Anda di halaman 1dari 38

Pembimbing

dr. Henry A. W, Sp.M (K)


dr. Susan Sri A. P, Sp.M
dr. Hermansyah, Sp.M
dr. Mustafa K. Shahab, Sp.M

KONJUNGTIVITIS
BAKTERIAL
Universitas Pembangunan Naional VJ – RS SAID SUKANTO

GALIH OKTA SATRIA 1810221116


Identitas Pasien

• Nama : Tn. M
• Usia : 42 tahun
• Jenis Kelamin : Laki-Laki
• Tempat tanggal lahir : Jakarta, 13 Mei 1978
• Pendidikan : SMA
• Pekerjaan : PNS
• Alamat: : Jl. Datok tonggara 05/011 Jakarta Timur
• Agama : Islam
• Suku Bangsa : Jawa, Indonesia
• Status : Kawin
• Tanggal Pemeriksaan : 4 September 2020
Anamnesis

Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 4 september 2020

Keluhan Tambahan
Keluhan Utama Mata kiri lengket-lengket saat
Mata kiri merah.  bangun  bangun tidur pada
pagi hari, terasa ada yang
mengganjal di mata kiri
Riwayat Penyakit Sekarang

Os datang ke poli mata RS POLRI dengan keluhan mata kiri merah sejak 1
hari sebelum masuk RS. Awalnya mata kiri pasien hanya bengkak pada pagi
hari dan susah dibuka karena terasa lengket, banyak kotoran (belek)
berwarna kuning saat bangun saat bangun tidur. Menjelang sore mata kiri
mulai merah tidak diikuti mata kanan.

Pasien juga merasakan merasakan ada sesuatu yang mengganjal di mata


kirinya. Pasien menyangkal adanya gangguan penglihatan, rasa silau, berair
terus menerus, gatal dan perih pada mata kiri. Demam dan sakit tenggorokan
disangkal. Riwayat trauma, terkena serangga, dan bahan kimia disangkal.
Riwayat Penyakit Riwayat Penyakit
Dahulu Keluarga

• Riwayat keluhan serupa sebelumnya • Riwayat keluarga dengan keluhan yang


disangkal sama disangkal
• Riwayat adanya gangguan penglihatan • Riwayat penyakit diabetes mellitus
sebelumnya disangkal disangkal
• Riwayat menggunakan kacamata • Riwayat darah tinggi disangkal
disangkal
• Riwayat pembedahan pada mata
sebelumnya disangkal
• Riwayat penggunaan obat dalam jangka
panjangdisangkalRiwayat penyakit
diabetes mellitus disangkal
• Riwayat mengalami benturan atau trauma
benda asing disangkal
• Riwayat alergi obat disangkal
• Riwayat darah tinggi disangkal
DIAGNOSA BANDING
Konjungtivitis bakterial :
Menurut teori konjungtivitis bakterial memberikan gejala adanya, sekret mukopurulen
dan purulen, hiperemis, papil dan kornea jernih, kemosis konjungtiva, edema kelopak
mata, unilateral/bilateral, mudah menular pada satu mata ke mata sebelahnya melalui
tangan.

Konjungtivitis viral :
Menurut teori konjungtivitis viral memberikan gejala adanya demam, faringitis, sekret
berair dan sedikit, folikel kungingtiva mengenai satu atau kedua mata, terutama terjadi
pada anak-anak. Hiperemi konjungtiva, sekret serous, fotofobia, kelopak mata bengkak
dengan pseudomembran.

Konjungtivitis alergika :
Menurut teori konjungtivitis alergika memberikan gejala adanya reaksi alergi, peradangan
(merah, sakit, bengkak, panas), gatal, silau berulang, bermusiman, adanya riwayat alergi
sebelumnya.
Pemeriksaan Fisik
• Keadaan umum : Baik
• Kesadaran : Compos mentis
• Tanda-tanda vital :
Tekanan Darah :120/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36,5˚C
Pernafasan : 20 x/menit
Status Oftalmologis

  OD OS
Visus 6/6 6/6
Pemeriksaan TIO Tidak Dilakukan Tidak Dilakukan

Ortoforia
Kedudukan Bola Mata
 
Gerakan Bola Mata
   
   
   
Baik ke segala arah Baik ke segala arah

Lapang Pandang Dalam Batas Normal Dalam Batas Normal


Supra Silia Dalam Batas Normal Dalam Batas Normal
Palpebra Superior Tenang Edema
Palpebra Inferior Tenang Edema
Konjungtiva tarsal superior Tenang Hiperemis, sekret (+)
Status Oftalmologis
Konjungtiva tarsal inferior Tenang Hiperemis, sekret (+)

Konjungtiva bulbi Tenang Injeksi Konjungtiva

Kornea Jernih ; infiltrat (-) Jernih ; infiltrat (-)

Bilik mata depan/ COA Kedalaman sedang ; Kedalaman sedang ; jernih


Jernih

Iris Cokelat ; kripte (+) ; sinekia (-) Cokelat ; kripte (+) ; sinekia (-)

Pupil Bulat ; diameter 3mm ; Bulat ; diameter 3mm ; RL (+) ; RCTL (+)
RL (+) ; RCTL (+)

Lensa jernih Jernih


lensa ; shadow test (-) lensa ; shadow test (-)

TIO perpalpasi Dalam batas normal Dalam batas normal

Funduskopi Tidak dilakukan Tidak dilakukan


Pemeriksaan Fisik

OD OS
DIAGNOSIS BANDING
– Konjungtivitis bakterial :
Dipertahankan karena konjungtivitis bakterial memberikan gejala adanya
sekret mukopurulen dan purulen, hiperemis, papil dan kornea jernih,
kemosis konjungtiva, edema kelopak mata, unilateral/bilateral, mudah
menular pada satu mata ke mata sebelahnya.
– Konjungtivitis viral :
Disingkirkan karena konjungtivitis viral memberikan gejala adanya demam,
faringitis, sekret berair dan sedikit, folikel kungingtiva mengenai satu atau
kedua mata, terutama terjadi pada anak-anak. Hiperemi konjungtiva, sekret
serous, fotofobia, kelopak mata bengkak dengan pseudomembran.
– Konjungtivitis alergika :
Disingkirkan karena konjungtivitis alergika memberikan gejala adanya reaksi
alergi, peradangan (merah, sakit, bengkak, panas), gatal, silau berulang,
bermusiman, adanya riwayat alergi sebelumnya.
SARAN PEMERIKSAAN

Dilakukan pemeriksaan:
• mikrobiologi seperti kultur kerokan konjungtiva,
• analisis secret,
• uji serologi,
• Hitung Jenis (differential)
Resume

Tn. M, 42 tahun datang ke poliAnamnesis


mata RS POLRI dengan keluhan utama
mata kiri merah sejak 1 hari sebelum masuk RS. Keluhan lainnya antara
lain mata kiri bengkak, mata kiri terdapat kotoran terutama pada pagi
hari saat bangun tidur, dan terasa ada benda asing pada mata kiri. Os
menyangkal adanya gangguan penglihatan, rasa silau, berair terus
menerus, gatal dan perih pada mata kiri. Demam dan sakit
tenggorokan disangkal. Riwayat trauma, terkena serangga, alergi, dan
bahan kimia disangkal.

Pemeriksaan Fisik
Status Generalis

Tanda-tanda
Tekanan darah Nadi 80 Pernafasan 20
vital dalam batas
120/80 mmHg
Suhu 36,8˚C
normal: x/menit x/menit).
Status Oftalmologis

OCULI DEXTRA(OD) PEMERIKSAAN OCULI SINISTRA(OS)

6/6 6/6
Visus

Tenang injeksi konjungtiva


Konjungtiva Bulbi

Tenang Edema
Palpebra

Tenang hiperemis, sekret (+)


Konjungtiva Tarsal
Diagnosis

Diagnosis Kerja
Konjungtivitis Bakterialis Akut OS
Tatalaksana
• LFX Cendo ED 4 dd gtt 1-1 OS
Medikamentosa • Cendo Lyteers ED ODS (setiap jam)

• Kompres mata kiri dengan air hangat pada kelopak mata.


Non • Bersihkan sekret yang menumpuk terutama di pagi hari.
• Tidak menggosok-gosok mata atau menekan mata.
Medikamentosa • Memakai kacamata jika beraktivitas di luar ruangan
• Mencuci tangan sebelum dan setelah kontak dengan mata.

• Menjelaskan pada pasien bahwa mata merah ada yang


berbahaya ada yang tidak, tetapi untuk kasus ini tidak
berbahaya.
• Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakit ini merupakan
infeksi pada mata akibat mikroorganisme berupa bakteri,
sehingga dapat sembuh dengan obat-obatan akan membaik
Edukasi Pasien dengan sendirinya dan mata dapat kembali sehat seperti
biasa.
• Mengedukasi kepada pasien bahwa antibiotik yang diberikan
adalah untuk mencegah terjadi infeksi lanjutan dari penyakit
yang sekarang sehingga diharapkan pasien tidak mencoba
mengobati sendiri penyakitnya apabila penyakit ini datang
kembali.
Tatalaksana

• Mengedukasi pasien agar jangan mengucek


mata karena dapat menyebabkan pembuluh
darah pecah sehingga mata menjadi lebih

Edukas merah, serta mengucek mata dapat


menyebabkan infeksinya bertambah parah.
• Memberitahu pasien bahwa konjungtivitis

i mudah menular, karena itu sebelum dan


sesudah membersihkan atau mengoleskan
obat, penderita harus mencuci tangannya

Pasien dengan bersih.


• Mengosumsi obat secara teratur agar efektif.
• Anjuran untuk mengurangi interaksi dengan
orang sekitar karena  penyakit ini mudah
menular 
Rencana Monitor / Evaluasi

• Evaluasi klinis pasien setelah diberi tatalaksana awal


• Evaluasi jika ada perburukan kondisi pasien untuk
segera kembali kontrol
PROGNOSIS
ODS

Quo Ad Vitam Ad bonam

Quo Ad Functionam Dubia ad bonam

Quo Ad Sanactionam Dubia Ad bonam

Quo Ad Cosmetican Dubia ad bonam


TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi Konjungtiva
Konjungtivitis

Definisi
– Konjungtivitis merupakan peradangan pada konjungtiva
(lapisan luar mata dan lapisan dalam kelopak mata)
yang disebabkan oleh mikro-organisme (virus, bakteri,
jamur, chlamidia), alergi, iritasi bahan-bahan kimia.
Etiologi
– Konjungtiva bisa mengalami peradangan akibat:
• Infeksi oleh virus atau bakteri
• Reaksi alergi terhadap debu, panas, serbuk sari, dan bulu
binatang.
Konjungtivitis
Gambaran Klinik Konjungtivitis
• Subjektif
– Seperti ada benda asing, berpasir, pedih, panas, gatal, kadang kabur, lengket waktu
pagi. 
• Objektif
– Injeksi Konjungtiva
– Folikel
– Papil Raksasa (Cobble-Stone)
• Cobble-stone berbentuk polygonal tersusun berdekatan dengan permukaan datar. Pada coble-
stone pembuluh darah berasal dari bawah sentral.
– Flikten
• Tonjolan berupa sebukan sel-sel radang kronik di bawah epitel konjungtiva atau kornea, berupa
suatu mikro-abses, dimana permukaan epitel mengalami nekrosis.
– Membran
• Massa putih padat yang menutupi sebagian kecil, sebagian besar, atau seluruh konjungtiva. Paling
sering menutupi konjungtiva tarsal.
Konjungtivitis
Tanda Konjuntivitis Keratitis/Iritis Glaukoma akut

Tajam penglihatan Normal Turun nyata Sangat kabur

Silau Tidak ada Berat Ringan


Sakit Pedes, rasa kelilipan Sakit sedang Berat

Mata merah Injeksi konjungtival Injeksi siliar Injeksi siliar

Sekret Serous, mukos, Tidak ada Tidak ada


purulen
Lengket kelopak Terutama pagi hari Tidak ada Tidak ada

Pupil Normal Mengecil Dilatasi sedang dan


terfiksasi (tidak ada respon
cahaya pupil)
Konjungtivitis
Temuan Klinis dan Viral Bakteri Klamidia Alergika
Sitologi
Gatal Minimal Minimal Minimal Hebat
Hiperemia Generalisata Generalisata Generalisata Generalisata

Mata berair Banyak Sedang Sedang Minimal


Eksudasi Minimal Banyak Banyak Minimal
Adenopati Sering Jarang Hanya sering pada Tak ada
preaurikular konjungtivitis inklusi

Pada kerokan dan Monosit Bakteri, PMN PMN, sel plasma, Eosinofil
eksudat yang badan inklusi
dipulas

Disertai sakit Sesekali Sesekali Tak pernah Tak pernah


tenggorokan dan
demam
Konjungtivitis
Konjungtivitis Bakteri
– Definisi
• Inflamasi konjungtiva diakibatkan Staphylococcus aureus (berhubungan dengan blefaritis),
S.Epidermidis, Streptococcus pneumonia, dan Haemophilus influenza (khususnya pada
anak-anak)
– Diagnosis
• Gejala : Mata merah, pedih, nyeri, mengganjal, eksudat, lakrimasi
• Tanda :
– Papila konjungtiva
– Kemosis : pembengkakan konjungtiva
– Konjungtiva injeksi
– Tanpa adenopati preaurikuler
• Pemeriksaan penunjang :
– Pemeriksaan tajam penglihatan
– Pemeriksaan segmen anterior bola mata
– Sediaan langsung (swab konjungtiva untuk pewarnaan garam) untuk mengindentifikasi bakteri,
jamur dan sitologinya.
Konjungtivitis
Konjungtivitis Bakteri
• Terapi
– Prinsip terapi dengan obat topical spectrum luas. Pada 24 jam
pertama obat diteteskan tiap 2 jam kemudian pada hari berikutnya
diberikan 4 kali sehari selama 1 minggu. Pada malam harinya
diberikan salep mata untuk mencegah belekan di pagi hari dan
mempercepat penyembuhan
– Konjungtivitis bakteri akut hampir selalu sembuh sendiri, infeksi
dapat berlangsung selama 10-14 hari; jika diobati dengan
memadai, 1-3 hari, kecuali konjungtivitis stafilokokus (yang dapat
berlanjut menjadi blefarokonjungtivitis dan memasuki tahap
menahun) dan konjungtivitis gonokokus (yang bila tidak diobati
dapat berakibat perforasi kornea dan endoftalmitis).
Konjungtivitis

Konjungtivitis Virus
• Konjungtivitis Folikuler Akut
• Keratokonjungtivitis Epidemika
• Konjungtivitis Herpes Simpleks
• Konjungtivitis Hemoragika Akut
Konjungtivitis
Konjungtivitis Folikuler Akut
• Tanda dan gejala
– Demam Faringokonjungtival ditandai oleh demam 38,3-40 ⁰C, sakit
tenggorokan, dan konjungtivitis folikuler pada satu atau dua mata.
– Mata merah dan berair mata sering terjadi, dan kadang-kadang sedikit
kekeruhan daerah subepitel. Yang khas adalah limfadenopati preaurikuler
(tidak nyeri tekan).
• Diagnosis
– Diagnosis klinis adalah hal mudah dan jelas lebih praktis.
– Kerokan konjungtiva terutama mengandung sel mononuclear, dan tak ada
bakteri yang tumbuh pada biakan
Konjungtivitis
• Terapi
– Non Farmakologi
• Kompres air hangat dapat dilakukan untuk mengurangi peradangan pada
pasien
– Farmakologi
• Tidak ada pengobatan spesifik. Konjungtivitisnya sembuh sendiri,
umumnya dalam sekitar 10 hari.
• Antibiotik Topikal dapat diberikan untuk mencegah infeksi sekunder dari
konjungtivitis
• Pengobatan Simptomatik juga dapat dilakukan pada pasien apabila
keluhan mengganggu aktivitas
Konjungtivitis
Keratokonjungtivitis Epidemika
• Tanda dan gejala
– Keratokonjungtivitis epidemika umumnya bilateral. Awalnya sering pada satu mata saja,
dan biasanya mata pertama lebih parah. Pada awalnya pasien merasa ada infeksi
dengan nyeri sedang dan mata berair.
– diikuti dalam 5-14 hari oleh fotofobia, keratitis epitel, dan kekeruhan subepitel bulat.
Sensai kornea normal.
– Edema palpebra, kemosis, dan hyperemia konjungtiva menandai fase akut. Folikel dan
perdarahan konjungtiva sering muncul dalam 48 jam.
– Nodus preaurikuler yang nyeri tekan adalah khas.
– Dapat membentuk pseudomembran dan mungkin diikuti parut datar atau
pembentukan symblepharon jika terjadi infeksi sekunder.
– Konjungtivitis berlangsung paling lama 3-4 minggu. Kekeruhan subepitel terutama
terdapat di pusat kornea, bukan di tepian, dan menetap berbulan-bulan namun
menyembuh tanpa meninggalkan parut. Keratokonjungtiva epidemika pada orang
dewasa terbatas pada bagian luar mata.
Konjungtivitis
• Diagnosis
– Keratokonjungtiva epidemika disebabkan oleh adenovirus tipe 8, 19, 29,
dan 37 (subgroub D dari adenovirus manusia).
– Kerokan konjungtiva menampakkan reaksi radang mononuclear primer;
bila terbentuk pseudomembran, juga terdapat banyak neutrofil.
• Terapi
– Non Farmakologi
• Sekarang ini belum ada terapi spesifik, namun kompres dingin akan mengurangi
beberapa gejala.
– Farmakologi
• Kortikosteroid selama konjungtivitis akut dapat memperpanjang keterlibatan
kornea sehingga harus dihindari.
• Agen antibakteri harus diberikan jika terjadi superinfeksi bacterial.
Konjungtivitis
Konjungtivitis Herpes Simpleks
• Tanda dan gejala
– Konjungtivitis virus herpes simplex ditandai pelebaran
pembuluh darah unilateral, iritasi, sekret mata mukoid, sakit,
dan fotofobia ringan.
– Pada kornea tampak lesi-lesi epithelial tersendiri yang
umumnya menyatu membentuk satu ulkus atau ulkus-ulkus
epithelial yang bercabang banyak (dendritik).
– Konjungtivitisnya folikuler. Vesikel herpes kadang-kadang
muncul di palpebra dan tepian palpebra, disertai edema hebat
pada palpebra. Khas terdapat sebuah nodus preaurikuler yang
terasa nyeri jika ditekan.
Konjungtivitis
• Diagnosis
– Tidak ditemukan bakteri di dalam kerokan atau dalam biakan.
Jika konjungtivitisnya folikuler, reaksi radangnya terutama
mononuclear,
– Namun jika terdapat pseudomembran, akibat reaksi terutama
sel polimorfonuklear akibat kemotaksis dari tempat nekrosis.
Inklusi intranuklear tampak dalam sel konjungtiva dan kornea,
jika dipakai fiksasi Bouin dan pulasan Papanicolaou, tetapi
tidak terlihat dengan pulasan Giemsa.
– Ditemukannya sel – sel epithelial raksasa multinuclear
mempunyai nilai diagnostik.
Konjungtivitis
• Terapi
– Non Farmakologi
• Kompres Air hangat untuk mengurangi peradangan
– Farmakologi
• Jika konjungtivitis terdapat pada anak di atas 1 tahun atau pada orang
dewasa, umunya sembuh sendiri dan mungkin tidak perlu terapi. Namun,
antivirus local maupun sistemik harus diberikan untuk mencegah
terkenanya kornea. Obat yang biasa digunakan adalah Acyclovir
• Keratitis herpes dapat pula diobati dengan salep acyclovir 3% lima kali
sehari selama 10 hari atau dengan acyclovir oral, 400 mg lima kali sehari
selama 7 hari.
• Pada Ulkus Kornea akibat Herpes Simpleks, Antivirus topical sendiri harus
diberikan 7 – 10 hari: trifluridine setiap 2 jam sewaktu bangun atau salep
vida rabine lima kali sehari, atau idoxuridine 0,1 %, 1 tetes setiap jam
sewaktu bangun dan 1 tetes setiap 2 jam di waktu malam.
• Penggunaan kortikosteroid dikontraindikasikan, karena makin
memperburuk infeksi herpes simplex
Konjungtivitis
Konjungtivitis Hemoragika Akut
– Konjungtivitis ini disebabkan oleh coxackie virus A24. Masa inkubasi virus ini
pendek (8-48 jam) dan berlangsung singkat (5-7 hari)
• Tanda dan Gejala
– Mata terasa sakit, fotofobia, sensasi benda asing, banyak mengeluarkan air mata,
merah, edema palpebra, dan hemoragi subkonjungtival.
– Kadang-kadang terjadi kemosis. Hemoragi subkonjungtiva umumnya difus,
namun dapat berupa bintik-bintik pada awalnya, dimulai di konjungtiva bulbi
superior dan menyebar ke bawah.
– Kebanyakan pasien mengalami limfadenopati preaurikuler, folikel konjungtiva,
dan keratitis epithelial. dilaporkan, demam, malaise, mialgia, umum pada 25%
kasus.
– Virus ini ditularkan melalui kontak erat dari orang ke orang dan oleh fomite
seperti sprei, alat-alat optic yang terkontaminasi, dan air. Penyembuhan terjadi
dalam 5-7 hari.
  Berdasarkan teori Berdasarkan kasus
Gejala 1. Mata merah 1. Mata merah
2. Mata bengkak 2. Mata bengkak 
3. Kotoran mata berwarna kuning dan kental 3. Mata lengket karena ada cairan
4. Merasa seperti ada benda asing kental yang mengering
5. Penglihatan normal terutama saat bangun tidur 
6. Tidak gatal 4. Merasa seperti ada benda asing
7. Berair

Pemeriksaan Status Oftalmologis 1. Visus OD 6/6 OS 6/6


1. Hiperemi Konjungtiva 2. Edema palpebra
Fisik 2. Edema kelopak dengan kornea yang jernih 3. Hiperemis konjungtiva tarsal
3. Kemosis:pembengkakan konjungtiva 4. Sekret
4. Mukopurulen atau Purulen 5. Injeksi konjungtiva bulbi

Pemeriksaan Pemeriksaan mikroskopik terhadap kerokan Belum dilakukan pemeriksaan


konjungtiva yang dipulas dengan pulasan Gram pemeriksaan  penunjang
Penunjang atau Giemsa

Terapi Konservatif
Medikementosa
Sebelum pemeriksaan mikrobiologi,  berikan
antibiotik tunggal spektrum luas seperti - LFX Cendo ED 4 dd gtt 1-1 OS
neosporin,gentamisin,kloramfenicol,dsb. Jika
pemeriksaan mikrobiologi telah dilakukan, -
Cendo Lyteers ED ODS (setiap
antibiotik di dilakukan, antibiotik disesuaikan. jam)
 
THANKYOU…

Anda mungkin juga menyukai