Berdasarkan hakikat pengertian identitas nasional, maka identitas nasional suatu bangsa
tidak dapat dipisahkan dengan jati diri suatu bangsa atau lebih populer disebut dengan
kepribadian suatu bangsa. Pengertian kepribadian sebagai suatu identitas sebenarnya pertama
kali muncul dari para pakar psikologi
Bhinneka Tunggal Ika tidak bersifat sektarian dan eksklusif, hal ini bermakna
bahwa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara tidak dibenarkan merasa
dirinya yang paling benar, paling hebat, dan tidak mengakui harkat dan martabat
pihak lain.
Berdasarkan uraian di atas, arti penting identitas nasional bagi suatu bangsa adalah
sebagai pemersatu bangsa yang bersangkutan sekaligus sebagai pembeda dengan bangsa lain.
Bangsa yang bersatu karena identitas yang sama dapat menimbulkan rasa kebanggan,
kebersamaan, dan kecintaan pada bangsa dan tanah airnya. Di sisi lain, identitas nasional yang
mampu membedakan dengan bangsa lain akan menumbuhkan saling penghargaan toleransi,
hormat menghormati, dan sikap apresiatif terhadap identitas lain tersebut.
Identitas primer dinamakan juga identitas etnis yakni identitas yang mengawali
terjadinya identitas sekunder. Sedangkan identitas sekunder adalah identitas yang dibentuk
atau direkonstruksi berdasarkan hasil kesepakatan bersama.
Bangsa Indonesia yang memiliki identitas primer atau etnis atau suku bangsa lebih dari
700 suku bangsa telah bersepakat untuk membentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia
dengan menyatakan proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945. Identitas etnis yang
terwujud antara lain dalam bentuk budaya etnis yang dikembangkan agar memberi sumbangan
bagi pembentukan budaya nasional dan akhirnya menjadi identitas nasional.
Sumber Historis Identitas Pancasila
Munculnya kesadaran rakyat Indonesia sebagai bangsa yang sedang dijajah oleh asing pada
tahun 1908 yang dikenal dengan masa Kebangkitan Nasional (Bangsa). Rakyat Indonesia
mulai sadar akan jati diri sebagai manusia yang tidak wajar karena dalam kondisi terjajah. Pada
saat itu muncullah kesadaran untuk bangkit membentuk sebuah bangsa. Kesadaran ini muncul
karena pengaruh dari hasil pendidikan yang diterima sebagai dampak dari politik etis (Etiche
Politiek). Dengan kata lain, unsur pendidikan sangatlah penting bagi pembentukan kebudayaan
dan kesadaran akan kebangsaan sebagai identitas nasional.
Sumber Sosiologis Identitas Pancasila
Bentuk identitas nasional Indonesia yang dapat menjadi penciri atau pembangun jati
diri bangsa Indonesia meliputi: bendera negara Sang Merah Putih, bahasa Indonesia sebagai
bahasa nasional atau bahasa negara, lambang negara Garuda Pancasila, dan lagu kebangsaan
Indonesia Raya. Bentuk-bentuk identitas nasional ini telah diatur dalam peraturan perundangan
baik dalam UUD maupun dalam peraturan yang lebih khusus. Empat identitas nasional pertama
meliputi bendera, bahasa, dan lambang negara, serta lagu kebangsaan diatur dalam peraturan
perundangan khusus yang ditetapkan dalam Undang-Undang No. 24 Tahun 2009 tentang
Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan.
Kita harus mampu menghadapi segenap tantangan dan hambatan dalam kehidupan
guna dapat memelihara stabilitas nasional. Seperti Azyumardi Azra (Tilaar,2007), menyatakan
bahwa saat ini Pancasila sulit dan dimarginalkan di dalam semua kehidupan masyarakat
indonesia karena: 1) Pancasila dijadikan sebagai kendaraan politik; 2) adanya
liberalismepolitik; dan 3) lahirnya desentralisasi atau otonomi daerah.
Semua unsur formal identitas nasional, baik langsung maupun secara tidak langsung
diterapkan, perlu dipahami, diamalkan dan diperlakukan sesuai dengan peraturan dan
perundangan yang berlaku. Permasalahannya terletak pada sejauh mana masyarakat kita
memahami dan menyadari dirinya sebagai warga negara yang baik yang beridentitas sebagai
warga negara indonesia dengan pancasila sebagai pedomannya. Oleh karena itu, warga negara
yang baik akan berupaya belajar secara berkelanjutan untuk menjadi warga negara yang baik
dan cerdas.
Identitas individu manusia dapat dikenali dari aspek fisik dan aspek psikis. Aspek fisik
dapat berupa jenis kelamin, bentuk fisik, nama, asal etnis, asal daerah, dan sebagainya. Aspek
psikis dapat berupa watak baik seperti jujur, rajin, toleran, dermawan, dan sebagainya; atau
watak tidak baik, seperti pendendam, sadis, malas, suka berbohong, dan sebagainya. Individu
ingin dikenali dan ingin mengenali identitas individu lain hal ini tergantung kepada keinginan
individu manusia masing-masing. Mungkin antara individu yang satu dengan yang lain
memiliki perbedaan keinginan atau tujuan. Namun, secara naluriah atau umumnya manusia
memiliki kebutuhan yang sama, yakni kebutuhan yang bersifat fisik atau jasmaniah, seperti
kebutuhan makan dan minum untuk kelangsungan hidup dan kebutuhan psikis (rohaniah),
seperti kebutuhan akan penghargaan, penghormatan, pengakuan, dan lain-lain. Apabila
disimpulkan, individu manusia perlu dikenali dan mengenali orang lain adalah untuk
memenuhi dan menjaga kebutuhan hidupnya agar kehidupannya dapat berlangsung hingga
akhirnya dipanggil oleh Tuhan Yang Maha Kuasa atau meninggal dunia. Demikianlah,
pentingnya identitas diri sebagai individu manusia.
Identitas nasional itu penting bagi sebuah negara-bangsa. Hal ini disebabkan oleh oleh
beberapa hal. Pertama, agar bangsa Indonesia dikenal oleh bangsa lain. Apabila kita sudah
dikenal oleh bangsa lain maka kita dapat melanjutkan perjuangan untuk mampu eksis sebagai
bangsa sesuai dengan fitrahnya. Kedua, identitas nasional bagi sebuah negara-bangsa sangat
penting bagi kelangsungan hidup negarabangsa tersebut. Tidak mungkin negara dapat hidup
sendiri sehingga dapat eksis. Setiap negara seperti halnya individu manusia tidak dapat hidup
menyendiri. Setiap negara memiliki keterbatasan sehingga perlu bantuan/pertolongan
negara/bangsa lain. Demikian pula bagi Indonesia, kita perlu memiliki identitas agar dikenal
oleh bangsa lain untuk saling memenuhi kebutuhan. Oleh karena itu, identitas nasional sangat
penting untuk memenuhi kebutuhan atau kepentingan nasional negara-bangsa Indonesia.
Negara Indonesia berhasil melepaskan diri dari kekuasaan asing, lalu menyatakan
kemerdekaannya. Para pendiri negara segera menyiarkan atau mengabarkan kepada negara dan
bangsa lain agar mereka mengetahui bahwa di wilayah nusantara telah berdiri Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) yang merdeka, bersatu, berdaulat dengan citacita besar menjadi
negara yang adil dan makmur. Sejak inilah bangsa lain mengenal identitas nasional Indonesia
pertama kali. NKRI memiliki wilayah yang terbentang dari Sabang sampai Merauke, dari pulau
Miangas sampai pulau Rote. NKRI memiliki penduduk yang pluralis dengan jumlah etnis lebih
dari 700 dan bahasa daerah lebih dari 200 tetapi memiliki identitas nasional bahasa Indonesia.
NKRI memiliki pemerintahan yang dipimpin oleh Presiden dan Wakil Presiden
Republik Indonesia (yang pertama, Soekarno– Hatta) dan setelah Indonesia menyatakan
kemerdekaannya, negara Mesir yang pertama mengakui hingga akhirnya semua negara di
dunia mengakui eksistensi NKRI. Untuk memperkokoh identitas nasional dalam konteks
hubungan internasional, setiap negara memiliki bendera negara, lambang negara, bahasa
negara, dan lagu kebangsaan. Dengan identitas-identitas tersebut, maka NKRI akan semakin
kokoh dan semakin dikenal oleh bangsa dan masyarakat dunia. Tentu kita tidak ingin lagi orang
asing tidak kenal Indonesia Kita tidak ingin lagi mendengar pendapat dari bangsa asing yang
mempertanyakan “Berapa lama perjalanan menuju Indonesia dari Bali?” ini artinya identitas
Bali lebih dikenal daripada Indonesia.
Ketiga, identitas nasional penting bagi kewibawaan negara dan bangsa Indonesia.
Dengan saling mengenal identitas, maka akan tumbuh rasa saling hormat, saling pengertian
(mutual understanding), tidak ada stratifikasi dalam kedudukan antarnegara-bangsa. Dalam
berhubungan antarnegara tercipta hubungan yang sederajat/sejajar, karena masing=masing
mengakui bahwa setiap negara berdaulat tidak boleh melampaui kedaulatan negara lain. Istilah
ini dalam hukum internasional dikenal dengan asas “Par imparem non habet imperium”.
Artinya negara berdaulat tidak dapat melaksanakan yurisdiksi terhadap negara berdaulat
lainnya.
F. KASUS-KASUS
2007-2012 Malaysia Klaim Tujuh Budaya Indonesia
Jakarta (ANTARA News) - Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Windu Nuryanti,
membentang catatan klaim Malaysia atas kekayaan budaya asli Indonesia selama ini. Pada
rentang 2007-2012, Malaysia sudah tujuh kali mengklaim budaya Indonesia sebagai warisan
budaya mereka.
"Melihat sejarah klaim itu cukup panjang, dalam catatan saya sudah tujuh kali," kata Nuryanti
di Jakarta, Selasa. Ini juga pertama kalinya seorang pejabat negara Indonesia menyatakan
perihal klaim budaya oleh Malaysia itu kepada publik. Dia mengurai klaim Malaysia itu
bermula pada November 2007 terhadap kesenian reog ponorogo, selanjutnya pada Desember
2008 klaim atas lagu Rasa Sayange dari Kepulauan Maluku. Lalu klaim batik pada Januari
2009. Tari pendet yang jelas-jelas dari Bali juga diklaim Malaysia pada Agustus 2009 yang
muncul dalam iklan pariwisata negeri jiran yang suka menyatakan diri sebagai The Truly Asia
itu. Selanjutnya instrumen dan ansambel music angklung pada Maret 2010.
Masih kurang? Pangan kekayaan kita juga diincar Malaysia, itu adalah beras asli Nunukan,
Kalimantan Timur, yaitu beras Adan Krayan. Di Malaysia, beras organik bergizi tinggi itu
dijual dengan merk Bario Rice. Lalu yang terbaru adalah klaim Malaysia atas tari tor-tor dan
gondang sambilan yang merupakan asli kesenian dari Sumatera Utara. "Mereka menyatakan
tidak mengklaim tari tor-tor tapi hanya mencatat, kita minta secara tertulis maksud mereka
mencatat itu dalam kategori apa," katanya.
Editor: Ade Marboen, COPYRIGHT © 2012
Diskusikan dengan kelompok sebagai tugas terstruktur guna menjawab pertanyaan berikut
ini:
1. Ada berapa budaya Indonesia yang diklaim Malaysia? Adakah contoh lainnya?
Sebutkan, apakah klaim tersebut dimungkinkan terjadi lagi di kemudian hari?
Jawaban : berdasarkan artikel diatas ada 7 budaya Indonesia yang diklaim Malaysia,
namun kemungkinan masih banyak budaya Indonesaia lainnya yang diklaim Malaysia.
Contoh klaim yang dimungkinkan terjadi di kemudian hari yaitu klaim lagu “Rasa
Sayange” di fil animasi Upin Ipin.
2. Bolehkah sebuah negara mengklaim kebudayaan bangsa lain karena budaya tersebut
memang telah dijalankan oleh warga negaranya?
Jawaban : Tidak boleh karena suatu kebudayaan milik bangsa merupakan identitas dari
bangsa tersebut yang telah ada sejak sebelum berdirinya suatu negara.
3. Bolehkah bangsa Indonesia mengklaim budaya bangsa lain sebagai bagian dari
kebudayaan nasional karena budaya tersebut memang telah disenangi dan dipraktikkan
oleh orang Indonesia? Misalnya, budaya makan sambil berdiri (standing party).
Tidak boleh karena sebagai bangsa Indonesia harus mampu menjungjung tinggi
identitas bangsa yang berupa budaya sendiri bukan justru budaya negara lain.
4. Apa yang perlu dilakukan agar kebudayaan Indonesia sebagai identitas nasional tidak
diklaim oleh negara lain?
Jawaban : menjaga dan menjunjung tinggi identitas nasional dengan cara menghargai
dan melestarikan kebudayaan Indonesia.
Jawaban : Syarat kebudayaan daerah menjadi kebudayaan nasional adalah (1) harus
merupakan karya WNI atau orang-oran zamna dulu yang meneta di Indonesia; (2)
memiliki ciri khas Indonesia asli; (3) bermutu tinggi dan menjadi kebanggaan bangsa;
(4) dapat dipahami dan diterima oleh sebagian besar orang Indonesia sehingga dapat
menjadi wahana komunikasi.
G. DAFTAR PUSTAKA
Narmoatmojo, W., Ediyono, S., Rejekiningsih, T., Permata, R. V. 2015. Pendidikan
Kewargenagaraan untuk Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Penerbit Ombak.