Anda di halaman 1dari 18

Nama : MUHAMMAD IQBAL JAYA SAMPURNA

NIM :045033183

1. Setiap negara mempunyai identitas nasional masing-masing tak terkecuali dengan


Indonesia. Fungsi dari identitas nasional adalah untuk membedakan negara yang
satu dengan negara yang lainnya. Identitas nasional tersebut biasanya lahir dari
berbagai nilai- nilai yang ada di suatu bangsa.

Dari paparan tersebut silahkan uraikan makna dari identitas nasional dan berikanlah
contoh identitas nasional yang ada di Indonesia!

Jawab:

Istilah identitas nasional (national identity) berasal dari kata identitas dan
nasional. Identitas (identity) secara harfiah berarti ciri-ciri, tanda-tanda atau jatidiri
yang melekat pada seseorang atau sesuatu yang membedakannya dengan yang lain
(ICCE, 2005:23). Sedangkan kata nasional (national) merupakan identitas yang
melekat pada kelompok- kelompok yang lebih besar yang diikat oleh kesamaan-
kesamaan, baik fisik seperti budaya, agama, bahasa maupun non fisik seperti
keinginan, cita-cita dan tujuan. Istilah identitas nasional atau identitas bangsa
melahirkan tindakan kelompok (collective action yang diberi atribut nasional) yang
diwujudkan dalam bentuk-bentuk organisasi atau pergerakan- pergerakan yang diberi
atribut-atribut nasional (ICCE, 2005:25). Identitas nasional secara terminologis adalah
suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa
tersebut dengan bangsa yang lain. Jadi, identitas nasional adalah ciri, tanda atau jati
diri yang melekat pada suatu negara sehingga membedakan dengan negara lain.

Berdasarkan hakikat pengertian identitas nasional, maka identitas nasional


suatu bangsa tidak dapat dipisahkan dengan jati diri suatu bangsa atau lebih populer
disebut dengan kepribadian suatu bangsa. Hakikat identitas nasional Indonesia
adalah Pancasila yang diaktualisasikan dalam berbagai kehidupan berbangsa.
Aktualisasi ini untuk menegakkan Pancasila dan UUD 1945 sebagaimana dirumuskan
dalam pembukaan UUD 1945 terutama alinea ke-4. Identitas nasional bukan hanya
penting karena menjadi pembeda bangsa Indonesia dengan bangsa-bangsa lain,
tetapi juga karena pertama,

identitas nasional adalah hal yang mutlak dimiliki oleh setiap bangsa agar bangsa
Indonesia dikenal oleh bangsa lain agar dapat melanjutkan perjuangan untuk mampu
eksis sebagai bangsa sesuai dengan fitrahnya. Kedua, identitas nasional bagi negara-
negara Indonesia sangat penting bagi kelangsungan hidup negara-negara Indonesia.
Ketiga, identitas nasional penting bagi kewibawaan negara dan bangsa Indonesia.

Di antara beberapa identitas nasional yang penting bagi kehidupan di Indonesia,


Pancasila adalah identitas nasional yang paling penting. Pancasila adalah dasar
filsafat negara Republik Indonesia. Di samping itu, Pancasila juga berperan sebagai
dasar negara, sebagai sumber hukum, sebagai ideologi nasional, sebagai pandangan
hidup, dan sebagai kepribadian bangsa Indonesia. Sebagai kepribadian bangsa,
Pancasila adalah lima asas atau lima prinsip yang disusun berdasarkan nilai-nilai luhur
kehidupan yang berasal dari bangsa Indonesia sendiri.

Proses pembentukan identitas nasional umumnya membutuhkan waktu


perjuangan panjang di antara warga bangsa-negara yang bersangkutan. Hal ini
disebabkan identitas nasional adalah hasil kesepakatan masyarakat bangsa itu. Setelah
bangsa Indonesia bernegara, mulai dibentuk dan disepakati apaapa yang dapat
menjadi identitas nasional Indonesia. Bisa dikatakan bangsa Indonesia relatif berhasil
dalam membentuk identitas nasionalnya kecuali pada saat proses pembentukan
ideologi Pancasila sebagai identitas nasional yang membutuhkan perjuangan dan
pengorbanan di antara warga bangsa.

Secara lebih rinci beberapa bentuk identitas nasional Indonesia, adalah sebagai
berikut:
a. Bahasa nasional atau bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia berawal dari rumpun bahasa Melayu yang dipergunakan


sebagai bahasa pergaulan yang kemudian diangkat sebagai bahasa persatuan pada
tanggal 28 Oktober 1928. Bangsa Indonesia sepakat bahwa bahasa Indonesia
merupakan bahasa nasional sekaligus sebagai identitas nasional Indonesia.
Ketentuan bahasa Indonesia telah diatur dalam UU No.24 Tahun 2009 mulai
pasal 25 sampai pasal 45.Meskipun di

Indonesia terdapat berbagai macam suku bangsa tetapi bangsa Indonesia disatukan
oleh bahasa nasional yaitu bahasa Indonesia.

b. Bendera negara yaitu Sang Merah Putih

Bendera adalah sebagai salah satu identitas nasional, karena bendera


merupakan simbol suatu negara agar berbeda dengan negara lain. Seperti yang
sudah tertera dalam UUD 1945 pasal 35 yang menyebutkan bahwa < Bendera
Negara Indonesia adalah Sang
Merah Putih=. Warna merah berarti berani dan putih berarti suci. Lambang merah
putih

sudah dikenal pada masa kerajaan di Indonesia yang kemudian diangkat sebagai
bendera negara. Bendera merah putih dikibarkan pertama kali pada tanggal 17
Agustus 1945, namun telah ditunjukkan pada peristiwa Sumpah Pemuda.

c. Lagu Kebangsaan yaitu Indonesia Raya

Lagu Indonesia Raya (diciptakan tahun 1924) pertama kali dimainkan pada
kongres pemuda (Sumpah pemuda) dalam Kongres Pemuda II. tanggal 28
Oktober 1928. Setelah proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17
Agustus 1945, lagu yang dikarang oleh Wage Rudolf Soepratman ini dijadikan
lagu kebangsaan.

d. Lambang Negara yaitu Garuda Pancasila

Seperti yang dijelaskan pada Undang-Undang Dasar 1945 dalam pasal 36A
bahwa lambang negara Indonesia adalah Garuda Pancasila. Garuda Pancasila disini
yang dimaksud adalah burung garuda yang melambangkan kekuatan bangsa
Indonesia. Burung garuda sebagai lambang negara Indonesia memiliki warna emas
yang melambangkan kejayaan Indonesia.

e. Semboyan Negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika

Bhinneka Tunggal Ika berarti berbeda-beda tetapi satu jua. Menunjukkan


kenyataan bahwa bangsa kita heterogen, namun tetap berkeinginan untuk menjadi
satu bangsa, yaitu bangsa Indonesia.

f. Dasar Falsafah negara yaitu Pancasila

Pancasila sebagai dasar falsafat negara yang berisi lima dasar yang dijadikan
sebagai dasar filsafat dan ideologi negara Indonesia. Pancasila merupakan identitas
nasional yang berkedudukan sebagai dasar negara dan pandangan hidup
(ideologi) bangsa.

g. Konstitusi (Hukum Dasar) Negara Yaitu UUD 1945

UUD 1945 merupakan hukum dasar tertulis yang menduduki tingkatan


tertinggi dalam tata urutan peraturan perundangan dan dijadikan sebagai pedoman
penyelenggaraan bernegara.

h. Bentuk negara adalah Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat

Bentuk negara adalah kesatuan, sedang bentuk pemerintahan adalah


republik. Sistem politik yang digunakan adalah sistem demokrasi (kedaulatan
rakyat). Saat ini identitas negara kesatuan disepakati untuk tidak dilakukan
perubahan.
i. Konsepsi wawasan nusantara

Konsepsi wawasan nusantara sebagai cara pandang bangsa Indonesia


mengenai diri dan lingkungan yang serba beragam dan memiliki nilai strategis
dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa, serta kesatuan wilayah
dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara untuk
mencapai tujuan nasional.

j. Kebudayaan Daerah yang telah diterima sebagai kebudayaan nasional

Indonesia terdiri dari beragam suku bangsa yang berjumlah 1340 suku
bangsa, jumlah bahasa yang ada di Indonesia berjumlah 724 bahasa, jumlah budaya
yang ada di Indonesia berjumlah 7241 karya budaya dan jumlah ras di Indonesia
ada 4 yaitu Papua
Melanozoid, Negroid, da Melayu Masyarakat Indonesia
weddoid, n Mongoloid.
mendiami pulau-pulau serta berbicara dalam ragam bahasa, mempunyai budaya daerah.
Kemudian budaya daerah ini ditetapkan sebagai budaya nasional dan identitas nasional.
2. Pancasila sebagai dasar dan ideologi bangsa Indonesia sudah final dan menjadi
harga mati. Sebagai ideologi dan dasar negara Pancasila mempunyai nilai-nilai luhur
untuk kehidupan berbangsa dan bernegara serta menjadi sumber dari segala sumber
hukum yang ada di Indonesia. Sila-sila dalam Pancasila mempunyai keterkaitan
dan membentuk sebuah hirarki piramidal. Oleh karena itu, Pancasila mempunyai
makna yag mendasar dan tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya.

Dari uraian di atas lakukanlah analisis terkait dengan sila-sila Pancasila dilihat
dari causa materialis dari Pancasila!

Jawab:

Pancasila sejak tahun 1945 sebagai dasar negara kemudian menjadi rujukan
berjalannya Negara Indonesia. Sebagai ideologi Pancasila pada hakikatnya bukan
merupakan hasil pemikiran seseorang atau kelompok orang sebagaimana ideologi
lain, namun Pancasila diangkat dari nilai-nilai adat-istiadat, nilai-nilai kebudayaan,
serta nilai- nilai religius yang terdapat dalam kehidupan masyarakat Indonesia
sebelum membentuk negara (Kaelan, 2004). Secara kultural dasar-dasar pemikiran
dan nilai-nilai tentang Pancasila berakar pada nilai-nilai kebudayaan dan nilai-nilai
persatuan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia (Kaelan, 2011:8).

Dengan keanekaragaman manusia dengan ciri-ciri yang berbeda, berbagai


agama dan kepercayaan yang dianut oleh masyarakat hampir setiap suku bangsa yang
memiliki bahasa daerah dan adat istiadat yang berbeda satu sama lainnya, oleh karena
itu tepat sekali keanekaragaman dan kemajemukan budaya yang ada menjadi motto
yang melekat pada bangsa Indonesia sendiri yaitu Bhinneka Tunggal Ika.

Dengan demikian, tidak dapat diragukan bahwa dasar negara yang kita miliki
digali dari nilai yang terdapat dalam masyarakat. Nilai tersebut tersebar pada
masyarakat, digunakan untuk mengatur kehidupan masyarakat. Oleh karena itu,
tidak, diragukan lagi bahwa Pancasila sebenarnya merupakan budaya dan
pembudayaan bangsa Indonesia yang perlu dipahami secara ilmiah oleh bangsa
Indonesia.

Berikut adalah unsur-unsur causa materialis Pancasila dan kaitannya dengan sila-
sila yang terkandung didalamnya:

1) Adat-istiadat

Sila Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung arti bahwa kita bangsa
Indonesia percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, nilai-nilainya
meliputi dan menjiwai keempat sila lainya. Pencipta alam semesta beserta isinya,
baik benda mati maupun makhluk hidup. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa ini
sekaligus memberikan landasan untuk melarang semua kegiatan yang bersifat
anti agama dan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Pada pokoknya adat-istiadat merupakan urusan kelompok; tidak ada adat-


istiadat orang seorang. Seseorang mengikuti adat-istiadat bersama dengan orang
lain; adat- istiadat sekaligus merupakan urusan masyarakat. Dengan diambilnya
adat-istiadat sebagai unsur sila Pancasila memang sangat tepat, sebab para
pemimpin kita yang merumuskan sila-sila Pancasila mengharap negara yang
berdasarkan Pancasila merupakan negara kekeluargaan, bukan negara yang
bersifat orang perorangan. Pancasila bukanlah sebuah ideologi yang ditanamkan
dari atas, melainkan merupakan manifestasi moralitas publik. Artinya, dimensi
otoritas dan tradisi seharusnya melenturkan diri sefleksibel mungkin, sehingga
publik pun berpartisipasi dalam diskursus tentang nilai-nilai dasar Pancasila itu
(Lanur, 1995: 11).

Karakteristik lain dari adat-istiadat, orang tidak lagi mempertanyakan


tentang asal-usul serta apa yang hendak dicapai oleh adat-istiadat, melainkan
orang mematuhi secara diam-diam dan tanpa mempersoalkannya. la diterima
dan dipatuhi sebagai sesuatu yang wajar. la tidak memerlukan dasar pembenaran;
paling-paling kehendak Tuhan merupakan dasar pembenarannya (de Vos, 1987:
43). Dari kedua karakteristik adat-istiadat di atas, sudah sangat jelas maksud dan
tujuannya. Di samping itu, adat- istiadat memiliki karakteristik yang universal,
artinya berlaku untuk adat-istiadat di manapun dengan tidak melihat di mana
tempat keberadaannya.
2) Budaya

Pancasila dirumuskan dari nilai budaya bangsa Indonesia yang terdiri dari
nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, masyarakat dan keadilan sosial.
Ketuhanan Yang Maha Esa, diwujudkan setiap orang seharusnya memeluk agama
sesuai keyakinannya, bertoleransi terhadap orang lain yang berbeda agama.
Kemanusiaan yang adil dan beradab, diwujudkan dalam bentuk perilaku saling
menghargai harkat dan martabat sesama, kesamaan dalam kemasyarakatan dan
hukum, saling mengasihi, dan menyayangi. Persatuan Indonesia, diwujudkan
dengan tiadanya diskriminasi individu dan antar golongan, kesediaan bekerja
sama untuk kepentingan bersama, bergotong royong, rela berkorban, senantiasa
berupaya untuk menciptakan kerukunan. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan diwujudkan ke dalam bentuk
menyelesaikan masalah dengan musyawarah, demokrasi substansial, dan tidak
memaksakan kehendak. Sedang keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,
diwujudkan dalam bentuk perilaku menghargai hak orang lain, karya cipta orang
lain, dan mengedepankan kewajiban kemudian hak yang dilaksanakan secara
seimbang.

3) Agama-agama

Sudah sejak dahulu kala dikatakan bangsa Indonesia adalah bangsa yang
beragama, bangsa yang mengakui adanya Tuhan Yang Maha Esa. Pada waktu
meyampaikan pidato lahirnya Pancasila, Bung Karno mengusulkan prinsip
Ketuhanan. Bangsa Indonesia dengan memiliki prinsip tersebut, dikatakan.
Prinsip Ketuhanan bukan saja bangsa Indonesia ber-Tuhan, tetapi masing-
masing orang Indonesia hendaknya bertuhan Tuhannya sendiri. Yang Kristen
menyembah menurut Tuhan petunjuk Isa al-Masih, yang Islam bertuhan
menurut petunjuk Nabi Muhammad S.A.W., orang Budha menjalankan
ibadatnya menurut kitab-kitab yang ada padanya (Soekarno, tanpa tahun: 27).

Bung Karno dalam pidato tersebut di atas, menyebutkan prinsip Ketuhanan


berkeadaban, yang diartikan setiap pemeluk agama lain. Dalam konteks
Indonesia,

dengan menerima Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai salah satu sila, kita
mengungkapkan keyakinan, bahwa negara terbentuk berdasarkan kodrat sosial
manusia yang diciptakan Tuhan (Lanur, 1995: 20).

Hubungan negara dan agama dalam negara yang berdasarkan Pancasila di


mana sila Ketuhanan Yang Maha Esa menegaskan bahwa Indonesia bukanlah
negara yang berlandaskan suatu agama dan bukan pula negara yang memisahkan
agama dan negara, tetapi adalah negara yang berketuhanan di mana negara
menempatkan agama dan kepercayaan sebagai roh atau spirit keutuhan NKRI.
Hubungan antara negara dan agama adalah hubungan yang saling
membutuhkan, di mana agama memberikan kerohanian dalam berbangsa dan
bernegara sedangkan negara menjamin kehidupan keagamaan.

Indonesia sebagai negara Pancasila juga memfasilitasi dan mengakomodasi


penyelenggaraan aktivitas keagamaan setiap warga negara, serta pada saat yang
sama tetap menjamin kebebasan setiap warga negaranya untuk menjalankan
keyakinan serta kepercayaannya masing-masing, tanpa ditentukan oleh Negara.
Maka, Pancasila sama sekali tidak bertentangan dengan nilai-nilai agama mana
pun.

Keragaman dalam hal agama merupakan salah satu tantangan terbesar


yang dihadapi oleh Bangsa Indonesia. Hingga saat ini konflik yang berbasis isu
keagamaan masih sesekali terjadi diakibatkan menajamnya perbedaan penafsiran,
hingga konflik yang diakibatkan oleh adanya sikap intoleransi, ekstremisme,
radikalisme, hingga terorisme. Oleh karena itu, perlu ada upaya terus menerus
untuk menjelaskan dan memberikan pengertian bahwa nilai-nilai Pancasila
sama sekali tidak bertentangan dengan nilai-nilai agama mana pun. Pancasila
sebagai sebuah ideologi negara telah teruji karena lahir dari kesepakatan
bersama antarkelompok yang beragam. Lahirnya Pancasila tidak hanya
melibatkan tokoh dari kalangan satu agama saja, melainkan juga tokoh-tokoh
agama lain dan kelompok nasionalis. Bahkan Pancasila dapat dianggap sebagai
jalan tengah yang mampu mengakomodasi nilai-nilai agama
untuk diterjemahkan dalam konteks bernegara dan dapat dikatakan
bahwa pengaruh agama
sangat kuat mewarnai rumusan berbagai isi perundang-undangan, peraturan, serta
regulasi-regulasi turunannya di Indonesia.

3. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa mempunyai makna bahwa segala


aktivitas dalam kehidupan sehari-hari harus berdasarkan Pancasila. Nilai-nilai yang
terdapat di dalam Pancasila dijadikan teladan dan acuan agar hidup bisa lebih tertata
dan teratur baik dalam kehidupan bermasyarakt, berbangsa, dan bernegara.

Dari uraian di atas lakukanlah analisis terkait dengan internalisasi nilai-nilai dari
sila-sila Pancasila dalam kehidupan sehari-hari!

Jawab:

Sebagai pandangan hidup bangsa, Pancasila terdiri dari seperangkat nilai


dan norma yang seyogyanya terinternalisasi dalam diri setiap rakyat Indonesia. Oleh
karena itulah pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan kita sehari-hari
menjadi sebuah urgensi. Dalam konteks kedudukannya sebagai dasar negara,
Pancasila sejatinya adalah identitas bangsa Indonesia. Kehadirannya membuat
bangsa ini utuh. Karena tanpa dasar negara, bangsa Indonesia tidak memiliki
identitas serta arah tujuan yang sama, sehingga ancaman perpecahan akan lebih
mudah terjadi. Oleh sebab itu, penting bagi masyarakat Indonesia memahami dan
memiliki wawasan mengenai pengamalan nilai-nilai Pancasila serta Kewarnegaraan
Bangsa Indonesia.

1) Pengamalan nilai-nilai Pancasila sila ke-1 nilai ketuhanan


Hal ini sesuai amanah UUD 1945, terutama Pasal 28E Ayat 1 yang
berbunyi

<Setiap warga negara bebas memeluk agama dan beribadah sesuai agamanya.=

✓ Memulai penerapan ketuhanan di keluarga sendiri, misalnya dengan


menjalankan kewajiban beribadah dengan rajin dan tepat waktu; membiasakan
untuk berdoa setiap sebelum dan setelah beraktivitas; menghormati orang tua
serta menaati nasihat dan perintahnya; dsb.

✓ Memperlakukan tetangga dan orang sekitar dengan baik tanpa memandang


agama yang dianutnya.
✓ Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama
dan kepercayaannya masing-masing.
✓ Saling menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut
kepercayaan yang berbeda-beda.
✓ Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama.

✓ Memiliki kesadaran bahwa agama adalah hubungan pribadi manusia dengan


Tuhannya.
✓ Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaan yang dianut masing-masing guna memperkuat toleransi.
✓ Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain.

2) Pengamalan nilai-nilai Pancasila sila ke-2 nilai kemanusian

Nilai kemanusiaan menjamin kita untuk memperlakukan sesama manusia


dengan adil tanpa membedakan suku, ras, golongan, dan agama. Dalam konteks
negara, Indonesia juga menjamin seluruh warga negaranya memiliki kesamaan
kedudukan dalam hukum dan pemerintahan. Jaminan ini sebagaimana tercantum
dalam Pasal 27 Ayat 1 UUD 1945. Pasal tersebut berbunyi, <Segala warga negara
bersamaan kedudukannya dalam hukum dan pemerintahan, dan wajib menjunjung
hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.=
✓ Memulai dari lingkungan keluarga, contohnya dengan berlaku adil kepada adik
dan kakak; menyayangi, mengasihi, menghormati orang tua dan saudara,
membantu orang tua dalam pekerjaan rumah; menjaga kerukunan di dalam
rumah; dsb.
✓ Saling tolong menolong antarsesama tetangga, menjaga norma kesopanan di
lingkungan tetangga, melaksanakan kewajiban sesuai peraturan yang disepakati
di lingkungan masyarakat, misalnya, menjaga kebersihan lingkungan dengan
ikut kerja bakti; dan menjaga kerukunan dengan tetangga dan lingkungan
sekitar.
✓ Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan
martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.

✓ Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap


manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis
kelamin, kedudukan sosial, warna kulit, dsb.
✓ Tidak semena-mena terhadap orang lain dan tidak main hakim sendiri.

✓ Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.

✓ Berpartisipasi aktif dalam melakukan kegiatan kemanusiaan.

3) Pengamalan nilai-nilai Pancasila sila ke-3 nilai persatuan

Sila ketiga Pancasila, <Persatuan Indonesia=, mengandung nilai


persatuan ini.

Maknanya adalah bahwa seluruh warga negara Indonesia harus bersatu tanpa
memandang perbedaan suku, bahasa, agama, dan latar belakang budaya lainnya.

✓ Saling menghormati dan menyayangi di antara anggota keluarga.

✓ Menjaga keamanan dan ketertiban di lingkungan masyarakat.

✓ Berteman tanpa memandang status sosial ekonomi, agama, suku, ras, dan
golongan.

✓ Membeli, memakai, dan mengonsumsi barang buatan Indonesia dan merasa


bangga akan hal itu.
✓ Menempatkan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi serta golongan.
✓ Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa serta kebanggaan
berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
✓ Menjaga kerukunan dan toleransi akan keberagaman dan kemajemukan.

4) Pengamalan nilai-nilai Pancasila sila ke-4 nilai kerakyatan

Nilai kerakyatan terkait erat dengan pemerintahan di Indonesia yang


menerapkan sistem demokrasi, yaitu, pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan
untuk rakyat. Selain nilai tersebut, sila keempat juga bermakna pengambilan
keputusan dari pendapat- pendapat yang berbeda diutamakan melalui mekanisme
musyawarah.

✓ Di lingkungan keluarga: anak mendengarkan dan menuruti nasihat orang tua;


orang tua mau mendengarkan dan menerima saran dari anak; menghargai
dan melaksanakan keputusan.

✓ Mengikuti pemilihan kepala daerah, baik dari tingkat provinsi, kabupaten,


hingga RT dan RW.
✓ Aktif mengikuti kegiatan musyawarah warga dan memberikan pendapat.

✓ Bersikap legowo atas apapun keputusan hasil musyawarah dan


melaksanakan keputusan hasil musyawarah dengan setulus hati.
✓ Mengikuti dan berpasrtisipasi aktif dalam kegiatan organisasi baik di
sekolah maupun di masyarakat.
✓ Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk
kepentingan bersama.
✓ Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.

✓ Mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi serta


golongan di dalam musyawarah.
✓ Mengambil keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan.

✓ Memilliki kesadaran bahwa setiap manusia memiliki kedudukan, hak, dan


kewajiban yang sama.
✓ Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
5) Pengamalan nilai-nilai Pancasila sila ke-5 nilai keadilan

Makna nilai tersebut adalah setiap masyarakat Indonesia memiliki hak yang
sama untuk mendapatkan kesejahteraan. Mewujudkan rakyat yang sejahtera
tanpa kesenjangan ekonomi, sosial, budaya, juga politik, merupakan tujuan dari
bangsa Indonesia. Dengan demikian nilai keadilan dapat diwujudkan.

✓ Di lingkungan keluarga: menjalankan kewajiban dan mendapatkan hak


sesuai peranan masing-masing anggota keluarga, saling membantu dan
mendukung antar anggota keluarga, menghormati hak masing-masing anggota
keluarga, dan bersikap adil sesama anggota keluarga.
✓ Melaksanakan kewajiban dan mendapatkan hak sebagai warga masyarakat.

✓ Membantu tetangga yang membutuhkan tanpa melihat status sosial.

✓ Bersikap adil terhadap sesama.

✓ Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan


terhadap orang lain, hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah,
serta bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum.

4. Pancasila lahir pada tanggal 1 Juni 1945 dan disahkan sebagai dasar negara
pada tanggal 18 Agustus 1945. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa
mempunyai fungsi utama sebagai dasar negara Indonesia. Kedudukan Pancasila
adalah yang paling tinggi karena sebagai sumber dari segala sumber hukum yang
ada di Indonesia.

Dari uraian di atas lakukanlah silahkan lakukan analisis kedudukan Pancasila


sebagai kepribadian bangsa Indoneisa dalam kehidupan sehari-hari!

Jawab:

Pancasila merupakan dasar negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia.


Pancasila mencerminkan kepribadian bangsa indonesia sejak dulu, sehingga
pancasila merupakan faktor pembeda bangsa Indonesia dengan bangsa lainnya.
Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat indonesia, yang memberikan kehidupan
bangsa Indonesia serta membimbing masyarakat Indonesia supaya tercipta
masyarakat adil dan makmur. Pancasila yang telah diterima dan ditetapkan sebagai
dasar negara seperti tercantum dalam pembukakaan Undang-Undang Dasar 1945
merupakan kepribadian dan pandangan hidup bangsa. Istilah Pancasila dalam
kehidupan kenegaraan dikenalkan pertama kali oleh Ir. Soekarno dalam sidang
Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)
tanggal 1 Juni 1945.

Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa, memiliki fungsi utama sebagai


dasar negara Indonesia. Dalam kedudukannya yang demikian Pancasila menempati
kedudukan yang paling tinggi, sebagai sumber dari segala sumber hukum atau
sebagai sumber hukum dasar nasional dalam tata hukum di Indonesia. Fungsi
Pancasila sebagai kepribadian bangsa berarti Pancasila merupakan pencerminan
dari jati diri bangsa Indonesia. Oleh karena itu, bangsa indonesia harus
menjadikan pengalaman pancasila sebagai pedoman dalam kehidupan
bermasyarat dan bernegara. Pengamalan Pancasila harus bagi setiap
warga negara indonesia sampai penyelenggara pemerintahan, sehingga semua
komponen dalam suatu negara mampu melestarikan nilai-nilai Pancasila.

Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa mengandung makna bahwa


semua aktivitas kehidupan bangsa Indonesia sehari-hari harus sesuai dengan
Pancasila. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa merupakan kristalisasi nilai-
nilai yang hidup dalam masyarakat Indonesia. Sebagai pandangan hidup bangsa,
Pancasila selalu dijunjung tinggi oleh setiap warga masyarakat, karena pandangan
hidup Pancasila berakar pada budaya dan pandangan hidup masyarakat Indonesia.
Pandangan hidup yang ada dalam masyarakat Indonesia menjelma menjadi
pandangan hidup bangsa yang dirintis sejak zaman Sriwijaya hingga Sumpah
Pemuda 1928. Kemudian diangkat dan dirumuskan oleh para pendiri negara ini
serta disepakati dan ditentukan sebagai dasar negara Republik Indonesia. Dalam
pengertian yang demikian, maka Pancasila selain sebagai pandangan hidup
negara, sekaligus juga sebagai ideologi negara.

Sebagai pandangan hidup bangsa, di dalam Pancasila terkandung konsep dasar


kehidupan yang dicita-citakan serta dasar pikiran terdalam dan gagasan mengenai
wujud kehidupan yang dianggap baik. Oleh karena itulah Pancasila harus menjadi
pemersatu bangsa yang tidak boleh mematikan keanekaragaman yang ada sebagai
Bhinneka Tunggal Ika. Dengan demikian Pancasila merupakan cita-cita moral
bangsa yang memberikan pedoman dan kekuatan rohaniah bagi tingkah laku hidup
sehari-hari dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Dengan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa maka segala daya upaya bangsa
Indonesia dalam membangun dirinya akan terarah sesuai garis pedoman dari
pandangan hidup bangsa Indonesia.

Adapun fungsi Pancasila sebagai pandangan hidup adalah sebagai berikut:

Pertama, pancasila dijadikan petunjuk untuk menyelesaikan berbagai


permasalahan yang terjadi di masyarakat. Baik itu permasalahan yang terjadi di
Indonesia atau bahkan di masyarakat dunia. Kedua, pancasila bisa menjadi cara
untuk menyelesaikan persoalan budaya, sosial, ekonomi, dan politik agar negara
kita semakin maju. Ketiga, warga negara Indonesia jadi memiliki acuan untuk
membangun dirinya berdasarkan apa yang menjadi
cita-cita bangsa. Keempat, pancasila sebagai pandangan hidup bisa mempersatukan
masyarakat yang memiliki latar belakang yang berbeda-beda. Pancasila harus
dijadikan sebagai pandangan hidup oleh seluruh warga negara Indonesia.

Pengertian Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa akan dibagi dalam


masing- masing butir Pancasila adalah sebagai berikut:

1) Ketuhanan yang Maha Esa

Sila pertama ini mengartikan bahwa kita sebagai warga negara Indonesia
mempercayai dan bertakwa pada Tuhan, yang disesuaikan dengan agama dan
kepercayaan yang dimiliki oleh masing-masing orang. Karena itu makna dari
sila ini juga berarti kita perlu saling menghormati antar umat beragama sehingga
tercipta kehidupan yang rukun.
2) Kemanusiaan yang adil dan beradab

Sila kedua ini kita sebagai warga negara diminta untuk memahami bahwa
setiap manusia memiliki derajat yang sama, sehingga kita harus saling
menyayangi satu sama lain. Kita juga harus saling menjaga dan membantu
sesama, membela kebenaran dan keadilan, dan bekerjasama untuk kedamaian
negara kita.
3) Persatuan Indonesia

Sila ketiga berarti kita harus menempatkan kesatuan, persatuan, dan


kepentingan negara dari kepentingan masing-masing. Kita harus mempunyai
kepribadian yang rela berkorban demi negara Indonesia, mencintai bangsa
Indonesia dan tanah air, serta bangga pada negara.
4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
dan perwakilan
Sila keempat ini mengajak kita untuk tidak memaksakan kehendaknya
pada

orang lain dan mengutamakan kepentingan negara dan orang lain. Terkadang kita
akan menemukan perbedaan pendapat dan cara pandang. Namun, kita harus
menyelesaikannya dengan cara bermusyawarah atau berdiskusi. Keadilan bagi
seluruh rakyat Indonesia.
Keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia Makna dari sila ini berarti
mengembangkan perbuatan luhur dengan cara kekeluargaan dan gotong royong,
selalu bersikap adil. Selain itu kita harus seimbang antara hak dan kewajiban
dengan juga menghormati hak-hak orang lain.

Menyadari bahwa untuk kelestarian dan kemampuan pancasila itu, perlu


diusahakan secara nyata dan terus menerus penghayatan dan pengalaman nilai-
nilai luhur yang terkandung didalamnya oleh setiap warga negara indonesia,
setiap penyelenggara Indonesia serta setiap lembaga kenegaraan dan lembaga
kemasyarakatan. Hal ini sesuai dengan Pancasila yang menunjukkan suatu
rangkaian urutan tiap-tiap sila mempunyai tempat sendiri didalam rangkaian
susunan kesatuan itu sehingga tidak dapat diganti.
Berdasar uraian di atas, manfaat dijadikannya pancasila sebagai pandangan
hidup bangsa antara lain:
1. Mengatasi berbagai konflik atau ketegangan sosial, artinya ideologi dapat
meminimalkan berbagai perbedaan yang ada dalam masyarakat dengan simbol-
simbol atau semboyan tertentu.
2. Menjadi sumber motivasi, artinya ideologi dapat memberi motivasi kepada
seseorang, kelompok orang atau masyarakat untuk mewujudkan cita-citanya,
gagasan dan ide- idenya dalam kehidupan nyata.
3. Menjadi sumber semangat dalam mendorong individu dan kelompok untuk
berusaha mewujudkan nilai-nilai yang terkadung di dalam ideologi itu sendiri
serta untuk menjawab dan menghadapi perkembangan global dan menjadi sumber
inspirasi bagi perjungan selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Kaelan. 2012. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi. Yogyakarta:


Paradigma.

Lasiyo. Reno, W., & Hastangka. 2020. Pendidikan Kewarganegaraan. Tangerang


Selatan: Universitas Terbuka.

Sutrisna Adhi, I Gede. dkk. 2016. Pendidikan Kewarganegaraan. Kementerian Riset,


Teknologi dan Pendidikan Tinggi Universitas Udayana. Denpasar: Swasta Nulus.

Anda mungkin juga menyukai