Disusun Oleh:
Kelompok 6
Dosen Pengampu
1. Dr. Ir. Ananto Aji, M.S
2. Ervando Tommy Al-Hanif, M.T.
DEPARTEMEN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
TAHUN 2023
Kata Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah serta
kekuatan sehingga dapat menyelesaikan Tugas makalah audit lingkungan ini dengan judul
”Analisis Audit Lingkungan Industri Tahu Ud Sadama Dusun Krajan Utara, Patemon, Pakusari,
Jember” dapat diselesaikan dengan tepat waktu.
Laporan ini dapat tersusun dengan baik atas bantuan kerjasama dan bimbingan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada
Bapak Dr. Ir. Ananto Aji, M.S. dan Bapak Ervando Tommy Al-Hanif, M.T. selaku dosen
pengampu mata kuliah Pengelolaan Lingkungan.
Penulisan laporan ini tidak terlepas dari kekurangan sehingga baik kritik maupun saran
yang diperlukan, penulis berharap ada penyempurnaan penyusunan hasil laporan berikutnya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca sekalian.
1
DAFTAR ISI
2
BAB 1
PENDAHULUAN
3
berharga untuk memferifikasi dan membantu penyempurnaan kinerja lingkungan. Audit
perlu dilakukan secara berkala, untuk menentukan apakah sistem yang dilaksanakan sudah
sesuai dengan pengaturan yang direncanakan dan telah dijalankan dan dipelihara secara
benar, yang pelaksanaannya tergantung dari pentingnya masalah lingkungan bagi kegiatan
perusahaan dan hasil audit sebelumnya (Indriani, 2012).
Oleh karena itu, diperlukan audit bagi industri tahu sehingga kelompok kami
melakukan kerjasama dengan salah satu industri tahu yaitu industri tahu UD Sadama Jalan
Mawar Gang Opec 1 Dusun Krajan Utara, Patemon, Pakusari-Jember dengan audit
lingkungan sebagai lokasi pengamatan untuk melakukan kegiatan audit supaya dapat
mengetahui seberapa baik atau buruk lingkungan yang menjadi media sumber produksi
dan pembuangan limbah dengan mengacu parameter baku mutu limbah pada peraturan
yang berlaku.
1.3. Tujuan
4
BAB 2
PEMBAHASAN
5
waktu libur. UD Sedama merupakan industri dalam tingkat usaha kecil sehingga program
asuransi tidak diterapkan, hal ini juga dikarenakan kurangnya pengetahuan tentang
pentingnya asuransi bagi pekerja, sedangkan risiko bahaya yang dihadapi cukup serius
seperti asap pembakaran bisa menganggu pernapasan dan kesehatan mata.
3. Jenis Limbah
Pada proses produksi pembuatan tahu ini menghasilkan limbah cair yang dihasilkan
dari proses pencucian, perendaman, penggilingan, perebusan dan pengepresan. Limbah
padat dihasilkan dari limbah ampas kedelai dan abu sisa pembakaran kayu. Dan limbah gas
dihasilkan dari proses pembakaran tidak menggunakan cerobong, sehingga asap hasil
pembakaran tersebut menyebar kemana-mana dan susah diatasi. Ketidak tahuan mengenai
cemaran limbah terhadap lingkungan menyebabkan limbah dibiarkan dan dibuang begitu
saja.
4. Proses Produksi
Proses produksi tahu UD Sadama memiliki perencanaan pekerjaan mulai dari
penyiapan alat sampai produk jadi. Sebelum proses produksi dilakukan pengecekan alat
yang akan digunakan dalam produksi sampai produk jadi agar tidak ada kesalahan seperti
kurangnya peralatan saat ditengah produksi yang dapat menghambat jalannya produksi.
Agar tidak terjadi kesalahan maka setiap hari alat di cek, dan dilakukan juga pemeliharaan
mesin secara berkala. Perencanaan produksi tahu UD SADAMA tidak dilakukan secara
tertulis, namun diberikan intruksi langsung oleh ibu Kusriyati. Terkait validasi kualotas
dilakukan pengecekan agar sesuai dengan keinginan konsumen dan untuk menjaga kualitas
dari tahu tersebut.
5. Tempat Produksi
Tempat produksi UD Samdama memiliki tempat yang cukup baik, dibuktikan
dengan adanya ventilasi untuk mengatur sirkulasi udara yang ada di dalam tempat
produksi. Ukuran ventilasi berbeda-beda dan kurang layak karena perbandingan jumlah
pekerja dalam satu tempat dan panas yang ditimbulkan oleh uap dan tungku pembakaran.
Aliran pembuangan industri tahu ini memiliki akses dari tempat produksi langsung menuju
sungai kecil yang ada di dekat proses produksi tersebut. Akses pembuangan UD Sadama
tidak memenuhi standar karena beberapa saluran pembuangan ada yang berlubang dan
dibiarkan begitu saja. Intensitas pencahaayan di tempat produkti tidak mencukupi karena
6
hanya ada 2 lampu sebagai penerangan yang menyebabkan tempat produksi redup dan
membuat pekerja mudah lelah. Memiliki 2 kamar mandi di tempat yang berbeda, 1 kamar
mandi cukup bersih dan sisanya kotor karena berada di dalam tempat produksi.
6. Perlengkaan Produksi Industri Tahu
Kelengkapan alat produksi tahu UD Sadama cukup lengkap yang terdiri atas : bak,
ember, tempat perendaman, piring, gayung, meja, selang, kran air, sanyo, pengepres,
penggiling, tungku, katrol, kain saring, pisau, panic besar (tempat perebusan), kursi,
pengukut pemotongan. Bahan yang digunakan dalam produksi ada kedelai, cuka dan air.
Untuk kedelai dibeli sebanyak 2 ton untuk 10 hari. Cuka dibeli 1 botol besar untuk beberapa
hari dan air yang digunakan adalah air sumur sebanyak 4 sumur dan bila musim kemarau
mengambil sumur tetangga jika sumur yang dimiliki habis. Sumber energi memakai 3 jenis
yaitu : listrik, bensin dan kayu bakar. Listrik menjadi 1 dengan rumah bu Kusroyati. Bensin
digunakan 5 liter pada tiap mesin penggiling, mesin penggiling sebanyak 2 buah. Kayu
bakar sebanyak 3 pick up digunakan selama 3 hari digunakan untuk memanaskan mesin
uap sebanyak 2 buah dari jam 3 pagi sampai jam 8 baru bisa dimulai produksi. Alasannya
untuk menunggu mesin uap agar cukup panas dan optimal saat digunakan.
7. Keadaan Sumber Daya Manusia Sebagai Pekerja Industri
Pekerja industri UD Sadama menggunakan celemek agar tubuh pekerja terhindar
dari paparan proses pembuatan tahu. Pekerja juga menggunakan sepatu sebagai alas kaki
ahar kaki pekerja terhindar dari paparan arang yang panas dalam proses pemasakan dan
mengindarkan dari tumpahan air panas saat proses perebusan. Tetapi pekerja UD Sadama
belum menggunakan sarung tangan, kelengkapan dalam berpakaian, dan penggunaan
masker dalam proses produksi. Kondisi fisik pekerja di industri tahu ini memiliki fisik yang
kuat karena di dominasi oleh pekerja yang masih muda dan memiliki tenaga yang kuat.
Ada 2 pekerja kurang kuat yang bekerja di bagian penyaringan dan pembersihan.
8. Akses Masuk Menuju Tempat Industri
Akses masuk dan keluar di UD Sadama kurang memenuhi standar, karena pintu
akses keluar masuk tidak layak atau rusak, ehingga saat proses produksi berlangsung
tempat produksi terkesan tidak memiliki pintu. Selain itu juga belum terdapat petunjuk arah
untuk pekerja, hal ini mungkin dikarenakan UD Sadama tergolong dalam industri kecil dan
tempatnya tidak luas. Tidak ditemukan juga jalur evakuasi karena tempatnya yang kecil
7
dan terbuka, sehingga jika terjadi sesuatu bisa langsung menuju pintu masuk atau pintu
keluar.
9. Keadaan Sosial
Dampak industri UD Sadama bagi keadaan sosial terutama bagi perekonomian
pekerjanya adalah perekonomian pekerja jadi lebih baik, dapat membuka lapangan kerja
baru. Dampak bagi perubahan kebiasaan masyarakat sendiri yaitu masyarakat yang
awalnya memakai sungai sebagai media MCK berubah karena industri ini membuang
limbah cairnya ke saluran yang bermuara di sungai, sehingga masyarakat tidak memakai
sungai lagi sebagai media MCK akrena takut akan kontaminasi limbah yang dibuang
disungai dan mendirikan media sendiri.
10. Keadaan Kesehatan Lingkungan Masyarakat
Dampak dari limbah industri tahu UD Sadama bagi kesehatan masyarakat sekitar
tidak nampak dengan jelas, namun beberapa keluarga mendapatkan dampak karena
menjadi pekerja di industri tersebut. Untuk pencemaran lingkungannya sendiri sangat
berdampak dan terlihat jelas, dimana pada saluran pembuangannya terlihat endapan yang
berwarna hitam. Hewan-hewan yang sebelumnya hidup pada saluran tersebut tidak bisa
bertahan hidup akibat limbah dari industri tersebut. Di hilir saluran pembuangan tersebut
yang bermuara disungai juga terkena dampaknya dimana air sungai menjadi keruh dan
berbau kurang sedap.
8
2.2 Neraca Massa dan Identifikasi Limbah Produksi Industri Tahu UD Sadama
Pencucian (5 Menit)
Kedelai 2,45 kg -
Bubur kedelai 56,4 kg
Air 54 kg -
9
Menggunakan mesin penggiling dengan kebisingan 70-74 db (Syahbardia, 2005); dengan total
bahan bakar bensin 1 hari sebesar 5 liter
Air 60 kg
Kayu bakar 3 kg Asap, abu, dan arang Asap, abu, dan arang hitam
hitam
Penyaringan (8 Menit)
Air : 221,5 kg
10
Arang hitam
11
UD Sadama terlihat endapan yang berwarna hitam. Hewan-hewan yang sebelumnya hidup pada
saluran tersebut tidak bisa bertahan hidup akibat limbah dari industri tersebut. Di hilir saluran
pembuangan tersebut yang bermuara di sungai juga terkena dampaknya dimana air sungai menjadi
keruh dan berbau kurang sedap. Dampak tidak langsung dapat terjadi pada ekosistem perairan.
Limbah tahu mengandung bahan-bahan organik yang dapat menyebabkan eutrofikasi. Eutrofikasi
adalah proses penimbunan bahan-bahan organik di perairan yang dapat menyebabkan
pertumbuhan alga secara berlebihan. Alga yang tumbuh berlebihan dapat menyebabkan kematian
ikan dan hewan air lainnya. Selain itu, limbah tahu juga dapat menyebabkan perubahan pH air.
Perubahan pH air dapat mempengaruhi kelangsungan hidup biota air. Berdasarkan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Husin (2003), limbah cair industri tahu mengandung bahan-bahan organik
yang tinggi berupa protein, karbohidrat, lemak, minyak dan asam-asam amino. Adanya senyawa-
senyawa organik tersebut menyebabkan limbah cair industri tahu mengandung BOD (Biological
Oxygen Demand), COD (Chamical Oxygen Demand), TSS (Total Suspended Solid), nitrogen, dan
fosfor yang tinggi. BOD adalah parameter yang menunjukkan jumlah oksigen yang dibutuhkan
oleh mikroorganisme untuk menguraikan bahan-bahan organik dalam air. COD adalah parameter
yang menunjukkan jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bahan-bahan kimia untuk menguraikan
bahan-bahan organik dalam air. TSS adalah parameter yang menunjukkan jumlah padatan
tersuspensi dalam air. Nitrogen dan fosfor adalah unsur hara yang dibutuhkan oleh tumbuhan air.
Limbah cair industri tahu yang mengandung BOD, COD, TSS, nitrogen, dan fosfor yang tinggi
dapat menyebabkan pencemaran perairan. Pencemaran perairan dapat berdampak negatif terhadap
kesehatan manusia dan lingkungan.
12
BAB 3
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian yang ada, dapat disimpulkan bahwa limbah cair industri tahu memiliki
dampak yang signifikan terhadap kualitas air dan lingkungan sekitarnya. Limbah cair tahu
mengandung bahan organik tinggi yang dapat mencemari perairan, menurunkan kualitas air, dan
berpotensi mengancam kehidupan biota perairan. Pada saluran pembuangan limbah tahu, terlihat
endapan yang berwarna hitam, dan air sungai di hilir saluran pembuangan menjadi keruh dan
berbau kurang sedap. Hal ini menunjukkan bahwa pencemaran lingkungan akibat limbah industri
tahu sangat terlihat jelas. Meskipun dampak langsung terhadap kesehatan masyarakat sekitar
mungkin tidak terlihat secara langsung, namun kualitas air yang buruk dapat berdampak pada
kesehatan masyarakat yang menggunakan air tersebut. Oleh karena itu, pengelolaan limbah
industri tahu perlu dilakukan secara efektif dan efisien untuk mengurangi dampak negatifnya
terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat sekitar.
13
DAFTAR PUSTAKA
Aulia, E. D., Zulaikhah, S dkk. 2017. Laporan Hasil Audit Lingkungan Industri Tahu UD Sadama
Dusun Krajan Utara, Patemon, Pakusari-Jember. Teknologi Industri Pertanian FTP
UNEJ.
Arifin, F. 2012. Uji kemampuan chlorella sp. sebagai bioremidiator limbah cair tahu. Skripsi,
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim
Herlambang, A. 2002. Teknologi Pengolahan Limbah Cair Industri Tahu, Pusat Pengkajian dan
Penerapan Teknologi Lingkungan (BPPT) dan Badan Pengendalian Dampak Lingkungan
Samarinda.
Indriani, lilin. 2012. Audit lingkungan : Fenomena lama atau Baru Pada Kegiatan Pengelolaan
Lingkungan hidup bidang Ketenaganukliran. Makalah. Yogyakarta: Direktorat Inspeksi
dan Tahan nuklir (DIIBN). BAPETEN
Suprapti, Lies M. 2005. Pembuatan Tahu. Yogyakarta: Kanisius.
14