Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOPRENEUR

PEMBUATAN ALAT PEMOTONG KULIT BIJI


JAMBU MENTE DENGAN MEMODIFIKASI
RANGKA BESI

Dosen Pengampu :Muhammad Alamsyah, S.T.,M.T


Disusun Oleh :
Jusman/4022022028
Min Ismy Vistarayu/4022022032
Muhammad Al Fauzan/40220220
Suciati/4022022062
Sumira/4022022064
Yusril Aksan Syiraid/4022022074

PROGRAM STUDI
TEKNOLOGI REKAYASA KIMIA INDUSTRI
POLITEKNIK BOMBANA
TAHUN AJARAN 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
terselesaikannya laporan yang berjudul “pembuatan alat pemotong kulit biji jambu
mente dengan memodifikasi rangka besi”. Penulisan makalah ini merupakan salah
satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Teknopreneur.

Dalam penulisan laporan ini kami merasa banyak kekurangan baik pada
teknik penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki.
Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan laporan ini.

Dalam penulisan laporan ini kami menyampaikan ucapan terimakasih yang


sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan
makalah ini, khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas laporan
dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas laporan ini.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian................................................................................2
1.4 Manfaat Penelitian..............................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................4
2.1 Dasar Teori...........................................................................................4
2.1.1 Pengertian Jambu Mente..........................................................4
2.2.2 Prinsip Kerja Pengupas Biji Mente..........................................7
BAB III METODOLOGI PENELITIAN..........................................................9
3.1 Waktu Dan Tempat............................................................................9
3.2 Alat Dan Bahan....................................................................................9
3.4 Prosedur Kerja.....................................................................................9
3.5 Diagram Alir.........................................................................................11
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................12
4.1 Hasil.......................................................................................................12
4.2 Pembahasan..........................................................................................13
BAB V PENUTUP...............................................................................................16
5.1 Kesimpulan...........................................................................................16
5.2 Saran.....................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................iv
LAPIRAN TABEL..............................................................................................v

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejalan dengan usaha ke arah industrialisasi pertanian, mekanisasi di sektor


tanaman pangan merupakan proses yang tidak dapat dihindari. Tertinggalnya
penggunaan peralatan mekanis di sector tanaman pangan dapat dipandang sebagai
salah satu tanda bahwa tahap untuk mencapai era industri pertanian masih jauh
dari sasaran.

Alat dan mesin pertanian menjadi salah satu faktor yang berpengaruh
terhadap produktivitas usaha tanaman pangan meskipun tidak secara langsung.
Antara lain berperan untuk meningkatkan kapasitas pekerjaan dan intensitas
tanam serta meningkatkan kenyamanan maupun keamanan sehingga menambah
produktivitas kerja. Usaha pertanian tanaman pangan tidak terlepas dari alat dan
mesin pertanian yang dipergunakan dalam pelaksanaannya, baik dalam proses
pengolahan lahan, penanaman, pengendalian organisme pengganggu tumbuhan
(OPT), pengairan, pemanenan, perontokan, perajangan umbi, pembersihan,
pengeringan, penggilingan, penyimpanan, maupun proses lainnya. (Awaludin,
1995).

Biji mente merupakan salah satu tanaman buah yang sudah lama dikenal
oleh masyarakat. Tanaman ini cukup mudah untuk dibudidayakan dan iklim
Indonesia pun ternyata sangat cocok untuk budidaya jambu mente. Indonesia
termasuk produsen mente terbesar di Asia. Kendala yang dihadapi para pelaku
usaha kecil dan menengah khususnya bidang pengolahan biji mente adalah proses
pengupasan biji mente masih dilakukan secara manual. Hal ini menyebabkan
pekerja sering mengalami iritasi pada tangan yang disebabkan getah biji mente
tersebut dan hasil pengupasan kurang maksimal dikarenakan biji tersebut tidak
utuh (terbelah dua) yang menyebabkan kualitas dan harga menurun. Demi
kemudahan dalam melaksanakan pekerjaan, manusia mulai membuat modifikasi-

1
modifikasi serta inovasi padaalat yang digunakannya. Oleh karena itu, kami
mencoba membuat suatu perencanaan alat pengupas kulit biji mente yang lebih
efisien dalam produktivitas, lebih efektif untuk membantu proses pengupasan
supaya bisa lebih cepat dan mendapatkan hasil yang bagus. Maka pada
pembahasan ini penulis tertarik membuat rancang bangun alat pengupas kulit biji
mente, dari alat pengupas kulit biji mente dengan cara memodifikasi dari rangka
kayu menjadi rangka besi. Dari hasil pengupasan manual yang diperoleh bahwa
pokok permasalahan yang dihadapi adalah alat pemotong yang kurang efektif
untuk mendapatkan hasil yang berkualitas. Dengan menganalisis hasil proses
pengupasan kulit biji mente ini memberikan perbandingan hasil yang baik dan
hasil yang kurang baik dapat di lihat dari hasil pengujian alat. Sebagai upaya
mengatasi permasalahan tersebut, maka dilakukan pembuatan alat pengupas biji
mente. Alat pengupas tersebut berpengaruh langsung terhadap kualitas biji mente,
yang nantinya akan menentukan hasil pengupasan dan harga jual yang tinggi. Dari
kondisi seperti di atas maka penulis tertarik untuk membahas tentang “Rancang
Bangun Mesin Pemecah Biji Buah Jambu Mente” dengan menambahkan mata
pisau pada alat. (Awaludin, 1995)

1.2 Rumusan Masalah

Dilihat dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
rumusan masalah pada rencana penelitian ini sebagai berikut :

a. Bagaimana mekanisme kerja mesin pengupas kulit biji jambu mente ?


b. Bagaimana mekanisme kerja mesin pengupas kulit biji jambu mente?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini ialah:

a. mengetahui mekanisme kerja mesin pengupas kulit biji jambu mente


b. mengetahui mekanisme kerja mesin pemecah biji buah jambu mente
dengan penerapan sistem kerja menggunakan tenaga kaki

2
1.4 Manfaat Penelitian

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna di dalam menambah


pengetahuan masyarakat mengenai cara merancang mesin pemecah biji
buah jambu mente.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna di dalam menambah
pengetahuan mengenai sistem kerja mesin pemecah biji buah jambu mente
dengan penerapan sistem kerja penambahan mata pisau.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dasar Teori

Pengupasan gelondongan mente untuk mendapatkan kacang mente


merupakan yang sulit, apa lagi untuk mendapatkan kacang mente yang utuh.
Kacang mente terbungkus kulit yang keras dan tidak teratur serta adanya minyak
laka (cashew nut shell liquid atau CNSL) yang bersifat racun. Oleh karena itu
untuk mengupas mente dibutuhkan alat yang khusus (Santoso, 1996). Pengupasan
gelondong merupakan salah satu proses penting dalam pengolahan biji jambu
mente.
2.1.1 Pengertian Jambu Mente

Jambu mente merupakan salah satu tanaman hasil budidaya yang


mempunyai nilai ekonomis tinggi baik ditingkat pasar di daerah, nasional maupun
internasional. Mente merupakan tanaman budidaya yang bersifat musiman. Hasil
tanaman jambu mente dapat dipasarkan dalam bentuk gelondong maupun dalam
bentuk mente kernel. Komuditas hasil perkebunan di Sulawesi Selatan yang
cukup diperhitungkan adalah jambu mente. Menurut data Badan Pusat Statistik
( BPS ) luas areal penanaman jambu mente di Sulawesi Selatan yaitu 66.167,05
Ha, sedangkan total produksi mencapai 23.369,92 ton. Daerah–daerah penghasil
mente terbesar di Sulawesi Selatan antara lain adalah Kabupaten; Bone, Sidrap
Pangkep, Barru, Sinjai, Bulukumba, dan Selayar. Untuk meningkatkan nilai
tambah bagi petani/pengusaha mente maka mengusahakan mengolah dan
memasarkan dalam bentuk mente kernel. Harga jual mente gelondong saat ini
sebesar Rp 5500/kg sedang mente kernel sebesar Rp 45.000,-/kg dengan
rendemen 100 kg gelondong menghasilkan 20 kg mente kernel. Sehingga dengan
mengusahakan mengolah menjadi mente kernel memperoleh peningkatan
pendapatan di atas 50 %. Proses pengupasan gelondongan mente menjadi biji
mente oleh pengusaha mente dalam skala industri rumah tangga di Sulawesi
Selatan umumnya menggunakan alat kacip mente. Prinsip kerja alat ini adalah

4
gelondongan mente diletakkan di atas pisau bawah kemudian pisau bagian atas
menekan kebawah sehingga kulit gelondongan terkupas. Selanjutnya untuk
membelah gelondongan mente, tangkai pada bagian atas kacip mente digeser
kekiri atau kekanan. Kekurangan yang nampak pada alat kacip mente adalah titik
perputaran tidak berada pada titik pusat gelondongan mente sehingga pada saat
dibelah gelondongan mente sering terlepas. Berdasarkan hasil wawancara dengan
pekerja industri pengolahan mente di Kabupaten Barru diperoleh informasi bahwa
rata-rata jumlah gelondongan mente yang dapat dikupas. dalam sehari adalah 5—
6 kg. Menurut Rismunandar (1986), kapasitas porduksi biji mente dengan
menggunakan alat kacip mente pada tenaga kerja yang sudah terampil adalah 5—
8 kg/hari. Lebih lanjut diperoleh informasi bahwa dari kapasitas produksi tersebut
terdapat 50% biji mente utuh dan 50% lainnya tidak utuh. Disisi lain harga jual
biji mente yang utuh dan tidak utuh cukup berbeda. Berdasarkan hasil survey
kami pada Supermarket Alfa Tamalanrea bahwa kacang mente yang terbelah dan
pecah harganya berkisar Rp 58.000/kg, dan yang kacang mente utuh harganya Rp
61.875/kg. Azis (2008) telah merancang alat pengupas gelondongan mente sistem
putar. Alat ini sudah dapat meningkatkan kapasitas produksi sebesar 1 kg dalam 1
jam dan prosentase biji mente yang utuh sebesar 74,45%. Kekurangan yang
nampak pada alat ini adalah langkah pisau terbatas sehingga gelondongan mente
yang berukuran kecil tidak dapat dikupas dengan baik dan bentuk pisau tidak
sesuai dengan kontur dari gelondongan mente. Untuk mendapatkan rancangan
kacip mente yang memadai kualitasnya, diperlukan pengetahuan tentang mesin
tersebut dengan memperhatikan segala aspek- aspek mengenai rancang bangun
kacip mente.
Kendala yang dihadapi petani dalam pengupasan gelondong adalah
rendahnya presentase kacang mente utuh yang diperoleh dan tersemarnya kacang
mente oleh cairan kulit mente atau minyak laka (Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian Ambon, 1998). Presentase kacang mente utuh yang dihasilkan oleh
pengrajin rumah tangga danindustry kecil berkisar 60-70% dengan mutu rendah
(Muljohardjo, 1991). Salah satu hambatan dalam pengolahan biji mente adalah

5
cara mengupas untuk memperoleh bijinya secara utuh. Hal ini mengingat adanya
bentuk, sifat-sifat kulit serta.
Pengupas mente akan efektif jika mente glondongan dalam keadaan kering
sempurna. Selain itu pengrajin perlu memilah-milah glondongan mente
berdasarkan ukurannya sebelum dimasukkan dalam alat pengupas agar tidak perlu
berkali-kali mengatur alatnya. Prinsip kerja alat pengupas kacang mente yaitu
dengan meletakkan mente glondongan dalam bagian yang berbentuk seperti
tabung yang dapat diatur ukurannya. Setelah itu pegangan ditekan dan kulit mente
glondongan akan terbelah dan isinya berupa kacang mente yang utuh dapat
diambil. Jika pengrajin sudah mempersiapkan mente glondongan kering sempurna
dan sudah dipilah-pilah maka dalam waktu satu jam alat ini dapat mengupas 4-6
kg mente gelondongan yang akan menghasilkan kacang mente sebanyak 1-1,5 kg
kacang mente dengan tingkat kerusakan sekitar 10% kacip modifikasi.

Gambar 1. Kacip Modifikasi

Salah satu alat yang sudah ada ialah kacip modifikasi. Alat ini mengacu
pada cara kerja kecip yang selama ini digunakan olehpengrajin. Kacip modifikasi
ini diharapkan dapat mempermudah dalam pengupasan mente. Prinsip kerja kecip
modifikasi ini dengan cara ditekan untuk membuka gelondongan mente kemudian
diputar untuk melepaskan kulit gelondongannya.

6
2.1.2 Prinsip Kerja Pengupas Kulit Biji Mente

Pada prinsipnya alat dan mesin pengupas kulit buah mente yang telah
digunakan dapat dikelompokan menjadi tiga kelompok yaitu:

(1) Cara tekanan,

Cara tekanan pada prinsipnya cara pengupasan ini adalah buah mente
gelondong mengalami gaya tekan secara manual (pemukulan) atau mekanis
(gesekan silinder). Pada cara pemukulan, buah mente dipukul satu persatu dengan
pemukul, sehingga cara ini memerlukan kecakapan dan keterampilan yang tinggi.

Gambar 2. Pengupasan Buah Mente Cara Pukulan

(2) Cara Mengiris atau Menggergaji

Pada prinsipnya cara pengupasan ini bahwa buah mente gelondong baik
tanpa penggorengan maupun dengan penggorengan dikupas dengan cara mengiris
atau menggergaji bagian kulit buah sedemikian rupa sehingga kulit buah mente
terbelah menjadi dua bagian. Berdasarkan cara mengiris atau menggergaji maka
dapat dibedakan atas mengiris dengan : Kacip Belah, Kacip Utuh, Kacip Putar,
Welding Clam dan Bermata Pisau „U‟.

Gambar 3. Bagian Penekan Alat Pengupas Mente

7
(3) Cara Sentrifugal

Prinsip kerja cara pengupasan sentrifugal adalah bahwa mente gelondong


mendapat tekanan berupa tenaga hempasan yang berasal dari gaya sentrifugal
yang diberikan dengan kecepatan tinggi sedemikian rupa sehingga bilamana
mente gelondong tersebut mengenai dinding atau pisau, maka mente gelondong
akan menjadi pecah, dengan demikian dapat dibebaskan antara biji mente dengan
kulit mente gelondong.

8
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu Dan Tempat


Telah dilaksanakan penelitian “Pembuatan Alat Pemotong Kulit Biji Jambu
Mente” Dengan Memodifikasi Rangka Besi pada hari senin 13 maret 2023
bertempat di Laboratorium Teknologi Rekayasa Kimia Industri, Program Studi
Teknologi Rekayasa Kimia Industri, Politeknik Bombana, Kelurahan Poea,
Kecamatan Rumbia Tengah, Kabupaten Bombana, Provinsi Sulawesi Tenggara.

3.2 Alat Dan Bahan


3.2.1 Alat
a. Mesin las
b. Kawat las
c. Gurinda / pemotong besi
d. Mata pisau gurinda
3.2.2 Bahan
a. Besi siku
b. Pegas
c. Besi plate
d. Bearing
e. Seng plat putih
f. Pipa

3.3 Prosedur Kerja


1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Proses pengukuran bahan yang akan digunakan
3. Proses pemotongan bahan yaitu besi menggunakan mesin gurinda
4. Selanjutnya proses perangkaian rangka besi dengan mesin las

9
5. Jika rangka alat sudah terbentuk maka kita beralih ke perangkaian mata
pisau pemmotong jambu mente tersebut.
6. Jika kedua proses telah selesai selanjutnya penyambungan pegas.
7. Pegas disambung ketiang penyangga yang berada disamping penekan mata
pisau,guna pegas yaitu untuk mempermudah pemotongan kulit jambu
mente.
8. Untuk mempermudah proses pemotongan, pada pegas disambungkan
sampai kebawah tiang penyangga yang digerakkan dengan memanfaatkan
penekanan kaki,
9. Setelah semua rangka sudah terpasang dengan baik maka alat siap
digunakan.
10. Biji mente diletakkan diatas landasan cekung,
11. Bagian punggung biji mente menghadap kebawah dan bagian perut
gelondong biji mente menghadap atas,
12. Selanjutnya, pisau mata kacip mente diturunkan dan ditekan sedemikioan
rupa sehingga membelah kulit biji mente, kemudian pisau ditekan ke arah
samping, agar kulit pisah dengan biji mente,
13. Berikutnya biji mente dicungkil menggunakan alat pncungkil yang berupa
pisau kecil atau sejenisnya.

10
3.4 Diagram Alir

Perancangan Pembuatan Alat Pengupas Biji Jambu Mente.

Proses perancangan

Ide Rancang

Pengumpulan Data dan Bahan

Perancangan Desain Alat Pengupas Kulit biji Mente

Mesin las

Kawat las Persiapaan

Elektroda

gerinda Perakitan Alat

Pengujian Alat Pengupas Kulit Biji Mente yang sudah


dimodifikasi deng rangka besi

Selesai

11
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Dibawah ini adalah hasil dari perakitan alat pemotong biji jambu mente
yaitu sebagai berikut:

Penunjang atau meja

Pengungkit atau injakan

Mata pisau

pegas

12
4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil pengembangan desain pada alat pengupas mente, maka


telah diperoleh alat yang dapat digunakan pada industri rumah tangga. Pada data
spesifikasi alat yang telah dibuat menunjukkan bahwa alat ini memiliki ukuran
yang sedang dan tidak menggunakan tempat yang lebih besar. Dengan demikian
ruang untuk bekerja lebih luas dan hal ini sangat cocok digunakan untuk indutri
kecil rumah tangga dengan menggunakan tenaga kerja manusia.
Setelah dilakukan analisis permasalahan yang ada dan penyempurnaan ide-
ide pemecahan masalah yang mempertimbangkan beberapa aspek yang terkait,
dilakukan perumusan untuk menghasilkan beberapa konsep desain fungsional
maupun structural yang dilengkapi dengan gambar sketsa dan analisis teknik.
Dalam perancangan ini , Modifikasi dalam desain structural dilaksanakan dengan
membuat suatu mekanisme penyaluran tenaga pada saat pengupasan biji mente
menggunakan tenaga penggerak kaki dengan mengunakan tekanan kebawah.
Desain fungsional alat kacip kulit buah mente meliputi:
a. Pembuatan kerangka atau penunjang (meja)
Kerangka penunjang berfungsi untuk menopang unit pengupas kulit buah
mente serta untuk menahan gaya-gaya yang terjadi akibat transmisi
tenaga dan berat beban.
b. Kerangka mata pisau
Pisau kacip kulit berfungsi untuk membelah kulit buah mente gelondong
dan melepaskannya dari biji mente. Pisau pengupas biji mente gelondong
dirancang sesuai dengan ukuran biji mente gelondong.
c. Pegas
Pegas berfungsi untuk mengurangi getaran-getaran yang terjadi akibat
gerakan tangkai pengungkit pada saat membelah dan melepaskan kulit
buah mente gelondong. Selain itu pegas juga berfungsi untuk
mengembalikan tangkai pengungkit setelah digerakan pada posisi
semula.
d. Tangkai pengungkit (injakan)

13
Tangkai pengungkit digunakan untuk menyalurkan gaya tenaga operator
pada pemecahan kulit buah. Selain itu tangkai pengungkit juga berperan pada
pencungkilan kulit buah. Tangkai pengungkit ini terletak disebelah kanan meja
penunjang.
Setelah semua kerangka alat dibuat, setelah itu kita memasang kerangka
mata pisau kepada meja mata pisau dengan cara menglasnya dan juga
memanfaatkan baut, setelah itu kita memasang tangkai pengungkit (injakan) yang
posisi injakan ini berada pada samping meja alat yang dimana kita
menyambungkannya pada mata pisau karena pada dasarnya injakan ini berfungsi
untuk menngerakkan mata pisau dengan adanya bantuan dari pegas.
Konversi tenaga operator menjadi tenaga penggerak dilakukan melalui
tangkai pengungkit yang ditransmisikan dengan system pengungkit. Operator
bekerja dalam posisi duduk ataupun berdiri untuk mendapatkan efisiensi dan
kenyamanan kerja operator. Sistem hubungan antara manusia dengan alat adalah
sistem manual dimana manusia selain sebagai tenaga penggerak, juga berfungsi
sebagai pengendali pengoperasian alat kacip kulit buah mente gelondong ini.
Dengan adanya perbaikan desain pada bagian tekanan pisau pemotong yang
dimana awalnya menggunakan daya tenaga tekanan tangan manusia kini lebih
efesien dengan menggunakan daya tekanan kaki yang lebih sederhana, yanng
dimanakita hanya tinggal menyimpan biji jambu mente yang telah kering pada
mata piau lalu kita menginjak bagian penekan yang tersambung atau yang
menggerakkan mata pisau hingga bunyi suara ‘’krek’’ yang menandakan kulit
dan isi biji mente sudah dapat dipisahkan, biji mente yang digunakan haruslah
benar-benar kering karena jika tidak maka biji mente akan melekat pada mata
pisau alat dan tidak dapat dipisahkan antara isih dan kulit biji mente.
Jadi prinsip kerja dari alat ini yaitu membelah kulit biji mente dengan cara
biji mente diletakkan di tengah-tengah mata pisau lalu pegas yang tersambung
pada mata pisau diinjak untuk menggerakkan mata pisau agar kulit biji mente
dapat terbelah.

14
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan

1. prinsip kerja dari alat ini yaitu membelah kulit biji mente dengan cara
biji mente diletakkan di tengah-tengah mata pisau lalu pegas yang
tersambung pada mata pisau diinjak untuk menggerakkan mata pisau
agar kulit biji mente dapat terbelah.
2. Kita dapat mengetahui mekanisme kerja dari alat dengan cara
menggunakan alat secara langsung dengan memperhatikan cara kerja
serta memahami fungsi-fungsi dari bagian-bagian alat pengupas kulit
biji jambu mente tersebut, dan yang lebih penting kita memahami fungsi
utama dari alat tersebut.

5.2 Saran

Dalam proses pengupasan atau pembelahan kulit biji mente sebaiknya


memperhatikan keselamatan kerja agar tidak terjadi kecelakaan pada saat proses
pembuatan alat.

15
DAFTAR PUSTAKA

Awaludin, 1995. Modifikasi dan uji performansi alat pengupas kulit buah mente.
Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Azis, 2008. Alat pengupas gelondongan mente sistem putar

Bambang Cahyono, 2001. Jambu mente teknik budi daya dan analisis usaha tani.
Penerbit kanisius anggota IKAPI Yogyakarta.
Budi Samadi, 2010. Jambu mente teknik budi daya dan pengolahannya. CV
ANEKA ILMU. Raya semarang.
Direktorat Jendral Perkebunan, 1989. Pedoman Pelaksanaan Pengembangan
Jambu Mente. Departemen Pertanian. Jakarta.
Ferry, Y.J.,T. Yuhono, dan C. Indrawanto. 2001. Strategi pengembangan
industry mente Indonesia. Pusat penelitian dan pengembangan
perkebunan. Bogor. Hlm 89, (online), (http: // pustaka litbang deptan.
Go. Id/ publikasi / P3261074.).

Muljohardjo, 1991. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Ambon.

Rismunandar, 1986. Performansi alat pengupas kulit biji jambu mente. Fakultas
Teknologi Pertanian

iv
LAMPIRAN TABEL

n
DOKUMENTASI KETERANGAN
o
1 Proses pemotongan
besi untuk pembuatan
kerangka penunjang atau
meja.

2 Proses pembuatan
mata pisau

v
3 Proses pemasangan
pegas sebagai sambungan
pengungkit atau injakan
untuk penggerak mata
pisau.

4 Proses pengelasan
pembuatan pengungkit
atau injakan untuk
penggerak mata pisau.

Proses pengeecatan
5 dan proses akhir

vi

Anda mungkin juga menyukai