Anda di halaman 1dari 13

BIMBEL SIAP KERJA

TES WAWASAN KEBANGSAAN

(BHINEKA TUNGGAL IKA)

IQBAL GUSTIAN S.Pd

Ikhtiar-Do’a-Tawakkal
Arti dan Sejarah Bhinneka Tunggal Ika

Kata Bhinneka dalam bahasa Jawa Kuno memiliki arti beraneka ragam sedangkan kata
tunggal bermakna satu, berhimpun. Kata ika memiliki makna satu. Secara harfiah semboyan
Bhinneka Tunggal Ika berarti beraneka ragam berhimpun menjadi satu.
Semboyan ini menggambarkan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, yang terdiri dari
berbagai macam budaya, agama, etnis, bahasa daerah, dan kepercayaan.
Zaman Kerajaan Majapahit
Ungkapan Bhinneka Tunggal Ika pertama kali dapat ditemukan dalam Kitab Sutasoma yang ditulis
oleh Mpu Tantular pada abad XIV di masa Kerajaan Majapahit. Secara harfiah mengandung arti
bhinneka (beragam), tunggal (satu), ika (itu) yaitu beragam satu itu. Kalimat yang tertulis di
dalamnya menggambarkan tentang beragamnya masyarakat di Kerajaan Majapahit pada masa itu
Zaman kemerdekaan
Dalam proses perumusan konstitusi Indonesia menjadi diskusi pada sela-sela sidang tertutup
BPUPKI antara Muhammad Yamin, I Gusti Sugriwa, dan Bung Karno agar Bhinneka Tunggal Ika
dijadikan semboyan sesanti negara.
Bhinneka Tunggal Ika adalah ciptaan Bung Karno setelah Indonesia merdeka yang diusulkan oleh
Muhammad Yamin.
Setelah beberapa tahun kemudian ketika merancang Lambang Negara Republik Indonesia dalam
bentuk Garuda Pancasila, semboyan Bhinneka Tunggal Ika dimasukkan ke dalamnya. Lambang ini
resmi digunakan dalam Sidang Kabinet Republik Indonesia Serikat yang dipimpin oleh Bung Hatta
pada tanggal 11 Februari 1950 berdasarkan rancangan yang dibuat oleh Sultan Hamid II
(Pontianak)
Gambaran Umum Bhinneka Tunggal Ika
a. Bangsa Indonesia terdiri dari ragam suku bangsa, bahasa, budaya, agama, adat
istiadat, dan keberagaman lainnya ditinjau dari berbagai aspek. Namun keberagaman
suku bangsa dan bahasa tersebut, dapat disatukan dalam satu bangsa, bangsa
Indonesia dan satu bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
b. Sejak Indonesia merdeka, para pendiri bangsa dengan dukungan penuh seluruh
rakyat Indonesia bersepakat mencantumkan kalimat Bhinneka Tunggal Ika pada
lambang negara Garuda Pancasila yang ditulis pada pita putih yang dicengkeram kaki
burung garuda.
c. Semboyan tersebut berasal dari bahasa Jawa Kuno yang berarti “berbeda-beda tetapi
tetap satu jua”. Kalimat itu sendiri diambil dari falsafah Nusantara yang sejak zaman
Kerajaan Majapahit sudah dipakai sebagai semboyan pemersatu wilayah Nusantara.
Dengan demikian, kesadaran akan hidup bersama didalam keberagaman sudah tumbuh
dan menjadi jiwa serta semangat anak-anak bangsa, jauh sebelum zaman moderen.
d. Perbedaan warna kulit, bahasa, adat istiadat, agama, dan berbagai perbedaan lainya.
Perbedaan tersebut dijadikan para leluhur sebagai modal untuk membangun bangsa ini
menjadi sebuah bangsa yang besar.
Hubungan antara Bhinneka Tunggal Ika dan Pancasila
Pancasila mampu menjadi landasan dan falsafah hidup bangsa
Indonesia yang majemuk baik dari segi agama, etnis, ras, bahasa,
golongan dan kepentingan. Pancasila mempunyai peran yang
sangat penting dalam kehidupan bangsa Indonesia yang sangat
majemuk

Secara umum kemajemukan Bangsa Indonesia terbagi menjadi 2


macam, yaitu:
a. Perbedaan horizontal
berupa perbedaan suku, ras, bahasa, adat-istiadat, dan agama.
b. Perbedaan vertikal
berupa capaian yang diperoleh melalui strata sosial ekonomi,
posisi politik, tingkat pendidikan, kualitas pekerjaan, dan kondisi
permukiman
Landasan Hukum Bhinneka Tunggal lka
Pada 1951 semboyan Bhinneka Tunggal lka ditetapkan oleh pemerintah Indonesia
sebagai semboyan resmi Negara Republik Indonesia dengan Peraturan Pemerintah No.
66 Tahun 1951. Peraturan Pemerintah No. 66 Tahun 1951 menyatakan bahwa:
Sejak 17 Agustus 1950, Bhinneka Tunggal lka sebagai semboyan yang terdapat dalam
Lambang Negara Republik Indonesia, Garuda Pancasila. Kata bhinna ika kemudian
dirangkai menjadi satu kata bhinneka.

Pada perubahan UUD 1945 yang kedua, Bhinneka Tunggal lka dikukuhkan sebagai
semboyan resmi yang terdapat dalam lambang negara, dan tercantum dalam pasal 36A
UUD 1945.
Seperti halnya Pancasila, istilah Bhinneka Tunggal lka juga tidak tertera dalam UUD 1945
(asli), namun esensinya terdapat di dalamnya. Sebagai contoh:

Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) sebagai penjelmaan seluruh rakyat Indonesia,


terdiri atas anggota-anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), ditambah dengan utusan utusan
Dari daerah•daerah

Penjelasan UUD 1945 yang menyatakan:


Di daerah yang bersifat otonom, akan diadakan badan perwakilan daerah, oleh karena di
daerah pun pemerintahan akan bersendi atas dasar permusyawaratan.
Lambang Negara Indonesia

Dalam Konstitusi RIS dan UUDS 1950, Pasal 3 Ayat (3) menentukan perlunya ditetapkan
lambang negara oleh pemerintah.

Sebagai tindak lanjut dari pasal tersebut, terbit Peraturan Pemerintah No. 66 tahun 1951
tentang Lambang Negara.

Baru setelah diadakan amandemen UUD 1945, dalam pasal 36A menyebutkan bahwa
lambang negara ialah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal lka.
Pasal 1 Peraturan Pemerintah No. 66 tahun 1951, menyebutkan lambang negara terdiri
atas tiga bagian, yaitu
a. Burung Garuda yang menengok dengan kepala lurus ke sebelah kanannya.
b. Perisai berupa jantung yang digantung dengan rantai pada leher Garuda.
c. Semboyan yang ditulis di atas pita yang dicengkeram oleh Garuda. Di atas pita, tertulis
dengan huruf latin sebuah semboyan dalam bahasa Jawa Kuno yang berbunyi "Bhinneka
Tunggal lka"

Bhinneka Tunggal lka tidak dapat dipisahkan dari Hari Kemerdekaan Bangsa Indonesia dan
Dasar Negara Pancasila. Hal ini sesuai dengan komponen yang terdapat dalam Lambang
Negara Indonesia.
Garuda Pancasila adalah burung Garuda yang sudah dikenal melalui mitologi kuno dalam sejarah
bangsa Indonesia, yaitu kendaraan Wishnu yang menyerupai burung elang rajawali. Garuda digunakan sebagai
Lambang Negara untuk menggambarkan bahwa Indonesia adalah bangsa yang besar dan negara yang kuat.
Warna keemasan pada burung Garuda melambangkan keagungan dan kejayaan. Garuda memiliki paruh, sayap,
ekor, dan cakar yang melambangkan kekuatan dan tenaga pembangunan.
Jumlah bulu Garuda Pancasila melambangkan hari proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus
1945, antara lain: 17 helai bulu pada masing-masing sayap. 8 helai bulu pada ekor. 19 helai bulu di bawah
perisai atau pada pangkal ekor. 45 helai bulu di leher.

Perisai
Perisai adalah tameng yang telah lama dikenal dalam kebudayaan dan peradaban Indonesia sebagai bagian
senjata yang melambangkan perjuangan, pertahanan, dan perlindungan diri untuk mencapai tujuan.
Di tengah-tengah perisai terdapat sebuah garis hitam tebal yang melukiskan garis khatulistiwa , yaitu negara
tropis yang dilintasi garis khatulistiwa membentang dari timur ke barat.
Warna dasar pada ruang perisai adalah warna bendera kebangsaan Indonesia "merah-putih". Sedangkan pada
bagian tengahnya berwarna dasar hitam.
Kedua cakar Garuda Pancasila mencengkeram sehelai pita putih bertuliskan "Bhinneka Tunggal Ika“ berwarna
hitam.
Prinsip Bhinneka Tunggal lka

Prinsip Bhinneka Tunggal lka, yaitu Asas yang mengakui adanya kemajemukan bangsa dilihat
dari segi agama, keyakinan, suku bangsa, adat budaya, keadaan daerah, dan ras.

Beberapa cara menyikapi kemajemukan di antaranya adalah:


o Kemajemukan dihormati dan dihargai serta didudukkan dalam suatu prinsip yang
dapat mengikat keanekaragaman tersebut dalam kesatuan yang kokoh.

o Kemajemukan bukan dikembangkan dan didorong menjadi faktor pemecah bangsa,


tetapi kekuatan yang dimiliki oleh masing-masing komponen bangsa.

o Kemajemukan diikat secara sinergi menjadi kekuatan yang luar biasa untuk
dimanfaatkan dalam menghadapi segala tantangan dan persoalan bangsa.
Paham Bhinneka Tunggal lka

Paham Bhinneka Tunggal lka oleh Ir. Sujamto disebut sebagai paham Tantularisme,
bukan
• paham sinkretisme.

• Tantularisme mengandaikan kehidupan yang beraneka ragam dalam kedamaian, kesejukan,


dan sanggup menjadi bingkai bagi impelementasi persatuan
• Sinkretisme adalah suatu proses perpaduan yang sangat beragam dari beberapa
pemahaman kepercayaan. Pada sinkretisme terjadi proses pencampuradukkan berbagai unsur
aliran atau paham,

• Contoh:
• Adat istiadat tetap diakui eksistensinya dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
• berwawasan kebangsaan.
Prinsip-prinsip yang terkandung dalam Bhineka Tunggal lka, yaitu:
1. Toleransi
Pembentukan kesatuan dari keanekaragaman (bukan pembentukan konsep baru dari
keanekaragaman) pada unsur atau komponen bangsa. Contoh: terdapat
keanekaragaman
agama dan kepercayaan.
2. Bhinneka Tunggal lka tidak bersifat sektarian dan eksklusif, melainkan bersifat
inklusif
- Bhinneka Tunggal lka tidak bersifat sektarian dan eksklusif Artinya: Dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara, tidak dibenarkan merasa dirinya yang paling
benar, paling hebat, dan tidak mengakui harkat dan martabat pihak lain.
- Bhinneka Tunggal lka bersifat inklusif.
Artinya: Golongan mayoritas dalam hidup berbangsa dan bernegara tidak
memaksakan kehendaknya pada golongan minoritas.
Inklusif memiliki arti memahami sesuai sudut pandang orang atau kelompok lain
dengan latar belakang yang berbeda-beda dan melalui inklusif ini diharapkan mampu
Mengakomodasi masyarakat yang pluralistik dan multikultural dengan tetap
berpegang teguh pada dasar negara Pancasila dan UUD 1945 dan Menghindari hal-hal
yang memberi peluang terjadinya perpecahan bangsa.
3. Bhinneka Tunggal lka tidak bersifat formalitas yang hanya menunjukkan perilaku semu

Bhinneka Tunggal lka dilandasi oleh sikap saling mempercayai, saling menghormati, saling
mencintai, dan rukun. Hanya dengan cara demikian, keanekaragaman ini dapat
dipersatukan.

4. Bhinneka Tunggal lka bersifat konvergen (tidak divergen)

Hal ini bermakna bahwa perbedaan yang terjadi dalam keanekaragaman tidak untuk
dibesarbesarkan, melainkan dicari titik temu dalam bentuk kesepakatan bersama.
Kesepakatan tersebut akan terwujud jika dilandasi oleh sikap toleran, nonsektarian, inklusif,
akomodatif, dan rukun.

5. Terbuka

6. Koeksistensi damai dan kebersamaan (Koeksistensi merupakan suatu keadaan ketika


seseorang ataupun suatu kelompok hidup bersama, saling menghormati satu sama lain,
menghargai perbedaan, dan menyelesaikan konflik tanpa kekerasan)

7. Kesetaraan

8. Musyawarah disertai dengan penghargaan terhadap pihak lain yang berbeda.


Penerapan Bhinneka Tunggal lka dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

Dalam Pembukaan UUD 1945, alinea pertama disebutkan bahwa:


"Sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan
di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan
perikeadilan."

Awalnya, kemerdekaan atau kebebasan diberi makna bebas dari penjajahan negara asing,
namun saat ini memiliki makna yang lebih luas yaitu menyangkut harkat dan martabat
manusia, serta hak asasi manusia, karena di era globalisasi berkembang neoliberalisme dan
neokapitalisme. Paham neoliberalisme dan neokapitalisme menyebabkan penjajahan dalam
bentuk baru, yaitu penjajahan dalam bidang ekonomi, politik, sosial budaya, dan bidang
kehidupan yang lain. Dengan begitu, kemerdekaan dimaknai sebagai bebas dari berbagai
eksploitasi manusia oleh manusia dalam segala dimensi kehidupan, baik dari luar maupun dari
dalam negeri.

Sementara itu, penerapan Bhinneka Tunggal lka dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
harus berdasar pada Pancasila (dasar negara) yang telah ditetapkan oleh bangsa Indonesia.
Dengan demikian, penerapan Bhinneka Tunggal lka harusdijiwai oleh konsep religiositas,
humanitas, nasionalitas, dan sosialitas. Hanya dengan ini maka Bhinneka
Tunggal Ika akan teraktualisasi.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai