Nenni Mona Aruan1), Istas Pratomo Manalu1), Adrianto Prihartantyo2), Audrey Mihewi Samosir2),
Hana Maria Siahaan1), Sotar Dodo1), Daniel Simangunsong1)
1
Fakultas Informatika dan Teknik Elektro/Sarjana Informatika,Institut Teknologi Del
email: nenni.aruan@gmail.com
2
Fakultas Bioteknologi,Institut Teknologi Del
Abstrak
Kemiri adalah salah satu komoditi terbesar di daerah kabupaten Toba, khususnya di daerah
Kecamatan Laguboti. Kabupaten Toba sendiri merupakan kabupaten dengan urutan ke 12 penghasil
kemiri terbesar di Sumatera Utara. Harga penjualan kemiri dengan cangkangnya seringkali naik-
turun secara drastis atau bersifat fluktuatif. Ditambah dengan perbedaan harga yang sangat
signifikan antara biji kemiri yang utuh dengan yang tidak. Kemudian, limbah hasil pecahan kemiri
yaitu cangkang kemiri banyak yang dibuang secara percuma dan berakhir sebagai sampah pada
lingkungan sekitar. Untuk mengatasi permasalahan ini, kami ingin membantu masyarakat melalui
mitra yang telah memiliki usaha pengolahan kemiri di Kecamatan Laguboti dan memperbantukan
warga setempat sebagai karyawan pemecah kemiri melalui pemberian mesin pemecah kemiri.
Mesin pemecah kemiri ini ditambahkan dengan inovasi seperti mempercepat proses produksi,
menghasilkan biji kemiri yang lebih bagus (bulat), alat pemisah kemiri dan cangkangnya. Kemudian
memberikan pelatihan pengolahan cangkang kemiri menjadi arang ini menggunakan metode drum
dengan tambahan alat bakar turbo burner karena menghasilkan atau memproses cangkang kemiri
yang lebih banyak dan menggunakan bahan bakar yang murah serta mudah didapatkan yaitu oli
bekas. Dengan adanya mesin pemecah kemiri dan pelatihan pembuatan arang ini, mitra dan
karyawan yang juga merupakan warga setempat dapat bekerja secara efisien dan optimal serta
membantu kebutuhan dapur mereka.
PENDAHULUAN
Kemiri merupakan salah satu jenis tanaman komoditi yang dikembangkan melalui program
hutan kemasyarakatan dan hutan rakyat. Berguna untuk merehabilitasi lahan kritis dan dapat
tumbuh subur pada berbagai jenis tanah. Secara ekonomi dapat meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan masyarakat (Upe et al. 1999). Lima provinsi di Indonesia sebagai penghasil terbesar
kemiri pada tahun 2003, yaitu Sulawesi Selatan, Nangroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Nusa
Tenggara Timur dan Sumatera Barat dengan produksi 79.137 ton. Provinsi Sumatera Utara
berpotensial untuk mengolah kemiri dengan investasi produksi mencapai 13.330 Ha (Darmawan,
2004). Kecamatan Laguboti yang terletak di Kabupaten Toba Samosir yaitu salah satu kabupaten
kecil di Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu kecamatan dengan jenis tanah yang cocok
dan sangat banyak ditumbuhi oleh pohon kemiri. Kecamatan ini juga merupakan pemasok utama
biji kemiri khusus untuk Sumatera Utara sendiri.
Buah kemiri memiliki potensi bisnis yang relatif besar dengan peminat yang tinggi. Biji kemiri
terdiri dari kulit biji (tempurung) dan daging biji dengan perbandingan 3: 7 (Heyne, 1987). Oleh
karena itu permintaan pasar akan biji kemiri cenderung stabil dengan harga berada disekitaran
Rp.20.000-25.000,00. Sedangkan harga kemiri dengan cangkangnya memiliki harga yang cukup
fluktuatif setiap bulannya. Setelah itu dilanjutkan kembali dengan pemisahan biji kemiri berdasarkan
besar kecilnya biji yang dihasilkan dengan cangkangnya. Pemisahannya juga berdasarkan besar-
kecilnya biji yang dihasilkan karena akan menentukan harga jualnya.
a b
Gambar 1. Biji dan cangkang kemiri sebelum dan setelah dipisahkan (a) Keluaran setelah
dari mesin pemecah; (b) Biji kemiri;(c)cangkang kemiri
Kemudian setelah proses pemisahan selesai dan biji kemiri berhasil terjual, usaha ini
menghasilkan limbah berupa cangkang kemiri. Cangkang kemiri ini sebenarnya masih memiliki
manfaat yang bisa digunakan kembali karena masih mengandung minyak dan arang aktif. Namun
karena kurangnya pengetahuan tentang bagaimana cara mengolahnya dan besarnya manfaat yang
dihasilkan, kelompok petani ini hanya menumpuk cangkang kemiri tersebut untuk dijual kembali
dengan harga yang cukup rendah atau ada juga yang dibiarkan terbuang begitu saja.
KAJIAN LITERATUR
Kemiri (Aleurites moluccana, Wild.) atau disebut dengan candlenut adalah tanaman yang
digolongkan dalam famili Euphorbiaceae (jarak-jarakan). Tanaman kemiri dapat tumbuh tersebar
secara luas di daerah dengan iklim tropis (Sunanto, 1994). Tanaman kemiri tersebar di hampir
seluruh wilayah Indonesia seperti di provinsi Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara
Timur, dan Aceh. Kemiri dikenal dapat beradaptasi dengan baik di daerah lereng hingga lembah
yang curam. Curah hujan yang sesuai dengan pertumbuhan kemiri ini berkisar antara 640 hingga
4290 mm atau 1940 mm per tahun (Duke, 1983). Rata-rata suhu tahunan untuk pertumbuhan kemiri
berkisar antara 18 hingga 28°C. Suhu maksimum pada bulan terpanas sekitar 26 - 30°C, sedangkan
suhu sekitar 8 - 13°C merupakan suhu minimum pada bulan terdingin. Tanaman kemiri mempunyai
berbagai macam manfaat bagi kehidupan manusia. Hal ini dikarenakan hampir seluruh bagian
tanaman ini dapat digunakan, antara lain:
a. Kayu kemiri memiliki struktur yang halus, berserat, ringan dan berwarna putih sehingga dapat
dimanfaatkan sebagai bahan bakar serta bahan industri
b. Kulit batang dan daun kemiri dapat dimanfaatkan sebagai ramuan obat tradisional
c. Biji kemiri dimanfaatkan sebagai bumbu masak dikarenakan biji kemiri mengandung kadar
energi, gizi dan minyak yang tinggi
d. Tempurung biji kemiri yang bertekstur keras dapat dimanfaatkan sebagai arang aktif yang
digunakan sebagai bahan memperbaiki sifat tanah dan sebagai bahan bakar
METODE
Metode pelaksanaan kegiatan PkM digambarkan dalam diagram rancangan kegiatan berikut
ini berupa solusi yang ditawarkan untuk mengatasi permasalahan yang ada.
Kegiatan diawali dengan studi lapangan terlebih dahulu agar mendapatkan informasi kendala-
kendala apa saja yang dialami mitra. Setelah melaksanakan survey, tim bekerjasama dengan mitra
merencanakan desain mesin kemiri dan ayakan yang akan dibuat. Paralel dengan pembuatan mesin
kemiri tersebut dilakukan juga diskusi antar tim desain pembakaran arang yang akan dirancang.
Kemudian dilakukan sosialisasi dan pelatihan penggunaan mesin kemiri dan pengolahan arang serta
panduan berupa poster dan modul penggunaan mesin kemiri dan pengolahan arang. Setelah
melaksanakan sosialisasi tim berkunjung kembali ke lokasi mitra untuk memastikan mitra dapat
mengoperasikan mesin dengan baik. Partisipasi mitra dan masyarakat dalam pelaksanaan program
Pengabdian kepada Masyarakat ini antara lain membagikan pengalaman terkait kendala yang
dialami selama pengolahan kemiri dan juga masukan terkait mesin dan ayakan yang akan diberikan.
adalah drum minyak tanah bekas bervolume 200 liter dengan tutup drum dapat dipisahkan dari
badannya
Gambar 2. Sosialisasi dan pelatihan penggunaan mesin pemecah kemiri dan pengolahan arang
Berikut adalah mesin kemiri dan pengolahan arang dari cangkang kemiri yang telah diberikan
kepada mitra.
Pada saat kegiatan sosialisasi penggunaan alat kepada mitra, tim PkM dan mahasiswa
menjelaskan secara detail seluruh fungsi yang ada pada mesin dan penjelasan materi manfaat kemiri
dan arang dari cangkang kemiri. Setelah melaksanakan sosialisasi tim berkunjung kembali ke lokasi
mitra untuk memastikan mitra dapat mengoperasikan mesin dengan baik dan melakukan
pengecekan kendala apa yang dialami selama pengoperasian mesin tersebut.
KESIMPULAN
Berdasarkan kegiatan dan uraian diatas, penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut:
1. Pemberian mesin kemiri yang telah dilengkapi ayakan sangat membantu mitra dan pesortir
kemiri menyelesaikan pekerjaan jauh lebih cepat dari sebelumnya.
2. Dari hasil monitoring menunjukkan perlu pemisahan mesin dengan ayakan sehingga proses
pemecahan dan pemisahan cangkang bisa dilakukan secara paralel. Perangkat mesin dan juga
perangkat pembakaran arang ini diharapkan dapat digunakan dan mendapatkan hasil yang
maksimal untuk kelompok mitra maupun warga desa sekitar Kecamatan Laguboti.
kasih juga disampai kepada Institut Teknologi Del atas dukungannya, sehingga kegiatan ini dapat
berjalan dengan lancar
DAFTAR PUSTAKA
Darmawan, S 2004, Pengolahan dan Pemanfaatan Kemiri‟,Prosiding ekspose Diskusi Hasil- Hasil
penelitian BPPKNTB, 4 Desember 2004, Kupang.
Duke, J. (1983). Hort Purdue. Retrieved from Hort Purdue Edu:
http://www.hort.purdue.edu/newcrop/duke_energy/Aleurites_moluccana.html
Heyne, K. 1987.Tumbuhan Berguna Indonesia. Vol III. Terjemahan Yayasan Sarana Wana Jaya,
Jakarta.
Sunanto, H. (1994). Budidaya Kemiri, Komoditas Ekspor. Yogyakarta: Kanisius.
Upe IA, Lembang JT, Rasyid, 1999.„Pengembangan desain dan purwarupa alat pembuatan minyak
kemiri dari kernal kemiri pecah dengan sistim hidrolik press‟. Laporan penelitian tahun
1999.Balai Penelitian Industri Ujung Pandang.