masalah
kesehatan anak diprioritaskan dalam perencanaan atau penataan pembangunan bangsa.
Kesehatan anak memiliki hubungan yang sangat serat dengan masalah gizi dan merupakan salah
satu faktor penghambat proses pembangunan nasional. Status gizi dipengaruhi oleh 2 hal, yaitu
secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung status gizi dipengaruhi oleh masukan zat
gizi dan secara tidak langsung dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah
karakteristik keluarga. Diantara karakteristik keluarga, karakteristik ibu ikut menentukan
keadaan gizi anak. Karakteristik ibu antara lain tingkat pendidikan ibu, pengetahuan gizi, dan
pekerjaan ibu.

Data Riskesdas (Riset kesehatan dasar) pada tahun 2013 Terdapat 19,6 % balita kekurangan gizi
yang terdiri dari 5,7% balita yang gizi buruk dan 13,9% berstatus gizi kurang, sebesar 4,5%
balita dengan gizi lebih. Balita kekurangan gizi tahun 2010 terdiri dari 13,0% balita berstatus gizi
kurang dan 4,9% berstatus gizi buruk. Perubahan berdasarkan dari tahun ke tahun pada hasil gizi
buruk yaitu dari 5,4% tahun 2007, 4,9% pada tahun 2010 dan pada tahun 2013 meningkat
menjadi 5,7%. Target MDGs untuk gizi buruk-kurang tahun 2015 yaitu 15,5%. Penyebab gizi
buruk dan gizi kurang yang tinggi yaitu angka kemiskinan di Indonesia yang masih tinggi yaitu

2
sebesar 11,8% atau sekitar 28 juta penduduk. Dampak kemiskinan ini adalah tidak meratanya
pembangunan sehingga pendidikan, ekonomi, sosial dan sumber daya masyarakat menjadi
rendah.

Pengukuran status gizi dengan statistik vital adalah dengan menganalisis data beberapa penyebab
tertentu dan data lainnya yang berhubungan dengan gizi. Penggunaannya dipertimbangkan
sebagai bagian dari indikator tidak langsung hupengukuran status gizi masyarakat. Studi tentang
hubungan status gizi pada anak TK dengan pekerjaan ibu di Wilayah Kerja Puskesmas
Gadingrejo Kabupaten Pringsewu tahun 2018 mungkin menggunakan beberapa ukuran statistik
vital untuk menganalisis hubungan tersebut. Selain itu, kemungkinan menggunakan ukuran
statistik vital seperti rata-rata (mean), median, dan standar deviasi untuk menganalisis data status
gizi anak-anak TK dan pekerjaan ibu mereka.

Ini membantu dalam menentukan apakah ada korelasi antara status gizi anak-anak dan pekerjaan
ibu mereka. Selain itu, ukuran statistik vital juga dapat digunakan untuk membandingkan status
gizi anak-anak dari berbagai kelompok pekerjaan ibu, seperti pekerjaan ibu yang bekerja penuh
waktu, paruh waktu, atau tidak bekerja. Selain itu, dari ukuran vital ini didapatkan juga bahwa
status ibu bekerja merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi status gizi pada anak. Ibu
yang bekerja cenderung memiliki pola asuh yang kurang baik terhadap anaknya. Pola asuh
meliput perawatan dan perlindungan ibu, praktek menyusui dan pemberian makanan
pendamping ASI, kebersihan diri dan sanitasi lingkungan, praktek kesehatan di rumah tangga
dan pola pencarian pelayanan kesehatan.

Sumber Referensi:

Ramadhana, Komala. 2018. Hubungan Status Gizi Pada Anak TK Dengan Pekerjaan Ibu di
Wilayah Puskesmas Gadingrejo Kabupaten Pringsewu Tahun 2018. Journal Gizi Aisyah:
STIKes Aisyah Pringsewu Lampung.

Anda mungkin juga menyukai