PROGRAM STUDI
TEKNOLOGI REKAYASA KIMIA INDUSTRI
POLITEKNIK BOMBANA
TAHUN AJARAN 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
terselesaikannya laporan yang berjudul “pembuatan alat pemotong kulit biji jambu
mente dengan memodifikasi rangka besi”. Penulisan makalah ini merupakan salah
satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Teknopreneur.
Dalam penulisan laporan ini kami merasa banyak kekurangan baik pada
teknik penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki.
Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan laporan ini.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian................................................................................2
1.4 Manfaat Penelitian..............................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................4
2.1 Dasar Teori...........................................................................................4
2.1.1 Pengertian Jambu Mente..........................................................4
2.2.2 Prinsip Kerja Pengupas Biji Mente..........................................7
BAB III METODOLOGI PENELITIAN..........................................................9
3.1 Waktu Dan Tempat............................................................................9
3.2 Alat Dan Bahan....................................................................................9
3.4 Prosedur Kerja.....................................................................................9
3.5 Diagram Alir.........................................................................................11
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................12
4.1 Hasil.......................................................................................................12
4.2 Pembahasan..........................................................................................13
BAB V PENUTUP...............................................................................................16
5.1 Kesimpulan...........................................................................................16
5.2 Saran.....................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................iv
LAPIRAN TABEL..............................................................................................v
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Alat dan mesin pertanian menjadi salah satu faktor yang berpengaruh
terhadap produktivitas usaha tanaman pangan meskipun tidak secara langsung.
Antara lain berperan untuk meningkatkan kapasitas pekerjaan dan intensitas
tanam serta meningkatkan kenyamanan maupun keamanan sehingga menambah
produktivitas kerja. Usaha pertanian tanaman pangan tidak terlepas dari alat dan
mesin pertanian yang dipergunakan dalam pelaksanaannya, baik dalam proses
pengolahan lahan, penanaman, pengendalian organisme pengganggu tumbuhan
(OPT), pengairan, pemanenan, perontokan, perajangan umbi, pembersihan,
pengeringan, penggilingan, penyimpanan, maupun proses lainnya. (Awaludin,
1995).
Biji mente merupakan salah satu tanaman buah yang sudah lama dikenal
oleh masyarakat. Tanaman ini cukup mudah untuk dibudidayakan dan iklim
Indonesia pun ternyata sangat cocok untuk budidaya jambu mente. Indonesia
termasuk produsen mente terbesar di Asia. Kendala yang dihadapi para pelaku
usaha kecil dan menengah khususnya bidang pengolahan biji mente adalah proses
pengupasan biji mente masih dilakukan secara manual. Hal ini menyebabkan
pekerja sering mengalami iritasi pada tangan yang disebabkan getah biji mente
tersebut dan hasil pengupasan kurang maksimal dikarenakan biji tersebut tidak
utuh (terbelah dua) yang menyebabkan kualitas dan harga menurun. Demi
kemudahan dalam melaksanakan pekerjaan, manusia mulai membuat modifikasi-
1
modifikasi serta inovasi padaalat yang digunakannya. Oleh karena itu, kami
mencoba membuat suatu perencanaan alat pengupas kulit biji mente yang lebih
efisien dalam produktivitas, lebih efektif untuk membantu proses pengupasan
supaya bisa lebih cepat dan mendapatkan hasil yang bagus. Maka pada
pembahasan ini penulis tertarik membuat rancang bangun alat pengupas kulit biji
mente, dari alat pengupas kulit biji mente dengan cara memodifikasi dari rangka
kayu menjadi rangka besi. Dari hasil pengupasan manual yang diperoleh bahwa
pokok permasalahan yang dihadapi adalah alat pemotong yang kurang efektif
untuk mendapatkan hasil yang berkualitas. Dengan menganalisis hasil proses
pengupasan kulit biji mente ini memberikan perbandingan hasil yang baik dan
hasil yang kurang baik dapat di lihat dari hasil pengujian alat. Sebagai upaya
mengatasi permasalahan tersebut, maka dilakukan pembuatan alat pengupas biji
mente. Alat pengupas tersebut berpengaruh langsung terhadap kualitas biji mente,
yang nantinya akan menentukan hasil pengupasan dan harga jual yang tinggi. Dari
kondisi seperti di atas maka penulis tertarik untuk membahas tentang “Rancang
Bangun Mesin Pemecah Biji Buah Jambu Mente” dengan menambahkan mata
pisau pada alat. (Awaludin, 1995)
Dilihat dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
rumusan masalah pada rencana penelitian ini sebagai berikut :
2
1.4 Manfaat Penelitian
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
gelondongan mente diletakkan di atas pisau bawah kemudian pisau bagian atas
menekan kebawah sehingga kulit gelondongan terkupas. Selanjutnya untuk
membelah gelondongan mente, tangkai pada bagian atas kacip mente digeser
kekiri atau kekanan. Kekurangan yang nampak pada alat kacip mente adalah titik
perputaran tidak berada pada titik pusat gelondongan mente sehingga pada saat
dibelah gelondongan mente sering terlepas. Berdasarkan hasil wawancara dengan
pekerja industri pengolahan mente di Kabupaten Barru diperoleh informasi bahwa
rata-rata jumlah gelondongan mente yang dapat dikupas. dalam sehari adalah 5—
6 kg. Menurut Rismunandar (1986), kapasitas porduksi biji mente dengan
menggunakan alat kacip mente pada tenaga kerja yang sudah terampil adalah 5—
8 kg/hari. Lebih lanjut diperoleh informasi bahwa dari kapasitas produksi tersebut
terdapat 50% biji mente utuh dan 50% lainnya tidak utuh. Disisi lain harga jual
biji mente yang utuh dan tidak utuh cukup berbeda. Berdasarkan hasil survey
kami pada Supermarket Alfa Tamalanrea bahwa kacang mente yang terbelah dan
pecah harganya berkisar Rp 58.000/kg, dan yang kacang mente utuh harganya Rp
61.875/kg. Azis (2008) telah merancang alat pengupas gelondongan mente sistem
putar. Alat ini sudah dapat meningkatkan kapasitas produksi sebesar 1 kg dalam 1
jam dan prosentase biji mente yang utuh sebesar 74,45%. Kekurangan yang
nampak pada alat ini adalah langkah pisau terbatas sehingga gelondongan mente
yang berukuran kecil tidak dapat dikupas dengan baik dan bentuk pisau tidak
sesuai dengan kontur dari gelondongan mente. Untuk mendapatkan rancangan
kacip mente yang memadai kualitasnya, diperlukan pengetahuan tentang mesin
tersebut dengan memperhatikan segala aspek- aspek mengenai rancang bangun
kacip mente.
Kendala yang dihadapi petani dalam pengupasan gelondong adalah
rendahnya presentase kacang mente utuh yang diperoleh dan tersemarnya kacang
mente oleh cairan kulit mente atau minyak laka (Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian Ambon, 1998). Presentase kacang mente utuh yang dihasilkan oleh
pengrajin rumah tangga danindustry kecil berkisar 60-70% dengan mutu rendah
(Muljohardjo, 1991). Salah satu hambatan dalam pengolahan biji mente adalah
5
cara mengupas untuk memperoleh bijinya secara utuh. Hal ini mengingat adanya
bentuk, sifat-sifat kulit serta.
Pengupas mente akan efektif jika mente glondongan dalam keadaan kering
sempurna. Selain itu pengrajin perlu memilah-milah glondongan mente
berdasarkan ukurannya sebelum dimasukkan dalam alat pengupas agar tidak perlu
berkali-kali mengatur alatnya. Prinsip kerja alat pengupas kacang mente yaitu
dengan meletakkan mente glondongan dalam bagian yang berbentuk seperti
tabung yang dapat diatur ukurannya. Setelah itu pegangan ditekan dan kulit mente
glondongan akan terbelah dan isinya berupa kacang mente yang utuh dapat
diambil. Jika pengrajin sudah mempersiapkan mente glondongan kering sempurna
dan sudah dipilah-pilah maka dalam waktu satu jam alat ini dapat mengupas 4-6
kg mente gelondongan yang akan menghasilkan kacang mente sebanyak 1-1,5 kg
kacang mente dengan tingkat kerusakan sekitar 10% kacip modifikasi.
Salah satu alat yang sudah ada ialah kacip modifikasi. Alat ini mengacu
pada cara kerja kecip yang selama ini digunakan olehpengrajin. Kacip modifikasi
ini diharapkan dapat mempermudah dalam pengupasan mente. Prinsip kerja kecip
modifikasi ini dengan cara ditekan untuk membuka gelondongan mente kemudian
diputar untuk melepaskan kulit gelondongannya.
6
2.1.2 Prinsip Kerja Pengupas Kulit Biji Mente
Pada prinsipnya alat dan mesin pengupas kulit buah mente yang telah
digunakan dapat dikelompokan menjadi tiga kelompok yaitu:
Cara tekanan pada prinsipnya cara pengupasan ini adalah buah mente
gelondong mengalami gaya tekan secara manual (pemukulan) atau mekanis
(gesekan silinder). Pada cara pemukulan, buah mente dipukul satu persatu dengan
pemukul, sehingga cara ini memerlukan kecakapan dan keterampilan yang tinggi.
Pada prinsipnya cara pengupasan ini bahwa buah mente gelondong baik
tanpa penggorengan maupun dengan penggorengan dikupas dengan cara mengiris
atau menggergaji bagian kulit buah sedemikian rupa sehingga kulit buah mente
terbelah menjadi dua bagian. Berdasarkan cara mengiris atau menggergaji maka
dapat dibedakan atas mengiris dengan : Kacip Belah, Kacip Utuh, Kacip Putar,
Welding Clam dan Bermata Pisau „U‟.
7
(3) Cara Sentrifugal
8
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
9
5. Jika rangka alat sudah terbentuk maka kita beralih ke perangkaian mata
pisau pemmotong jambu mente tersebut.
6. Jika kedua proses telah selesai selanjutnya penyambungan pegas.
7. Pegas disambung ketiang penyangga yang berada disamping penekan mata
pisau,guna pegas yaitu untuk mempermudah pemotongan kulit jambu
mente.
8. Untuk mempermudah proses pemotongan, pada pegas disambungkan
sampai kebawah tiang penyangga yang digerakkan dengan memanfaatkan
penekanan kaki,
9. Setelah semua rangka sudah terpasang dengan baik maka alat siap
digunakan.
10. Biji mente diletakkan diatas landasan cekung,
11. Bagian punggung biji mente menghadap kebawah dan bagian perut
gelondong biji mente menghadap atas,
12. Selanjutnya, pisau mata kacip mente diturunkan dan ditekan sedemikioan
rupa sehingga membelah kulit biji mente, kemudian pisau ditekan ke arah
samping, agar kulit pisah dengan biji mente,
13. Berikutnya biji mente dicungkil menggunakan alat pncungkil yang berupa
pisau kecil atau sejenisnya.
10
3.4 Diagram Alir
Proses perancangan
Ide Rancang
Mesin las
Elektroda
Selesai
11
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Dibawah ini adalah hasil dari perakitan alat pemotong biji jambu mente
yaitu sebagai berikut:
Mata pisau
pegas
12
4.2 Pembahasan
13
Tangkai pengungkit digunakan untuk menyalurkan gaya tenaga operator
pada pemecahan kulit buah. Selain itu tangkai pengungkit juga berperan pada
pencungkilan kulit buah. Tangkai pengungkit ini terletak disebelah kanan meja
penunjang.
Setelah semua kerangka alat dibuat, setelah itu kita memasang kerangka
mata pisau kepada meja mata pisau dengan cara menglasnya dan juga
memanfaatkan baut, setelah itu kita memasang tangkai pengungkit (injakan) yang
posisi injakan ini berada pada samping meja alat yang dimana kita
menyambungkannya pada mata pisau karena pada dasarnya injakan ini berfungsi
untuk menngerakkan mata pisau dengan adanya bantuan dari pegas.
Konversi tenaga operator menjadi tenaga penggerak dilakukan melalui
tangkai pengungkit yang ditransmisikan dengan system pengungkit. Operator
bekerja dalam posisi duduk ataupun berdiri untuk mendapatkan efisiensi dan
kenyamanan kerja operator. Sistem hubungan antara manusia dengan alat adalah
sistem manual dimana manusia selain sebagai tenaga penggerak, juga berfungsi
sebagai pengendali pengoperasian alat kacip kulit buah mente gelondong ini.
Dengan adanya perbaikan desain pada bagian tekanan pisau pemotong yang
dimana awalnya menggunakan daya tenaga tekanan tangan manusia kini lebih
efesien dengan menggunakan daya tekanan kaki yang lebih sederhana, yanng
dimanakita hanya tinggal menyimpan biji jambu mente yang telah kering pada
mata piau lalu kita menginjak bagian penekan yang tersambung atau yang
menggerakkan mata pisau hingga bunyi suara ‘’krek’’ yang menandakan kulit
dan isi biji mente sudah dapat dipisahkan, biji mente yang digunakan haruslah
benar-benar kering karena jika tidak maka biji mente akan melekat pada mata
pisau alat dan tidak dapat dipisahkan antara isih dan kulit biji mente.
Jadi prinsip kerja dari alat ini yaitu membelah kulit biji mente dengan cara
biji mente diletakkan di tengah-tengah mata pisau lalu pegas yang tersambung
pada mata pisau diinjak untuk menggerakkan mata pisau agar kulit biji mente
dapat terbelah.
14
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. prinsip kerja dari alat ini yaitu membelah kulit biji mente dengan cara
biji mente diletakkan di tengah-tengah mata pisau lalu pegas yang
tersambung pada mata pisau diinjak untuk menggerakkan mata pisau
agar kulit biji mente dapat terbelah.
2. Kita dapat mengetahui mekanisme kerja dari alat dengan cara
menggunakan alat secara langsung dengan memperhatikan cara kerja
serta memahami fungsi-fungsi dari bagian-bagian alat pengupas kulit
biji jambu mente tersebut, dan yang lebih penting kita memahami fungsi
utama dari alat tersebut.
5.2 Saran
15
DAFTAR PUSTAKA
Awaludin, 1995. Modifikasi dan uji performansi alat pengupas kulit buah mente.
Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Bambang Cahyono, 2001. Jambu mente teknik budi daya dan analisis usaha tani.
Penerbit kanisius anggota IKAPI Yogyakarta.
Budi Samadi, 2010. Jambu mente teknik budi daya dan pengolahannya. CV
ANEKA ILMU. Raya semarang.
Direktorat Jendral Perkebunan, 1989. Pedoman Pelaksanaan Pengembangan
Jambu Mente. Departemen Pertanian. Jakarta.
Ferry, Y.J.,T. Yuhono, dan C. Indrawanto. 2001. Strategi pengembangan
industry mente Indonesia. Pusat penelitian dan pengembangan
perkebunan. Bogor. Hlm 89, (online), (http: // pustaka litbang deptan.
Go. Id/ publikasi / P3261074.).
Rismunandar, 1986. Performansi alat pengupas kulit biji jambu mente. Fakultas
Teknologi Pertanian
iv
LAMPIRAN TABEL
n
DOKUMENTASI KETERANGAN
o
1 Proses pemotongan
besi untuk pembuatan
kerangka penunjang atau
meja.
2 Proses pembuatan
mata pisau
v
3 Proses pemasangan
pegas sebagai sambungan
pengungkit atau injakan
untuk penggerak mata
pisau.
4 Proses pengelasan
pembuatan pengungkit
atau injakan untuk
penggerak mata pisau.
Proses pengeecatan
5 dan proses akhir
vi