DISUSUN OLEH :
FAISAL AMRULLOH
331510042
BEKASI
2019
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN
Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar tanpa ada paksaan dari pihak
manapun.
Faisal Amrulloh
NIM. 331510042
HALAMAN PENGESAHAN
Disusun oleh :
Faisal Amrulloh 331510042
Telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing
Pada tanggal 8 September 2019
Di Setujui Oleh :
Pembimbing Lapangan Penguji
Dosen Pembimbing
Puji syukur kita panjatkan kepada Alloh SWT karena atas rahmat, dan
karunia-NYA saya dapat melaksanakan kerja praktik dan menyelesaikan laporanya
dengan lancar. Saya juga ingin menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu dan membimbing saya selama masa kerja praktik dan penulisan
laporan pada :
1. Ketua Program Studi Teknik Lingkungan Universitas Pelita Bangsa Bapak Dodit
Ardiatma S.T., M. Sc.
2. Ibu Tyas Ismi Trialfhianty S.Pi., M. Sc. Selaku Dosen pembimbing kerja praktik.
3. Pimpinan PT. Medialab Indonesia Ibu Dian Komalari S.E.
4. Bapak M. Yauni Afrizal selaku pembimbingan lapangan di PT. Medialab
Indonesia.
5. Orang tua dan keluarga yang selalu memberikan dukungan berupa semangat, doa
dan materi;
Semoga laporan kerja praktek ini bermanfaat bagi saya sendiri sebagai penulis
dan juga para pembacanya
Faisal Amrulloh
NIM : 331510042
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Dari latar belakang yang telah ditulis diatas, penulis memberikan identifikasi
masalah yang akan dijadikan bahan penelitian sebagai berikut :
1) Pengelolaan limbah yang tidak sesuai dapat menimbulkan pencemaran pada
lingkungan.
2) Kurangnya tanggung jawab perusahaan merupakan faktor utama terjadinya
pencemaran lingkungan.
Adapun tujuan dari kegiatan kerja praktek yang dilakukan di PT. Medialab
Indonesia antara lain :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan mengenai latar belakang kerja praktek, Tujuan &
Manfaat kerja praktek, Metodologi kerja praktek, Sistematika penulisan
laporan kerja praktek.
BAB IV PELAKSANAAN
TINJAUAN PUSTAKA
Limbah padat berasal dari kegiatan industri dan domestik. Limbah domestik
pada umumnya berbentuk limbah padat rumah tangga, limbah padat kegiatan
perdagangan, perkantoran, peternakan, pertanian serta tempat-tempat umum. Jenis-
jenis limbah padat antara lain : kayu, kain, karet/kulit tiruan, plastik, metal,
gelas/kaca, organik, bakteri dan sebagainya.
Menurut UU No. 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah adalah sisa
kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat.
2. Limbah Cair
Limbah cair adalah sisa dari suatu hasil usaha dan/atau kegiatan yang
berwujud cair (PP 82 Tahun 2001). Segala jenis limbah yang berwujud cairan, berupa
air berserta buangan yang tercampur (tersuspensi) maupun terlarut dalam air.
3. Limbah Gas
Limbah gas adalah pencemar udara. Bahan-bahan yang terkandung di
dalamnya mengandung zat-zat berbahaya yang tidak baik bagi kesehatan lingkungan
sekitar (Fardiaz 1992). Limbah gas berasal dari alam seperti kebakaran hutan dan
letusan gunung berapi, tetapi untuk aat ini limbah gas lebih banyak berasal dari
industri, transportasi dan rumah tangga.
4. Limbah B3
Limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung
bahan berbahaya dan beracun yang karena sifat dan/atau konsentrasi dan/atau
jumlahnya, baik secara langsung ,maupun tidak langsung, dapat mencemarkan
dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau dapat membahayakan lingkungan
hidup, kesehatan kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lain. (PerMen LH
No. 03 Tahun 2008 tentang Tata Cara Perizinan Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun).
Limbah B3 dari sumber spesifik adalah limbah B3 yang berasal dari sisa
proses suatu industri dan/atau kegiatan secara spesifik dapat ditentukan..
d. Sangat mudah menyala (highly flammable), yaitu bahan yang memiliki titik
nyala 0-210C.
h. Beracun (moderately toxic), yaitu bahan yang bersifat racun bagi manusia
dan akan menyebabkan kematian atau sakit yang serius apabila masuk ke
dalam tubuh melalui pernafasan, kulit atau mulut.
i. Berbahaya (harmful), yaitu bahan baik padatan maupun cairan ataupun gas
yang jika terjadi kontak atau melalui inhalasi ataupun oral dapat
menyebabkan bahaya terhadap kesehatan sampai tingkat tertentu.
j. Korosif (corrosive), yaitu bahan yang menyebabkan iritasi pada kulit,
menyebabkan proses pengkaratan pada lempeng baja SAE 1020 dengan laju
korosi lebih besar dari 6,35 mm/tahun, atau mempunyai pH sama atau
kurang dari 2 untuk B3 bersifat asam dan sama atau lebih besar dari 12,5
untuk yang bersifat basa.
k. Bersifat iritasi (irritant), yaitu bahan padat atau cair yang jika terjadi kontak
secara langsung, dan apabila kontak tersebut terus menerus dengan kulit atau
selaput lendir dapat menyebabkan peradangan.
a. Klasifikasi I, meliputi :
- Bahan kimia atau sesuatu yang telah terbukti atau diduga keras dapat
menimbulkan bahaya yang fatal dan luas, secara langsung atau tidak
langsung, karena sangat sulit penanganan dan pengamanannya;
- Bahan kimia atau sesuatu yang baru yang belum dikenal dan patut diduga
menimbulkan bahaya.
- Bahan radiasi;
- Bahan beracun atau bahan lainnya yang mudah menguap dengan LD50 (rat)
kurang dari 500 mg/kg atau yang setara, mudah diabsorpsi kulit atau selaput
lendir;
- Bahan etilogik/biomedik;
- Gas atau cairan atau campurannya yang bertitik nyala kurang dari 350C;
- Bahan beracun dengan LD50 (rat) kurang dari 500 mg/kg atau setara tetapi
tidak mempunyai sifat seperti bahan beracun klasifikasi II;
- Bahan atau uapnya yang dapat menimbulkan iritasi atau sensitisasi, luka dan
nyeri;
- Gas atau cairan atau campurannya dengan bahan padat yang bertitik nyala
350Csampai 600C;
- Bahan beracun dengan LD50 (rat) diatas 500 mg/kg atau yang setara;
Mudah Meledak
Limbah B3 Reaktif
No. Simbol Keterangan
5
Limbah B3 Beracun
Limbah B3 Korosif
Limbah B3 Infeksius
a. Memiliki rancang bangun dan luas ruang penyimpanan yang sesuai dengan
jenis, karakteristik dan jumlah limbah B3 yang dihasilkan yang akan
disimpan;
b. Terlindung dari masuknya air hujan baik secara langsung maupun tidak
langsung;
c. Dibuat tanpa plafon dan memiliki ventilasi udara yang memadai (gambar 2)
untuk mencegah terjadinya akumulasi gas di dalam ruang penyimpanan,
serta memasang kasa atau bahan lain untuk mencegah masuknya burung atau
binatang kecil lainya di dalam ruang penyimpanan;
d. Memiliki saluran sistem penerangan (lampu/cahaya matahari) yang memadai
untuk operasional penggudangan atau inspeksi rutin. Jika menggunakan
lampu, maka lampu penerangan harus dipasang minimal 1 meter di atas
kemasan dengan sakelar (stop kontak harus terpasang di sisi luar ruangan;
e. Dilengkapi dengan sistem penangkal petir;
f. Pada bagian luar ruangan diberi penandaan (simbol) sesuai dengan tata cara
yang berlaku;
g. Lantai bangunan penyimpanan harus kedap air, tidak bergelombang, kuat
dan tidak retak. Lantai bagian dalam dibuat melandai turun ke arah bak
penampungan dengan kemiringan 1%. Pada bagian luar bangunan,
kemiringan lantai diatur sedemikian rupa sehingga air hujan dapat mengalir
kearah menjauhi bangunan penyimpanan. (gambar 3).