Anda di halaman 1dari 9

EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI

KARET (HEVEA BRASILENENSIS, L) DI KECAMATAN INDRA MAKMUR


KABUPATEN ACEH TIMUR

Silvia Anzhita1, Muklis Wijaya2


1
Dosen Fakultas Pertanian Universitas Samudra
2
Mahasiswa Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Samudra

Abstrak

Tujuan penelitian Untuk mengetahui tingkat efisiensi penggunaan pupuk dan tenaga kerja
pada usahatani karet di Kecamatan Indra Makmur Kabupaten Aceh Timur. Objek penelitian ini adalah
petani karet di Kecamatan Indra Makmur Kabupaten Aceh Timur. Ruang lingkup penelitian ini
dibatasi pada penggunaan pupuk, tenaga kerja, produksi dan pendapatan usahatani karet di Kecamatan
Indra Makmur Kabupaten Aceh Timur. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Nopember s/d
Desember 2017. Penentuan petani sampel dari masing-masing desa sampel ditentukan secara simple
random sampling (sampel acak sederhana). populasi petani karet sebanyak 657 orang dan jumlah
petani sampel adalah 33 orang. Petani sampel tersebar masing-masing desa yaitu: Desa Jambo Lubok
sebanayak 12 orang, Alue Ie Mirah sebanyak 9 orang, Pelita Sagup Jaya sebanyak 6 orang dan Desa
Blang Nisam sebanyak 5 orang. Model yang digunakan dalam menjawab hipotesis penelitian ini
adalah dengan menggunakan Regresi Non Linear yang disesuaikan dengan kebutuhan analisis adalah
fugsi produksi Cobb-Douglas. Hasil penelitian diperoleh persamaan fungsi produksi Cobb Douglas
yaitu: Y = 3,506 +. X1 0,002 + X20,052. Penggunaan pupuk pada usahatani karet di Kecamatan Indra
Makmur tidak efisien dimana NMPxi < Pxi, maka penggunaan faktor produksi pupuk sudah
berlebihan dan disarankan untuk dikurangi. Hubungan antara penggunaan pupuk NPK dengan
produksi karet adalah pertambahan hasil yang semakin berkurang (Decreasing Return to Scale).
Penggunaan tenaga kerja pada usahatani karet di Kecamatan Indra Makmur tidak efisien dimana
NMPxi < Pxi, maka penggunaan faktor produksi tenaga kerja sudah berlebihan dan disarankan untuk
dikurangi. Hubungan antara penggunaan tenaga kerja dengan produksi karet adalah pertambahan hasil
yang semakin berkurang (Decreasing Return to Scale).
Kata Kunci: Efisiensi, Pupuk, Tenaga Kerja, Produksi, Karet

PENDAHULUAN sentra baru di wilayah sekitar perkebunan


Salah satu tujuan dari pembangunan karet maupun pelestarian lingkungan dan
perkebunan adalah untuk meningkatkan sumberdaya hayati. Namun sebagai negara
produksi dan memperbaiki mutu hasil, dengan luas areal terbesar dan produksi kedua
meningkatkan pendapatan, memperbesar nilai terbesar dunia, Indonesia masih menghadapi
ekspor, mendukung industri, menciptakan dan beberapa kendala, yaitu rendahnya
memperluas kesempatan kerja, serta produktivitas, terutama karet rakyat yang
pemerataan pembangunan. Ada tiga asas yang merupakan mayoritas areal karet nasional dan
menjadi acuan dalam pembangunan ragam produk olahan yang masih terbatas,
perkebunan yang mendasari kebijakan yang didominasi oleh karet remah (crumb
pembangunan dalam lingkungan ekonomi dan rubber) (Tumpal Siregar, 2008).
pembangunan nasional, yaitu mempertahankan Dengan memperhatikan adanya
dan meningkatkan sumbangan bidang peningkatan permintaan dunia terhadap
perkebunan bagi pendapatan nasional; komoditi karet dimasa yang akan datang, maka
memperluas lapangan kerja dan memelihara upaya untuk meningkatkan pendapatan petani
kekayaan dan kelestarian alam dan melalui perluasan tanaman karet dan
meningkatkan kesuburan sumberdaya alam. peremajaaan kebun bisa merupakan langkah
Karet merupakan salah satu komoditi yang efektif untuk dilaksanakan. Untuk
perkebunan penting, baik sebagai sumber mendukung hal ini, perlu diadakan bantuan
pendapatan, kesempatan kerja dan devisa, yang bisa memberikan modal bagi petani atau
pendorong pertumbuhan ekonomi sentra- pekebun swasta untuk membiayai

AGRISAMUDRA, Jurnal Penelitian Vol. 5 No. 1 Januari-Juni 2018 66


pembangunan kebun karet dan pemeliharaan bibit asal biji (sapuan), harga jual yang rendah,
tanaman secara intensif (Tumpal Siregar, jauhnya akses pemasaran, tidak adanya pabrik
2008:74). pengolahan karet dan insfrastruktur yang tidak
Kondisi perkebunan karet saat ini mendukung bagi perkembangan perkebunan
menunjukkan bahwa karet dikelola oleh karet rakyat (Tumpal Siregar, 2008:18).
rakyat, perkebunan negara dan perkebunan Kondisi perkebunan karet rakyat
swasta. Pertumbuhan karet rakyat masih berbeda dengan perkebunan milik negara atau
positif walaupun lambat, sedangkan areal perkebunan besar swasta. Perbedaan tersebut
perkebunan negara dan swasta sama-sama terutama terlihat pada aspek skala usaha
menurun. Oleh karena itu, tumpuan (luasan lahan pengelolaan usaha), teknologi
pengembangan karet akan lebih banyak pada budidaya dan manajemen, sehingga
perkebunan rakyat. Namun luas areal kebun mengakibatkan tingkat produksi, produktivitas
rakyat yang tua, rusak dan tidak produktif dan pendapatan usaha persatuan luas berbeda
memerlukan peremajaan. Persoalannya adalah pula.
bahwa belum ada sumber dana yang tersedia Pada Lokakarya Nasional Pemuliaan
untuk peremajaan dengan menggunakan klon Tanaman Karet 2005, telah direkomendasikan
unggul yang mempunyai produksi yang tinggi. klon-klon unggul baru generasi-4 untuk
Propinsi Aceh memiliki potensi periode tahun 2006 – 2010, yaitu klon: IRR 5,
pengembangan tanaman karet yang cukup IRR 32, IRR 39, IRR 42, IRR 104, IRR 112,
luas. Perkebunan karet rakyat di Propinsi Aceh dan IRR 118. Klon IRR 42 dan IRR 112 akan
tersebar hampir di sebagian besar kabupaten, diajukan pelepasannya sedangkan klon IRR
salah satunya di Kabupaten Aceh Timur. lainnya sudah dilepas secara resmi. Klon-klon
Kecamatan Indra Makmur merupakan salah tersebut menunjukkan produktivitas dan
satu sentra tanaman karet yang mempunyai kinerja yang baik pada berbagai lokasi, tetapi
potensi yang baik dimasa yang akan datang. memiliki variasi karakter agronomi dan sifat-
Produktivitas karet rakyat umumnya sifat sekunder lainnya (Anwar, 2001:5).
masih rendah hanya 0,926 ton karet Luas lahan, produksi dan produktivitas
kering/hektar/tahun, dengan demikian hal ini tanaman karet rakyat di Kecamatan Indra
mengisyaratkan banyak masalah-masalah yang Makmur Kabupaten Aceh Timur dapat dilihat
terjadi pada perkebunan karet rakyat. Masalah pada tabel berikut.
tersebut misalnya masih banyak penggunaan
Tabel I-1. Luas Lahan, Produksi dan Produktivitas Karet Rakyat di Kecamatan Indra Makmur
Kabupaten Aceh Timur, 2016
Luas Lahan Produksi Produktivitas (Ton
No Desa (Hektar) (Ton) KK /Hektar)
1 Alue Ie Itam 225 325 1.44
2 Seuneubok Bayu 174 235 1.35
3 Blang Nisam 528 795 1.51
4 Bandar Baro 246 350 1.42
5 Alue Putong 109 153 1.40
6 Seuneubok Cina 326 456 1.40
7 Pelita Sagup Jaya 517 720 1.39
8 Perk Julok Rayeuk Utara 86 125 1.45
9 Perk Julok Rayeuk Selatan 95 135 1.42
10 Jambo Balee 327 455 1.39
11 Alue Ie Mirah 672 956 1.42
12 Jambo Lubok 752 1.080 1.44
13 Suka Makmur 114 168 1.47
4.171 5.953 1.43
Sumber: BPS Aceh Timur, 2016
Tabel I-1 menjelaskan bahwa luas tanaman seluas 4.171 hektar dengan produksi 5.953 ton
karet rakyat di Kecamatan Indra Makmur serta produktivitas 1,43 ton/hektar/tahun. Desa

AGRISAMUDRA, Jurnal Penelitian Vol. 5 No. 1 Januari-Juni 2018 67


yang memiliki luas tanaman karet rakyat Hal ini menyebabkan semakin banyak jumlah
terluas adalah Desa Jambo Lubok dengan luas tenaga kerja yang digunakan menyebabkan
lahan 752 hektar, sedangkan desa dengan produksi yang tidak optimal dan belum efisien.
tanaman karet tersempit adalaha Desa Berdasarkan uraian latar belakang maka
Perkebunan Julok Utara dengan luas lahan 86 penulis tertarik untuk meneliti apakah petani
hektar. karet telah menggunakan pupuk dan tenaga
Proses produksi menggambarkan kerja secara efisien di Kecamatan Indra
tentang keterkaitan diantara faktor-faktor Makmur Kabupaten Aceh Timur.
produksi dengan tingkat produksi yang
diciptakan. Faktor-faktor produksi dikenal Identifikasi Masalah
pula dengan istilah input, dan jumlah produksi Apakah penggunaan pupuk NPK dan tenaga
disebut output. Faktor produksi pada usahatani kerja sudah efisien pada usahatani karet di
terdiri lahan, modal dan manjemen. Modal Kecamatan Indra Makmur Kabupaten Aceh
meliputi penggunaan tenaga kerja, pupuk, Timur?
sewa lahan dan penyusutan alat. Gabungan
antara semua faktor produksi dalam Tujuan penelitian
mempengaruhi produksi suatu produk disebut Untuk mengetahui tingkat efisiensi
sebagai fungsi produksi. penggunaan pupuk NPK dan tenaga kerja pada
Menurut Soekartawi (2003:63), fungsi usahatani karet di Kecamatan Indra Makmur
produksi adalah hubungan teknis antara Kabupaten Aceh Timur.
variabel yang dijelaskan (Y) dan variabel yang
menjelaskan (X). Variabel yang dijelaskan Hipotesis Penelitian
biasa disebut variabel output dan variabel yang Penggunaan pupuk NPK dan tenaga kerja pada
menjelaskan biasa disebut variabel input. usahatani karet di Kecamatan Indra Makmur
Fungsi produksi dapat menjelaskan bahwa Kabupaten Aceh Timur belum efisien.
penggunaan faktor produksi sudah pada taraf
optimal atau belum optimal terhadap produksi, METODOLOGI PENELITIAN
sehingga dapat diperoleh keputusan untuk Lokasi, Objek, Ruang Lingkup dan
menanmbah, mengurangi atau Waktu Penelitian
mempertahankan penggunaan faktor produksi Penelitian ini direncanakan dilaksanakan di
tersebut. Kecamatan Indra Makmur Kabupaten Aceh
Faktor produksi pada tanaman karet Timur dengan menggunakan metode survey.
terdiri dari jenis bibit, pupuk, tenaga kerja, Metode survey adalah penelitian yang
pestisida, modal dan manajemen pengelolaan diadakan untuk memperoleh fakta dari
usahatani karet. Penggunaan pupuk pada gejala-gejala yang ada dan mencari
tanaman adalah menambahkan kedalam tanah keterangan-keterangan secara faktual
unsur-unsur yang kurang, tetapi dibutuhkan tentang institusi social, ekonomi atau politik
oleh tanaman. Petani karet di Kecamatan Indra dari suatau daerah (Nazir, 2005:56). Objek
Makmur dapat diduga petani menggunakan penelitian ini adalah petani karet di
pupuk masih di bawah kebutuhan tanaman Kecamatan Indra Makmur Kabupaten Aceh
atau sudah melebihi kebutuhan tanaman karet. Timur.
Penggunaan tenaga kerja dapat berpengaruh Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada
terhadap produksi tanaman. Adanya perbedaan penggunaan pupuk NPK, tenaga kerja,
produktivitas antara tenaga kerja luar dan produksi dan pendapatan usahatani karet di
dalam keluarga menyebabkan pertambahan Kecamatan Indra Makmur Kabupaten Aceh
produksi akibat penambahan input tenaga Timur. Penelitian telah dilaksanakan pada
kerja tidak berarti. Jadi jumlah tenaga kerja bulan Nopember s/d Desember 2017.
dalam keluarga yang besar terkadang Penentuan Sampel dan Pengumpulan
mempunyai produktivitas yang lebih rendah Data
dengan tenaga kerja luar keluarga yang Penentuan Sampel
jumlahnya lebih sedikit. Petani tidak Kecamatan Indra Makmur terdiri dari 13
memperhitungkan dengan nilai uang tenaga desa dan semua desa terdapat usahatani
kerja yang berasal dari dalam keluarga karena karet rakyat. Dari 13 desa tersebut dipilih 4
mereka tidak dibayar, sehingga sering desa dengan cara sengaja (purposive
menggunakan tenaga kerja secara berlebihan. sampling) sebagai desa sampel yaitu: Desa

AGRISAMUDRA, Jurnal Penelitian Vol. 5 No. 1 Januari-Juni 2018 68


Jambo Lubok, Alue Ie Mirah, Pelita Sagup dengan mengikutkan semua populasi yang
Jaya dan Desa Blang Nisam dengan ada untuk dipilih secara acak. Besaran
pertimbangan bahwa desa-desa sampel sampel sebanyak 5 % dari populasi
tersebut memiliki usahatani karet rakyat dianggap layak untuk sebuah penelitian
yang lebih luas dibandingkan desa lainnya. dengan populasi diatas 500 orang (Prasetyo
Penentuan petani sampel dari masing- dan Jannah, 2005:127). Dalam penelitian
masing desa sampel ditentukan secara ini sampel petani karet digunakan sebanyak
simple random sampling (sampel acak 5% dari populasi petani karet di desa
sederhana). Metode sampel acak sederhana sampel. Jumlah populasi dan sampel petani
adalah teknik penentuan sampel secara acak karet disajikan pada tabel berikut.
tanpa mengenal sampel dengan cara diundi
Tabel III-1. Populasi dan Sampel Petani Karet Di Kecamatan Indra Makmur
No Desa Populasi (orang) Sampel (orang)
1 Jambo Lubok 255 13
2 Alue Ie Mirah 178 9
3 Pelita Sagup Jaya 128 6
4 Blang Nisam 96 5
Jumlah 657 33
Sumber: Kecamatan Indra Makmur dalam Angka, 2016
Tabel III-1 menjelaskan bahwa populasi petani karet sebanyak 657 orang dan jumlah petani sampel
adalah 33 orang. Petani sampel tersebar masing-masing desa yaitu: Desa Jambo Lubok sebanayak 12
orang, Alue Ie Mirah sebanyak 9 orang, Pelita Sagup Jaya sebanyak 6 orang dan Desa Blang Nisam
sebanyak 5 orang.

Variabel Yang Diteliti


1. Penggunaan pupuk NPK (Kg/tahun)
2. Penggunaan tenaga kerja (HKP/tahun)
3. Produksi karet (Kg/tahun)
4. Efisiensi Penggunaan Faktor Produksi

Model dan Metode Analisis Untuk mengetahui apakah penggunaan pupuk


Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. dan tenaga kerja sudah efisien maka dapat
Model yang digunakan dalam menjawab dilakukan dengan membandingkan nilai
hipotesis penelitian ini adalah dengan produksi marginal dengan harga faktor
menggunakan Regresi Non Linear yang produksi. Rumusnya sebagai berikut:
disesuaikan dengan kebutuhan analisis adalah Efisiensi = NMPxi/Pxi
fugsi produksi Cobb-Douglas yaitu: Dimana:
Y = a X1b1 X2b2 en NMPxi = Nilai Produk Marginal akibat faktor
Dimana : produksi xi
Y = Produksi Karet (Kg/tahun) Pxi = Harga faktor produksi xi persatuan
X1 = Penggunaan Pupuk NPK (Kg/tahun)
X2 = Penggunaan Tenaga Kerja dengan kriteria sebagai berikut:
(HKP/tahun) - Jika NMPxi > Pxi, maka penggunaan
b1,dan b2 = Koefisien regresi yang faktor produksi perlu ditambah
dicari - Jika NMPxi < Pxi, maka penggunaan
a0 = Intercept faktor produksi perlu dikurangi.
e = Standar error - Jika NMPxi = Pxi, maka penggunanan
Penyelesaian fungsi produksi Cobb-Douglas faktor produksi sudah efisien
dapat diselesaikan dengan menggunakan
rumus regresi linier yaitu dengan HASIL DAN PEMBAHASAN
mentransformasikan kedalam bentuk logaritma Karakteristik Petani Sampel
yaitu: Log Y = log a + log b1 X1 + log b2 X2 Karakteristik petani dalam penelitian ini
..............(Sudjana, 2002: 347) meliputi umur, pendidikan, pengalaman dalam

AGRISAMUDRA, Jurnal Penelitian Vol. 5 No. 1 Januari-Juni 2018 69


berusahatani karet dan besar tanggungan yang lainnya”. Karakteristik akan
keluarga. Rini (2005:26), “pengertian mempengaruhi petani dalam mengelola
karakteristik individu adalah bagian dari usahatani selama proses produksi berlangsung.
pribadi dan melekat pada diri seseorang. Karakteristik petani sampel pada usahatani
Karakteristik ini mendasari tingkah laku karet di Kecamatan Indra Makmur dilihat pada
seseorang dalam situasi kerja maupun situasi tabel V-1 berikut ini.
Tabel V-1. Rata-rata Karakteristik Petani Sampel di Kecamatan Indra Makmur, 2017

Umur Pendidikan Pengalaman Jumlah Tanggungan


No Desa (Tahun) (tahun) (tahun) (orang)
1 Jambo Lubok 44,38 9,46 17,00 5,00
2 Alue Ie Mirah 44,11 9,67 14,78 4,00
3 Pelita Sagup Jaya 39,83 10,50 14,67 4,00
4 Blang Nisam 49,80 10,80 23,20 5,00
Rata-Rata 44,30 9,91 16,91 5,00
Sumber; Data primer diolah (2017)
Tabel V-1 di atas menjelaskan bahwa umur dapat dikatakan cukup mahir dalam
rata-rata petani karet sampel adalah 44,30 menjalankan usahatani karet. Jumlah
tahun, umur tersebut adalah umur yang tanggungan keluarga petani rata-rata 5 orang,
produktif dalam mengusahakan usahatani menunjukkan bahwa Jumlah tanggungan
karet. Tingkat pendidikan rata-rata adalah 9,91 keluarga rata-rata 5 orang merupakan
tahun (SMA), pendidikan petani sampel masih tanggungan keluarga yang besar sehingga
rendah. Semakin tinggi tingkat pendidikan petani mengalami kesulitan dalam membiayai
petani, maka semakin kreatif petani dalam kebutuhan keluarga dan usahatani yang
mengambil berbagai tindakan usahatani, dikelolanya dengan baik.
begitu juga sebaliknya semakin rendah tingkat
pendidikan petani maka semakin lambat dalam Luas Lahan Usahatani Karet
mengambil berbagai keputusan usahatani. Luas lahan garapan yang di usahakan berbeda
Rata-rata pengalaman berusahatani 16,91 antara petani yang satu dengan petani yang
tahun, pengalaman dalam berusahatani karet lain. Untuk lebih jelasnya rata-rata luas lahan
cukup lama sehingga kegagalan dan resiko garapan usahatani karet yang dikelola petani
yang akan dihadapi akan semakin kecil dan sampel dapat dilihat pada tabel V-2 berikut ini.

Tabel V-2. Rata-Rata Luas Lahan Usahatani Karet Petani Sampel di Kecamatan Indra Makmur, 2017
No Desa Luas Lahan (Ha)
1 Jambo Lubok 0,96
2 Alue Ie Mirah 1,18
3 Pelita Sagup Jaya 0,93
4 Blang Nisam 1,07
Rata-Rata 1,09
Sumber; Data primer diolah (2017)
Tabel V-2 di atas dapat dilihat bahwa rata-rata pendapatan yang diperoleh tidak mencukupi
luas lahan usahatani garapan yang dikelola kebutuhan keluarga.
oleh petani sampel adalah sebesar 1,09 hektar,
dimana luas lahan yang terbesar terdapat pada Penggunaan Tenaga Kerja
Desa Alue Ie Mirah sebesar 1,18 hektar dan Penggunaan tenaga kerja pada usahatani karet
luas garapan yang terkecil terdapat pada Desa meliputi kegiatan penyiangan, pemupukan,
Pelita Sagup Jaya yaitu sebesar 0,93 hektar. penyadapan, pengangkutan dan pemasaran.
Luas lahan tanaman karet rata-rata seluas 1,09 Dalam menghitung besarnya pencurahan
hektar merupakan luas lahan yang belum ideal tenaga kerja yang diserap untuk setiap fase
untuk usahatani tanaman karet karena kegiatan, seluruhnya dikonversikan ke dalam
Hari Kerja Pria (HKP). Rata-rata penggunaan

AGRISAMUDRA, Jurnal Penelitian Vol. 5 No. 1 Januari-Juni 2018 70


tenaga kerja usahatani karet di Kecamatan Indra Makmur dilihat pada tabel V-3 berikut.

Tabel V-3. Rata-Rata Penggunaan Tenaga Kerja Usahatani Karet di Kecamatan Indra Makmur, 2017
Tenaga Kerja
No Desa HKP/UT/Tahun HKP/Ha/Tahun
1 Jambo Lubok 159,52 144,15
2 Alue Ie Mirah 220,32 189,56
3 Pelita Sagup Jaya 200,19 234,07
4 Blang Nisam 237,64 225,99
Rata-Rata 205,00 194,02
Sumber; Data primer diolah (2017)
Tabel V-3 di atas dapat dilihat bahwa rata-rata
pengunaan tenaga kerja usahatani karet di Penggunaan Pupuk NPK Pada Usahatani
Kecamatan Indra Makmur yaitu sebesar Karet
205,00 HKP/UT/Tahun atau 194,02 Rata-rata penggunaan pupuk pada usahatani
HKP/Ha/Tahun. Rata-rata penggunaan tenaga karet petani sampel di Kecamatan Indra
kerja terbesar di Desa Pelita Sagup Jaya Makmur Timur dapat dilihat pada tabel V-4
sebesar 234,07 HKP/Ha/Tahun dan terkecil di berikut ini:
Desa Jambo Lubok sebesar 183,87
HKP/Ha/Tahun.
Tabel V-4. Rata-Rata Penggunaan Pupuk NPK pada Usahatani Karet di Kecamatan Indra Makmur,
2017

Total Pupuk NPK Total Pupuk NPK


No Desa (Kg/UT/Thn) (Kg/Ha/Thn)
1 Jambo Lubok 249,33 221,79
2 Alue Ie Mirah 316,67 269,11
3 Pelita Sagup Jaya 237,50 248,68
4 Blang Nisam 280,00 260,48
Rata-Rata 285,30 258,89
Sumber; Data primer diolah (2017)
Tabel V-4 di atas dapat dilihat rata-rata pupuk terendah berada di Desa Jambo Lubok
penggunaan pupuk pada usahatani karet di sebesar 221,79 Kg/Ha/Tahun.
Kecamatan Indra Makmur yaitu sebesar
285,30 Kg/UT/Tahun atau 258,89 Produksi Usahatani Karet
Kg/Ha/Tahun. Rata-rata penggunaan pupuk Rata-rata produksi usahatani karet petani
tertinggi berada di Desa Alue Ie Mirah sebesar sampel di Kecamatan Indra Makmur dapat
269,11 Kg/Ha/Tahun, sedangkan penggunaan dilihat pada tabel V-5 berikut ini.
Tabel V-5. Rata-Rata Produksi Pada Usahatani Karet di Kecamatan Indra Makmur, 2017
Produksi Produksi
Nomor Desa Sampel (Kg/UT/Tahun) (Kg/Ha/Tahun)
1 Jambo Lubok 4.095,00 3.696,36
2 Alue Ie Mirah 5.032,22 4.280,64
3 Pelita Sagup Jaya 4.055,00 4.392,22
4 Blang Nisam 4.624,00 4.303,33
Rata-Rata 4.671,67 4.298,22
Sumber; Data primer diolah (2017)
Tabel V-5 dapat dilihat bahwa rata-rata Kecamatan Indra Makmur yaitu sebesar
produksi usahatani karet petani sampel di 4.671,67 Kg/UT/tahun atau 4.298,22

AGRISAMUDRA, Jurnal Penelitian Vol. 5 No. 1 Januari-Juni 2018 71


Kg/Ha/tahun. Rata-rata produksi tertinggi - Jika NMPxi = Pxi, maka penggunanan
berada di Desa Pelita Sagup Jaya yaitu sebesar faktor produksi sudah efisien
4.392,22 Kg/Ha/tahun dan produksi terendah
berada di Desa Jambo Lubok sebesar 3.696,36 Efisien Penggunaan Pupuk NPK
Kg/Ha/tahun. Berdasarkan hasil penelitian Efisiensi penggunaan pupuk NPK pada
bibit karet yang digunakan adalah bibit unggul usahatani karet di Kecamatan Indra Makmur
hasil okulasi batang bawah dan batang atas NPMx1 = (6.500 x 0,002)
unggul dari penangkar bibit karet. = 13
Px1 = (10.000 x 1)
Efisiensi Penggunaan Tenaga Kerja dan = 10.000
Pupuk pada Usahatani Karet Efisiensi = 13/10.000
Untuk menganalisis efisiensi penggunaan = 0,0013 (< 1 tidak efisien)
tenaga kerja dan pupuk terhadap produksi Jadi NPMx1 < Px1 artinya penggunaan pupuk
usahatani karet di Kecamatan Indra Makmur NPK pada usahatani karet di Kecamatan Indra
digunakan model analisis regresi nonlinier Makmur tidak efisien. Penggunaan faktor
berganda. Hasil analisis diperoleh persamaan produksi pupuk NPK sudah berlebihan dan
fungsi produksi Cobb Douglas sebagai berikut: disarankan untuk dikurangi. Karena jika
Log Y = 3,506 + 0,002X1 + 0,052X2 penggunaan pupuk NPK dinaikkan terus akan
Y = 3,506 X10,002 X20,052 menyebabkan pertambahan produksi yang
Dengan interprestasi sebagai berikut: negatif. Maka hubungan antara penggunaan
- Koefisien regresi faktor penggunaan pupuk pupuk NPK dengan produksi pada usahatani
(X1) sebesar 0,002. Artinya bila karet di Kecamatan Indra Makmur adalah
penggunaan tenaga kerja dianggap tetap pertambahan hasil yang semakin berkurang
maka setiap penambahan 1 Kg pupuk NPK (Dcreasing Return to Scale). Untuk
akan menyebabkan produksi karet menurun tercapainya efisiensi penggunaan pupuk pada
sebesar 0,002 Kg/Tahun. usahatani karet di Kecamatan Indra Makmur
- Koefisien regresi faktor penggunaan tenaga maka setiap penambahan 1 Kg pupuk
kerja (X2) sebesar 0,052. Artinya bila NPK/Tahun harus diikuti pertambahan
penggunaan pupuk dianggap tetap maka produksi karet sebesar 1,538 Kg/Tahun.
setiap penambahan 1 HKP tenaga kerja
akan menyebabkan produksi karet Efisien Penggunaan Tenaga Kerja
meningkat sebesar 0,052 Kg/Tahun. Efisiensi penggunaan tenaga kerja pada
usahatani karet di Kecamatan Indra Makmur
Uji Efisiensi NPMx2 = (6.500 x 0,052)
Untuk mengetahui apakah penggunaan pupuk
dan tenaga kerja sudah efisien maka dapat = 338,-
dilakukan dengan membandingkan nilai Px2 = (50.000 x 1)
produksi marginal dengan harga faktor = 50.000
produksi. Proses produksi efisien jika Efisiensi = 338/50.000
keuntungan mencapai maksimum. Syarat = 0,00676 (< 1 tidak efisien)
tercapainya keuntungan maksimum jika nilai Jadi NPMx2 < Px2 artinya penggunaan tenaga
produksi marginal sama dengan harga faktor kerja pada usahatani karet di Kecamatan Indra
produksi. Secara matematis ditulis sebagai Makmur tidak efisien. Penggunaan faktor
berikut: produksi tenaga kerja sudah berlebihan dan
NMPxi/Pxi = 1 disarankan untuk dikurangi. Karena jika
Dimana: penggunaan tenaga kerja dinaikkan terus akan
NMPxi = Nilai Produk Marginal akibat faktor menyebabkan pertambahan produksi yang
produksi xi negatif. Maka hubungan antara penggunaan
Pxi = Harga faktor produksi xi persatuan pupuk NPK dengan produksi pada usahatani
karet di Kecamatan Indra Makmur adalah
dengan kriteria sebagai berikut: pertambahan hasil yang semakin berkurang
- Jika NMPxi > Pxi, maka penggunaan (Dcreasing Return to Scale). Untuk
faktor produksi perlu ditambah tercapainya efisiensi penggunaan tenaga kerja
- Jika NMPxi < Pxi, maka penggunaan pada usahatani karet di Kecamatan Indra
faktor produksi perlu dikurangi. Makmur maka setiap penambahan 1

AGRISAMUDRA, Jurnal Penelitian Vol. 5 No. 1 Januari-Juni 2018 72


HKP/Tahun harus diikuti pertambahan pertumbuhan dan produksi tanaman
produksi karet sebesar 7,69 Kg/Tahun. karet dapat maksimal sehingga
menghasilkan produksi yang optimal.
KESIMPULAN DAN SARAN 3. Diharapkan petani karet di Kecamatan
Kesimpulan Indra Makmur menggunakan bibit klon
1. Karakteristik petani sampel dapat dilihat unggul agar tercapai produksi dan
umur rata-rata petani karet sampel pendapatan usahatani karet yang layak.
adalah 44,30 tahun, tingkat pendidikan 4. Perlu adanya penyuluhan secara
rata-rata adalah 9,91 tahun (SMA), kontinyu kepada para petani karet
pengalaman rata-rata berusahatani 16,91 tentang pentingnya membudidayakan
tahun dan jumlah tanggungan keluarga karet secara intensif sehingga
rata-rata 5 orang. diharapkan akan meningkatkan produksi
2. Rata-rata luas lahan usahatani garapan yang optimal dan meningkatkan
yang dikelola oleh petani sampel adalah pendapatan petani karet.
sebesar 1,09 hektar, dimana luas lahan
yang terbesar terdapat pada Desa Alue Ie DAFTAR PUSTAKA
Mirah sebesar 1,18 hektar dan luas Anwar Chairil. 2001. Teknologi Budidaya
garapan yang terkecil terdapat pada Karet. Pusat Penelitian Karet Medan.
Desa Pelita Sagup Jaya yaitu sebesar [BPS] Badan Pusat Statistik Aceh. 2016. Dinas
0,93 hektar. Perkebunan. Tentang Areal dan
3. Hasil analisis diperoleh persamaan produksi Perkebunan.
fungsi produksi Cobb Douglas yaitu: Badan Penyuluhan Pertanian Kecamatan Indra
Y = 3,506 +. X1 0,002 + X20,052 Makmur. 2016. Tentang Luas Areal
4. Penggunaan pupuk pada usahatani karet Tanaman Karet di Kecamatan Indra
di Kecamatan Indra Makmur tidak Makmur.
efisien dimana NMPxi < Pxi, maka Dian Mardias. 2012. Jurnal:”Pola
penggunaan faktor produksi pupuk Pengembangan Perkebunan Karet
sudah berlebihan dan disarankan untuk Rakyat dalam Rangka Upaya
dikurangi. Hubungan antara penggunaan Peningkatan Produksi dan
pupuk NPK dengan produksi karet Pendapatan Petani di Kabupaten
adalah pertambahan hasil yang semakin Kampar. FE UNRI. Pekan Baru
berkurang (Decreasing Return to Scale). Daniel, M. 2001. Pengantar Ekonomi
5. Penggunaan tenaga kerja pada usahatani Pertanian. Bumi Aksara, Jakarta.
karet di Kecamatan Indra Makmur tidak Hernanto, Fadholi. 2001. Ilmu Usahatani.
efisien dimana NMPxi < Pxi, maka Penebar Swadaya: Jakarta.
penggunaan faktor produksi tenaga kerja Nazir, Moh, 2005, Metode Penelitian, Cetakan
sudah berlebihan dan disarankan untuk Keenam, Ghalia Indonesia, Jakarta
dikurangi. Hubungan antara penggunaan Prasetyo dan Miftahul Jannah. 2005. Metode
tenaga kerja dengan produksi karet Penelitian Kuantitatif. PT. Raja
adalah pertambahan hasil yang semakin Grafindo Persada, Jakarta
berkurang (Decreasing Return to Scale). Porter ME. 1993. Strategi Bersaing : Teknik
Menganalisis Industri dan Pesaing.
Saran-saran Maulana A, penerjemah; Hutauruk G,
1. Diharapkan kepada petani karet di editor; Jakarta: Erlangga. Terjemahan
Kecamatan Indra Makmur untuk dapat dari: Competitive Strategy.
menerapkan penggunaan pupuk yang Prawirokusumo, S. 2005. Ilmu Usaha Tani,
sesuai anjuran dari dinas pertanian BPIE Yogyakarta.
setempat agar pertumbuhan dan Rahim dan Diah Retno, 2007, Ekonomika
produksi tanaman karet dapat maksimal Pertanian, Penebar Swadaya, Jakarta
sehingga menghasilkan produksi yang Rustiadi E., Saefulhakim S., Panuju DR. 2009.
optimal. Perencanaan dan Pengembangan
2. Diharapkan kepada petani karet di Wilayah. Jakarta: Crestpent Press dan
Kecamatan Indra Makmur untuk dapat Yayasan Obor Indonesia.
menerapkan penggunaan tenaga kerja
yang sesuai kebutuhan agar

AGRISAMUDRA, Jurnal Penelitian Vol. 5 No. 1 Januari-Juni 2018 73


Siregar Tumpal HS, 2008. Budidaya Tanaman
Karet. BP Karet Sei Putih, Sumatera
Utara
Soekartawi. 2003. Ilmu Usahatani. Universitas
Indonesia Press, Jakarta.
Tim Penulis Penebar Swadaya. 2008.
Budidaya Tanaman Karet. Penebar
Swadaya. Jakarta
Umar Husein, 2002. Pengantar Teori
Penelitian. PPB FIP UPI, Bandung.

AGRISAMUDRA, Jurnal Penelitian Vol. 5 No. 1 Januari-Juni 2018 74

Anda mungkin juga menyukai