Anda di halaman 1dari 6

GIZI BALITA

Nikitha aprilia ningsih1, Sudirman2, Ahmad Yani3

1
Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhamadiyah Palu
2,3
Penulisan Ilmiah
Email :
Nikithamarande98@gmail.com
Sudirman@unismuhpalu.ac.id
Ahmadyani@unismuhpalu.ac.id
“ABSTRAK”
PENDAHULUAN: Mengenai gizi sangat bersangkutan dengan masalah kesehatan
masyarakat, akan tetapi harus memerlukan penanganan yang lebih efektif, METODE:
Makalah ini dibuat dengan mengumpulkan beberapa literatur artikel ilmiah yang telah ada,
pihak penulis hanya mereview jurnal yang telah diambil pada beberapa jurnal dan dijadikan
sebagai reverensi. Pada review ini penulis mengambil masalah dari beberapa jurnal,
mengenai permasalahan tentang asupan gizi balita dan beberapa faktor penyebab nya,
HASIL: Hal yang perlu diperhatikan oleh orang tuah dalam masa pertumbuhan dan
perkembangan pada balita terhadap kesehariannya yaitu asupan gizi yang efektif, agar balita
terhindar dari kecacatan, kekurangan gizi dll. PEMBAHASAN:Diadakannya penelitian
bertujuan agar untuk dapat mengevaluasi smua faktor-faktor yang meliputi perencanaan P1,
pelaksanaan pengawasan P2 dan pengawasan pengendalian P3 pada program PMT-
balita.Dalam melakukan pengukuran kondisi gizi harus dengan penilaian status gizi’

Kata Kunci : Perkembangan dan pertumbuhan gizi pada balita

PENDAHULUAN
Mengenai gizi sangat bersangkutan dengan masalah kesehatan masyarakat, akan tetapi
harus memerlukan penanganan yang lebih efektif namun tidak hanya dapat dilakukan dengan
pendekatan pada medis dan pelayanan kesehatan saja (Kurnia Widiastuti Giri, 2013).
Dikalangan masyarakat status gizi sangat di pengaruhi oleh banyak faktor dan juga
dipengaruhi oleh kondisi sosial ekonomi yang minim, sehingga gizi sangat terpengaruh
terhadap faktor tersebut (Putri, 2015).umumnya semua penelitih melakukan penelitian
dengan cara aspek yang terpisah(Solihin, M.R.D., Anwar.F., Sukandar, 2013).
Mengenai perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan, Pada setiap
perubahan pertumbuhan pasti akan dikuti juga dengan perubuhan setiap fungsi(Fivi, Melva,
& Diana, 2010). Salah satu dari penentu kualitas sumber daya manusia terhadap gizi, yaitu
terdapat pada makanan yang kita konsumsi dalam setiap hari dan harus disertai dengan
kandungan zat-zat gizi yang terdapat didalam nya sesuai dengan kebutuhan, Sehingga dapat
menunjang pertumbuhan yang lebih optimal dan dapa pulah mencegah penyakit defisiensi,
zat racun yang masuk kedalam tubuh yang dapat mengganggu kelangsungan hidup pada
anak-anak(Munthofiah, 2013).penyakit infeksi atau Morbiditas secara lansung terpengaruh
terhadap hubungan faktor dari pelayanan kesehatan, Selain itu pulah adapun kekurangan gizi
secara lansung disebabkan oleh konsumsi makanan yang tidak seimbang sehingga timbul nya
penyakit infeksi atau Morbiditas(Syarif et al., 2012).
Terhadap kelompok masyarakat yang rentan akan terhadap gizi yaitu balita, Balita
tersebut secara lansung mengalami siklus pertumbuhan dan perkembangan yang harus
membutuhkan Zat-zat gizi lebih besar dari kelompok masyarakat yang berumur dewasa dari
balita tersebut, Sehingga balita paling mudah atau rentan terkenak kelainan gizi(A., 2012).
Selain pertumbuhan yang dapat berpengaruh terhadap kekurangan gizi yaitu, Perkembangan
otak seorang anak balitapun juga dapat terpengaruh terhadap kekurangan gizi, Status gizi
seorang anak balita adalah salah satu indikator kesehatan yang dinilai
pencapaiannya(Sholikah, Rustiana, & Yuniasturi, 2017). Pendidikan yang kita jalani saat ini
merupakan beberapa dari faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan gizi, Selain dari itu
faktor yang kita tempati dalam berbaur dengan masyarakat lain atau lingkungan sosial kita
sendiri juga berpengaruh, Dan sehingga kurangnya kemauan untuk menerapkan informasi
tentang gizi dalam kehidupan kita sehari-hari(Nilawati & Fatonah, 2011).
Pneumonia seringkali berkaitan dengan angka kematian pada balita dengan resiko
yang sangat besar di indonesia, penyebab terjadinya pneumonia yaitu malnutrisi adalah
penyebab terjadinya pneumonia, berat badan lahir rendah, kurangnya pemberian ASI non-
eksklusif dari ibu balita, kurangnya perhatian dari orang tuah untuk pemberian imunisasi
campak terhadap balita Dan juga kekurangan Zinc(Hartati, Nurhaeni, Indonesia, & 2012,
2012).Energi ataupun protein merupakan hal yang sangat penting buat tubuh dan
pertumbuhan manusia, tingkat konsumsi pada suatu energi atau protein merupakan faktor
lansung yang berpengaruh terhadap status gizi balita, Ketika gizi balita tersebut terpengaruh
oleh faktor itu maka terjadi pulah kerusakan mukosa, menurunnya resisten terhadap
kolonisasi dan invasi kuman patogen, sedangkan mukosa tersebut sangat memegang peranan
utama dalam mekanisme pertahanan tubuh(Rahim, 2014). Pada seorang bayi biasanya
mengalami kecacatan ataupun kematian, hal seperti itu biasanya ditanggapi dan dikaitkan
dengan adanya masalah kegagalan dalam penangan bayi oleh masyarakat, akan tetapi
sebenarnya tidak sepenuhnya seperti itu, yang mengakibatkan kecacatan yaitu kurangnya gizi
yang diberikan pada saat di usia kehamilan atau saat berada dalam kandungan seorang
ibu(Devi, 2010).
Ketika anak pada usia dibawa lima tahun, harus lebih banyak-banyak mendapatkan
asupan gizi yang tepat agar supaya kesehatan balita tetap terjaga, Diusia seperti itu balita
akan rentan terhadap asupan gizi yang harus ia peroleh demi periode perkembangan sang
balita(Soepomo, 2013).Ternyata program pendampingan tidak hanya mempengaruhi angka
terjadinya penyakit namun akan tetapi juga dapat menurunkan durasi penyakit ISPA dan
Diare(Ayu, 2008).Stunting merupakan penyakit yang sangat berdampak terjadi pada anak
balita yang memasalahkan tentang gizi buruk,pertumbuhan,perkembangan dan kemampuan
anak, Stunting juga berdampak di kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat(Hanum,
Khomsan, & Heryanto, 2014).

METODE.
Makalah ini dibuat dengan mengumpulkan beberapa literatur artikel ilmiah yang telah
ada, pihak penulis hanya mereview jurnal yang telah diambil pada beberapa jurnal dan
dijadikan sebagai reverensi. Pada review ini penulis mengambil masalah dari beberapa jurnal,
mengenai permasalahan tentang asupan gizi balita dan beberapa faktor penyebab nya
HASIL.
Hal yang perlu diperhatikan oleh orang tuah dalam masa pertumbuhan dan
perkembangan pada balita terhadap kesehariannya yaitu asupan gizi yang efektif, agar balita
terhindar dari kecacatan, kekurangan gizi dll.
PEMBAHASAN.
Diadakannya penelitian bertujuan agar untuk dapat mengevaluasi smua faktor-faktor
yang meliputi perencanaan P1, pelaksanaan pengawasan P2 dan pengawasan pengendalian
P3 pada program PMT-balita(Handayani, Asti Mulasari, & Nurdianis, 2008).Dalam
melakukan pengukuran kondisi gizi harus dengan penilaian status gizi, Karna status gizi
merupakan ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau
perwujudan dari nutriture dalam bentuk tertentu ditentukan oleh beberapa faktor(Handayani
et al., 2008).Sejak kelahiran seorang balita dapat bisa dilihat dari pertumbuhan dan
perkembangannya apakah seorang balita tersebut menderita stunting dan dapat
dipresentasikan dengan nilai Z-score tinggi badannya(Nadhiroh, 2015).
Pengetahuan dari seorang gizi ibu itu sangat penting dan berpengaruh terhadap
perkembangan untuk balitanya, Ibu yang berpengetahuan dalam menentukan gizi yang baik
untuk balitanya maka akan sangat baik pulah juga perkembangan dan pertumbuhan
balitanya(Munthofiah, 2013).faktor risiko sangat rentan terhadap anak, makin tinggi risiko
yang dihadapi oleh anak maka semakin besar pulah anak tersebut akan menderita Kurang
Energi Protein (Burhani, Oenzil, & Revilla, 2015).Peran orang tuah sangatlah penting
terhadap sang anak agar bisa menjaga,memperhatikan aktivitas” dan gizi sang anak dalam
kesehari-harian nya, agar agar bisa terhindar dari gizi yang kurang dan kebersihan balitapun
perlu menjadi perhatian juga(Sartika, 2011).
Dalam menentukan sistem keputusan untuk menentukan status gizi harus
menggunakan tingkat standar nilai antropometri atau melakukan pendataan lansung terhadap
balita tersebut(Romadhon & Purnomo, 2016). Analisis deskriptif yang dilakukan sebagian
besar dilakukan pada anak balita dengan karakteristik(Hapsari & Supraptini, 2007). Analisis
bivariat dimaksudkan untuk mengetahui hubungan antar variabel bebas dengan variabel
terikat secara sendiri-sendiri. (Alamsyah, Mexitalia, & Margawati, 2015).
Model yang diterapkan dalam menentukan status gizi di puskesmas yaitu harus
menggunakan aplikasi dan data yang terlengkap dan variabel(Soepomo, 2013).Analisis
terhadap sistem informasi gizi balita yang akan dirancang, dengan membuat sistem informasi
pada tiap2 puskesmas(Setyowati & Astuti, 2015).Rendah parsitipasi sang ibu dalam kegiatan
posyandu yang tidak menyadari betapa pentingnya posyandu terhadap sang balita
tersebut(Asdhany & Kartini, 2012).
Selain dari pemberian ASI esklusif menyebabkan gangguan pencernaan pada bayi
yang dapat mengakibatkan bayi sakit perut dan diare atau mencret. Jika bayi sakit, akan
kurang mendapat asupan makanan yang bergizi(Adriani & Kartika, 2013). orang tua dengan
tingkat pendapatan kurang memiliki risiko 4 kali lebih besar terkena status gizi kurang
dibanding dengan balita yang memiliki orang tua dengan tingkat pendapatan
cukup(Persulessy, Mursyid, & Wijarnaka, 2013).Dari tiab tahun ketahun makin bertambah
nya atau mningkat nya jumlah penderita gizi buruk yang berdasarkan indeks(Iskandar, 2018)

DAFTAR PUSTAKA
A., D. N. (2012). FAKTOR – FAKTOR RISIKO KEJADIAN GIZI BURUK PADA
BALITA YANG DIRAWAT DI RSUP Dr. KARIADI SEMARANG. Media Medika
Budaya.
Adriani, M., & Kartika, V. (2013). Pola Asuh Makan Pada Balita Dengan Status Gizi Kurang
di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Kalimantan Tengah Tahun 2011. Buletin Penelitian
Sistem Kesehatan.
Alamsyah, D., Mexitalia, M., & Margawati, A. (2015). Beberapa Faktor Risiko Gizi Kurang
Dan Gizi Buruk Pada Balita 12 - 59 Bulan. Vokasi Kesehatan.
Asdhany, C., & Kartini, A. (2012). HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI IBU DALAM
KEGIATAN POSYANDU DENGAN STATUS GIZI ANAK BALITA (STUDI DI
KELURAHAN CANGKIRAN KECAMATAN MIJEN Kota Semarang. Journal of
Nutrition College.
Ayu, S. D. (2008). PENGARUH PROGRAM PENDAMPINGAN GIZI TERHADAP POLA
ASUH, KEJADIAN INFEKSI DAN STATUS GIZI BALITA KURANG ENERGI
PROTEIN. Program Pascasarjana UNDIP.
Burhani, P. A., Oenzil, F., & Revilla, G. (2015). Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu dan
Tingkat Ekonomi Keluarga Nelayan dengan Status Gizi Balita di Kelurahan Air Tawar
Barat Kota Padang. Kesehatan.
Devi, M. (2010). Analisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap status gizi balita di
pedesaan. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP
STATUS GIZI BALITA DI PEDESAAN.
Fivi, Melva, & Diana. (2010). Pemantauan Perkembangan Anak Balita.
Handayani, L., Asti Mulasari, S., & Nurdianis, N. (2008). EVALUASI PROGRAM
PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN ANAK BALITA. Jurnal Manajemen
Pelayanan Kesehatan.
Hanum, F., Khomsan, A., & Heryanto, Y. (2014). Hubungan Asupan Gizi dan Tinggi Badan
Ibu dengan Status Gizi Anak Balita. Jurnal Gizi Dan Pangan.
Hapsari, D., & Supraptini. (2007). Status Gizi Balita Berdasarkan Kondisi Lingkungan dan
Status Ekonomi ( Data Riskesdas 2007 ) Nutritional Status of Children by Environment
and Economic Status ( Riskesdas Data 2007 ). Ekologi Kesehatan.
Hartati, S., Nurhaeni, N., Indonesia, D. G.-J. K., & 2012, U. (2012). Faktor risiko terjadinya
pneumonia pada anak balita. Jki.Ui.Ac.Id.
Iskandar, I. (2018). Pengaruh Pemberian Makanan Tambahan Modifikasi Terhadap Status
Gizi Balita. AcTion: Aceh Nutrition Journal. https://doi.org/10.30867/action.v2i2.65
Kurnia Widiastuti Giri, M. (2013). HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF
DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 6-24 BULAN DI KAMPUNG KAJANAN,
BULELENG. JST (Jurnal Sains Dan Teknologi). https://doi.org/10.23887/jst-
undiksha.v1i1.1423
Munthofiah, S. (2013). Hubungan antara pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu dengan status
gizi anak balita. Universitas Sebelas Maret.
Nadhiroh, S. R. (2015). Faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting balita. Media
Gizi Indonesia. https://doi.org/10.1109/INPAC.2014.6981136
Nilawati, N. S., & Fatonah, R. D. (2011). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Status
Gizi Balita Usia 06-60 Bulan Di Kelurahan Kuto Batu Kecamatan Ilir Timur Ii Kota
Palembang Th 2011. Ilmu Gizi.
Persulessy, V., Mursyid, A., & Wijarnaka, A. (2013). Tingkat Pendapatan Dan Pola Makan
Dengan Status Gizi Balita Di Daerah Nelayan Distrik Jayapura Utara Kota Jayapura.
Jurnal Gizi Dan Dietetik Indonesia.
Putri, R. F. D. (2015). Penelitian Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Anak
Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo Padang. Jurnal Kesehatan Andalas.
Rahim, F. (2014). Faktor Risiko Underweight Balita Umur 7-59 Bulan. Jurnal Kesehatan
Masyarakat.
Romadhon, A., & Purnomo, A. S. (2016). Sistem Pendukung Keputusan Untuk Menentukan
Status Gizi Balita Menggunakan Metode Fuzzy Inferensi Sugeno (Berdasarkan Metode
Antropometri). Informatics Journal.
Sartika, R. A. D. (2011). FAKTOR RISIKO OBESITAS PADA ANAK 5-15 TAHUN DI
INDONESIA. Institut Pertanian Bogor.
Setyowati, M., & Astuti, R. (2015). PEMETAAN STATUS GIZI BALITA DALAM
MENDUKUNG KEBERHASILAN PENCAPAIAN MILLENIUM DEVELOPMENT
GOALS (MDGs). Jurnal Kesehatan Masyarakat.
https://doi.org/10.15294/kemas.v10i2.3371
Sholikah, A., Rustiana, R. E., & Yuniasturi, A. (2017). Faktor - faktor yang berhubungan
dengan status gizi balita di pedesaan dan perkotaan. Kesehatan Masyarakat.
Soepomo, P. (2013). Model penentuan status gizi balita di puskesmas. Jurnal Sarjana Teknik
Informatika.
Solihin, M.R.D., Anwar.F., Sukandar, D. (2013). Kaitan Antara Status Gizi,Perkembangan
Kognitif, Dan Perkembangan Motorik Pada Anak Usia Prasekolah. Penelitian Gizi Dan
Makanan.
Syarif, T., Dan, H., Basuni, A., Pusat, J., Terapan, T., Dan, K., & Klinik, E. (2012).
PERILAKU PEMANFAATAN POSYANDU HUBUNGANNYA DENGAN STATUS
GIZI DAN MORBIDITAS BALITA. Buletin Penelitian Kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai