NIM : 043767369
PRODI : S1 MANAJEMEN
MATKUL : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (TUGAS 2)
TUGAS 2
b. Bendera negara
Yaitu Sang Merah Putih Bendera adalah sebagai salah satu identitas nasional, karena
bendera merupakan simbol suatu negara agar berbeda dengan negara lain. Seperti yang sudah
tertera dalam UUD 1945 pasal 35 yang menyebutkan bahwa (Bendera Negara Indonesia
adalah Sang Merah Putih). Warna merah berarti berani dan putih berarti suci. Lambang
merah putih sudah dikenal pada masa kerajaan di Indonesia yang kemudian diangkat
sebagai bendera negara. Bendera merah putih dikibarkan pertama kali pada tanggal 17
Agustus 1945, namun telah ditunjukkan pada peristiwa Sumpah Pemuda.
c. Lagu Kebangsaan
Yaitu lagu “Indonesia Raya” yang (diciptakan tahun 1924) pertama kali dimainkan
pada kongres pemuda (Sumpah pemuda) dalam Kongres Pemuda II. tanggal 28
Oktober 1928. Setelah proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945,
lagu yang dikarang oleh Wage Rudolf Soepratman ini dijadikan lagu kebangsaan.
d. Lambang Negara
Yaitu Garuda Pancasila Seperti yang dijelaskan pada Undang-Undang Dasar 1945 dalam
pasal 36A bahwa lambang negara Indonesia adalah Garuda Pancasila. Garuda Pancasila
disini yang dimaksud adalah burung garuda yang melambangkan kekuatan bangsa
Indonesia. Burung garuda sebagai lambang negara Indonesia memiliki warna emas
yang melambangkan kejayaan Indonesia.
e. Semboyan Negara
Yaitu “Bhinneka Tunggal Ika Bhinneka Tunggal Ika” yang berarti “berbeda-beda
tetapi satu jua”. Menunjukkan kenyataan bahwa bangsa kita heterogen, namun tetap
berkeinginan untuk menjadi satu bangsa, yaitu bangsa Indonesia.
h. Bentuk Negara
Bentuk negara Indonesia adalah Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat.
Sedangkan bentuk pemerintahan adalah republik. Sistem politik yang digunakan adalah
sistem demokrasi (kedaulatan rakyat). Saat ini identitas negara kesatuan disepakati untuk
tidak dilakukan perubahan.
j. Kebudayaan Daerah
Kebudayaan Daerah yang telah diterima sebagai kebudayaan nasional Indonesia terdiri
dari beragam suku bangsa yang berjumlah 1340 suku bangsa, jumlah bahasa yang ada di
Indonesia berjumlah 724 bahasa, jumlah budaya yang ada di Indonesia berjumlah 7241 karya
budaya dan jumlah ras di Indonesia ada 4 yaitu Papua Melanozoid, Negroid, weddoid, dan
Melayu Mongoloid. Masyarakat Indonesia mendiami pulau-pulau serta berbicara dalam
ragam bahasa, mempunyai budaya daerah. Kemudian budaya daerah ini ditetapkan sebagai
budaya nasional dan identitas nasional.
1. Adat-istiadat Sila Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung arti bahwa kita
bangsa Indonesia percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Nilai-nilainya
meliputi dan menjiwai keempat sila lainya. Pencipta alam semesta beserta isinya,
baik benda mati maupun makhluk hidup. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa ini
sekaligus memberikan landasan untuk melarang semua kegiatan yang bersifat
anti agama dan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pada pokoknya adat-
istiadat merupakan urusan kelompok; tidak ada adat-istiadat orang seorang.
Seseorang mengikuti adat-istiadat bersama dengan orang lain; adat-istiadat
sekaligus merupakan urusan masyarakat. Dengan diambilnya adat-istiadat sebagai
unsur sila Pancasila memang sangat tepat, sebab para pemimpin kita yang
merumuskan sila-sila Pancasila mengharap negara yang berdasarkan Pancasila
merupakan negara kekeluargaan, bukan negara yang bersifat orang perorangan.
Pancasila bukanlah sebuah ideologi yang ditanamkan dari atas, melainkan
merupakan manifestasi moralitas publik. Artinya, dimensi otoritas dan tradisi
seharusnya melenturkan diri sefleksibel mungkin, sehingga publik pun
berpartisipasi dalam diskursus tentang nilai-nilai dasar Pancasila itu (Lanur, 1995:
11) Karakteristik lain dari adat-istiadat, orang tidak lagi mempertanyakan tentang
asal-usul serta apa yang hendak dicapai oleh adat-istiadat, melainkan orang
mematuhi secara diam-diam dan tanpa mempersoalkannya. la diterima dan
dipatuhi sebagai sesuatu yang wajar. la tidak memerlukan dasar pembenaran;
paling-paling kehendak Tuhan merupakan dasar pembenarannya (de Vos, 1987:
43) Dari kedua karakteristik adat-istiadat di atas, sudah sangat jelas maksud dan
tujuannya. Di samping itu, adat-istiadat memiliki karakteristik yang universal,
artinya berlaku untuk adat-istiadat di manapun dengan tidak melihat di mana
tempat keberadaannya.
2. Budaya Pancasila dirumuskan dari nilai budaya bangsa Indonesia yang terdiri
dari nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, masyarakat dan keadilan sosial.
Ketuhanan Yang Maha Esa, diwujudkan setiap orang seharusnya memeluk agama
sesuai keyakinannya, bertoleransi terhadap orang lain yang berbeda agama.
Kemanusiaan yang adil dan beradab, diwujudkan dalam bentuk perilaku saling
menghargai harkat dan martabat sesama, kesamaan dalam kemasyarakatan dan
hukum, saling mengasihi, dan menyayangi. Persatuan Indonesia, diwujudkan
dengan tiadanya diskriminasi individu dan antar golongan, kesediaan bekerja
sama untuk kepentingan bersama, bergotong royong, rela berkorban, senantiasa
berupaya untuk menciptakan kerukunan. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan diwujudkan ke dalam bentuk
menyelesaikan masalah dengan musyawarah, demokrasi substansial, dan tidak
memaksakan kehendak. Sedang keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,
diwujudkan dalam bentuk perilaku menghargai hak orang lain, karya cipta orang
lain, dan mengedepankan kewajiban kemudian hak yang dilaksanakan secara
seimbang.
4. Pengamalan nilai-nilai Pancasila sila ke-4 nilai kerakyatan. Nilai kerakyatan terkait erat
dengan pemerintahan di Indonesia yang menerapkan sistem demokrasi, yaitu,
pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Selain nilai tersebut, sila
keempat juga bermakna pengambilan keputusan dari pendapat-pendapat yang berbeda
diutamakan melalui mekanisme musyawarah.
Di lingkungan keluarga: anak mendengarkan dan menuruti nasihat orang tua; orang
tua mau mendengarkan dan menerima saran dari anak; menghargai dan
melaksanakan keputusan.
Mengikuti pemilihan kepala daerah, baik dari tingkat provinsi, kabupaten, hingga RT
dan RW.
Aktif mengikuti kegiatan musyawarah warga dan memberikan pendapat.
Bersikap legowo atas apapun keputusan hasil musyawarah dan melaksanakan
keputusan hasil musyawarah dengan setulus hati.
Mengikuti dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan organisasi baik di sekolah maupun
di masyarakat.
Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan
bersama.
Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
Mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi serta golongan
di dalam musyawarah.
Mengambil keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan.
Memilliki kesadaran bahwa setiap manusia memiliki kedudukan, hak, dan kewajiban
yang sama.
Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
5. Pengamalan nilai-nilai Pancasila sila ke-5 nilai keadilan. Makna nilai tersebut adalah
setiap masyarakat Indonesia memiliki hak yang sama untuk mendapatkan kesejahteraan.
Mewujudkan rakyat yang sejahtera tanpa kesenjangan ekonomi, sosial, budaya, juga
politik, merupakan tujuan dari bangsa Indonesia. Dengan demikian nilai keadilan dapat
diwujudkan.
Di lingkungan keluarga: menjalankan kewajiban dan mendapatkan hak sesuai
peranan masing-masing anggota keluarga, saling membantu dan mendukung
antar anggota keluarga, menghormati hak masing-masing anggota keluarga, dan
bersikap adil sesama anggota keluarga.
Melaksanakan kewajiban dan mendapatkan hak sebagai warga masyarakat.
Membantu tetangga yang membutuhkan tanpa melihat status sosial.
Bersikap adil terhadap sesama
Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap
orang lain, hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah, serta
bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum.
Menyadari bahwa untuk kelestarian dan kemampuan pancasila itu, perlu diusahakan secara
nyata dan terus menerus penghayatan dan pengalaman nilai-nilai luhur yang terkandung
didalamnya oleh setiap warga negara indonesia, setiap penyelenggara Indonesia serta
setiap lembaga kenegaraan dan lembaga kemasyarakatan. Hal ini sesuai dengan
Pancasila yang menunjukkan suatu rangkaian urutan tiap-tiap sila mempunyai tempat
sendiri didalam rangkaian susunan kesatuan itu sehingga tidak dapat diganti. Berdasar uraian
di atas, manfaat dijadikannya pancasila sebagai pandangan hidup bangsa antara lain: