Anda di halaman 1dari 10

ESENSI DAN URGENSI IDENTITAS NASIONAL SEBAGAI SALAH

SATU DETERMINAN PEMBANGUNAN BANGSA DAN KARAKTER


(Makalah ini disusun sebagai salah satu pemenuhan tugas mata kuliah
kewarganegaraan yang diampu oleh Bapak Drs. Mustofa Anshori Lidnillah., M. Hum)

KELOMPOK II FARMASI B 2017


Zuhra Nur Jauza O. (17/408861/FA/11311)
Abdullah Thohir (17/411888/FA/11317)
Ahmad Naufal (17/411892/FA/11321)
Dhefi Martha A. (17/411904/FA/11333)
Eunice Dwininta B. (17/411909/FA/11338)
Fina Anjani Larasati (17/411913/FA/11342)
Marina Elsaida H. (17/411932/FA/11361)

UNIVERSITAS GADJAH MADA


TAHUN 2018
A. Menelusuri Konsep dan Urgensi Identitas Nasional
Identitas Nasional secara etimologis berasal dari kata identitas dan nasional. Kata
identitas berasal dari bahasa Inggris identity yang memiliki pengertian harfiah; ciri, tanda atau
jati diri yang melekat pada seseorang, kelompok atau sesuatu sehingga membedakan dengan
yang lain. Kata nasional merujuk pada konsep kebangsaan. Jadi, identitas nasional adalah ciri,
tanda atau jati diri yang melekat pada suatu negara sehingga membedakan dengan negara lain.
Identitas nasional secara terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang
secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa yang lain.

Berdasarkan hakikat pengertian identitas nasional, maka identitas nasional suatu bangsa
tidak dapat dipisahkan dengan jati diri suatu bangsa atau lebih populer disebut dengan
kepribadian suatu bangsa. Pengertian kepribadian sebagai suatu identitas sebenarnya pertama
kali muncul dari para pakar psikologi

Dalam hubungannya dengan identutas nasional Indonesia, kepribadian bangsa


Indonesia sangat sulit jika hanya dideskripsikan berdasarkan ciri khas fisik. Hal ini mengingat
bangsa Indonesia terdiri atas berbagai macam etnis, ras, suku, kebudayaan, agama serta
karakter yang sejak asalnya memang memiliki suatu perbedaan. Oleh karena itu kepribadian
bangsa Indonesia sebagai suatu identtas nasional secara historis berkembang dan menemukan
jati dirinya setelah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945. Namun, identitas nasional suatu
bangsa tidak cukup dipahami secara statis oleh karena itu identitas suatu bangsa juga harus
diapahami dalam konteks dinamis. Sebagaimana kita tahu bahwa bangsa besar telah
mengembangkan identitasnya secara dinamis.

Identitas nasional Indonesia tercantum dalam konstitusi Indonesia yaitu Undang-


Undang Dasar 1945 dalam pasal 35-36C. Identitas nasional yang menunjukkan jati diri
Indonesia diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Bahasa Nasional atau Bahasa Persatuan yaitu Bahasa Indonesia


Bahasa merupakan unsur pendukung Identitas Nasonal yang lain. Bahasa
dipahami sebagai sistem perlambang yang secara arbiter dibentuk atas unsur-
unsur ucapan manusia dan yang digunakan sebagai sarana berinteraksi antar
manusia. Di Indonesia menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa
nasional. Meskipun di Indonesia terdapat berbagai macam suku bangsa tetapi
bangsa Indonesia disatukan
oleh bahasa nasional yaitu bahasa Indonesia.

b. Bendera negara yaitu Sang Merah Putih


Bendera adalah sebagai salah satu identitas nasional, karena bendera merupakan
simbol suatu negara agar berbeda dengan negara lain. Seperti yang sudah tertera
dalam UUD 1945 pasal 35 yang menyebutkan bahwa “ Bendera Negara
Indonesia adalah Sang Merah Putih”. Warna merah dan putih juga memiliki arti
sebagai berikut, merah yang artinya berani dan putih artinya suci.
c. Lagu Kebangsaan yaitu Indonesia Raya
Lagu Indonesia Raya (diciptakan tahun 1924) pertama kali dimainkan pada
kongres pemuda (Sumpah pemuda) tanggal 28 Oktober 1928. Setelah
proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, lagu yang
dikarang oleh Wage Rudolf Soepratman ini dijadikan lagu kebangsaan. Ketika
mempublikasikan Indonesia Raya tahun 1928, Wage Rudolf Soepratman
dengan jelas menuliskan “lagu kebangsaan” di bawah judul Indonesia Raya.
Teks lagu Indonesia Raya dipublikasikan pertama kali oleh surat kabar Sin Po.
Setelah dikumandangkan tahun 1928, pemerintah colonial Hindia Belanda
segera melarang penyebutkan lagu kebangsaan bagi Indonesia Raya.

d. Lambang Negara yaitu Garuda Pancasila


Seperti yang dijelaskan pada Undang-Undang Dasar 1945 dalam pasal 36A
bahwa lambang negara Indonesia adalah Garuda Pancasila. Garuda Pancasila
disini yang dimaksud adalah burung garuda yang melambangkan kekuatan
bangsa Indonesia. Burung garuda sebagai lambang negara Indonesia memiliki
warna emas yang melambangkan kejayaan Indonesia. sedangkan perisai di
tengah melambangkan pertahanan bangsa Indonesia. Simbol di dalam perisai
masing-masing melambangkan sila-sila dalam pancasila,yaitu bintang
melambangkan sila ketuhanan Yang Maha Esa (sila ke-1), rantai melmbangkan
sila kemanusiaan yang adil dan beradab (sila ke-2), pohon beringin
melambangkan sila persatuan Indonesia (Sila ke-3), kepala banteng
melambangkan sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan (Sila ke-4) dan padi dan kapas melambangkan
sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia (sila ke-5). Warna merah-
putih melambangkan warna bendera nasional Indonesia. Merah berarti berani
dan Putih berarti suci.Garis hitam tebal yang melintang di dalam perisai
melambangkan wilayah Indonesia yang dilintasi Garis Khatulistiwa. Jumlah
bulu melambangkan hari proklamasi kemerdekaan Indonesia (17 Agustus
1945), antara lain: jumlah bulu pada masing-masing sayap berjumlah 17, jumlah
Bulu pada ekor berjumlah 8, jumlah bulu pada di bawah perisai/pangkal ekor
berjumlah 19, jumlah bulu di leher berjumlah 45. Pita yang dicengkeram oleh
burung garuda bertuliskan semboyan negara Indonesia, yaitu Bhineka Tunggal
Ika yang berarti “berbeda-beda, tetapi tetap satu jua”.

e. Semboyan Negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika


Bhineka Tunggal Ika berisi konsep pluralistik dan multikulturalistik dalam
kehidupan yang terikat dalam suatu kesatuan. Pluralistik bukan pluralisme,
suatu paham yang membiarkan keanekaragaman seperti apa adanya. Dengan
paham pluralisme tidak perlu adanya konsep yang mensubtitusi
keanekaragaman demikian pula halnya dengan faham multikulturalisme.

Bhinneka Tunggal Ika tidak bersifat sektarian dan eksklusif, hal ini bermakna
bahwa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara tidak dibenarkan merasa
dirinya yang paling benar, paling hebat, dan tidak mengakui harkat dan martabat
pihak lain.

Bhinneka Tunggal Ika tidak bersifat eormalitas yang hanya menunjukkan


perilaku semu. Bhineka Tunggal Ika dilandasi oleh sikap saling percaya
mempercayai, saling hormat menghormati, saling cinta mencintai dan rukun.

Bhinneka Tunggal Ika bersifat konvergen tidak divergen, yang bermakna


pebedaan yang terjadi dalam keanekaragaman tidak untuk dibesar-besarkan,
tetapi dicari titik temu, dalam bentuk kesepakatan bersama. Hal ini akan
terwujud apabila dilandasi oleh sikap toleran, non sektarian, inklusif, dan
rukun.Dalam menerapkan Bhineka Tunggal Ika dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara perlu dilandasi oleh rasa kasih sayang.

f. Dasar Falsafah negara yaitu Pancasila


Pancasila adalah kumpulan nilai atau norma yang meliputi sila-sila Pancasila
sebagaimana yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945, alenia IV yang
telah ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945. Pada hakikatnya pengertian
Pancasila dapat dikembalikan kepada dua pengertian, yakni Pancasila sebagai
pandangan hidup bangsa Indonesia dan Pancasila sebagai dasar Negara
Republik Indonesia.

Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia sering disebut juga


dengan way of life, welstanshauung, wereldbershouwing, wereld en levens
beschouwing ( pandangangan dunia, pandangan hidup, pedoman hidup,
petunjuk hidup). Dalam hal ini Pancasila digunakan sebagai pancaran dari sila
Pancasila karena Pancasila sebagai weltanschauung merupakan kesatuan, tidak
bisa dipisah-pisahkan, keseluruhan sila dalam Pancasila merupakan satu
kesatuan organis. Pancasila sebagai norma fundamental sehingga berfungsi
sebagai cita-cita atau ide pandangan hidup bangsa.

g. Konstitusi (Hukum Dasar) negara yaitu UUD 1945


Undang-Undang Dasar adalah peraturan perundang-undangan yang tetinggi
dalam negara dan merupakan hukum dasar tertulis yang mengikat berisi aturan
yang harus ditaati. Hukum dasar negara meliputi keseluruhan sistem
ketatanegaraan yang berupa kumpulan peraturan yang membentuk negara dan
mengatur pemerintahannya. UUD merupakan dasar tertulis. Oleh karena itu,
UUD menurut sifat dan fungsinya adalah suatu naskah yang memaparkan
karangan dan tugas-tugas pokok cara kerja badan tersebut. Untuk menunjukkan
identitas bangsa indonesia, masyarakat juga perlu mengamalkannya dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.
B. Alasan Diperlukan Identitas Nasional
Identitas berfungsi sebagai pembeda. Identitas nasional dapat membedakan antara kita
sebagai bangsa Indonesia dengan mereka sebagai bangsa lain. Di sisi lain, apabila orang-orang
memiliki identitas yang sama, mereka dapat disatukan dalam ikatan identitas tersebut.
Misalnya satu bahasa yang sama digunakan oleh orang-orang dari berbagai latar yang berbeda.
Ini berarti identitas akan bahasa dapat menyatukan orang-oran tersebut. Dengan demikian,
identitas berfungsi sebagai pemersatu. Identitas yang sama maka dapat menyatukan orang-
orang yang ada di suatu wilayah.

Berdasarkan uraian di atas, arti penting identitas nasional bagi suatu bangsa adalah
sebagai pemersatu bangsa yang bersangkutan sekaligus sebagai pembeda dengan bangsa lain.
Bangsa yang bersatu karena identitas yang sama dapat menimbulkan rasa kebanggan,
kebersamaan, dan kecintaan pada bangsa dan tanah airnya. Di sisi lain, identitas nasional yang
mampu membedakan dengan bangsa lain akan menumbuhkan saling penghargaan toleransi,
hormat menghormati, dan sikap apresiatif terhadap identitas lain tersebut.

C. Menggali Sumber Historis, Sosiologis, Politik tentang Identitas Nasional Indonesia


Sebelum kita membahas lebih jauh tentang identitas nasional menurut sumber historis,
sosiologis, dan politis, kita terlebih dahulu akan mencermati dahulu dua jenis identitas, yakni
identitas primer dan sekunder (Tilaar, 2007; Winarno, 2013).

Identitas primer dinamakan juga identitas etnis yakni identitas yang mengawali
terjadinya identitas sekunder. Sedangkan identitas sekunder adalah identitas yang dibentuk
atau direkonstruksi berdasarkan hasil kesepakatan bersama.

Bangsa Indonesia yang memiliki identitas primer atau etnis atau suku bangsa lebih dari
700 suku bangsa telah bersepakat untuk membentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia
dengan menyatakan proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945. Identitas etnis yang
terwujud antara lain dalam bentuk budaya etnis yang dikembangkan agar memberi sumbangan
bagi pembentukan budaya nasional dan akhirnya menjadi identitas nasional.
Sumber Historis Identitas Pancasila

Munculnya kesadaran rakyat Indonesia sebagai bangsa yang sedang dijajah oleh asing pada
tahun 1908 yang dikenal dengan masa Kebangkitan Nasional (Bangsa). Rakyat Indonesia
mulai sadar akan jati diri sebagai manusia yang tidak wajar karena dalam kondisi terjajah. Pada
saat itu muncullah kesadaran untuk bangkit membentuk sebuah bangsa. Kesadaran ini muncul
karena pengaruh dari hasil pendidikan yang diterima sebagai dampak dari politik etis (Etiche
Politiek). Dengan kata lain, unsur pendidikan sangatlah penting bagi pembentukan kebudayaan
dan kesadaran akan kebangsaan sebagai identitas nasional.
Sumber Sosiologis Identitas Pancasila

Identitas nasional telah terbentuk dalam proses interaksi, komunikasi, dan


persinggungan budaya secara alamiah baik melalui perjalanan panjang menuju Indonesia
merdeka maupun melalui pembentukan intensif pasca kemerdekaan. Identitas nasional pasca
kemerdekaan dilakukan secara terencana oleh Pemerintah dan organisasi kemasyarakatan
melalui berbagai kegiatan seperti upacara kenegaraan dan proses pendidikan dalam lembaga
pendidikan formal atau non formal. Dalam kegiatan tersebut terjadi interaksi antaretnis,
antarbudaya, antarbahasa, antargolongan yang terus menerus dan akhirnya menyatu berafiliasi
dan memperkokoh NKRI.
Sumber Politis Identitas Pancasila

Bentuk identitas nasional Indonesia yang dapat menjadi penciri atau pembangun jati
diri bangsa Indonesia meliputi: bendera negara Sang Merah Putih, bahasa Indonesia sebagai
bahasa nasional atau bahasa negara, lambang negara Garuda Pancasila, dan lagu kebangsaan
Indonesia Raya. Bentuk-bentuk identitas nasional ini telah diatur dalam peraturan perundangan
baik dalam UUD maupun dalam peraturan yang lebih khusus. Empat identitas nasional pertama
meliputi bendera, bahasa, dan lambang negara, serta lagu kebangsaan diatur dalam peraturan
perundangan khusus yang ditetapkan dalam Undang-Undang No. 24 Tahun 2009 tentang
Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan.

D. Dinamika dan Tantangan Identitas Nasional Indonesia


Banyak sejumlah kasus dan peristiwa dalam kehidupan sehari-hari mengenai dinamika
kehidupan dan tantangan terkait identitas nasional yang pernah kita lihat sebagai berikut :

1. Pancasila belum menjadi sikap dan perilaku sehari-hari ( membuang sampah


sembarangan, tidak disiplin)
2. Lunturnya nilai-nilai luhur dalam praktik kehidupan berbangsa dan bernegara
( kesantunan, kepedulian)
3. Rasa nasionalisme dan patriotisme yang luntur dan memudar ( menghargai dan
mencintai buaya asing )
4. Lebih bangga menggunakan bahasa asing daripada bahasa indonesia.
5. Lebih mengapresiasi lagu-lagu asing daripada mengapresiasi lagu nasional atau lagu
daerah sendiri.
6. Lunturnya semangat nasionalisme dalam menjunjung nama bangsa dan negara.

Kita harus mampu menghadapi segenap tantangan dan hambatan dalam kehidupan
guna dapat memelihara stabilitas nasional. Seperti Azyumardi Azra (Tilaar,2007), menyatakan
bahwa saat ini Pancasila sulit dan dimarginalkan di dalam semua kehidupan masyarakat
indonesia karena: 1) Pancasila dijadikan sebagai kendaraan politik; 2) adanya
liberalismepolitik; dan 3) lahirnya desentralisasi atau otonomi daerah.

Disadari bahwa rendahnya pemahaman dan menurunnya kesadaran warga negara


dalam bersikap dan berperilaku menggunakan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara khususnya pada era reformasi bagaikan berada dalam tahap disintegrasi karena
tidak ada nilai-nilai yang menjadi pegangan bersama. Oleh karena itu perlu adanya pendukung
dalam meningkatkan kesadaran terhadap nilai-nilai luhur yang dapat dijadikan pegangan dalam
bermasyarakat.
Tantangan terkait memudarnya rasa nasionalisme dan patriotisme perlu mendapat
perhatian. Bangsa indonesia perlu mengupayakan strategi untuk mengalihkan kecintaan
terhadap bangsa asing agar dapat berubah menjadi bangsa sendiri. Hal tersebut perlu adanya
upaya dari generasi baru untuk mendorong bangsa indonesia untuk membuat prestasi yang
tidak dapat dibuat oleh bangsa lain. Mendorong masyarakat kita untuk bangga menggunakan
produk bangsa sendiri.

Semua unsur formal identitas nasional, baik langsung maupun secara tidak langsung
diterapkan, perlu dipahami, diamalkan dan diperlakukan sesuai dengan peraturan dan
perundangan yang berlaku. Permasalahannya terletak pada sejauh mana masyarakat kita
memahami dan menyadari dirinya sebagai warga negara yang baik yang beridentitas sebagai
warga negara indonesia dengan pancasila sebagai pedomannya. Oleh karena itu, warga negara
yang baik akan berupaya belajar secara berkelanjutan untuk menjadi warga negara yang baik
dan cerdas.

E. Mendeskripsikan Esensi dan Urgensi Identitas Nasional Indonesia

Identitas individu manusia dapat dikenali dari aspek fisik dan aspek psikis. Aspek fisik
dapat berupa jenis kelamin, bentuk fisik, nama, asal etnis, asal daerah, dan sebagainya. Aspek
psikis dapat berupa watak baik seperti jujur, rajin, toleran, dermawan, dan sebagainya; atau
watak tidak baik, seperti pendendam, sadis, malas, suka berbohong, dan sebagainya. Individu
ingin dikenali dan ingin mengenali identitas individu lain hal ini tergantung kepada keinginan
individu manusia masing-masing. Mungkin antara individu yang satu dengan yang lain
memiliki perbedaan keinginan atau tujuan. Namun, secara naluriah atau umumnya manusia
memiliki kebutuhan yang sama, yakni kebutuhan yang bersifat fisik atau jasmaniah, seperti
kebutuhan makan dan minum untuk kelangsungan hidup dan kebutuhan psikis (rohaniah),
seperti kebutuhan akan penghargaan, penghormatan, pengakuan, dan lain-lain. Apabila
disimpulkan, individu manusia perlu dikenali dan mengenali orang lain adalah untuk
memenuhi dan menjaga kebutuhan hidupnya agar kehidupannya dapat berlangsung hingga
akhirnya dipanggil oleh Tuhan Yang Maha Kuasa atau meninggal dunia. Demikianlah,
pentingnya identitas diri sebagai individu manusia.
Identitas nasional itu penting bagi sebuah negara-bangsa. Hal ini disebabkan oleh oleh
beberapa hal. Pertama, agar bangsa Indonesia dikenal oleh bangsa lain. Apabila kita sudah
dikenal oleh bangsa lain maka kita dapat melanjutkan perjuangan untuk mampu eksis sebagai
bangsa sesuai dengan fitrahnya. Kedua, identitas nasional bagi sebuah negara-bangsa sangat
penting bagi kelangsungan hidup negarabangsa tersebut. Tidak mungkin negara dapat hidup
sendiri sehingga dapat eksis. Setiap negara seperti halnya individu manusia tidak dapat hidup
menyendiri. Setiap negara memiliki keterbatasan sehingga perlu bantuan/pertolongan
negara/bangsa lain. Demikian pula bagi Indonesia, kita perlu memiliki identitas agar dikenal
oleh bangsa lain untuk saling memenuhi kebutuhan. Oleh karena itu, identitas nasional sangat
penting untuk memenuhi kebutuhan atau kepentingan nasional negara-bangsa Indonesia.
Negara Indonesia berhasil melepaskan diri dari kekuasaan asing, lalu menyatakan
kemerdekaannya. Para pendiri negara segera menyiarkan atau mengabarkan kepada negara dan
bangsa lain agar mereka mengetahui bahwa di wilayah nusantara telah berdiri Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) yang merdeka, bersatu, berdaulat dengan citacita besar menjadi
negara yang adil dan makmur. Sejak inilah bangsa lain mengenal identitas nasional Indonesia
pertama kali. NKRI memiliki wilayah yang terbentang dari Sabang sampai Merauke, dari pulau
Miangas sampai pulau Rote. NKRI memiliki penduduk yang pluralis dengan jumlah etnis lebih
dari 700 dan bahasa daerah lebih dari 200 tetapi memiliki identitas nasional bahasa Indonesia.
NKRI memiliki pemerintahan yang dipimpin oleh Presiden dan Wakil Presiden
Republik Indonesia (yang pertama, Soekarno– Hatta) dan setelah Indonesia menyatakan
kemerdekaannya, negara Mesir yang pertama mengakui hingga akhirnya semua negara di
dunia mengakui eksistensi NKRI. Untuk memperkokoh identitas nasional dalam konteks
hubungan internasional, setiap negara memiliki bendera negara, lambang negara, bahasa
negara, dan lagu kebangsaan. Dengan identitas-identitas tersebut, maka NKRI akan semakin
kokoh dan semakin dikenal oleh bangsa dan masyarakat dunia. Tentu kita tidak ingin lagi orang
asing tidak kenal Indonesia Kita tidak ingin lagi mendengar pendapat dari bangsa asing yang
mempertanyakan “Berapa lama perjalanan menuju Indonesia dari Bali?” ini artinya identitas
Bali lebih dikenal daripada Indonesia.
Ketiga, identitas nasional penting bagi kewibawaan negara dan bangsa Indonesia.
Dengan saling mengenal identitas, maka akan tumbuh rasa saling hormat, saling pengertian
(mutual understanding), tidak ada stratifikasi dalam kedudukan antarnegara-bangsa. Dalam
berhubungan antarnegara tercipta hubungan yang sederajat/sejajar, karena masing=masing
mengakui bahwa setiap negara berdaulat tidak boleh melampaui kedaulatan negara lain. Istilah
ini dalam hukum internasional dikenal dengan asas “Par imparem non habet imperium”.
Artinya negara berdaulat tidak dapat melaksanakan yurisdiksi terhadap negara berdaulat
lainnya.

F. KASUS-KASUS
2007-2012 Malaysia Klaim Tujuh Budaya Indonesia
Jakarta (ANTARA News) - Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Windu Nuryanti,
membentang catatan klaim Malaysia atas kekayaan budaya asli Indonesia selama ini. Pada
rentang 2007-2012, Malaysia sudah tujuh kali mengklaim budaya Indonesia sebagai warisan
budaya mereka.

"Melihat sejarah klaim itu cukup panjang, dalam catatan saya sudah tujuh kali," kata Nuryanti
di Jakarta, Selasa. Ini juga pertama kalinya seorang pejabat negara Indonesia menyatakan
perihal klaim budaya oleh Malaysia itu kepada publik. Dia mengurai klaim Malaysia itu
bermula pada November 2007 terhadap kesenian reog ponorogo, selanjutnya pada Desember
2008 klaim atas lagu Rasa Sayange dari Kepulauan Maluku. Lalu klaim batik pada Januari
2009. Tari pendet yang jelas-jelas dari Bali juga diklaim Malaysia pada Agustus 2009 yang
muncul dalam iklan pariwisata negeri jiran yang suka menyatakan diri sebagai The Truly Asia
itu. Selanjutnya instrumen dan ansambel music angklung pada Maret 2010.
Masih kurang? Pangan kekayaan kita juga diincar Malaysia, itu adalah beras asli Nunukan,
Kalimantan Timur, yaitu beras Adan Krayan. Di Malaysia, beras organik bergizi tinggi itu
dijual dengan merk Bario Rice. Lalu yang terbaru adalah klaim Malaysia atas tari tor-tor dan
gondang sambilan yang merupakan asli kesenian dari Sumatera Utara. "Mereka menyatakan
tidak mengklaim tari tor-tor tapi hanya mencatat, kita minta secara tertulis maksud mereka
mencatat itu dalam kategori apa," katanya.
Editor: Ade Marboen, COPYRIGHT © 2012

Diskusikan dengan kelompok sebagai tugas terstruktur guna menjawab pertanyaan berikut
ini:

1. Ada berapa budaya Indonesia yang diklaim Malaysia? Adakah contoh lainnya?
Sebutkan, apakah klaim tersebut dimungkinkan terjadi lagi di kemudian hari?
Jawaban : berdasarkan artikel diatas ada 7 budaya Indonesia yang diklaim Malaysia,
namun kemungkinan masih banyak budaya Indonesaia lainnya yang diklaim Malaysia.
Contoh klaim yang dimungkinkan terjadi di kemudian hari yaitu klaim lagu “Rasa
Sayange” di fil animasi Upin Ipin.

2. Bolehkah sebuah negara mengklaim kebudayaan bangsa lain karena budaya tersebut
memang telah dijalankan oleh warga negaranya?
Jawaban : Tidak boleh karena suatu kebudayaan milik bangsa merupakan identitas dari
bangsa tersebut yang telah ada sejak sebelum berdirinya suatu negara.

3. Bolehkah bangsa Indonesia mengklaim budaya bangsa lain sebagai bagian dari
kebudayaan nasional karena budaya tersebut memang telah disenangi dan dipraktikkan
oleh orang Indonesia? Misalnya, budaya makan sambil berdiri (standing party).
Tidak boleh karena sebagai bangsa Indonesia harus mampu menjungjung tinggi
identitas bangsa yang berupa budaya sendiri bukan justru budaya negara lain.

4. Apa yang perlu dilakukan agar kebudayaan Indonesia sebagai identitas nasional tidak
diklaim oleh negara lain?
Jawaban : menjaga dan menjunjung tinggi identitas nasional dengan cara menghargai
dan melestarikan kebudayaan Indonesia.

5. Apakah setiap orang Indonesia dapat mengajukan kebudayaan daerahnya sebagai


kebudayaan nasional/identitas nasional? Jika dapat, adakah syaratnya?

Jawaban : Syarat kebudayaan daerah menjadi kebudayaan nasional adalah (1) harus
merupakan karya WNI atau orang-oran zamna dulu yang meneta di Indonesia; (2)
memiliki ciri khas Indonesia asli; (3) bermutu tinggi dan menjadi kebanggaan bangsa;
(4) dapat dipahami dan diterima oleh sebagian besar orang Indonesia sehingga dapat
menjadi wahana komunikasi.

6. Kebudayaan daerah sebagai kearifan lokal, dapatkah luntur? Mengapa demikian?


Jika ya, akankah identitas bangsa itu hilang?
Jawaban : Dapat, karena kebudayaan daerah dapat tergerus oleh kebudayaan negara
lain yang disebabkan oleh adanya transfer kebudayaan pada saat era globalisasi.
Apabila kebudayaan daerah hilang maka identitas nasional dapat hilang.

G. DAFTAR PUSTAKA
Narmoatmojo, W., Ediyono, S., Rejekiningsih, T., Permata, R. V. 2015. Pendidikan
Kewargenagaraan untuk Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Penerbit Ombak.

Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, 2016, Pendidikan Kewarganegaraan


Cetakan I, Kementerian Riset Teknologi Pendidikan Tinggi Republik
Indonesia, Jakarta.

Kaelan, 2016, Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi, Paradigma,


Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai