Anda di halaman 1dari 56

Dr.

Andreas Lala, SpF


Asfiksia
. :
Keadaan gangguan
pertukaran udara
pernapasan,
mengakibatkan
oksigen darah
berkurang {hipoksia}
+ peningkatan CO2
{hiperkapnea}
Etiologi
.: :
-Alamiah : spt
penyakit
--Trauma mekanik:
asfiksia mekanik
dengan emboli udara
vena, emboli lemak,
pneumotoraks
bilateral, sumbatan
sal. Napas, dll
--Keracunan
- Nama (istilah) tidak
ditemukan di KUHAP &
.
RIB dan skrg ditemukan
di UU ttg KDRT

- Istilah ditemukan pada


Staatsblad 350 tahun
1937

- Awalnya Kesepakatan
para dokter di Indonesia
pada Lokakarya VER di
Jakarta 1986
Asfiksia mekanik :
mati lemas
. yng terjadi bila
udara pernapasan terhalang
memasuki sal.napas karena
berbagai kekerasan
{ mekanik} :
-Sal. Napas bagian atas pd
pembekapan {smothering}
dan penyumbatan { gagging
dan choking}
-- Penekanan dinding
sal.napas : penjeratan
{strangulation}, pencekikan
{manual strangulation,
throtling}, kasus gantung
{ hanging
.
-Kasus penekanan
dinding dada dari
luar

-- Saluran napas
terisi air {tenggelam,
drowning}
4 Fase Gejala Asfiksia

1. Fase dispneu – fase sesak napas :


2. Fase konvulsi
3. Fase Apnea
4. Fase akhir
PEMERIKSAAN JENAZAH :
- Tanda Sianosis : ujung-ujung jari dan kuku
{ tangan dan atau kaki}, pada bibir
- Perbendungan baik sistemik maupun pulmoner
sbg tanda klasik kematian akibat “asfiksia”
- Lebam mayat merah kebiruan gelap, terbentuk
lebih cepat, distribusi lebih luas karena tingginya
fibrinolisin yang diakibatkan tingginya kadar CO2
dalam darah.
- Busa halus pada hidung dan mulut {bisa terjadi,
bisa juga tidak terjadi} akibat peningkatan RR
fase 1 membuat peningkatan sekresi selaput
lendir saluran napas bagian atas disertai
pecahnya kapiler, busa halus berwarna
kemerahan..
- Tanda perbendungan pada mata, pelebaran
pembuluh darah konjungtiva bulbi dan
palpebra yg terjadi pada fase 2 karena
peningkatan tekanan hidrostatik didalam
pembuluh darah dan hipoksia merusak sel
endotel kapiler pecah......bintik-bintik
perdarahan {Tardieu’s spot}

- Tardieu’s spot selain karena pecahnya


endotel kapiler juga bisa terjadi akibat
peningkatan permeabilitas kapiler karena
hipoksia
PEMERIKSAAN BEDAH JENAZAH :

- Darah berwarna lebih gelap dan lebih encer


- Busa halus dalam sal.napas
- Perbendungan sirkulasi seluruh organ dalam
tubuh yg ditandai :
* Organ dalam tubuh tambah membesar dan
lebih berat
* Organ dalam tubuh berwarna lebih gelap dan
pada pengikisan banyak mengeluarkan darah
- Ptekie pd mukosa usus halus, epikardium bagian
belakang jantung daerah aurikuloventrikular,
subpleura viseralis paru, kulit kepala bagian
dalam, mukosa epiglotis dan daerah sub-glotis
- Edema paru-paru, hipoksia menimbulkan
pembendungan organ paru, menjadi teraba
lebih kenyal sedikit teraba sponsnya, organ
paru menjadi lebih berat, terdapat Tardieu’s
spot pada batas antar baga

- Kelainan-kelainan lainnya , spt :


- - yang berhub. dengan kekerasan, berupa
fraktur laring disertai tanda resapan darah di
tempat fraktur, patahnya tulang lidah {os
hyoid} unilateral dengan tanda resapan darah
pada kasus trauma leher atau cekikan..
PEMBEKAPAN {SMOTHERING}
Penutupan lubang hidung dan lubang mulut
yang menghambat masuknya udara
napas ke paru-paru yang mengakibatkan
mati lemas

Cara kematian :
- Suicide { bunuh diri}
- Kecelakaan {accidental smothering}
- Pembunuhan {homicidal smothering}
TANDA KEKERASAN SMOTHERING
- Tergantung jenis benda yang dipakai :
- Bila benda yg digunakan sangat
lunak, bisa tidak begitu ditemukan
tanda kekerasan perlukaan yang jelas
dilihat (makroskopik), perlukaan pada
daerah hidung dan mulut, untuk itu bisa
dilakukan pemeriksaan penunjang
dengan mengambil sampel jaringan
daerah hidung dan mulut yang dicurigai
untuk pemeriksaan histopatologik
Ada atau tidak adanya tanda kekerasan
yang menunjukkan perlawanan dari
korban :
- Kuku jari korban, kerokan kuku jari bisa
berasal dari tubuh korban sendiri yang
berusaha membebaskan diri dari bekapan,
bisa pula berasal tubuh pelaku yg dicakar
korban.
- Luka memar atau luka lecet pada
bagian/permukaan dalam bibir akibat bibir
terdorong, menekan gigi, gusi dan lidah
GAGGING DAN CHOCKING

Keadaan terjadi sumbatan jalan napas


oleh benda asing, yang mengakibatkan
hambatan udara untuk masuk ke paru-
paru.
n.
Gagging ......daerah oro faring
Chocking.....daerah lebih dalam pada
laringofaring.

Mekanisme kematian : Asfiksia dan


Refleks Vagal
CARA KEMATIAN

1. Bunuh Diri : jarang terjadi karena


sangat sulit memasukkan benda asing
ke dalam mulut sendiri karena ada
refleks batuk atau muntah, kecuali
penderita sakit mental atau tahanan.
2. Pembunuhan : korban bayi, orang
dengan fisik lemah atau tak berdaya
3. Kecelakaan : bolus death bila tertawa
atau menangis saat makan, tersedak
atau reflux makanan dari lambung
masuk ke dalam saluran paru
.
PEMERIKSAAN JENAZAH:

- Tanda-tanda Asfiksia
- Dalam rongga mulut ( orofaring atau
laringofaring) ditemukan benda yng
menyumbat spt saputangan, kertas
koran, gigi palsu atau benda lainnya
.
PENCEKIKAN
(MANUALSTRANGULATION)

- Penekanan leher dengan tangan, yang


menyebabkan dinding saluran napas
bagian atas tertekan dan terjadi
penyempitan saluran nafas sehingga
udara pernafasan tidak dapat lewat.

- Mekanisme kematian :
- Asfiksia
- Refleks vagal
PEMERIKSAAN JENAZAH KASUS
PENCEKIKAN

- Tanda Bendungan daerah muka dan


kepala
- Tanda kekerasan pada leher,
tergantung cara mencekik, luka lecet
kecil, dangkal, berbentuk bulan sabit
akibat penekanan kuku jari, luka
memar bekas tekanan jari
- Luka memar atau perdarahan otot
dalam leher
- Fraktur tulang lidah (os hyoid)
unilateral dan kornu superior rawan
gondok unilateral sesuai tenaga cekik.
Patah tulang lidah biasanya bisa jadi
satu-satunya bukti yg ditemukan pada
pemeriksaan kasus gali kubur.

- Pada mekanisme kematian refleks


vagal dibuat per-eksklusionam, tidak
ada tanda perbendungan,
ptekiae,edema pulmoner dan
perdarahan otot2 dalam leher.
Penjeratan adlh penekanan benda asing
yang melingkari atau mengikat leher
secara kuat atau makin lama makin kuat
sehingga saluran napas tertutup.

Benda asing :
Tali, ikat pinggang, stagen, kawat, kabel,
kaos kaki
Dan sebagainya
Penjeratan cara kematiannya :

1. Bunuh diri (self strangulation), jarang


dan bisa menyulitkan diagnosis,
pengikatan dilakukan sendiri dengan
simpul hidup atau bahkan hanya
dililitkan saja dengan jumlah lilitan di
leher bisa lebih dari satu
2. Pembunuhan, pengikatan biasanya
dengan simpul mati dan sering terlihat
bekas luka pada leher selain
disebabkan tali yg melilit, bisa juga luka
defense (luka perlawanan) karena
korban berusaha membebaskan lilitan
di lehernya berupa luka lecet berbentuk
bulan sabit atau luka lecet lainnya
3. Kecelakaan, ketika sedang bekerja
dengan selendang, dengan tali yang
masuk ke dalam mesin, dan sebagainya

- Bila benda penyebab jerat masih


ditemukan melingkari leher, perlu
teknik khusus untuk melepaskannya
dari leher, karena merupakan barang
bukti, caranya :
- Periksa dulu jenis simpul pada lilitan
di leher, apakah simpul hidup atau mati
- Simpul hidup : jenis simpul yang
lingkar jerat pada leher atau benda
tertentu dapat diperbesar atau
diperkecil
- Simpul mati : jenis simpul yang
lingkar jerat tidak dapat diubah
- Simpul harus diamankan dengan
melakukan pengikatan benang agar
tidak dapat berubah pada waktu
melepaskan jerat, “disegel” utk
otentikasi barang bukti
- Tali jerat yang melilit leher
diupayakan saat dilepaskan tidak
mengubah ukuran keliling tali jerat
setiap lilitannya bilamana lebih dari
satu lilitan pada leher, juga
menggunakan dua buah benang
pembantu di-ikat mati di seberang dari
titik simpul yang kemudian dipotong di
tengah kedua ikatan benang pembantu
tsb. “disegel” di tempat ikatan benang
pembantu tsb.
- Cara penyegelan : di tetesi lilin cair
dan distempel instansi pemeriksa pada
lilin tsb.
- Cara melepaskan tali lilitan jerat
pada leher atau pada benda pancang
tali lainnya sedemikian rupa supaya
dapat direkonstruksikan kembali di
kemudian hari.
- Jejas jerat : mendatar, melingkar leher
dan terdapat lebih rendah daripada
jejas jerat kasus gantung.
- Bentuk jejas jerat pada leher tergantung
jenis benda yg dipakai :
- benda jerat yang keras dan padat,
seperti tali kawat, kabel, tali plastik, dll
bisa memberikan gambaran luka lecet,
biasanya luka lecet tekan, yang
lebarnya luka hampir sebanding
dengan diameter benda yg digunakan.
Pada pemeriksaan bedah jenazah akan
didapatkan resapan darah dibawah luka
tersebut.
- benda jerat yang keras, pada
pinggiran luka, biasanya ditemukan
vesikel-vesikel (gelembung) kecil yg
bisa dilihat dengan LUP (kaca
pembesar), sebagai penanda proses
intravital saat jerat tsb.terjadi.
- Benda jerat yang bentuknya lunak dan
lebar seperti kain selendang sutra atau
handuk, dll jejas jerat mungkin tidak
ditemukan, dan otot2 leher mungkin
tidak ditemukan sedikit perdarahan.
- Baik pada daerah kulit dimana lilitan
jerat yang jenisnya padat keras atau
lunak halus, keduanya diupayakan
diambil sampel jaringan termasuk otot
dibawahnya untuk pemeriksaan
histopatologik. Secara makroskopik
( mata telanjang) tidak terlihat tanda
perdarahan karena benda jerat lunak
dan halus, masih mungkin ditemukan
tanda sel radang pada pemeriksaan
mikroskopik...
HANGING (GANTUNG)
• Hampir sama dengan penjeratan,
perbedaan asal tenaga yang dibutuhkan
untuk memperkecil lingkaran jerat.

• Pada penjeratan, tenaga asal dari luar.


• Pada kasus gantung, tenaga asal dari
berat badan korban sendiri, meskipun tidak
perlu seluruh berat badan yg digunakan
• Mekanisme kematian Kasus Gantung :

•1. Kerusakan batang otak dan medulla


spinallis, biasanya akibat dislokasi atau
fraktur vertebra ruas leher (judicial
hanging)
•2. Asfiksia
•3. Iskemia Otak
•4. Refleks Vagal
• CARA kematian Kasus Gantung :

•1. Bunuh Diri (Gantung Diri)


•2. Pembunuhan seolah-olah bunuh diri
•3. Kecelakaan
• Kasus gantung diri :
1. Complete hanging, kedua kaki tidak
menyentuh lantai.
2. Duduk berlutut
3. Berbaring

. Jenis Gantung diri :


a. Typical hanging : titik gantung diatas
oksiput dan tekanan pada arteri karotis
paling besar
b. Atypical hanging : titik gantung
disamping, sehingga leher dalam posisi
miring (fleksi lateral), hambatan pada
arteri karotis dan arteri vertebralis.

c. Kasus letak titik gantung di depan atau


dagu

Letak titik gantung berkaitan letak titik


simpul
PEMERIKSAAN JENAZAH KASUS
GANTUNG
- Tergantung apakah arteri pada leher
tertutup atau tidak. Jerat kecil dan keras
mengakibatkan total arteri terhambat,
maka daerah muka tampak pucat dan
tidak ditemukan ptekie pd kulit atau
konjungtiva

- Jerat lunak dan lebar, yg tertutup hanya


saluran napas dan aliran vena dari
kepala ke leher, tampak perbendungan
daerah wajah., dan ptekie.
• Patah tulang lidah mungkin bisa terjadi
tapi tidak selalu
- Lidah terjulur atau tidak terjulur bukan
menunjukkan cara kematian gantung diri.
Lidah terjulur bila mana pangkal lidah
terkena tekanan jerat.
\- Proses jerat yg menimbulkan bendungan
pada daerah kepala, dapat mengakibatkan
relaksasi sfingkter daerah genital,
sehingga keluar cairan mani, tapi bukan
berhub.cara kematian gantung diri atau
bukan..
• Kasus gantung yg relatif lama, lebam
mayat pada tempat terendah tubuh, bisa
pada ujung kaki, atau tangan atau genitalia
eksterna

- Pada wanita, labium mayor dan minor


membesar dan berlebam mayat
- Pada laki-laki terjadi pd skrotum, dapat
tampak seolah mengalami ereksi akibat
terkumpulnya darah.
TENGGELAM (DROWNING)

• Kematian mati lemas disebabkan masuknya


cairan ke dalam saluran napas.

• Istilah-istilah Drowning :
1. Wet drowning, pada keadaan ini cairan
masuk ke dalam saluran pernapasan setelah
korban tenggelam.
2. Dry drowning, cairan tidak masuk ke
dalam saluran pernapasan, tapi terjadi
spasme laring.
TENGGELAM (DROWNING)

3. Secondary drowning,terjadi gejala


setelah beberapa hari korban tenggelam dan
diangkat dari dalam air dan korban
meninggal akibat komplikasi.

4. Immersion syndrome, korban tiba-tiba


meninggal setelah tenggelam dalam air
dingin akibat refleks vagal. Alkohol dan
makan banyak merupakan faktor pencetus
• Tenggelam di Air Tawar :

- konsentrasi elektrolit air tawar < darah


- air tawar akan diabsorpsi masuk ke dlm
darah, Hemodilusi darah, sekitar alveoli
paru, dan akhirnya hemolisis
- < ion Kalium dalam darah, gangguan
keseimbangan ion Kalium dan ion
Calcium dalam serabut otot jantung,
fibrilisasi ventrikel, penurunan tekanan
darah, kematian karena anoksia
otak..kurang lebih 5 menit.
• Tenggelam di Air Asin:

- konsentrasi elektrolit air asin > darah


- air sirkulasi pulmonal akan diabsorpsi
masuk ke dlm jaromgan intersitisial paru,
terjadi edema paru
- Hemokonsentrasi dalam darah,
hipovolemi
- Kadar magnesium darah >>
- Terjadi payah jantung, kematian kira-kira
8-9 menit setelah tenggelam
• Mekanisme kematian tenggelam:

- Asfiksia akibat spasme laring


- Asfiksia karena gagging dan choking
- Refleks Vagal
- Fibrilisasi Ventrikel (air tawar)
- Edema pulmoner (air asin)
• PEMERIKSAAN LUAR JENAZAH KASUS
TENGGELAM:

- Mayat dalam keadaan basah, mungkin


berlumuran pasir dan benda-benda asing
dalam air, kalau seluruh tubuh terbenam
dalam air.
- Hati-hati bila mana tidak ada tanda
terbenam air, ditanyakan kembali TKP nya di
dalam kamar mandi atau di pinggir sungai
atau di dalam TKP ada tumpahan air, banjir
wastafel, pada kasus pembunuhan
kepalanya saja yg dibenamkan, atau
dimasukkan air
• PEMERIKSAAN LUAR JENAZAH KASUS
TENGGELAM:
- Busa halus pada hidung dan mulut,
kadang-kadang berdarah.
- Mata setengah terbuka atau tertutup,
jarang terdapat perdarahan atau
perbendungan
- Kutis anserina, akibat kontraksi otot
erektor pili kulit karena rangsangan dingin
air.
- Waser woman’s hand, telapak tangan dan
kaki berwarna pucat keputihan dan
berkeriput karena imbibisi cairan ke dalam
kulit
• PEMERIKSAAN LUAR JENAZAH KASUS
TENGGELAM:
- Washer woman’s hand, bila seluruh badan
terendam dalam air, tapi kasus pembunuhan
yg hanya membenamkan kepala dalam air
tidak ditemukan kondisi tsb.
- Cadaveric spasme, tanda intravital
sewaktu korban menyelamatkan diri dengan
memegang benda-benda yg bisa dijangkau
saat kejadian
- Luka-luka yg bisa ditemukan akibat
gesekan pada benda-benda dalam air, luka
yg terjadi bisa antemortem (sebelum
meninggal) atau postmortem

-
• PEMERIKSAAN BEDAH JENAZAH dan
PEMERIKSAAN PENUNJANG KASUS
TENGGELAM:

PEMERIKSAAN DIATOMAE
Diatom adalah :
Alga (ganggang) atau benda hidup dalam
air, bersel satu dengan dinding yang bisa
tahan panas dan asam kuat, dan bisa
dijumpai di air tawar, air laut, air sungai , air
kolam.
PEMERIKSAAN DIATOMAE
- Sampel : terutama jaringan paru
- Mengingat lamanya intravital korban
kasus tenggelam, Diatomae yg masuk paru
bisa masuk ke dalam darah dan sempat
beredar di sirkulasi darah masuk ke dalam
organ dalam tubuh, dilaporkan ditemukan di
jaringan ginjal, otot skelet atau bahkan
sumsum tulang.
- Metoda pemeriksaan :
- Mikroskopik
- Destruksi asam + mikroskopik
Positif bila ditemukan cukup banyak 4-5LPB
Adalah setiap cedera, luka atau penyakit
yang mengakibatkan rangkaian gangguan
fisiologis tubuh yg berakhir dengan
kematian
Misalkan :
Luka tembak di kepala, luka tusuk di dada,
penyakit aterosklerotik koroner, ataupun
tbc paru
MEKANISME KEMATIAN
adalah suatu keadaan fisio-patologis yg
tidak cocok (kompatibel) dengan
kehidupan, yg disebabkan oleh sebab
kematian.
Misalkan : perdarahan, septikemia,
asfiksia, fibrilasi jantung atau aritmia
jantung.
Cara
Kematian?
Cara kematian :
Menjelaskan bagaimana
kematian itu terjadi,
• Apakah oleh sebab yg
alamiah (natural death=mati
wajar), misalkan disebabkan
oleh penyakit.
• Sebab yang tidak alamiah ?
(unnatural death) baik berupa
kesengajaan (pembunuhan
atau bunuh diri maupun
kecelakaan)
• Mekanisme, sebab dan cara
kematian pada jenazah
yang telah membusuk lanjut
kadang-kadang tidak dapat
dipastikan/ditentukan

Anda mungkin juga menyukai