KONJUNGTIVITIS
BAKTERIAL
Universitas Pembangunan Naional VJ – RS SAID SUKANTO
• Nama : Tn. M
• Usia : 42 tahun
• Jenis Kelamin : Laki-Laki
• Tempat tanggal lahir : Jakarta, 13 Mei 1978
• Pendidikan : SMA
• Pekerjaan : PNS
• Alamat: : Jl. Datok tonggara 05/011 Jakarta Timur
• Agama : Islam
• Suku Bangsa : Jawa, Indonesia
• Status : Kawin
• Tanggal Pemeriksaan : 4 September 2020
Anamnesis
Keluhan Tambahan
Keluhan Utama Mata kiri lengket-lengket saat
Mata kiri merah. bangun bangun tidur pada
pagi hari, terasa ada yang
mengganjal di mata kiri
Riwayat Penyakit Sekarang
Os datang ke poli mata RS POLRI dengan keluhan mata kiri merah sejak 1
hari sebelum masuk RS. Awalnya mata kiri pasien hanya bengkak pada pagi
hari dan susah dibuka karena terasa lengket, banyak kotoran (belek)
berwarna kuning saat bangun saat bangun tidur. Menjelang sore mata kiri
mulai merah tidak diikuti mata kanan.
Konjungtivitis viral :
Menurut teori konjungtivitis viral memberikan gejala adanya demam, faringitis, sekret
berair dan sedikit, folikel kungingtiva mengenai satu atau kedua mata, terutama terjadi
pada anak-anak. Hiperemi konjungtiva, sekret serous, fotofobia, kelopak mata bengkak
dengan pseudomembran.
Konjungtivitis alergika :
Menurut teori konjungtivitis alergika memberikan gejala adanya reaksi alergi, peradangan
(merah, sakit, bengkak, panas), gatal, silau berulang, bermusiman, adanya riwayat alergi
sebelumnya.
Pemeriksaan Fisik
• Keadaan umum : Baik
• Kesadaran : Compos mentis
• Tanda-tanda vital :
Tekanan Darah :120/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36,5˚C
Pernafasan : 20 x/menit
Status Oftalmologis
OD OS
Visus 6/6 6/6
Pemeriksaan TIO Tidak Dilakukan Tidak Dilakukan
Ortoforia
Kedudukan Bola Mata
Gerakan Bola Mata
Baik ke segala arah Baik ke segala arah
Iris Cokelat ; kripte (+) ; sinekia (-) Cokelat ; kripte (+) ; sinekia (-)
Pupil Bulat ; diameter 3mm ; Bulat ; diameter 3mm ; RL (+) ; RCTL (+)
RL (+) ; RCTL (+)
OD OS
DIAGNOSIS BANDING
– Konjungtivitis bakterial :
Dipertahankan karena konjungtivitis bakterial memberikan gejala adanya
sekret mukopurulen dan purulen, hiperemis, papil dan kornea jernih,
kemosis konjungtiva, edema kelopak mata, unilateral/bilateral, mudah
menular pada satu mata ke mata sebelahnya.
– Konjungtivitis viral :
Disingkirkan karena konjungtivitis viral memberikan gejala adanya demam,
faringitis, sekret berair dan sedikit, folikel kungingtiva mengenai satu atau
kedua mata, terutama terjadi pada anak-anak. Hiperemi konjungtiva, sekret
serous, fotofobia, kelopak mata bengkak dengan pseudomembran.
– Konjungtivitis alergika :
Disingkirkan karena konjungtivitis alergika memberikan gejala adanya reaksi
alergi, peradangan (merah, sakit, bengkak, panas), gatal, silau berulang,
bermusiman, adanya riwayat alergi sebelumnya.
SARAN PEMERIKSAAN
Dilakukan pemeriksaan:
• mikrobiologi seperti kultur kerokan konjungtiva,
• analisis secret,
• uji serologi,
• Hitung Jenis (differential)
Resume
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Tanda-tanda
Tekanan darah Nadi 80 Pernafasan 20
vital dalam batas
120/80 mmHg
Suhu 36,8˚C
normal: x/menit x/menit).
Status Oftalmologis
6/6 6/6
Visus
Tenang Edema
Palpebra
Diagnosis Kerja
Konjungtivitis Bakterialis Akut OS
Tatalaksana
• LFX Cendo ED 4 dd gtt 1-1 OS
Medikamentosa • Cendo Lyteers ED ODS (setiap jam)
Definisi
– Konjungtivitis merupakan peradangan pada konjungtiva
(lapisan luar mata dan lapisan dalam kelopak mata)
yang disebabkan oleh mikro-organisme (virus, bakteri,
jamur, chlamidia), alergi, iritasi bahan-bahan kimia.
Etiologi
– Konjungtiva bisa mengalami peradangan akibat:
• Infeksi oleh virus atau bakteri
• Reaksi alergi terhadap debu, panas, serbuk sari, dan bulu
binatang.
Konjungtivitis
Gambaran Klinik Konjungtivitis
• Subjektif
– Seperti ada benda asing, berpasir, pedih, panas, gatal, kadang kabur, lengket waktu
pagi.
• Objektif
– Injeksi Konjungtiva
– Folikel
– Papil Raksasa (Cobble-Stone)
• Cobble-stone berbentuk polygonal tersusun berdekatan dengan permukaan datar. Pada coble-
stone pembuluh darah berasal dari bawah sentral.
– Flikten
• Tonjolan berupa sebukan sel-sel radang kronik di bawah epitel konjungtiva atau kornea, berupa
suatu mikro-abses, dimana permukaan epitel mengalami nekrosis.
– Membran
• Massa putih padat yang menutupi sebagian kecil, sebagian besar, atau seluruh konjungtiva. Paling
sering menutupi konjungtiva tarsal.
Konjungtivitis
Tanda Konjuntivitis Keratitis/Iritis Glaukoma akut
Pada kerokan dan Monosit Bakteri, PMN PMN, sel plasma, Eosinofil
eksudat yang badan inklusi
dipulas
Konjungtivitis Virus
• Konjungtivitis Folikuler Akut
• Keratokonjungtivitis Epidemika
• Konjungtivitis Herpes Simpleks
• Konjungtivitis Hemoragika Akut
Konjungtivitis
Konjungtivitis Folikuler Akut
• Tanda dan gejala
– Demam Faringokonjungtival ditandai oleh demam 38,3-40 ⁰C, sakit
tenggorokan, dan konjungtivitis folikuler pada satu atau dua mata.
– Mata merah dan berair mata sering terjadi, dan kadang-kadang sedikit
kekeruhan daerah subepitel. Yang khas adalah limfadenopati preaurikuler
(tidak nyeri tekan).
• Diagnosis
– Diagnosis klinis adalah hal mudah dan jelas lebih praktis.
– Kerokan konjungtiva terutama mengandung sel mononuclear, dan tak ada
bakteri yang tumbuh pada biakan
Konjungtivitis
• Terapi
– Non Farmakologi
• Kompres air hangat dapat dilakukan untuk mengurangi peradangan pada
pasien
– Farmakologi
• Tidak ada pengobatan spesifik. Konjungtivitisnya sembuh sendiri,
umumnya dalam sekitar 10 hari.
• Antibiotik Topikal dapat diberikan untuk mencegah infeksi sekunder dari
konjungtivitis
• Pengobatan Simptomatik juga dapat dilakukan pada pasien apabila
keluhan mengganggu aktivitas
Konjungtivitis
Keratokonjungtivitis Epidemika
• Tanda dan gejala
– Keratokonjungtivitis epidemika umumnya bilateral. Awalnya sering pada satu mata saja,
dan biasanya mata pertama lebih parah. Pada awalnya pasien merasa ada infeksi
dengan nyeri sedang dan mata berair.
– diikuti dalam 5-14 hari oleh fotofobia, keratitis epitel, dan kekeruhan subepitel bulat.
Sensai kornea normal.
– Edema palpebra, kemosis, dan hyperemia konjungtiva menandai fase akut. Folikel dan
perdarahan konjungtiva sering muncul dalam 48 jam.
– Nodus preaurikuler yang nyeri tekan adalah khas.
– Dapat membentuk pseudomembran dan mungkin diikuti parut datar atau
pembentukan symblepharon jika terjadi infeksi sekunder.
– Konjungtivitis berlangsung paling lama 3-4 minggu. Kekeruhan subepitel terutama
terdapat di pusat kornea, bukan di tepian, dan menetap berbulan-bulan namun
menyembuh tanpa meninggalkan parut. Keratokonjungtiva epidemika pada orang
dewasa terbatas pada bagian luar mata.
Konjungtivitis
• Diagnosis
– Keratokonjungtiva epidemika disebabkan oleh adenovirus tipe 8, 19, 29,
dan 37 (subgroub D dari adenovirus manusia).
– Kerokan konjungtiva menampakkan reaksi radang mononuclear primer;
bila terbentuk pseudomembran, juga terdapat banyak neutrofil.
• Terapi
– Non Farmakologi
• Sekarang ini belum ada terapi spesifik, namun kompres dingin akan mengurangi
beberapa gejala.
– Farmakologi
• Kortikosteroid selama konjungtivitis akut dapat memperpanjang keterlibatan
kornea sehingga harus dihindari.
• Agen antibakteri harus diberikan jika terjadi superinfeksi bacterial.
Konjungtivitis
Konjungtivitis Herpes Simpleks
• Tanda dan gejala
– Konjungtivitis virus herpes simplex ditandai pelebaran
pembuluh darah unilateral, iritasi, sekret mata mukoid, sakit,
dan fotofobia ringan.
– Pada kornea tampak lesi-lesi epithelial tersendiri yang
umumnya menyatu membentuk satu ulkus atau ulkus-ulkus
epithelial yang bercabang banyak (dendritik).
– Konjungtivitisnya folikuler. Vesikel herpes kadang-kadang
muncul di palpebra dan tepian palpebra, disertai edema hebat
pada palpebra. Khas terdapat sebuah nodus preaurikuler yang
terasa nyeri jika ditekan.
Konjungtivitis
• Diagnosis
– Tidak ditemukan bakteri di dalam kerokan atau dalam biakan.
Jika konjungtivitisnya folikuler, reaksi radangnya terutama
mononuclear,
– Namun jika terdapat pseudomembran, akibat reaksi terutama
sel polimorfonuklear akibat kemotaksis dari tempat nekrosis.
Inklusi intranuklear tampak dalam sel konjungtiva dan kornea,
jika dipakai fiksasi Bouin dan pulasan Papanicolaou, tetapi
tidak terlihat dengan pulasan Giemsa.
– Ditemukannya sel – sel epithelial raksasa multinuclear
mempunyai nilai diagnostik.
Konjungtivitis
• Terapi
– Non Farmakologi
• Kompres Air hangat untuk mengurangi peradangan
– Farmakologi
• Jika konjungtivitis terdapat pada anak di atas 1 tahun atau pada orang
dewasa, umunya sembuh sendiri dan mungkin tidak perlu terapi. Namun,
antivirus local maupun sistemik harus diberikan untuk mencegah
terkenanya kornea. Obat yang biasa digunakan adalah Acyclovir
• Keratitis herpes dapat pula diobati dengan salep acyclovir 3% lima kali
sehari selama 10 hari atau dengan acyclovir oral, 400 mg lima kali sehari
selama 7 hari.
• Pada Ulkus Kornea akibat Herpes Simpleks, Antivirus topical sendiri harus
diberikan 7 – 10 hari: trifluridine setiap 2 jam sewaktu bangun atau salep
vida rabine lima kali sehari, atau idoxuridine 0,1 %, 1 tetes setiap jam
sewaktu bangun dan 1 tetes setiap 2 jam di waktu malam.
• Penggunaan kortikosteroid dikontraindikasikan, karena makin
memperburuk infeksi herpes simplex
Konjungtivitis
Konjungtivitis Hemoragika Akut
– Konjungtivitis ini disebabkan oleh coxackie virus A24. Masa inkubasi virus ini
pendek (8-48 jam) dan berlangsung singkat (5-7 hari)
• Tanda dan Gejala
– Mata terasa sakit, fotofobia, sensasi benda asing, banyak mengeluarkan air mata,
merah, edema palpebra, dan hemoragi subkonjungtival.
– Kadang-kadang terjadi kemosis. Hemoragi subkonjungtiva umumnya difus,
namun dapat berupa bintik-bintik pada awalnya, dimulai di konjungtiva bulbi
superior dan menyebar ke bawah.
– Kebanyakan pasien mengalami limfadenopati preaurikuler, folikel konjungtiva,
dan keratitis epithelial. dilaporkan, demam, malaise, mialgia, umum pada 25%
kasus.
– Virus ini ditularkan melalui kontak erat dari orang ke orang dan oleh fomite
seperti sprei, alat-alat optic yang terkontaminasi, dan air. Penyembuhan terjadi
dalam 5-7 hari.
Berdasarkan teori Berdasarkan kasus
Gejala 1. Mata merah 1. Mata merah
2. Mata bengkak 2. Mata bengkak
3. Kotoran mata berwarna kuning dan kental 3. Mata lengket karena ada cairan
4. Merasa seperti ada benda asing kental yang mengering
5. Penglihatan normal terutama saat bangun tidur
6. Tidak gatal 4. Merasa seperti ada benda asing
7. Berair
Terapi Konservatif
Medikementosa
Sebelum pemeriksaan mikrobiologi, berikan
antibiotik tunggal spektrum luas seperti - LFX Cendo ED 4 dd gtt 1-1 OS
neosporin,gentamisin,kloramfenicol,dsb. Jika
pemeriksaan mikrobiologi telah dilakukan, -
Cendo Lyteers ED ODS (setiap
antibiotik di dilakukan, antibiotik disesuaikan. jam)
THANKYOU…