Disusun oleh:
Deni Rusli
331620141
i
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN
Cikarang, 2019
Deni Rusli
NIM. 3316120141
ii
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KERJA PRAKTEK
Pembimbing
Mengetahui
Kepala Program Studi Teknik Lingkungan
iii
KATA PENGANTAR
Deni Rusli
iv
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
v
BAB III METODE KERJA PRAKTEK
DAFTAR PUSTAKA
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
tidak hanya terdiri dari zat aktifnya saja melainkan terdiri dari komponen-
komponen lainnya yang memiliki peran yang bermacam macam seperti zat
pengisi, zat pengikat, zat penghancur dan lain sebagainya, semua zat tadi
terhomogenisasi dalam satu produk jadi bisa berbentuk tablet, kaplet, kapsul,
sirup, injeksi dan lainnya. Oleh karena yang ingin di pastikan atau di uji adalah zat
aktif dari obat tersebut, maka proses uji atau analisanya tidak bisa di lakukan
hanya dengan cara fisika, karena analisa secara fisika tidak dapat menunjukan
kandungan dari zat aktif melainkan harus di lakukan dengan proses analisa yang
melibatkan senyawa kimia, namun hampir setiap analisa yang di lakukan secara
kimiawi menghasilkan limbah baik limbah organik maupun anorgnik yang
bersifat limbah B3 yang berpotensi merusak lingkungan, pada pengujian kadar zat
aktif pada produk Lambucid tablet ini di ketahui bahwa pada proses analisanya
menghasilkan limbah organik (etanol) yang cukup banyak, untuk itu penulis
bermaksud untuk meminimalisir limbah tersebut dengan methode uji yang akan di
bahas pada laporan ini.
2
6. Setiap limbah B3 baik organik maupun anorganik berpotensi merusak
lingkungan dan berbahaya bagi makhluk hidup baik jangka pendek
maupun jangka panjang.
7. Uji kadar zat aktif pada produk Lambucid Tablet diketahui masih
menggunakan methode yang menghasilkan limbah organic yang cukup
banyak dalam setiap analisanya.
3
2. Mengetahui methode alternative untuk menguji kadar zat aktif pada
produk Lambucid Tablet agar tidak menghasilkan limbah etanol dalam
setiap analisanya.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Industri Farmasi
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
1799/Menkes/Per/XII/2010 tentang Industri Farmasi, industri farmasi adalah
badan usaha yang memiliki izin dari Menteri Kesehatan untuk melakukan
kegiatan pembuatan obat atau bahan obat. Industri farmasi dapat melakukan
kegiatan proses pembuatan obat dan/atau bahan obat untuk semua tahapan
dan/atau sebagian tahapan. Pembuatan obat adalah seluruh tahapan kegiatan
dalam menghasilkan obat, yang meliputi pengadaan bahan awal dan bahan
pengemas, produksi, pengemasan, pengawasan mutu dan pemastian mutu sampai
diperoleh obat untuk didistribusikan. (Kementerian Kesehatan, 2010).
5
cara sertifikasi CPOB diatur oleh Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan.
(Sarah Nazila, 2012)
yang benar;
d. Prosedur dan instruksi ditulis dalam bentuk instruksi dengan bahasa yang
jelas, tidak bermakna ganda, dapat diterapkan secara spesifik pada sarana yang
tersedia;
e. Operator memperoleh pelatihan untuk menjalankan prosedur secara benar;
f. Pencatatan dilakukan secara manual atau dengan alat pencatat selama
pembuatan yang menunjukkan bahwa semua langkah yang dipersyaratkan
dalam prosedur dan instruksi yang ditetapkan benar benar dilaksanakan dan
jumlah serta mutu produk yang dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan.
Tiap penyimpangan dicatat secara lengkap dan diinvestigasi;
6
g. Catatan pembuatan termasuk distribusi yang memungkinkan penelusuran
riwayat bets secara lengkap, disimpan secara komprehensif dan dalam bentuk
yang mudah diakses;
h. Penyimpanan dan distribusi obat yang dapat memperkecil risiko terhadap
mutu obat;
i. Tersedia sistem penarikan kembali bets obat manapun dari peredaran; dan
j. Keluhan terhadap produk yang beredar dikaji, penyebab cacat mutu
diinvestigasi serta dilakukan tindakan perbaikan yang tepat dan pencegahan
pengulangan kembali keluhan.
(Pedoman CPOB BPOMRI, 2012)
8
entitas usaha di Indonesia dan di luar negeri Kalbe senantiasa menempatkan
keunggulan di bidang manajemen sumber daya manusia (SDM) sebagai salah satu
strategi penting untuk menjamin tercapainya kinerja yang positif secara
berkesinambungan. Perseroan menyadari untuk mempertahankan dan
meningkatkan kinerjanya, Perseroan perlu didukung oleh SDM yang kompeten
dan berkualitas, serta berorientasi kepada kebutuhan di masa depan.
10
2.5 Limbah B3
2.5.1 Pengertian Limbah B3
Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disingkat B3 adalah zat,
energi, dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau
jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan
dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau membahayakan lingkungan hidup,
kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lain. Limbah
adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan. Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun yang selanjutnya disebut Limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan/atau
kegiatan yang mengandung B3. (PP Nomor 101 tahun 2014)
11
menimbulkan gejala-gejala kesehatan seperti karsinogenik, mutagenik, dan lain
sebagainya.
a. Mudah meledak (explosive)
Limbah mudah meledak adalah limbah yang pada suhu dan tekanan
standar dapat meledak karena dapat menghasilkan gas dengan suhu dan
tekanan tinggi lewat reaksi fisika atau kimia sederhana. Limbah ini sangat
berbahaya baik saat penanganannya, pengangkutan, hingga pembuangannya
karena bisa menyebabkan ledakan besar tanpa diduga-duga. Adapun contoh
limbah B3 dengan sifat mudah meledak misalnya limbah bahan eksplosif dan
limbah laboratorium seperti asam prikat.
b. Pengoksidasi (oxidizing)
Limbah pengoksidasi adalah limbah yang dapat melepaskan panas karena
teroksidasi sehingga menimbulkan api saat bereaksi dengan bahan lainnya.
Limbah ini jika tidak ditangani dengan serius dapat menyebabkan kebakaran
besar pada ekosistem. Contoh limbah b3 dengan sifat pengoksidasi misalnya
kaporit.
c. Mudah menyala (flammable)
Limbah yang memiliki sifat mudah sekali menyala adalah limbah yang
dapat terbakar karena kontak dengan udara, nyala api, air, atau bahan lainnya
meski dalam suhu dan tekanan standar. Contoh limbah B3 yang mudah
menyala misalnya pelarut benzena, pelarut toluena atau pelarut aseton yang
berasal dari industri cat, tinta, pembersihan logam, dan laboratorium kimia.
d. Beracun (moderately toxic)
Limbah beracun adalah limbah yang memiliki atau mengandung zat yang
bersifat racun bagi manusia atau hewan, sehingga menyebabkan keracunan,
sakit, atau kematian baik melalui kontak pernafasan, kulit, maupun mulut.
Contoh limbah b3 ini adalah limbah pertanian seperti buangan pestisida.
e. Berbahaya (harmful)
Limbah berbahaya adalah limbah yang baik dalam fase padat, cair maupun
gas yang dapat menyebabkan bahaya terhadap kesehatan sampai tingkat
tertentu melalui kontak inhalasi ataupun oral.
f. Korosif (corrosive)
12
Limbah yang bersifat korosif adalah limbah yang memiliki ciri dapat
menyebabkan iritasi pada kulit, menyebabkan pengkaratan pada baja,
mempunyai pH ≥ 2 (bila bersifat asam) dan pH ≥ 12,5 (bila bersifat basa).
Contoh limbah B3 dengan ciri korosif misalnya, sisa asam sulfat yang
digunakan dalam industri baja, limbah asam dari baterai dan accu, serta
limbah pembersih sodium hidroksida pada industri logam.
g. Bersifat iritasi (irritant)
Limbah yang dapat menyebabkan iritasi adalah limbah yang menimbulkan
sensitasi pada kulit, peradangan, maupun menyebabkan iritasi pernapasan,
pusing, dan mengantuk bila terhirup. Contoh limbah ini adalah asam formiat
yang dihasilkan dari industri karet.
h. Berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment)
Limbah dengan karakteristik ini adalah limbah yang dapat menyebabkan
kerusakan pada lingkungan dan ekosistem, misalnya limbah CFC atau
Chlorofluorocarbon yang dihasilkan dari mesin pendingin
i. Karsinogenik, Teratogenik, dan Mutagenik
Limbah karsinogenik adalah limbah yang dapat menyebabkan timbulnya
sel kanker, teratogenik adalah limbah yang mempengaruhi pembentukan
embrio, sedangkan limbah mutagenik adalah limbah yang dapat
menyebabkan perubahan kromosom
(Sumber: Data Admin PT Logam Jaya Abadi)
2.6 Ethanol
2.6.1 Pengertian
Beberapa nama lain dari etanol adalah Alcohol, anhydrol, ethyl alcohol,
ethyl hydrate, ethyl hydroxide, Grain alcohol, Jaysol, Methyl carbinol, potato
13
alcohol, spirit, synasol, tecsol, alkohol absolut, cologne spirit, etylowy alkohol,
methyl carbinol, wp alcohol, etanol absolut, alcool ethylique, alkoholu etylowego,
dehydrated alcohol, molasses alcohol, wp spirit, aethanol, alcool etilico, alkohol
denaturasi, alkohol fermentasi, alkohol kentang, aethyl alkohol, algrain, alkohol
anhidrat, etanolo, spirits of wine etanol standar dan lain sebagainya.
2.6.2 Dampak
14
Masuknya muntahan ke dalam paru-paru, dapat menyebabkan pneumonitis
dan edema paru,
Jika kontak dengan kulit Etanol dapat mengiritasi kulit menyebabkan wajah
kemerahan, kulit kering, dan iritasi,
Jika kontak dengan mata dapat menyebabkan mata kemerahan, rasa sakit dan
terbakar pada mata,
Jika tertelan akan menyebabjkan rasa terbakar pada saluran cerna, sakit
kepala, rasa bingung, pusing, hilang kesadaran, mual, muntah, hipoglikemia,
serta gangguan keseimbangan asam basa dan eletrolit.
Pada paparan jangka panjang konsumsi etanol dalam jangka panjang dapat
menyebabkan beberapa komplikasi seperti Gangguan pada saluran pernapasan
bagian atas, Hilangnya lapisan lemak pada kulit, dapat menyebabkan
terjadinya sirosis pada hati. (Toksisitas pada hati termasuk infiltrasi lemak ke
dalam hati, hepatitis alkoholik, dan sirosis) , menimbulkan luka pada organ
hati yang menyebabkan hipertensi pada vena porta hepatika, akumulasi cairan
pada rongga perut, perdarahan dari varises esophagus dan hemorrhoids,
hiponatremia akibat retensi cairan, dan perotinitis mengakibatkan terjadinya
hepatic encelopathy.
Tidak ditemukan informasi mengenai paparan jangka panjang kontak etanol
terhadap mata
Perdarahan saluran cerna dapat terjadi karena gastritis yang diinduksi oleh
alkohol, esophagitis, dan duodenitis. Pankreatitis akut merupakan penyebab
umum munculnya rasa nyeri pada perut dan muntah.
Gangguan jantung termasuk disritmia, seperti fibrilasi atrium yang mungkin
berkaitan dengan menurunnya kadar kalium dan magnesium dan rendahnya
asupan kalori pada jantung.
Penggunaan alkohol dalam jangka panjang juga mengakibatkan terjadinya
cardiomyopathy. Toksisitas pada syaraf termasuk atropi otak, degenerasi otak
kecil, dan neuropati sensori perifer. Kelainan nutrisi seperti kekurangan
15
vitamin B1 pada pengguna alkohol dapat menyebabkan enselopati Wernicke
atau psikosis Korsakoff.
2.6.4.1 Terhirup
Segera pindahkan korban dari area paparan. Bila perlu gunakan kantong
masker berkatup atau pernafasan penyelamatan. Segera bawa ke rumah sakit atau
fasilitas kesehatan terdekat.
16
Segera cuci mata dengan air yang banyak atau dengan larutan garam
normal (NaCl 0,9%) selama 15-20 menit, atau sekurangnya 1 liter untuk setiap
mata dan dengan sesekali membuka kelopak mata atas dan bawah sampai
dipastikan tidak ada lagi bahan kimia yang tertinggal. Segera bawa ke rumah sakit
atau fasilitas kesehatan terdekat.
2.6.4.4 Tertelan
2.6.5.2. Dekontaminasi
a. Dekontaminasi Mata
17
- Posisi pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah dan miring
ke sisi mata yang terkena atau terburuk kondisinya.
- Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan cuci dengan
sejumlah air bersih dingin atau larutan NaCl 0,9% diguyur perlahan
selama 15-20 menit atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata.
- Hindarkan bekas air cucian mengenai wajah atau mata lainnya., jika
masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit
- Jangan biarkan pasien menggosok matanya
- Tutuplah mata dengan kain kassa steril dan segera bawa ke rumah sakit
atau fasilitas kesehatan terdekat atau konsul ke dokter mata.
b. Dekontaminasi Kulit
20
BAB III
3.1 Umum
Metodologi pelaksanaan Kerja Praktek berisi tahapan-tahapan evaluasi dari
awal sampai akhir kegiatan Kerja Praktek. Setiap tahapan kegiatan Kerja Praktek
saling terkait yakni dimulai dari:
Tahapan persiapan
Pelaksanaan Kerja Praktek
Penyusunan laporan.
Tahapan-tahapan tersebut berisikan proses studi literatur yang bersifat
kontinyu. Pelaksanaan Kerja Praktek di lapangan dilakukan untuk
mengidentifikasi kondisi eksisting methode pengujian kadar zat aktif pada sampel
Lambucid tablet, menganalisis dan mengkaji ulang kondisi eksisting tersebut untuk
selanjutnya di lakukan pemberian saran pengembangan methode uji berdasarkan
studi literatur yang disesuaikan tujuan pelaksanaan Kerja Praktek.
21
Tabel 3.1 Metode Pengambilan Data
22
3.5 Alat dan Bahan
Alat dan bahan untuk mendukung penelitian itu adalah:
Alat Bahan
Labu Erlenmeyer HCL Pekat p.a
Pipet Seukuran EDTA 0.05 M
Pipet Ukur ZnSO4 0.05 M
Gelas Ukur Ethanol p.a
Gelas Kimia Dithizone
Buret Xylenol Orange
Magnetik Stirer Amonium Acetate
Hot Plate Amonia
Klem dan statif
23
3.6.3 Tahap Penyusunan Laporan Praktek
Dalam tahap ini, seluruh data yang telah dikumpulkan disusun, diolah,
dan dianalisa sesuai dengan literatur yang telah dipelajari sebelumnya. Hasil
analisa kemudian dilaporkan dalam bentuk laporan dan seminar.
Penyusunan laporan dibimbing oleh dosen pembimbing yang telah
ditentukan.
3.7 Metode Pengumpulan Data
3.7.1 Pengumpulan Data Primer
Pengumpulan data secara primer dilakukan dengan pengambilan
data sampel secara langsung ke lapangan dan dilanjutkan proses pengujian
sampel di laboratorium RnD PT. Kalbe Farma Tbk Indonesia dan
dokumentasi gambar dan foto yang di ambil langsung dilapangan.
Alat
Sumber Metode
No Data Yang di butuhkan Pengumpulan
Data Pengumpulan Data
Data
Gambaran Umum
1
Perusahaan (data sekunder)
Kumpulan data
Data produk yang akan di dari penelitian
2
analisa (data sekunder) sebelumnya
Dari PT
Data metode analisa (data Dokumentasi dan yang berkaitan
3 Kalbe Farma
sekunder) pencacatan hasil dengan analisa,
dan USP
analisa di lapangan pencatatan hasil
Data hasil penelitian (data Pharmacope
4 dari data aktual
primer) yang di dapat di
Data perhitungan dan lapangan.
5 perbandingan hasil analisa
(data primer dan sekunder)
24
3.9 Diagram Alir Kerja Praktek
Diagram alir kerja praktek menjelaskan pelaksanaan kerja praktek
mulai dari pengajuan proposal, metode pengumpulan data, sampai dengan
metode penganalisaan. Diagram alir kerja praktek secara skematis dapat
dilihat pada gambar berikut ini.
Mulai
Proses Administrasi
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pengawas Obat dan Makanan (2012). Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik
(CPOB). Jakarta: Badan Pengawas Obat dan Makanan.
Islamidiena, SN.2012. Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker. Depok: FMIPAUI
Utomo, Suratmin.2012. Bahan Berbahaya Dan Beracun (B-3) Dan Keberadaannya
Di Dalam Limbah. Jakarta : Fakultas Teknik -Universitas Muhammadiyah
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2014 g Pengelolaan
Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun
Sentra Informasi Keracunan Nasional. 2016. Etanol. Ik.Pom.go.id (di akses October
2019)
25