Anda di halaman 1dari 3

Kecamatan Teunom merupakan salah satu dari 5 kecamatan yang berada di Kabupaten Aceh Jaya.

Secara geografis, Kabupaten Aceh Jaya terletak pada koordinat geografis 04°22’ -05°16’ LU dan
95°02’ – 96°03’ BT yang juga berbatasan langsung dengan Aceh Besar, Aceh Barat, Pidie dan
Samudera Hindia. Luas kabupaten Aceh Jaya mencapai 3727 Km² dengan jumlah penduduk sekitar
96.200 jiwa yang terdiri dari 6 Kecamatan, yaitu Teunom, Panga, Krueng Sabee, Setia Bhakti, Sampoi
Niet, Jaya. Kecamatan Teunom sendiri mempunyai 37 Desa 1 Kelurahan, apabila berdasarkan
menurut satuan Mukim, terdapat 4 Mukim. Keempat mukim tersebut ialah terdairi dari Mukim Paya
Baro, Mukim Pasie Teubee, Mukim Sarah Raya, Mukim Teunom.

Potensi Daerah
Kabupaten Aceh Jaya merupakan salah satu daerah yang sangat cocok untuk budidya berbagai jenis
komoditi pertanian, baik jenis tanaman pangan seperti padi, palawija, buah-buahan, dan sayuran,
maupun jenis tanaman perkebunan seperti karet, kelapa sawit, dan kelapa dalam. Kabupaten Aceh
Jaya termasuk daerah Zona Pertanian diantara beberapa kabupaten yang ada di Provinsi Aceh.
Disamping itu lahan yang tersedia untuk budidaya pertanian masih cukup luas. Sub sektor
peternakan juga sangat menjanjikan untuk lebih ditingkatkan di daerah ini mengingat wilayah
berupa padang rumput yang masih luas tersedia.
Luas padang rumput yang masih tersedia untuk kegiatan pertanian, mengutip data dari Dinas
Peternakan Propinsi Aceh, adalah berjumlah 59,50 Ha. Untuk perikanan laut juga menjadi andalan
daerah ini karena semua kecamatannya berbatasan langsung dengan samudera Indonesia. Produksi
Perikanan Laut dan Darat di Aceh Jaya pertahun mencapai 2.653 Ton. Dari jumlah tersebut
mayoritas adalah hasil dari perikanan tangkap di Laut (99.5%). Sedangkan sisanya (0.05.%)
merupakan produksi ikan darat dan hasil budidaya.

No. Komoditas Produksi/Tahun (2006)


Ton Persentase
1 Kelapa Sawit Rakyat 19.803 73,92
2 Karet Rakyat 5023 18,75
3 Cokelat 106 0,40
4 Kelapa 1528 5,70
5 Kopi 301 1,12
1 Pala 17 0,06
7 Cengkeh 9 0,03
8 Nilam 2 0,01
9

Pusat Layanan dan Informasi Nelayan (Livelihood Service Center)


Para Panglima Laot, organisasi adat Nelayan, dengan bantuan Asian Development Bank (ADB) telah
membentuk Pusat Layanan dan Informasi Nelayan (Livelihood Service Center) yang dipusatkan di
Panglima Laot Calang. Salah satu tujuan pembentukan pusat layanan ini adalah untuk memperbaiki
kualitas tangkapan ikan dan juga tentu saja kuantitasnya, terutama untuk ikan-ikan yang bernilai jual
tinggi seperti Tuna dan Kerapu. Selain memiliki perangkat komunikasi radio, internet, skype dan HT,
beberapa kapal nelayan di Aceh Jaya akan dilengkapi dengan fish finder, agar bisa mendapatkan ikan
lebih banyak.

PELUANG INVESTASI
Aceh Jaya selama ini dikenal dengan produksi kelapa sawit rakyat, karet, kelapa dan coklat. Aceh
Jaya juga dikenal dengan potensi perikanan lautnya. Sama seperti daerah lainnya, industri
pemerosesan hasil perkebunan dan perikanan merupakan peluang bisnis yang menarik. Karena daua
dukung lahannya yang masih sangat luas, maka pembukaan perkebunan baru juga masih sangat
memungkinkan. Usaha perkebunan Nilam dan penyulingan minyak nilai dengan kualitas ekspor juga
masih sangat terbuka lebar. Selain itu Aceh Jaya juga dikenal dengan hasil tambangnya seperti emas
yang terdapat di Gunung Ujeun.

Lahan pertanian di sini banyak ditanami padi. Luasnya 18.293 hektar dan menghasilkan tak kurang
65.000 ton padi (2003). Areal lainnya sekitar 1.426 hektar ditanami kacang-kacangan, jagung, ketela,
sayur, dan hortikultura lainnya. Secara umum, kegiatan pertanian menguasai 71,4 persen total
perekonomian daerah Rp 302,2 miliar. Di antaranya 28 persen bersumber dari tanaman pangan,
sedangkan perikanan baru berperan lima persen.

Selain ladang dan persawahan, lahan perkebunan banyak dijumpai di daerah ini. Tanaman karet,
kelapa sawit, kopi, kelapa, dan kakao memenuhi areal tersebut dan menjadi komoditas andalan.
Tanaman karet menghampar di lahan 7.717 hektar dan menghasilkan 5.811 ton tahun 2003. Dari
segi produksi, komoditas yang banyak menghasilkan adalah kelapa sawit. Penduduk menggarap
areal kelapa sawit 4.999 hektar menghasilkan 24.258 ton tandan buah segar (TBS). Sekitar 2.200
rumah tangga memiliki kebun kelapa sawit, masingmasing 2-5 hektar. Selain perkebunan yang
diusahakan rakyat, terdapat tiga perusahaan swasta yang mengelola 1.818 hektar kelapa sawit dan
menghasilkan 1.100 ton TBS.

Produksi kelapa sawit belum dapat langsung diolah menjadi minyak sawit mentah (crude palm
oil/CPO). Ini disebabkan belum ada pabrik pengolahan CPO. Jadi, kelapa sawit dijual ke penampung
yang membawanya ke daerah lain yang memiliki pabrik CPO seperti ke Langsa dan Meulaboh. Meski
belum memiliki pabrik pengolahan CPO, potensi pengembangan tanaman perkebunan, khususnya
kelapa sawit, terbuka lebar. Aceh Jaya memiliki potensi lahan perkebunan 49.355 hektar. Dari luas
ini 23.827 hektar yang sudah dimanfaatkan. Lahan cadangan perkebunan bisa diperoleh dari hutan,
terutama dari pemberdayaan lahan kritis.

Potensi kehutanan kabupaten ini 341.353 hektar. Luas lahan kritis 58.635 hektar, sedangkan hutan
produksi 200.244 hektar. Sayangnya, penebangan kayu oleh tiga perusahaan yang mendapat hak
pengusahaan hutan 190.504 hektar tak berjalan karena faktor keamanan. Penebangan untuk
mencukupi kebutuhan kayu daerah dilakukan pengusaha yang memiliki izin pemanfaatan kayu di
atas areal 1.000 hektar.

Banyak lapangan usaha yang belum tergarap optimal dan perlu perhatian investor. Sektor
pertambangan seperti batu bara, semen, bauksit, dan batu granit belum tergarap. Sektor industri
pengolahan menjadi lapangan usaha yang semestinya mulai dikembangkan, melihat produksi sektor
perkebunan, kehutanan, dan pertanian umumnya cukup berlimpah dan bisa ditingkatkan.
Setidaknya ada kelapa sawit, karet, dan kayu yang bisa diolah. Selama ini industri pengolahan hanya
menyumbang sekitar empat persen pada keseluruhan perekonomian daerah dengan nilai berkisar
Rp 11 miliar setahun. Yang berkembang pun sebatas industri rumahan yang berbasis tanaman
pangan.

Kecamatan Tenuom
Luas Kecamatan Teunom mencapai 66.755 Ha yang terdiri dari 37 Desa 1 Kelurahan, apabila
berdasarkan menurut satuan Mukim, terdapat 4 Mukim. Keempat mukim tersebut ialah terdairi dari
Mukim Paya Baro, Mukim Pasie Teubee, Mukim Sarah Raya, Mukim Teunom. Secara letak geografis,
wilayah Kecamatan Teunom berada di wilayah pesisir laut dan juga ada di wilayah non pesisir,
dimana panjang pantai mencapai 1 – 5 km. Yang topografinya berada di wilayah lembah, lereng dan
dataran sebagai wilayah yang didominasi di Kecamatan Teunom. Keberadaan masyarakatnya banyak
tinggal di sekitar dan luar kawasan hutan, walaupun ada sebagian kecil masayarakat Teunom yang
berada di dalam hutan.

Dari luas Kecamatan Teunom yang mencapai 66.755 Ha tersebut, berdasarkan Podes 2008 ada di
bagi menjadi 3 penggunaan lahan yaitu lahan pertanian sawah, lahan pertanian non sawah dan
lahan nonpertanian. Untuk lahan pertanian sawah mencapai 15.400 Ha (23,97%), lahan pertanian
nonsawah mencapai 40.732 Ha (61,02%), dan untuk lahan nonpertanian mencapai 10.623 Ha
(15,91%).

Kependudukan
Jumlah penduduk Di Kecamatan Tenuom yang terdiri dari 37 Desa/Kelurahan ini mencapai 18.328
Jiwa, dimana komposisi jenis kelaminnya untuk Laki-laki mencapai 9424 jiwa dan perempuan
mencapai 8904 jiwa. Dari jumlah penduduk yang mencapai 18 ribuan jiwa, terdapat jumlah Kepala
Keluarga sebesar 5426. Sehingga dapat diasumsikan untuk 1 KK terdapat 3 jiwa. Jumlah penduduk di
Kecamatan Teunom ini yang sebagai Buruh Tani sebanyak 1808 orang dimana persentasenya
mencapai antara 15% – 99% (data Podes 2008).

Dari jumlah penduduk yang berada di Kecamatan Teunom, ada beberapa yang bekerja di luar negeri
atau menjadi TKI ada sebanyak 29 orang, dimana wilayah yang terbanyak berasal dari Desa Padang
Kleng sebanyak 10 Orang.

Sarana & Prasarana


Sarana Pendidikan di Kecamatan Teunom terbilang lengkap secara Berjenjang, mulai dari TK hingga
SMU/Sederajat. Untuk pendidikan TK terdapat 4 TK negeri dan 8 TK swasta. Sedangan untuk tingkat
pendidikan SD terdapat sebanyak 26 unit gedung SD Negeri dan hanya 2 unti gedung SD swasta.
Untuk pendidikan SMP/sederajat terdapat 6 unit gedung SMP Negeri dan 2 unit gedung SMP swasta.
Untuk tingkata pendidikan SMU/sederajat terdapat 5 unit gedung SMU Negeri dan tidak terdapat
gedung SMU swasta.
Kesehatan : Puskesmas 1, Pustu 7unit, tempat praktek dokter 1 di Desa Seuneubok Padang, tempat
praktek bidan 4,

Sarana Ekonomi

Komoditi yang dijadikan sebagai sumber penghidupan masyarakat berasal dari aktivitas pertanian,
walaupun ada beberapa desa yang sumber penghidupannya di luar pertanian, seperti pada aktivitas
yang bersumber dari penghasilan Kelapa, Hortikultura, kelapa sawit, hortikultura. Untuk desa yang
sumber penghidupannya lebih di dominasi dari Kelapa Sawit ialah terdapat di Desa Ceuraceu.

Anda mungkin juga menyukai