0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
12 tayangan12 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang asfiksia mekanik yang didefinisikan sebagai gangguan pertukaran udara pernafasan yang normal akibat obstruksi saluran pernafasan dan berhentinya sirkulasi darah. Dibahas pula beberapa etiologi asfiksia mekanik seperti gantung, strangulasi, cekik, pembekapan, dan tersedak beserta ciri khas masing-masing.
Dokumen tersebut membahas tentang asfiksia mekanik yang didefinisikan sebagai gangguan pertukaran udara pernafasan yang normal akibat obstruksi saluran pernafasan dan berhentinya sirkulasi darah. Dibahas pula beberapa etiologi asfiksia mekanik seperti gantung, strangulasi, cekik, pembekapan, dan tersedak beserta ciri khas masing-masing.
Dokumen tersebut membahas tentang asfiksia mekanik yang didefinisikan sebagai gangguan pertukaran udara pernafasan yang normal akibat obstruksi saluran pernafasan dan berhentinya sirkulasi darah. Dibahas pula beberapa etiologi asfiksia mekanik seperti gantung, strangulasi, cekik, pembekapan, dan tersedak beserta ciri khas masing-masing.
1510211079 Definisi Asfiksia • Keadaan dimana terjadi gangguan dalam pertukaran udara pernafasan yang normal. • Penyebab : obstruksi pada sal pernafasan dan terhentinya sirkulasi. • O2 dalam darah berkurang yang disertai dengan peningkatan kadar CO2. Aspek Hukum • Dalam penyidikan peristiwa tindak pidana, penyidik berwenang mengajukan permintaan keterangan ahli kepada ahli. • Seorang dokter sebagaimana pasal 179 KUHAP wajib memberikan keterangan yg sebaik- baiknya dan yg sebenarnya menurut pengetahuan di bidang keahliannya demi keadilan. Etiologi • Alamiah, misalnya penyakit yang menyumbat saluran pernafasan atau menimbulkan gangguan pergerakan • Trauma mekanik, misalnya trauma yang mengakibatkan emboli • Keracunan bahan, menimbulkan depresi pusat pernafasan, misalnya barbiturate, narkotika. • Fase dispneu : (4 mnt) tjd akibat rendahnya kadar O2 dan tingginya kadar CO2. Rangsang medulla oblongata ->tjd perubahan pada rr cepat, berat dan sukar, nadi cepat dan td meningkat Pernapasan terlihat cepat, berat, dan sukar. • Fase konvulsi : (2 mnt). Awalnya berupa kejang klonik lalu kejang tonik kemudian opistotonik. Kesadaran mulai hilang, pupil dilatasi, nadi lambat, dan td turun. • Fase apneu : (1mnt). adanya depresi pusat pernapasan (napas lemah), relaksasi otot sfingter. • Fase akhir : paralisis pusat pernapasan lengkap. Denyut jantung beberapa saat masih ada lalu napas terhenti kemudian mati. Fase Asfiksia • Fase dispneu / sianosis • Fase konvulsi • Fase apneu • Fae akhir / terminal / final Asfiksia Mekanik • Mati lemas, tjd bila udara pernafasan terhalang memasuki saluran pernafasan oleh berbagai kekerasan (bersifat mekanik) : • Penutupan lubang saluran pernafasan bagian atas: Pembekapan, Penyumbatan • Penekanan dinding saluran pernafasan: Penjeratan, Pencekikan, Gantung (hanging) Gantung (Hanging) • Suatu tekanan pada leher akibat adanya jeratan yang menjadi erat oleh berat badan korban • Etiologi : Asfiksia, Iskemia otak akibat gangguan sirkulasi , Vagal reflex, Kerusakan medulla oblongata atau medulla spinalis • Cara Kematian : Bunuh diri, Pembunuhan, Kecelakaan Strangulasi • tekanan pada leher akibat suatu jeratan dan bukan karena berat badan korban Hal-hal penting pd kasus jeratan : • Arah jerat mendatar / horisontal. • Lokasi jeratan lebih rendah daripada kasus penggantungan. • Jenis simpul penjerat. • Bahan penjerat misalnya tali, kaus kaki, dasi, serbet, serbet, dan lain-lain. • Pada kasus pembunuhan biasanya tidak ditemukan alat utk menjerat. Cekik (Manual Strangulasi) • suatu strangulasi berupa tekanan pada leher korban yang dilakukan dengan menggunakan tangan atau lengan bawah. Pencekikan dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu: • 1 tangan dan pelaku berdiri di depan korban. • 2 tangan dan pelaku berdiri di depan atau di belakang korban. • 1 lengan dan pelaku berdiri di depan atau di belakang korban. Apabila pelaku berdiri di belakang korban dan menarik korban ke arah pelaku maka ini disebut mugging Pembekapan (Smothering) • Suatu suffocation dimana lubang luar jalan napas yaitu hidung dan mulut tertutup secara mekanis oleh benda padat atau partikel- partikel kecil • Etiologi Kematian pada Pembekapan: Asfiksia, Edema paru, Hiperaerasi • Edema paru dan hiperaerasi terjadi pada kematian yang lambat dari pembekapan. Tersedak (Choking) • Suatu suffocation dimana ada benda padat yang masuk dan menyumbat lumen jalan udara • Hal-hal penting pada pemeriksaan otopsi kasus tersedak : • Mencari bahan penyebab dalam saluran pernapasan. • Menemukan tanda asfiksia. • Mencari tanda-tanda edema paru, hiperaerasi dan atelektasis pada kematian lambat. • Tersedak dapat terjadi sebagai komplikasi dari bronkopneumonia dan abses.